Share

Bab 4. Membangun Usaha

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 10:58:12

"Lantas, jika kamu wanita pilihan kedua orang tua Jeremy, kenapa? Toh saat ini aku yang menjadi istri Jeremy." Alka berbicara santai namun menusuk hati Diana.

Diana tersenyum getir dan menahan kesal. "Aku pikir kamu tidak bisa berbicara."

"Kamu pikir aku patung tidak bisa bicara?"

"Percaya diri sekali kamu dengan statusmu sebagai istri seorang Jeremy," cibir Diana, "tanpa kamu sadari siapa dirimu."

"Kenapa aku tidak boleh percaya diri? Aku menikah dengannya sah menurut hukum dan agama. Bukan menikah siri apalagi sebagai simpanan. Seperti kamu," ucap Alka dengan lantang.

Alka tahu sedikit mengenai Diana Rosita, wanita pilihan kedua orang tua Jeremy yang akan dijodohkan kepada pria yang saat ini sudah menjadi suami Alka. Diana adalah anak seorang pengusaha dan pejabat, namun kerap menjadi simpanan pria beristri. Itulah sebabnya Jeremy tidak mau dijodohkan dengan Diana. Sindiran yang dilemparkan oleh Alka tadi, membuat Diana naik pitam.

"Berani kamu menghina aku seperti itu!" hardik Diana.

"Itu faktanya kan?" Alka masih bersikap tenang dengan melihat raut wajah Diana yang berubah muram.

Diana mengetatkan rahangnya dan menatap tajam Alka. Ia merasa harga dirinya dijatuhkan oleh gadis yang telah menjadi istri Jeremy. Matanya beralih ke sebuah gelas yang masih penuh berisi jus jeruk. Diana meraih gelas itu lalu menyiramkan ke wajah Alka.

BYUR!

Alka terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Diana hingga bangkit dari duduknya.

"Alka!" Jeremy yang baru saja keluar bersama Kelvin berlari ke arah istrinya.

Aksi yang dilakukan oleh Diana barusan menarik perhatian para pengunjung kafe. Jeremy terkejut dengan kedatangan Diana yang telah memperlakukan istrinya secara tidak adil. Dia menatap tajam wanita yang hampir menjadi istrinya itu.

"Apa yang baru saja kamu lakukan kepada istriku?!" geram Jeremy.

Diana tersenyum miring menatap Jeremy. "Istrimu? Gadis miskin dan kampungan ini sudah merebutmu dariku. Seharusnya yang menjadi istrimu sekarang aku. Bukan dia."

"Seharusnya kamu sadar diri kenapa aku tidak mau menjadikanmu istriku!"

Jeremy menarik beberapa lembar tisu dari kotak yang ada di meja. Ia menyeka perlahan wajah sang istri yang basah karena ulah Diana. Melihat adegan itu, hati Diana merasa terbakar.

"Jeremy!" panggil Diana.

"Apa?" bentak Jeremy.

Alka terkejut dengan suara Jeremy yang meninggi. Selama mengenal Jeremy hingga menikah, Alka tidak pernah mendengar sang suami berbicara dengan suara tinggi. Sehingga ia terkejut ketika melihat ekspresi suaminya yang marah. Melihat Alka yang terkejut dengan tindakannya, Jeremy menghela napas.

"Maaf buat kamu kaget," ucap Jeremy.

Sedangkan Kelvin menarik tangan Diana dengan kasar untuk pergi dari sana. Ia tidak ingin wanita itu meneruskan aksi konyolnya. Diana berontak ditarik dengan kasar oleh Kelvin.

"Ayo keluar ikut aku," kata Kelvin menarik tangan Diana.

"Lepaskan!" teriak Diana, "aku belum selesai berurusan dengan mereka. Kenapa kamu ikut campur?"

"Diam!" bentak Kelvin.

Kelvin mengajak Diana pergi menjauh dari kafenya. Ia tidak ingin wanita itu berbuat semakin nekat lagi jika dibiarkan terus berada di sana bersama Jeremy dan Alka. Kelvin sendiri sudah cukup tahu bagaimana sikap Diana jika sudah mulai mencari ribut dengan orang lain.

Diana menghempaskan tangan Kelvin yang membelenggunya. "Apakah menurutmu wajar aku marah karena milikku direbut oleh wanita miskin yatim piatu itu? Jeremy harusnya menjadi milikku."

Kelvin melipat tangan di dadanya. "Terimalah kenyataan bahwa kamu tidak bisa bersanding dengan Jeremy. Meskipun kamu kaya raya dan berasal dari keluarga terpandang, namun kamu tidak memiliki perilaku yang baik seperti istri Jeremy. Jadi Jangan memaksakan dirimu untuk mencapai semua keinginanmu."

Setelah itu, Kelvin pergi dari hadapan Diana kembali menuju kafe tempat ia bekerja. Diana menatap punggung Kelvin yang perlahan menjauh. Ia berteriak melepaskan rasa emosi di dadanya.

...

"Kamu tidak apa-apa, Sayang? Dia tidak melukai kamu, kan?" tanya Jeremy penuh dengan kekhawatiran.

Alka menggeleng dan tersenyum. "Aku nggak apa-apa, Kak."

"Benar tidak apa-apa?" 

"Iya. Jangan khawatir."

***

Jeremy pulang kerja mengendarai sepeda motor berboncengan dengan Kelvin. Wajah kedua pria itu terlihat lesu dan tidak bercahaya. Yang paling jelas terlihat, raut wajah Kelvin seperti orang menahan kesal. Setelah kedua pria itu turun dari sepeda motor, Jeremy mengetuk pintu memanggil sang istri 

"Sayang! Aku pulang," panggil Jeremy.

Alka yang sedang memasak, menghentikan aktivitasnya ketika melihat sang suami telah pulang dari bekerja. Gadis itu membukakan pintu untuk suaminya dan menampilkan senyuman manis. Jeremy balas memberikan senyum kepada sang istri meskipun raut wajahnya sedikit berbeda.

"Mas sudah pulang?" Alka meraih tangan Jeremy dan menciumnya.

"Tolong ambilkan air minum, Sayang," pinta Jeremy.

Alka mengangguk. "Iya, Mas. Aku ambilkan."

Alka melihat di belakang Jeremy ada Kelvin yang pulang bersama. Alka meminta Kelvin untuk masuk dan duduk bersama Jeremy diruang tamu. Kemudian Alka pergi ke dapur untuk mengambil air minum dan menyeduh kopi.

"Nggak usah repot-repot, Alka," kata Kelvin yang melihat kalau kamu membawa dua cangkir kopi dan dua gelas air putih.

"Nggak apa-apa kok. Cuma air putih dan kopi," jawab Alka.

"Duduk sini, Sayang!" Jeremy menepuk sofa di samping kepada sang istri.

Alka menurut dan mengambil posisi duduk disamping Jeremy. Jeremy merangkul pundak sang istri dan mengecup kening Alka. Sepertinya Jeremy sedang meluapkan rasa lelahnya.

Alka menatap dalam wajah sang suami. Ia dapat melihat dengan jelas rasa lelah dan putus asa di sana. Sudah selama enam bulan ini, Jeremy dan Kelvin membangun usaha bersama. Banyak masalah, tantangan dan kendala yang mereka hadapi.

"Bagaimana hasil yang diperoleh, Mas?" tanya Alka.

"Kami hampir berhasil." Jeremy berbicara dengan ekspresi datar.

"Benar begitu?" Alka mengerutkan kening.

Jeremy mengangguk. "Ya."

Entah yang dikatakan oleh Jeremy benar atau tidak, Alka tidak tahu. Alka mengetahui bahwa suaminya itu meminjam uang di bank dengan jumlah yang cukup besar untuk modal usaha. Bahkan bulan yang lalu, Jeremy ditipu oleh salah seorang kenalannya. Uang telah diberikan untuk membayar tanah, ternyata tanah itu sedang dalam sengketa.

Alka mengingatkan sang suami agar jangan terjerat hutang. Alka sangatlah menghindari berhutang apalagi kepada rentenir. Sebab orang tua Alka telah menanamkan prinsip kepada putrinya supaya jangan sampai berhutang jika tidak memiliki apapun. Lebih baik mengumpulkan uang terlebih dahulu sedikit demi sedikit.

Dan melihat suaminya yang mengambil pinjaman ke bank untuk modal usaha, membuat Alka merasa tidak nyaman. Tetapi jika tidak nekat, Jeremy tidak akan bisa membuka usaha. Jeremy menenangkan hati sang istri agar jangan khawatir dan meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Suamimu sedikit pusing dengan kehidupan di sini. Jika seandainya kalian tidak pindah, dan tetap di Yogyakarta, Jeremy mungkin tidak bingung," celetuk Kelvin.

Jeremy melirik sinis Kelvin. "Siapa bilang aku bingung?"

"Lah! ... Kemarin kamu bilang," balas Kelvin.

"Bukan soal kehidupan yang membuat aku bingung dan pusing. Tapi soal membangun usaha ternyata aku tahu serumit ini," desah Jeremy.

Alka mengusap lengan sang suami. "Aku beritahu Mas tentang peribahasa negara Uganda. 'Anda tidak dapat mendaki puncak gunung tanpa menginjak rumput liar dengan kaki anda'. Artinya, meraih kesuksesan dalam hal apapun, seringkali melintasi segala rintangan yang harus dihadapi. Sebelum Mas membuat keputusan membangun usaha, Mas bilang sama aku kalau Mas mencari modalnya dengan meminjam dari bank. Mas sudah mengambil tantangan itu dan berkorban untuk mencapai tujuan. Jadi Mas harus semangat."

Kelvin tersenyum. "Nah! Kamu dikasih semangat tuh sama istrimu. Jangan menyerah! Ayo terus melaju!"

"Iya, Sayang. Terima kasih," ucap Jeremy.

Ia sedikit lebih lega setelah mendengarkan penuturan panjang dari sang istri. Jeremy yang tadinya tidak memiliki semangat untuk meneruskan usaha, seketika semangatnya bangkit setelah mendengarkan dukungan dari sang istri. Jeremy sangat bersyukur dan ia berpikir tidak salah memilih istri. Itu dia harus putus hubungan dengan orang tuanya.

"Aku di rumah selalu mendoakan semoga Mas dan Kak Kelvin, diberikan kelancaran dalam membangun usaha."

"Amin." Semua menjawab serentak.

"Sayang! Nanti malam jangan lupa ya." Jeremy mengedipkan sebelah matanya.

Kelvin melemparkan bantal dan menatap kesal Jeremy. "Mentang-mentang kamu sudah punya istri, jangan pamer ke aku yang jomblo ya."

"Makanya cepat punya istri. Jangan kelamaan jomblo terus. Mau jadi perjaka tua?" 

"Apa, Mas?" Alka menatap sang suami bingung.

"Kamu sudah selesai datang bulan, kan?"

"H-hah?!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 5. Hadiah Untuk Alka

    Jeremy pulang ke rumah dengan wajah yang berbinar cerah. Ia tidak sabar segera memberikan kejutan untuk sang istri. Sebuah hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari lalu, kini saatnya ia persembahkan kepada wanita belahan jiwanya."Sayang!" seru Jeremy."Iya, Mas. Sudah pulang?" Alka meletakkan selang dan mematikan kran air. Istri kesayangan Jeremy itu sedang menyiram tanaman bunga dan sayurannya."Aku punya hadiah untuk kamu," beritahu Jeremy sambil tersenyum lebar."Hadiah apa, Mas?" Alka penasaran."Coba tutup dulu matanya!" interupsi Jeremy.Alka mengerutkan kening. "Kenapa harus tutup mata segala, sih? Nggak usah aneh-aneh deh.""Bukan aneh-aneh kok, Sayang.""Benar?" tanya Alka tidak percaya.Jeremy mencubit gemas pipi Alka. "Iya. Coba tutup mata dulu. Kalau nggak tutup mata, nggak surprise dong."Akhirnya Alka menuruti Jeremy yang memintanya untuk menutupi mata. Alka merasa penasaran sekaligus cemas dengan kejutan yang akan diberikan oleh Jeremy. Disaat mata Alka tertutup, Jer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 6. Kecelakaan

    "Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy. Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman. "Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan. Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban." Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat. "Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya." "Terima kasih, Do

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 10. Mengunjungi Yang Tersayang

    Setelah kondisi Jeremy membaik dan dokter memperbolehkan Jeremy untuk pulang, pria itu memaksa kepada kedua orang tuanya untuk mengajak ia pergi ke makam Alka. Sejak dari beberapa hari lalu, Jeremy memaksa untuk mendatangi makam Alka. Namun Ayah dan ibunya mengatakan Jeremy harus dalam keadaan membaik dulu baru boleh mengunjungi makam istri tercinta. Di sore hari yang cerah, Jeremy berkunjung ke pusara yang bertuliskan nama sang istri dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga mawar berwarna merah, adalah bunga kesukaan Alka. Jeremy membeku ketika menatap gundukan tanah merah yang ia ketahui sebagai tempat istirahat terakhir sang istri. Tentu saja makam itu adalah makam palsu, karena Hasan telah membayar seseorang untuk membuat makam tersebut, dan diberi nisan bertuliskan nama lengkap Alka. Hasan dan Wilda telah menyiapkan itu jauh sebelum Jeremy sadar, sebagai bukti kepada Jeremy bahwa istrinya telah meninggal. Pria paruh baya yang masih se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 11. Depresi Akibat Kehilangan

    "Tuan Hasan! Nyonya Wilda!" panggil Mirna, ART keluarga Arthur dengan panik. "Apa, Bi?" sahut Hasan. pria paruh baya itu menatap heran pembantunya yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Hasan dan Wilda baru saja duduk di ruang makan, untuk memulai sesi sarapan pagi. Sebelum mereka melakukan sarapan, Wilda meminta Mirna untuk memanggil Jeremy yang masih belum keluar dari kamarnya. "Ada apa, Bi? Kok mukanya panik begitu?" tanya Wilda heran. "Itu, Tuan, nyonya, Tuan Jeremy ..." Mirna menunjuk ke arah lantai atas. "Jeremy kenapa?" desak Hasan. "Tuan Jeremy bersimbah darah di kamar mandi," jawab Art dengan gugup. Wilda terperangah dan menjatuhkan rahangnya. "Apa?!" Hasan dan Wilda segera berlari ke kamar mandi untuk melihat keadaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 12. Pernikahan Yang Tak Diinginkan

    Hari ini, tepat pernikahan Jeremy dan Diana akan digelar. Para tamu undangan yang merupakan kolega bisnis dari Hasan dan ayah Diana, turut hadir menyaksikan gelaran acara yang sakral tersebut. Para wartawan pun turut hadir untuk meliput berita pernikahan putra konglomerat Makassar. Diana tampil cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Sahabat dan teman sesama sosialita Diana pun ikut hadir. Kedua orang tua yang mendampingi Diana tersenyum bahagia melihat putrinya akan menikah. "Kamu cantik sekali hari ini, Sayang," kata Nana, ibu Diana. "Tentu saja aku cantik. Karena Mamaku cantik." "Bukan itu maksud Mama. Aura cantikmu itu terpancar dari dalam." "Ini hari bersejarah untukku. Dan aku berbahagia. Mungkin itu yang membuat aura cantikku terpancar." "Mama bersyukur karena telah diberikan umur panjang dan sehat oleh tuhan. Sehingga Mama dapat menyaksikan putri cantik Mama menikah," ucap Nana terharu. "Mama harus s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07

Bab terbaru

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 99. Suara Hati Dan Kejujuran

    "Jadi ... Diana mengatakan hal itu kepadamu tentang aku?" tanya Jeremy setelah mendengarkan semua penjelasan Alka. Alka menceritakan kedatangan Diana yang ingin menemui dirinya. Apa yang diucapkan oleh wanita itu, oleh Alka diungkapkan semuanya kepada Jeremy."Iya, Mas," jawab Alka."Lalu, apakah kamu percaya, dengan semua yang dikatakannya?"Jeremy menatap Alka yang berdiri di samping kaca jendela. Alka mengalihkan pandangan dari Jeremy dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Jeremy tersenyum sekilas melihat ekspresi wanita yang ia cintai. Iya berpikir, angka yang tengah dilanda kebimbangan akan melanjutkan hubungan mereka atau tidak, pasti terpengaruh oleh ucapan Diana.Jeremy bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati istrinya. Ia menarik pelan lengan Alka dan mengarahkannya untuk duduk di kursi kerjanya."Kamu duduk sini! Aku tunjukkan sesuatu," kata Jeremy.Alka tidak menolak permintaan pria itu. Sebaliknya, ia terlihat bingung dengan Jeremy. Apa yang hendak suaminya tunjukka

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 98. Istri Obat Penenang Hati

    Jeremy mengepalkan kedua tangan dengan erat, ketika melihat adegan demi adegan pada rekaman CCTV yang ditunjukkan oleh Kelvin. Netranya memancarkan sorot amarah yang besar. Dadanya kembang kempis naik turun seolah emosi yang ada dalam jiwanya akan meledak sebentar lagi. Rahang Jeremy mengeras saat mengetahui ada sosok yang ingin membunuh anaknya secara diam-diam.Kelvin memperhatikan raut wajah Jeremy sambil bergidik ngeri. Khawatir ia akan menjadi bahan pelampiasan amarah pria itu. Jeremy sangat menakutkan jika sedang marah."Kurang ajar!" umpat Jeremy, "berani sekali dia membunuh anakku!"Kelvin meneguk salivanya. "Dia melakukan itu, pasti bukan tanpa rencana. Entah siapa yang menyuruhnya, yang pasti dia dijanjikan sejumlah uang yang sangat besar."Jeremy mengalihkan pandangannya kepada Kelvin. Kelvin dengan gugup menunduk takut, dan tak berani menatap Jeremy. Jeremy berpikir, yang diucapkan oleh Kelvin sama dengan apa yang sempat ia duga. Namun Jeremy tak menyangka bahwa dugaannya

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 97. Rekaman CCTV

    Alka tercengang mendengar bahwa Diana marah kepada Jeremy hingga membakar rumah yang ia berada saat ini. Wanita berambut panjang sepinggang itu berpikir, bahwa ada masalah yang sangat kompleks di antara Jeremy dan Diana. Mereka berdua bertengkar hingga Diana murka."Setahu saya, dia itu melakukan keributan untuk mencari perhatian kepada Pak Jeremy. Diana dan pak Jeremy terus-menerus didesak oleh mertua Anda, agar mereka mau memiliki anak. Sedangkan Diana adalah wanita penganut child free, beritahu Mira. "Diana sebagai wanita karir yang sukses, menganggap bahwa anak hanya menyita kesibukannya dan membatasi ruang geraknya untuk berkarya. Wanita itu merasa lelah terus-terusan didesak oleh ibu Wilda," lanjut Mira."Hingga akhirnya, entah apa yang membuat Diana merasa kesal, ia ingin Pak Jeremy mau mencintai dirinya. Hingga ia tahu bahwa keberadaan rumah ini, dan dengan banyaknya kenangan-kenangan Anda yang disimpan oleh Pak Jeremy di sini. Membuat wanita itu murka. Maka dari itu ia memba

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 96. Maksud Kedatangan Diana

    "Diana?"Diana tersenyum simpul menatap Alka. "Aku pikir kamu lupa dengan aku.""Apa kamu datang ke sini ingin menemui Mas Jeremy? Mas Jeremy baru saja pergi ke bandara. Dia hendak bertolak ke Makassar," beritahu Alka."Kedatanganku ke sini, bukan semata hanya karena ingin bertemu dengan Jeremy. Tapi aku juga perlu bertemu dengan kamu," sahut Diana memainkan kukunya yang berwarna pink.Alka mengerutkan keningnya heran. Apa yang hendak dibahas oleh Diana kepadanya hingga wanita itu perlu merasa berbicara berdua. Alka memutuskan untuk duduk di sofa samping Diana."Apakah kita memiliki urusan?" tanya Alka."Sebenarnya tidak." Diana menggeleng. "Tapi, karena aku mendengar kabar duka bahwa anakmu meninggal, tidak salah 'kan, kalau aku turut bersimpati untuk mengucapkan duka cita?""Terima kasih." Alka memperhatikan tubuh Diana. Wanita itu memakai pakaian longgar berwarna putih. Meskipun menggunakan dress longgar, Alka tahu bahwa wanita itu tengah mengandung. Terlihat sedikit menonjol di b

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 95. Mencoba Ikhlas

    Alka tengah berdiam diri di dalam kamar yang menjadi tempat tidur putranya. Kamar yang disiapkan oleh Jeremy dirumah yang berada di jakarta. Sekaligus rumah yang menjadi saksi perjuangan Jeremy merintis usaha dan ditemani oleh Alka.Alka berdiam di sana, untuk mengenang putranya. Ia ingin merasakan keberadaan putranya dengan berada di sana walaupun hanya lewat halusinasi yang ia miliki. Alka membuka lemari pakaian, dan mengambil sehelai baju milik Naufal. Baju itu terdapat sobekan di bagian bahu."Ibu merindukan kamu, Sayang."Alka memeluk erat pakaian terakhir yang digunakan oleh putranya sebelum terjadinya peristiwa ambruknya Panti Asuhan itu. Sudah satu minggu berlalu, semenjak kepergian Naufal kepangkuan sang maha kuasa. Putranya yang kini telah berada di surga, dan tak bisa ia peluk lagi. Alka masih terus merasakan kekosongan yang dalam setelah kepergian Naufal. Ia sering kali terdiam dalam kesedihan, membiarkan air mata mengalir tanpa henti. Meskipun ia tahu bahwa Naufal kini

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 94

    "Mengapa bukan ibu kamu yang merasakannya Jeremy?" tanya Hermin dengan nada yang dingin dan datar. Wilda menatap nyalang wanita yang merupakan mantan istri Hasan sebelum dirinya. Ia mengetatkan rahangnya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Hermin. Wilda merasa bahwa, kalimat Hermin merendahkan dirinya.Jeremy tersenyum menanggapi pertanyaan bernada tak suka dari ibu tirinya itu. Ia cukup tahu bagaimana perasaan Hermin. Wanita itu pasti pernah mengharapkan agar ia mati. Supaya Wilda dapat merasakan hal yang sama dengan Hermin."Karmanya tidak berlaku untuk ibuku. Tetapi berlaku padaku," jawab Jeremy.Hermin tertawa miris sekaligus menatap sinis pada Wilda. "Tetapi menurutku, ini tidak adil. Karena ada seorang wanita berhati tulus yang tak bersalah harus menanggung ini semua.""Apa maksud ucapanmu?" sambar Wilda , "Berhenti bicara omong kosong! Tidak ada karma apapun yang harus ditanggung anakku. Sebaliknya, istri Jeremy lah yang tidak becus mengurus anaknya.""Kamu sebenci itu

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 93. Ibu Tiri Datang Lagi

    Hari ini pemakaman Naufal digelar. Suasana duka menyelimuti areal pemakaman. Jeremy ikut turun ke liang lahat untuk menurunkan tubuh Sang putra ke bumi. Jeremy juga mengajani putranya. Sedangkan Alka tak henti-hentinya menangisi kepergian sang buah hati. Ia dirangkul oleh kedua sahabatnya bersama dengan kakak sepupunya, Nena. Nena baru saja tiba kemarin sore dari Yogyakarta setelah dikabari oleh Jeremy."Sudah ... jangan menangis. ikhlaskan dia. Kalau kamu seperti ini, dia tidak akan bisa tenang di sana.Wilda, ibu Jeremy, pun turut hadir di prosesi pemakaman cucunya. Ia sengaja datang dari Makassar setelah menelpon putranya. Jika seandainya Jeremy tidak ia tanya mengapa tidak pernah mengabarinya, mungkin ia tidak akan tahu bahwa cucunya meninggal. Wilda tahu bahwa Jeremy marah sikapnya beberapa waktu lalu saat mengancam Alka menggunakan Naufal.Wilda berdiri tak jauh dari Alka. Wanita paruh baya itu melirik sinis kepada Alka. Lirikan itu dapat ditangkap oleh Nena. Nena mendengus ke

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 92. Saat Terakhir

    "Keracunan makanan?" tanya Jeremy mengulang penuturan sang dokter."Benar. Di lambungnya terdapat sebuah racun sianida," jelas dokter.Jeremy merasakan kepalanya pening. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh Kelvin yang berdiri di belakangnya. Jeremy mencoba menguatkan hati dan dirinya. Karena jika ia terus seperti ini, tak akan ada yang menguatkan Alka."Memangnya Naufal makan apa?" tanya Kelvin."Semalam ia menyantap hidangan yang dibuat oleh dapur rumah sakit ini untuk makan malam. Ibunya yang menyuapi," jawab Jeremy dengan lesu. "Apakah makanan yang disantap anakmu masih ada sisa? Jika ada, bisa diperiksa itu mengandung racun atau tidak," usul Kelvin."Kami akan meminta tim kami untuk melakukan pemeriksaan pada sisa makanan yang terdapat di dapur rumah sakit. Jika ada sisa, kemungkinan itu masih ada di kotak sampah," sahut dokter."Segera lakukan dokter!" perintah Kelvin, "saya juga akan memeriksa CCTV rumah sakit ini. Siapa tahu kami bisa menemukan seseorang yang

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 91. Autopsi atau Visum

    "Naufal, Mas. Bagaimana ini, Mas?" tangis Alka seketika pecah setelah lama coba ia tahan. Jeremy berusaha untuk tenang dan menekan tombol di samping ranjang putranya untuk memanggil dokter. Alka tak henti-hentinya memanggil nama Naufal dan mengguncang tubuh putranya yang tak bergerak sedikitpun. Disaat yang tegang, Kelvin, datang untuk menjenguk Naufal, sekaligus mengantarkan berkas untuk Jeremy tandatangani. "Ada apa kalian berdua jadi panik begitu?" tanya Kelvin dengan raut wajah bingung. "Naufal tidak bernapas. Denyut nadinya pun tak ada," jawab Jeremy dengan wajah frustasi. Kelvin membelalakkan matanya. "Serius?" Suara pintu terbuka dan menampilkan kedatangan dokter untuk memeriksa Naufal. Alka yang melihat kedatangan dokter, langsung melangkah mendekati. "Dokter! Tolong periksa anak saya! Kenapa dia tidak bergerak? Dia juga tidak bernafas," ujar Alka sambil menangis. Dokter yang terkejut mendengar penuturan Alka, kemudian dengan cepat mengambil stetoskop yang ada di kanton

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status