Share

Bab 3. Pindah ke Jakarta

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 10:49:43

Setelah Alka dan Jeremy resmi menikah, keduanya lalu pindah ke Jakarta. Mereka menyewa sebuah kontrakan yang lumayan kecil. Sebelum mereka berangkat ke Jakarta, Alka dan Jeremy terlebih dahulu bekerja ikut panen cabai selama satu minggu. 

Sebelum memutuskan untuk pindah ke Jakarta, Jeremy dan Alka terlibat pertengkaran kecil terlebih dahulu. Sebabnya, Alka tidak mau diajak pindah ke Jakarta. Biaya hidup di Jakarta sangatlah mahal. Tidak seperti di Yogyakarta terutama tinggal di pedesaan.

Menurut data statistik pemerintah, biaya hidup di Yogyakarta adalah yang paling termurah sekitar 2,9 juta per bulan. Biaya sebesar itu, untuk mahasiswa dan pekerja yang menyewa tempat tinggal. Jika tinggal di desa, pengeluaran keuangan akan lebih murah lagi. 

Keputusan untuk pindah ke Jakarta, bukanlah perkara yang mudah bagi Alka. Ia sendiri tidak tahu apakah bisa mengatur keuangan di Jakarta. Terlebih lagi Jeremy saat ini belum mendapatkan pekerjaan.

"Maaf ya, Sayang. Kita hanya bisa menyewa rumah sekecil ini. Tapi aku berjanji akan bekerja keras agar bisa membeli rumah yang lebih luas dari ini," kata Jeremy.

Alka tersenyum tulus. "Nggak apa-apa, Mas. Besar atau kecil sebuah rumah, yang terpenting kita tidak kehujanan dan kepanasan."

Jeremy tersenyum. "Terima kasih atas pengertiannya, Sayang." Alka mengangguk.

 "Aku nggak tahu, bisa mengatur keuangan di sini atau tidak. Jakarta tidak sama dengan Yogyakarta. Kalau didesa, walaupun penghasilannya sedikit, kita pasti bisa menabung walau dalam waktu yang lama. Sedangkan disini, banyak orang yang masih mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup karena gaji perbulannya tidak mencukupi," tutur Alka.

Jeremy menghela napas mendengar keluh kesah Alka. Pria itu sudah menebak, pasti istrinya akan berpikir demikian. Ia sedikit menyesal karena telah memaksa Alka pindah ke Jakarta. Tetapi Jeremy tetap harus melakukan itu karena ia memiliki sebuah rencana yang telah ia rancang untuk masa depannya bersama Alka. 

"Aku minta maaf, Sayang. Seandainya aku memiliki pekerjaan tetap, kamu mungkin tidak akan bingung seperti ini," ujar Jeremy. 

"Nggak apa-apa, Mas. Aku bisa mengerti keadaan suamiku. Lagi pula jika bukan karena cita-citamu untuk masa depan kita, Mas juga tidak akan mungkin pindah ke sini kan?" 

Jeremy mengangguk. "Iya, Sayang. Kamu benar." 

Maksud dari Jeremy mengajak Alka pindah ke Jakarta, Jeremy ingin menemui sahabatnya yang bernama Kelvin. Ia ingin mengajak sang sahabat untuk membuka usaha bersama. Sebuah usaha yang membutuhkan modal besar, namun juga memberikan keuntungan yang besar pula. 

Jeremy memiliki sebuah pemikiran yang cukup dalam. Jika suatu saat nanti ia dan Alka memiliki anak, kebutuhan akan pengeluaran semakin besar. Oleh karena itulah Jeremy berniat ingin segera keluar dari segala kesulitan yang ada saat ini.

 "Oh iya, Mas." Alka memberikan sebuah buku tabungan miliknya kepada sang suami.

 "Kenapa, Sayang?" Jeremy mengerutkan kening. 

"Ini buku tabunganku. Mas gunakan ini untuk tambahan modal usaha," ujar Alka. 

"Kenapa kamu berikan ke Mas? Maaf Mas nggak bisa pakai. Kamu simpan saja untuk keperluanmu sendiri," tolak Jeremy.

 "Nggak apa-apa, Mas. Mas pakai aja ya."

 Jeremy akhirnya terpaksa menerima buku tabungan milik Alka. Dalam hati ia berjanji, ketika nanti ia telah menghasilkan uang, Jeremy akan mengembalikan uang tabungan milik sang istri yang telah dikumpulkan cukup lama. Mulai saat ini, Jeremy harus memiliki tekad yang kuat untuk menjadi sukses.

 "Mas mau ketemu sama sahabatnya Mas kapan?" tanya Alka penasaran. 

"Sore ini, Sayang. Sama kamu, ya." 

"Iya, Mas. Semangat, ya." Alka tersenyum hangat. 

Jeremy membelai lembut pipi sang istri. "Terima kasih, Sayang. Maaf untuk beberapa bulan ke depan, kita akan sedikit berhemat. Ini tidak akan lama. Aku janji." 

"Iya, Mas. Aku juga akan bantu Mas buat jualan kecil-kecilan di depan rumah. Lagi pula aku juga terbiasa hidup sederhana di desa." 

Meskipun saat ini Jeremy tengah tidak memiliki cukup uang untuk biaya hidup beberapa bulan ke depan, Jeremy cukup bersyukur karena sang istri telah mengerti keadaannya. Ia tidak menyesal kehilangan semua fasilitas yang telah dicabut oleh ayahnya. Beruntung sebelum sang ayah menyita semua kartu yang ia miliki, Jeremy telah mengambil beberapa persen dari uang yang tersimpan di dalam kartu itu. Jeremy gunakan uang itu untuk membeli tiket pesawat terbang ke Yogyakarta dan sisanya ia gunakan untuk hidup bersama Alka.

 Saat Jeremy mengajak Alka pindah ke Jakarta, Alka menolak dengan tegas dan meminta Jeremy agar mau menetap di Yogyakarta dan bekerja sebagai buruh serabutan. Alka tidak mempermasalahkan gaji kecil, yang penting halal dan berkah. Tetapi Jeremy tidak mau melakukan pekerjaan itu. 

Bukan karena Jeremy gengsi. Membayangkan bahwa ia harus bekerja keras seperti itu, Jeremy tidak sanggup. Bagaimana nanti jika Jeremy bertemu kembali dengan orang tuanya dan menjadi bahan tertawaan. Kedua orang tua Jeremy akan bertepuk tangan melihat anak mereka menderita. Itu yang Jeremy tidak mau.

 "Mungkin akan banyak rintangan dan cobaan yang kita jalani. Aku mohon doa dari kamu ya, Sayang. Aku ingin menunjukkan kepada kedua orang tuaku, bahwa aku bersikukuh untuk jalan hidupku. Sekaligus, aku ingin menunjukkan, tanpa mereka aku bisa sukses."

Alka mengangguk. "Iya, Mas. Insya Allah aku akan selalu doakan yang terbaik untuk suamiku." 

"Terima kasih, istriku Sayang."

***

Sore hari setelah Alka dan Jeremy selesai melakukan pindahan, Jeremy mengajak sang istri untuk bertemu dengan sahabatnya, Kelvin. Jeremy mengajak Kelvin bertemu dan Kelvin setuju. Kelvin mengirimkan lokasi tempat kerjanya dan meminta Jeremy untuk datang ke sebuah kafe.

"Apa ini tempatnya, Mas?" tanya Alka ketika sampai di sebuah kafe.

"Kayanya sih ini. Aku periksa titik lokasinya juga benar. Tapi mana Kelvin?" Jeremy mengedarkan pandangan mencari sosok sang sahabat.

"Hei, bro!" seru seorang pria dari kejauhan berjalan mendekati Jeremy.

Jeremy tersenyum menyambut Kelvin. Mereka berpelukan satu sama lain. Mereka sudah sangat lama tidak bertemu sehingga sangat antusias terhadap pertemuan sore ini. Jeremy lalu memperkenalkan Alka kepada sahabatnya.

"Perkenalkan. Ini istriku," kata Jeremy.

Kelvin terbelalak. "Hah?!"

Alka mengulurkan tangan untuk menyalami pria sahabat suaminya tersebut. "Alka."

"Kelvin."

Kelvin lalu melemparkan tatapan sinis kepada Jeremy. "Wah ... Gitu ya ... Nikah, tapi sahabat sendiri nggak diundang?"

Jeremy hanya tertawa menanggapi. Kelvin lalu mengajak Jeremy untuk pergi ke ruangannya mengobrol bersama. Jeremy mengajak Alka, namun Alka menolak. Ia memilih untuk membiarkan suaminya itu mengobrol berdua saja dengan Kelvin.

"Kamu ini! Aku ini masih kamu anggap sahabat apa nggak sih? Masa kamu nikah aku nggak diundang," protes Kelvin.

"Maaf," jawab Jeremy.

Saat ini, Kelvin dan Jeremy berada di ruang VVIP. Alka tidak ingin ikut masuk dan memilih duduk kursi kafe yang berada di luar, sambil menikmati hidangan kue dan jus jeruk yang dipesankan sang suami. Kelvin yang baru mengetahui Jeremy membawa seorang wanita yang ia sebut sebagai istrinya saat diperkenalkan oleh Jeremy tadi, terlihat kesal.

"Aku menikah di KUA. Tidak ada pesta."

"Masa sih? Kamu itu kan orang kaya. Masa iya menikah tanpa pesta meriah?" 

Kelvin heran dan tidak percaya dengan ucapan Jeremy. Hampir seluruh orang di penjuru negeri tahu, bahwa keluarga Jeremy adalah keluarga kaya raya dan pebisnis. Karena tidak mungkin jika Jeremy menikah dengan sederhana.

Jeremy menghela napas. "Wanita yang sudah menjadi istriku sekarang, tidak diterima kehadirannya oleh kedua orang tuaku."

"Karena?" Kelvin mengerutkan kening.

Jeremy menceritakan secara gamblang dan jujur tanpa ada yang ditutupi satupun olehnya kepada sang sahabat. Apa yang membuatnya memilih untuk menikahi Alka. Apa yang membuatnya menolak jodoh yang telah diberikan oleh orang tua. Jeremy pun mengatakan bahwa ia kehilangan banyak aset karena disita oleh sang ayah.

"Jadi sekarang kamu tidak punya pekerjaan?" tanya Kelvin.

"Ya." Jeremy mengangguk. 

"Kalau kamu tidak memiliki pekerjaan, bagaimana kamu mau menafkahi istrimu? Memangnya kamu kenyang makan cinta?"

"Aku juga sedang memikirkan pekerjaan agar bisa menafkahi istriku," jawab Jeremy.

"Minimal, kamu harus punya pekerjaan dulu jika kamu ingin menikahi gadis pujaanmu. Memangnya kamu kenyang makan cinta?"

Jeremy diam dan berusaha untuk tidak tersinggung dengan sindiran Kelvin.

"Kelvin! Maksud kedatangan aku ke sini, aku ingin meminta bantuanmu. Aku ingin membangun usaha. Aku bertekad menunjukkan kepada orang tuaku, bahwa aku bisa melangkah sukses tanpa dukungan dan bantuan dari mereka. Apa kamu bersedia?"

"Memangnya kamu punya modal?"

"Aku nggak punya modal. Tapi aku berencana mengajukan pinjaman ke bank."

Kelvin diam dan berpikir sejenak. Ia sedang memiliki rencana untuk mengembangkan usaha kafe miliknya. Tapi untuk menolak ajakan Jeremy, rasanya tidak enak hati karena dulu sahabatnya ini telah menolongnya dari kesulitan. Jeremy saat ini pasti butuh dukungan untuk bangkit 

Kelvin mengetuk-ngetuk dagunya. "Memangnya kamu mau buka usaha apa?"

"Properti," jawab Jeremy.

"Properti ya. Oke. Kamu cari pinjaman ke bank, nanti kalau kurang aku jualkan tanah punyaku yang di Surabaya." Kelvin menyetujui.

"Nanti aku akan membantu kamu untuk melakukan riset pasar, dan aku bantu carikan tambahan modalnya. Kamu dulu pernah menyelamatkan kedua orang tuaku. Kamu bantu operasi orang tuaku. Hingga sampai sekarang, aku masih memiliki mereka. Tentu aku akan membantumu."

**

Seorang wanita menggunakan kacamata hitam dan berdiam diri di dalam mobil mengawasi Alka yang sedang menikmati jus jeruk di teras cafe. Terpancar sorot mata kebencian dan penuh dendam di balik kacamata hitam yang ia gunakan. Ada segumpal kemarahan yang besar di dalam dadanya.

"Jadi itu gadis yang dimaksud oleh Pak Hasan. Gadis miskin yatim piatu yang merebut Jeremy dariku."

"Ternyata tampangnya biasa-biasa saja selain miskin. Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Jeremy memilih wanita itu daripada aku."

Melihat Alka sendirian tanpa ditemani oleh siapapun, wanita itu berniat untuk menemui gadis itu. Ia merasa kalah saing dengan Alka yang menurutnya tidak memiliki keistimewaan apapun namun bisa memiliki Jeremy. Sedangkan dia sendiri yang merasa bagai orang yang memiliki segalanya tidak bisa memiliki Jeremy. Setelah lama berpikir, ia akhirnya turun dari mobil, dan mendekati Alka 

"Halo Alka!" sapa wanita itu seraya mendekat.

"Ya?" Alka mengerutkan kening melihat wanita yang menemuinya dengan tatapan aneh, "maaf? anda siapa?"

"Perkenalkan! Aku Diana. Calon istri dari pria yang sekarang menjadi suamimu, yang telah dipilih oleh kedua orang tua Jeremy," ucapnya penuh percaya diri.

"Apa?!" Alka terkejut.

"Jadi ini ... wanita pilihan kedua orang tua Jeremy. Mau apa dia mendatangiku? Apakah dia menemuiku atau permintaan dari mertuaku?" batin Alka.

Bab terkait

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 4. Membangun Usaha

    "Lantas, jika kamu wanita pilihan kedua orang tua Jeremy, kenapa? Toh saat ini aku yang menjadi istri Jeremy." Alka berbicara santai namun menusuk hati Diana.Diana tersenyum getir dan menahan kesal. "Aku pikir kamu tidak bisa berbicara.""Kamu pikir aku patung tidak bisa bicara?""Percaya diri sekali kamu dengan statusmu sebagai istri seorang Jeremy," cibir Diana, "tanpa kamu sadari siapa dirimu.""Kenapa aku tidak boleh percaya diri? Aku menikah dengannya sah menurut hukum dan agama. Bukan menikah siri apalagi sebagai simpanan. Seperti kamu," ucap Alka dengan lantang.Alka tahu sedikit mengenai Diana Rosita, wanita pilihan kedua orang tua Jeremy yang akan dijodohkan kepada pria yang saat ini sudah menjadi suami Alka. Diana adalah anak seorang pengusaha dan pejabat, namun kerap menjadi simpanan pria beristri. Itulah sebabnya Jeremy tidak mau dijodohkan dengan Diana. Sindiran yang dilemparkan oleh Alka tadi, membuat Diana naik pitam."Berani kamu menghina aku seperti itu!" hardik Dian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 5. Hadiah Untuk Alka

    Jeremy pulang ke rumah dengan wajah yang berbinar cerah. Ia tidak sabar segera memberikan kejutan untuk sang istri. Sebuah hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari lalu, kini saatnya ia persembahkan kepada wanita belahan jiwanya."Sayang!" seru Jeremy."Iya, Mas. Sudah pulang?" Alka meletakkan selang dan mematikan kran air. Istri kesayangan Jeremy itu sedang menyiram tanaman bunga dan sayurannya."Aku punya hadiah untuk kamu," beritahu Jeremy sambil tersenyum lebar."Hadiah apa, Mas?" Alka penasaran."Coba tutup dulu matanya!" interupsi Jeremy.Alka mengerutkan kening. "Kenapa harus tutup mata segala, sih? Nggak usah aneh-aneh deh.""Bukan aneh-aneh kok, Sayang.""Benar?" tanya Alka tidak percaya.Jeremy mencubit gemas pipi Alka. "Iya. Coba tutup mata dulu. Kalau nggak tutup mata, nggak surprise dong."Akhirnya Alka menuruti Jeremy yang memintanya untuk menutupi mata. Alka merasa penasaran sekaligus cemas dengan kejutan yang akan diberikan oleh Jeremy. Disaat mata Alka tertutup, Jer

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 6. Kecelakaan

    "Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy. Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman. "Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan. Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban." Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat. "Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya." "Terima kasih, Do

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 10. Mengunjungi Yang Tersayang

    Setelah kondisi Jeremy membaik dan dokter memperbolehkan Jeremy untuk pulang, pria itu memaksa kepada kedua orang tuanya untuk mengajak ia pergi ke makam Alka. Sejak dari beberapa hari lalu, Jeremy memaksa untuk mendatangi makam Alka. Namun Ayah dan ibunya mengatakan Jeremy harus dalam keadaan membaik dulu baru boleh mengunjungi makam istri tercinta. Di sore hari yang cerah, Jeremy berkunjung ke pusara yang bertuliskan nama sang istri dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga mawar berwarna merah, adalah bunga kesukaan Alka. Jeremy membeku ketika menatap gundukan tanah merah yang ia ketahui sebagai tempat istirahat terakhir sang istri. Tentu saja makam itu adalah makam palsu, karena Hasan telah membayar seseorang untuk membuat makam tersebut, dan diberi nisan bertuliskan nama lengkap Alka. Hasan dan Wilda telah menyiapkan itu jauh sebelum Jeremy sadar, sebagai bukti kepada Jeremy bahwa istrinya telah meninggal. Pria paruh baya yang masih se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 11. Depresi Akibat Kehilangan

    "Tuan Hasan! Nyonya Wilda!" panggil Mirna, ART keluarga Arthur dengan panik. "Apa, Bi?" sahut Hasan. pria paruh baya itu menatap heran pembantunya yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Hasan dan Wilda baru saja duduk di ruang makan, untuk memulai sesi sarapan pagi. Sebelum mereka melakukan sarapan, Wilda meminta Mirna untuk memanggil Jeremy yang masih belum keluar dari kamarnya. "Ada apa, Bi? Kok mukanya panik begitu?" tanya Wilda heran. "Itu, Tuan, nyonya, Tuan Jeremy ..." Mirna menunjuk ke arah lantai atas. "Jeremy kenapa?" desak Hasan. "Tuan Jeremy bersimbah darah di kamar mandi," jawab Art dengan gugup. Wilda terperangah dan menjatuhkan rahangnya. "Apa?!" Hasan dan Wilda segera berlari ke kamar mandi untuk melihat keadaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 42. Dalang Penyebab Kecelakaan

    Jeremy duduk dengan tenang bersandar di kursi kebesarannya. Sama seperti kemarin, iya masih berada di Makassar menangani perusahaan keluarga. Netra Jeremy terlihat sendu menyimpan kesedihan dan kerinduan yang amat dalam. Di tangannya terdapat selembar foto yang sedang ia pandangi. Foto itu adalah foto milik Alka. Istri yang sangat ia cintai. Wanita yang menjadi belahan jiwanya.Hati Jeremy terasa hangat dan damai menatap senyuman sang istri di foto tersebut. Kedamaian yang telah lama tidak Jeremi rasakan, kini hadir kembali walau hanya melihat foto itu. Dan tak dapat dipungkiri, hanya Alka lah yang membuat Jeremy merasa hati damai dan tenang.Bibir Jeremy melengkung ke atas melihat potret bahagia alka. Seorang anak desa yang bahagia bermain dengan hujan salju.Jeremy sudah tahu bahwa Alka berada di Polandia. Ia mencoba mencari tahu lewat temannya yang bekerja di imigrasi untuk melacak keberadaan istrinya itu.Ucapan Nena beberapa hari lalu saat Jeremy berkunjung ke Yogyakarta, membu

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 41. Pernah Menikah

    "Jadi, kamu sudah pernah menikah dan memiliki satu anak?" tanya Hendra kepada Alka.Alka mengangguk. "Iya. Sekarang anakku sudah besar. 2 bulan yang lalu, dia menginjak usia 5 tahun."Hendra mengajak Alka makan siang berdua di sebuah outdoor cafe yang terletak di jantung kota Warsawa. Hendra menanyakan mengenai keluarga Alka setelah pria itu menceritakan tentang keluarganya. Alka menceritakan kepada Hendra tentang keluarganya dan statusnya yang pernah menikah. Alka juga menceritakan bahwa ia telah berpisah dari suaminya."Anakmu laki-laki atau perempuan?" tanya Hendra penasaran."Laki-laki," jawab Alka."Kenapa kamu titipkan anakmu di panti asuhan? Memangnya tidak ada saudaramu?"Hendra mendengar bahwa Alka menitipkan putranya di panti asuhan. Alka lakukan itu, sebelum ia memutuskan merantau ke Eropa."Saudaraku banyak. Tapi jauh semua. Paling dekat kakak sepupuku. Tapi karena dia mengalami kesulitan ekonomi, serta harus merawat mertuanya yang sakit, jadi aku nggak tega harus menamba

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 40. Rahasia Yang Ingin Diungkap

    Jeremy menatap lekat sang ibu yang melakukan aktivitas merapikan tanaman bunga di dekat jendela dekat balkon. Wilda terlihat serius dan begitu hati-hati menggunting bunga dan daun yang telah kering.Setelah pulang dari Yogyakarta, Jeremy memutuskan untuk terbang ke Makassar karena ingin menanyakan sesuatu hal kepada ibunya. Ia ingin tahu apakah ibunya mau jujur atau tidak. Ia juga ingin tahu apakah ibunya mengetahui penyebab kecelakaan yang menimpanya. Bagaimana cara ibunya mengusir Alka yang baru saja bangun dan masih dalam keadaan lemah.Cukup lama Jeremy berdiam diri, akhirnya pria itu melangkahkan kaki mendekati sang ibu. Wilda terkejut melihat kedatangan Jeremy yang tiba-tiba. "Jeremy? Kapan kamu datang?" "Barusan, Ma.""Apa ada masalah di perusahaan, Nak?""Tidak ada sebenarnya. Cuma ya ... aku pikir, alangkah lebih baiknya 3 hari aku di sini, dan 4 hari aku di Jakarta.""Selalu bersama Diana? Diana kan ada di Surabaya? Kamu tidak meluangkan waktumu hanya sehari saja ke Surab

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 39. Dia Masih Hidup

    "Mbak Nena!" panggil Jeremy terhadap seorang wanita yang sedang berjongkok mengambil beberapa lembar daun kucai di pot menggunakan gunting.Wanita yang dipanggil Nena oleh Jeremy, menoleh kepada Jeremy yang memanggilnya. Nena kemudian berdiri dan menatap tidak bersahabat kepada Jeremy. Jeremy datang ke rumah Nena bersama dengan Kelvin."Jeremy? Mau apa kamu ke sini?" tanya Nena dengan nada ketus."Aku ke sini, ingin mencari Alka, Mbak," ucap Jeremy.Nena tertawa kecil mendengar ucapan Jeremy. "Setelah apa yang dilakukan oleh ibumu kepada adikku, dan kamu yang telah membuat adikku hancur, kamu ingin mencarinya? Percuma. Kamu tidak akan menemukannya di sini.""Aku minta maaf karena aku tidak bisa melindungi Alka. Aku menyesal dan aku merasa bersalah karena aku tidak bisa melindungi istriku hingga ia meninggal."Nena menatap tajam Jeremy. "Apa katamu? Alka meninggal? Jangan sembarangan bicara kamu Jeremy."Selama ini, Nena menganggap bahwa Jeremy telah melupakan adiknya dan membuangnya b

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 38. Toko Perhiasan

    Alka saat ini tengah menemani sahabatnya, Nur membeli cincin di toko perhiasan di pusat kota. Model perhiasan yang terpajang di etalase toko sangat indah. Desain yang sederhana namun mewah, membuat Nur kebingungan untuk memilih."Aku yang ini cocok nggak ya?" tanya Nur kepada Alka sambil menunjuk ke arah cincin bermata berlian berwarna merah muda."Nggak kebesaran? Kamu pernah bilang ke aku kalau kamu nggak suka dengan perhiasan yang bervolume besar," kata Alka."Iya, sih. Tapi aku suka warnanya.""Warna itu memang cocok di kulitmu. Coba tanyakan kepada penjualnya! Mungkin mereka punya yang warna itu dan ukuran yang lebih kecil."Nur kemudian meminta tolong kepada penjualnya untuk menunjukkan cincin berlian dengan model dan warna berlian yang sama, namun lebih kecil ukuran plat ring, dan berat berliannya. Sembari menunggu Nur mendapatkan cincin yang ia inginkan, Alka melihat-lihat koleksi perhiasan yang ada di sana. Alka terkagum melihat berbagai model perhiasan yang terpajang. Tidak

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 37. Fakta Tentang Alka

    "Bagaimana mungkin bisa begitu?" tanya Jeremy dengan wajah bingung.Pria itu terlihat tidak terima mendengar kabar dari Kelvin bahwa makam istrinya palsu. Yang menguburkan istri tercintanya adalah kedua orang tuanya. Apakah mungkin, kedua orang tua Jeremy membohonginya?Jeremi yakin ini adalah suatu kebohongan untuk membuat dirinya stres. Tidak mungkin makam Alka fiktif."Mereka mengirimkan video kepadaku."Kelvin menunjukkan ponselnya kepada Jeremy. Dalam video itu terlihat tugas makam juru kunci dan pemerintah daerah melakukan pengecekan data-data dari makam yang ada di sana. Berkas ditunjukkan bahwa, tidak ada satupun nama Alka yang tertera dan terdaftar di situ."Setiap makam fiktif yang tidak terdaftar di data pemerintah daerah, mereka melakukan pengecekan dengan membuktikan bahwa makam itu palsu atau tidak, dengan cara menusukkan besi sepanjang 3 meter. Dan besi itu mengalami kebengkokan berarti memang itu makam fiktif. Dan makan itu juga sama terjadi dengan gundukan tanah yang

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 36. Pesta Kemenangan

    Hari ini merupakan hari yang penuh kegembiraan karena diadakan sebuah pesta meriah untuk merayakan kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih. Suasana penuh semangat terasa di udara, dengan ratusan orang berkumpul untuk memberikan selamat kepada Iqbal atas pencapaiannya yang luar biasa. Di tengah gemerlapnya pesta, Iqbal memberikan pidato yang menginspirasi tentang rencananya untuk memajukan daerah ini. Ia berjanji akan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki infrastruktur yang ada, dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan penuh antusiasme, Iqbal menyatakan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Jeremy, Diana, dan Kelvin turut serta dalam perayaan pesta kemenangan tersebut. Jeremy tersenyum sinis kepada Iqbal yang tak henti-hentinya menampilkan raut bahagia. Kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri. Meskipun ia berlaku curang dibelakang layar, ia tersenyum puas karena salah sa

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 35. Kemenangan

    Seminggu setelah Jeremy melakukan pengancaman akan membunuh Rangga kepada Diana, Diana akhirnya benar-benar mencabut laporan KDRT yang dilakukan oleh Jeremy. Selain karena Diana tidak ingin kehilangan Rangga, Diana juga tidak ingin ayahnya mengalami kekalahan dalam pemilihan gubernur. Tetapi ada satu hal yang membuat Diana merasa kesal. Rangga sedikit berubah kepadanya. Bahkan pada malam dimana Jeremy batal menembak Rangga, Rangga yang memeluk Nisa dengan erat karena ketakutan, membuat Diana terbakar api cemburu. Dan saat Diana mengajak Rangga untuk pergi ke hotel dan menghabiskan malam bersama, Rangga takut dengan ancaman Nisa. Diana tahu bahwa Rangga kekasihnya mulai mencintai istrinya. Dan kali ini wanita itu merasa tersaingi karena khawatir cinta yang dimiliki Rangga kepadanya perlahan akan memudar. Kegelisahan Diana diketahui oleh Jeremy. Diana mencoba belajar untuk memperlakukan Jeremy sebagai suaminya. Namun Jeremy tetap saja acuh, dan tidak peduli apapun yang dilakukan oleh

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 34. Ancaman.

    "Tunggu!! Berhenti!" Seorang wanita menghadang laju mobil yang di tumpangi oleh Kelvin dan Jeremy dengan berdiri didepan mobil tersebut sambil merentangkan kedua tangannya. Jeremy malam ini hendak menemui Rangga. Namun istrinya datang menghalangi. Diana takut bahwa Jeremy akan melakukan hal bahaya kepada Rangga setelah suaminya mengirim pesan ancaman."Tabrak dia!" Perintah Jeremy.Kelvin menggenggam erat setir kemudi, dan perlahan menginjak pedal gas. Ia bersiap untuk menabrak Diana sesuai arahan dari Jeremy. Diana yang merentangkan tangan di tengah jalan memejamkan matanya sejenak. Ia benar-benar takut bila Kelvin tetap menabrak nya. Ciit ...Kelvin melakukan pengereman secara mendadak. Meskipun bosnya memerintahkan dirinya untuk menabrak Diana, ia mengurungkan hal itu. Jeremy menoleh ke arah Kelvin dan mendengus kesal.Diana yang mengetahui bahwa mobil yang dikendarai oleh Kelvin berhenti tepat di depannya, kemudian membuka mata. Diana segera berlari ke samping mobil dan memukul

DMCA.com Protection Status