Share

Bab 3. Pindah ke Jakarta

Author: Zivanna Adelline
last update Last Updated: 2024-11-29 18:01:07

Setelah Alka dan Jeremy resmi menikah, keduanya lalu pindah ke Jakarta. Mereka menyewa sebuah kontrakan yang lumayan kecil. Sebelum mereka berangkat ke Jakarta, Alka dan Jeremy terlebih dahulu bekerja ikut panen cabai selama satu minggu. 

Sebelum memutuskan untuk pindah ke Jakarta, Jeremy dan Alka terlibat pertengkaran kecil terlebih dahulu. Sebabnya, Alka tidak mau diajak pindah ke Jakarta. Biaya hidup di Jakarta sangatlah mahal. Tidak seperti di Yogyakarta terutama tinggal di pedesaan.

Menurut data statistik pemerintah, biaya hidup di Yogyakarta adalah yang paling termurah sekitar 2,9 juta per bulan. Biaya sebesar itu, untuk mahasiswa dan pekerja yang menyewa tempat tinggal. Jika tinggal di desa, pengeluaran keuangan akan lebih murah lagi. 

Keputusan untuk pindah ke Jakarta, bukanlah perkara yang mudah bagi Alka. Ia sendiri tidak tahu apakah bisa mengatur keuangan di Jakarta. Terlebih lagi Jeremy saat ini belum mendapatkan pekerjaan.

"Maaf ya, Sayang. Kita hanya bisa menyewa rumah sekecil ini. Tapi aku berjanji akan bekerja keras agar bisa membeli rumah yang lebih luas dari ini," kata Jeremy.

Alka tersenyum tulus. "Nggak apa-apa, Mas. Besar atau kecil sebuah rumah, yang terpenting kita tidak kehujanan dan kepanasan."

Jeremy tersenyum. "Terima kasih atas pengertiannya, Sayang." Alka mengangguk.

 "Aku nggak tahu, bisa mengatur keuangan di sini atau tidak. Jakarta tidak sama dengan Yogyakarta. Kalau didesa, walaupun penghasilannya sedikit, kita pasti bisa menabung walau dalam waktu yang lama. Sedangkan disini, banyak orang yang masih mencari pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup karena gaji perbulannya tidak mencukupi," tutur Alka.

Jeremy menghela napas mendengar keluh kesah Alka. Pria itu sudah menebak, pasti istrinya akan berpikir demikian. Ia sedikit menyesal karena telah memaksa Alka pindah ke Jakarta. Tetapi Jeremy tetap harus melakukan itu karena ia memiliki sebuah rencana yang telah ia rancang untuk masa depannya bersama Alka. 

"Aku minta maaf, Sayang. Seandainya aku memiliki pekerjaan tetap, kamu mungkin tidak akan bingung seperti ini," ujar Jeremy. 

"Nggak apa-apa, Mas. Aku bisa mengerti keadaan suamiku. Lagi pula jika bukan karena cita-citamu untuk masa depan kita, Mas juga tidak akan mungkin pindah ke sini kan?" 

Jeremy mengangguk. "Iya, Sayang. Kamu benar." 

Maksud dari Jeremy mengajak Alka pindah ke Jakarta, Jeremy ingin menemui sahabatnya yang bernama Kelvin. Ia ingin mengajak sang sahabat untuk membuka usaha bersama. Sebuah usaha yang membutuhkan modal besar, namun juga memberikan keuntungan yang besar pula. 

Jeremy memiliki sebuah pemikiran yang cukup dalam. Jika suatu saat nanti ia dan Alka memiliki anak, kebutuhan akan pengeluaran semakin besar. Oleh karena itulah Jeremy berniat ingin segera keluar dari segala kesulitan yang ada saat ini.

 "Oh iya, Mas." Alka memberikan sebuah buku tabungan miliknya kepada sang suami.

 "Kenapa, Sayang?" Jeremy mengerutkan kening. 

"Ini buku tabunganku. Mas gunakan ini untuk tambahan modal usaha," ujar Alka. 

"Kenapa kamu berikan ke Mas? Maaf Mas nggak bisa pakai. Kamu simpan saja untuk keperluanmu sendiri," tolak Jeremy.

 "Nggak apa-apa, Mas. Mas pakai aja ya."

 Jeremy akhirnya terpaksa menerima buku tabungan milik Alka. Dalam hati ia berjanji, ketika nanti ia telah menghasilkan uang, Jeremy akan mengembalikan uang tabungan milik sang istri yang telah dikumpulkan cukup lama. Mulai saat ini, Jeremy harus memiliki tekad yang kuat untuk menjadi sukses.

 "Mas mau ketemu sama sahabatnya Mas kapan?" tanya Alka penasaran. 

"Sore ini, Sayang. Sama kamu, ya." 

"Iya, Mas. Semangat, ya." Alka tersenyum hangat. 

Jeremy membelai lembut pipi sang istri. "Terima kasih, Sayang. Maaf untuk beberapa bulan ke depan, kita akan sedikit berhemat. Ini tidak akan lama. Aku janji." 

"Iya, Mas. Aku juga akan bantu Mas buat jualan kecil-kecilan di depan rumah. Lagi pula aku juga terbiasa hidup sederhana di desa." 

Meskipun saat ini Jeremy tengah tidak memiliki cukup uang untuk biaya hidup beberapa bulan ke depan, Jeremy cukup bersyukur karena sang istri telah mengerti keadaannya. Ia tidak menyesal kehilangan semua fasilitas yang telah dicabut oleh ayahnya. Beruntung sebelum sang ayah menyita semua kartu yang ia miliki, Jeremy telah mengambil beberapa persen dari uang yang tersimpan di dalam kartu itu. Jeremy gunakan uang itu untuk membeli tiket pesawat terbang ke Yogyakarta dan sisanya ia gunakan untuk hidup bersama Alka.

 Saat Jeremy mengajak Alka pindah ke Jakarta, Alka menolak dengan tegas dan meminta Jeremy agar mau menetap di Yogyakarta dan bekerja sebagai buruh serabutan. Alka tidak mempermasalahkan gaji kecil, yang penting halal dan berkah. Tetapi Jeremy tidak mau melakukan pekerjaan itu. 

Bukan karena Jeremy gengsi. Membayangkan bahwa ia harus bekerja keras seperti itu, Jeremy tidak sanggup. Bagaimana nanti jika Jeremy bertemu kembali dengan orang tuanya dan menjadi bahan tertawaan. Kedua orang tua Jeremy akan bertepuk tangan melihat anak mereka menderita. Itu yang Jeremy tidak mau.

 "Mungkin akan banyak rintangan dan cobaan yang kita jalani. Aku mohon doa dari kamu ya, Sayang. Aku ingin menunjukkan kepada kedua orang tuaku, bahwa aku bersikukuh untuk jalan hidupku. Sekaligus, aku ingin menunjukkan, tanpa mereka aku bisa sukses."

Alka mengangguk. "Iya, Mas. Insya Allah aku akan selalu doakan yang terbaik untuk suamiku." 

"Terima kasih, istriku Sayang."

***

Sore hari setelah Alka dan Jeremy selesai melakukan pindahan, Jeremy mengajak sang istri untuk bertemu dengan sahabatnya, Kelvin. Jeremy mengajak Kelvin bertemu dan Kelvin setuju. Kelvin mengirimkan lokasi tempat kerjanya dan meminta Jeremy untuk datang ke sebuah kafe.

"Apa ini tempatnya, Mas?" tanya Alka ketika sampai di sebuah kafe.

"Kayanya sih ini. Aku periksa titik lokasinya juga benar. Tapi mana Kelvin?" Jeremy mengedarkan pandangan mencari sosok sang sahabat.

"Hei, bro!" seru seorang pria dari kejauhan berjalan mendekati Jeremy.

Jeremy tersenyum menyambut Kelvin. Mereka berpelukan satu sama lain. Mereka sudah sangat lama tidak bertemu sehingga sangat antusias terhadap pertemuan sore ini. Jeremy lalu memperkenalkan Alka kepada sahabatnya.

"Perkenalkan. Ini istriku," kata Jeremy.

Kelvin terbelalak. "Hah?!"

Alka mengulurkan tangan untuk menyalami pria sahabat suaminya tersebut. "Alka."

"Kelvin."

Kelvin lalu melemparkan tatapan sinis kepada Jeremy. "Wah ... Gitu ya ... Nikah, tapi sahabat sendiri nggak diundang?"

Jeremy hanya tertawa menanggapi. Kelvin lalu mengajak Jeremy untuk pergi ke ruangannya mengobrol bersama. Jeremy mengajak Alka, namun Alka menolak. Ia memilih untuk membiarkan suaminya itu mengobrol berdua saja dengan Kelvin.

"Kamu ini! Aku ini masih kamu anggap sahabat apa nggak sih? Masa kamu nikah aku nggak diundang," protes Kelvin.

"Maaf," jawab Jeremy.

Saat ini, Kelvin dan Jeremy berada di ruang VVIP. Alka tidak ingin ikut masuk dan memilih duduk kursi kafe yang berada di luar, sambil menikmati hidangan kue dan jus jeruk yang dipesankan sang suami. Kelvin yang baru mengetahui Jeremy membawa seorang wanita yang ia sebut sebagai istrinya saat diperkenalkan oleh Jeremy tadi, terlihat kesal.

"Aku menikah di KUA. Tidak ada pesta."

"Masa sih? Kamu itu kan orang kaya. Masa iya menikah tanpa pesta meriah?" 

Kelvin heran dan tidak percaya dengan ucapan Jeremy. Hampir seluruh orang di penjuru negeri tahu, bahwa keluarga Jeremy adalah keluarga kaya raya dan pebisnis. Karena tidak mungkin jika Jeremy menikah dengan sederhana.

Jeremy menghela napas. "Wanita yang sudah menjadi istriku sekarang, tidak diterima kehadirannya oleh kedua orang tuaku."

"Karena?" Kelvin mengerutkan kening.

Jeremy menceritakan secara gamblang dan jujur tanpa ada yang ditutupi satupun olehnya kepada sang sahabat. Apa yang membuatnya memilih untuk menikahi Alka. Apa yang membuatnya menolak jodoh yang telah diberikan oleh orang tua. Jeremy pun mengatakan bahwa ia kehilangan banyak aset karena disita oleh sang ayah.

"Jadi sekarang kamu tidak punya pekerjaan?" tanya Kelvin.

"Ya." Jeremy mengangguk. 

"Kalau kamu tidak memiliki pekerjaan, bagaimana kamu mau menafkahi istrimu? Memangnya kamu kenyang makan cinta?"

"Aku juga sedang memikirkan pekerjaan agar bisa menafkahi istriku," jawab Jeremy.

"Minimal, kamu harus punya pekerjaan dulu jika kamu ingin menikahi gadis pujaanmu. Memangnya kamu kenyang makan cinta?"

Jeremy diam dan berusaha untuk tidak tersinggung dengan sindiran Kelvin.

"Kelvin! Maksud kedatangan aku ke sini, aku ingin meminta bantuanmu. Aku ingin membangun usaha. Aku bertekad menunjukkan kepada orang tuaku, bahwa aku bisa melangkah sukses tanpa dukungan dan bantuan dari mereka. Apa kamu bersedia?"

"Memangnya kamu punya modal?"

"Aku nggak punya modal. Tapi aku berencana mengajukan pinjaman ke bank."

Kelvin diam dan berpikir sejenak. Ia sedang memiliki rencana untuk mengembangkan usaha kafe miliknya. Tapi untuk menolak ajakan Jeremy, rasanya tidak enak hati karena dulu sahabatnya ini telah menolongnya dari kesulitan. Jeremy saat ini pasti butuh dukungan untuk bangkit 

Kelvin mengetuk-ngetuk dagunya. "Memangnya kamu mau buka usaha apa?"

"Properti," jawab Jeremy.

"Properti ya. Oke. Kamu cari pinjaman ke bank, nanti kalau kurang aku jualkan tanah punyaku yang di Surabaya." Kelvin menyetujui.

"Nanti aku akan membantu kamu untuk melakukan riset pasar, dan aku bantu carikan tambahan modalnya. Kamu dulu pernah menyelamatkan kedua orang tuaku. Kamu bantu operasi orang tuaku. Hingga sampai sekarang, aku masih memiliki mereka. Tentu aku akan membantumu."

**

Seorang wanita menggunakan kacamata hitam dan berdiam diri di dalam mobil mengawasi Alka yang sedang menikmati jus jeruk di teras cafe. Terpancar sorot mata kebencian dan penuh dendam di balik kacamata hitam yang ia gunakan. Ada segumpal kemarahan yang besar di dalam dadanya.

"Jadi itu gadis yang dimaksud oleh Pak Hasan. Gadis miskin yatim piatu yang merebut Jeremy dariku."

"Ternyata tampangnya biasa-biasa saja selain miskin. Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran Jeremy memilih wanita itu daripada aku."

Melihat Alka sendirian tanpa ditemani oleh siapapun, wanita itu berniat untuk menemui gadis itu. Ia merasa kalah saing dengan Alka yang menurutnya tidak memiliki keistimewaan apapun namun bisa memiliki Jeremy. Sedangkan dia sendiri yang merasa bagai orang yang memiliki segalanya tidak bisa memiliki Jeremy. Setelah lama berpikir, ia akhirnya turun dari mobil, dan mendekati Alka 

"Halo Alka!" sapa wanita itu seraya mendekat.

"Ya?" Alka mengerutkan kening melihat wanita yang menemuinya dengan tatapan aneh, "maaf? anda siapa?"

"Perkenalkan! Aku Diana. Calon istri dari pria yang sekarang menjadi suamimu, yang telah dipilih oleh kedua orang tua Jeremy," ucapnya penuh percaya diri.

"Apa?!" Alka terkejut.

"Jadi ini ... wanita pilihan kedua orang tua Jeremy. Mau apa dia mendatangiku? Apakah dia menemuiku atau permintaan dari mertuaku?" batin Alka.

Related chapters

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 4. Membangun Usaha

    "Lantas, jika kamu wanita pilihan kedua orang tua Jeremy, kenapa? Toh saat ini aku yang menjadi istri Jeremy." Alka berbicara santai namun menusuk hati Diana.Diana tersenyum getir dan menahan kesal. "Aku pikir kamu tidak bisa berbicara.""Kamu pikir aku patung tidak bisa bicara?""Percaya diri sekali kamu dengan statusmu sebagai istri seorang Jeremy," cibir Diana, "tanpa kamu sadari siapa dirimu.""Kenapa aku tidak boleh percaya diri? Aku menikah dengannya sah menurut hukum dan agama. Bukan menikah siri apalagi sebagai simpanan. Seperti kamu," ucap Alka dengan lantang.Alka tahu sedikit mengenai Diana Rosita, wanita pilihan kedua orang tua Jeremy yang akan dijodohkan kepada pria yang saat ini sudah menjadi suami Alka. Diana adalah anak seorang pengusaha dan pejabat, namun kerap menjadi simpanan pria beristri. Itulah sebabnya Jeremy tidak mau dijodohkan dengan Diana. Sindiran yang dilemparkan oleh Alka tadi, membuat Diana naik pitam."Berani kamu menghina aku seperti itu!" hardik Dian

    Last Updated : 2024-11-29
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 5. Hadiah Untuk Alka

    Jeremy pulang ke rumah dengan wajah yang berbinar cerah. Ia tidak sabar segera memberikan kejutan untuk sang istri. Sebuah hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari lalu, kini saatnya ia persembahkan kepada wanita belahan jiwanya."Sayang!" seru Jeremy."Iya, Mas. Sudah pulang?" Alka meletakkan selang dan mematikan kran air. Istri kesayangan Jeremy itu sedang menyiram tanaman bunga dan sayurannya."Aku punya hadiah untuk kamu," beritahu Jeremy sambil tersenyum lebar."Hadiah apa, Mas?" Alka penasaran."Coba tutup dulu matanya!" interupsi Jeremy.Alka mengerutkan kening. "Kenapa harus tutup mata segala, sih? Nggak usah aneh-aneh deh.""Bukan aneh-aneh kok, Sayang.""Benar?" tanya Alka tidak percaya.Jeremy mencubit gemas pipi Alka. "Iya. Coba tutup mata dulu. Kalau nggak tutup mata, nggak surprise dong."Akhirnya Alka menuruti Jeremy yang memintanya untuk menutupi mata. Alka merasa penasaran sekaligus cemas dengan kejutan yang akan diberikan oleh Jeremy. Disaat mata Alka tertutup, Jer

    Last Updated : 2024-11-29
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 6. Kecelakaan

    "Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy. Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman. "Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan. Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban." Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat. "Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya." "Terima kasih, Do

    Last Updated : 2024-12-01
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

    Last Updated : 2024-12-02
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Last Updated : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Last Updated : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 1. Restu Yang Tak Didapat

    "Mas! Apa sebaiknya kita tunda saja pertemuan dengan kedua orang tua Mas. Aku belum siap," ucap Alka ketika tengah berdiri tepat di depan rumah Jeremy."Tapi kita sudah terlanjur sampai di sini. Kemarin kamu bilang sanggup bertemu dengan kedua orang tua Mas. Kenapa sekarang berubah pikiran?" Jeremy bingung dengan sikap wanitanya. Jeremy sudah berada di Yogyakarta selama 3 hari sebelum mengajak Alka menemui kedua orang tuanya. Jeremy mengutarakan niatnya ingin mempersunting Alka setelah mereka menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya. Maka dari itu, Jeremy ingin mengajak Alka untuk terbang ke Makassar.Awalnya Alka menolak berulang kali karena takut bila orang tua Jeremy tidak merestui. Namun Jeremy tak mau menyerah membujuk wanitanya. Dan akhirnya, Alka menuruti ajakan Jeremy."Buang pikiran negatifmu jauh-jauh. Percayalah kepadaku. Mereka tidak seperti yang kamu pikirkan."Alka mengangguk mendengar ucapan Jeremy. Dalam hati ia berharap, semoga apa yang ia duga tidak terjadi. Jeremy

    Last Updated : 2024-11-29
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 2. Kawin Lari

    Jeremy mengemasi barang-barang beserta pakaiannya ke dalam koper. Ia marah kepada kedua orang tuanya mengenai hubungan bersama Alka tidak direstui. Kemarin, Jeremy diberikan pilihan oleh sang ayah. Tetap memilih menikah dengan Alka tapi putus hubungan antara orang tua dan anak, atau merelakan Alka tapi mendapatkan kepercayaan mengelola perusahaan keluarga. Ia memilih untuk pergi dari rumah itu demi memperjuangkan cinta Alka."Mau ke mana kamu Jeremy?" tanya sang ibu saat memasuki kamar."Aku mau pergi, Ma," jawab Jeremy."Pergi ke mana?" tanya Wilda panik."Aku ingin menemui Alka. Walaupun Mama dan Papa tidak mau merestui kami, aku akan tetap memperjuangkanmu cintaku untuk Alka.""Nak! tolong jangan pergi ...," mohon Wilda."Apa jika aku tidak pergi, Mama dan Papa akan merestuiku dengan Alka? Aku rasa tidak."Wilda menangis melihat sang putra yang akan pergi meninggalkannya. Bagaimana tidak. Seorang anak semata wayang yang ia besarkan memilih pergi hanya untuk memperjuangkan cinta kep

    Last Updated : 2024-11-29

Latest chapter

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 6. Kecelakaan

    "Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy. Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman. "Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan. Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban." Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat. "Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya." "Terima kasih, Do

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 5. Hadiah Untuk Alka

    Jeremy pulang ke rumah dengan wajah yang berbinar cerah. Ia tidak sabar segera memberikan kejutan untuk sang istri. Sebuah hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari lalu, kini saatnya ia persembahkan kepada wanita belahan jiwanya."Sayang!" seru Jeremy."Iya, Mas. Sudah pulang?" Alka meletakkan selang dan mematikan kran air. Istri kesayangan Jeremy itu sedang menyiram tanaman bunga dan sayurannya."Aku punya hadiah untuk kamu," beritahu Jeremy sambil tersenyum lebar."Hadiah apa, Mas?" Alka penasaran."Coba tutup dulu matanya!" interupsi Jeremy.Alka mengerutkan kening. "Kenapa harus tutup mata segala, sih? Nggak usah aneh-aneh deh.""Bukan aneh-aneh kok, Sayang.""Benar?" tanya Alka tidak percaya.Jeremy mencubit gemas pipi Alka. "Iya. Coba tutup mata dulu. Kalau nggak tutup mata, nggak surprise dong."Akhirnya Alka menuruti Jeremy yang memintanya untuk menutupi mata. Alka merasa penasaran sekaligus cemas dengan kejutan yang akan diberikan oleh Jeremy. Disaat mata Alka tertutup, Jer

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 4. Membangun Usaha

    "Lantas, jika kamu wanita pilihan kedua orang tua Jeremy, kenapa? Toh saat ini aku yang menjadi istri Jeremy." Alka berbicara santai namun menusuk hati Diana.Diana tersenyum getir dan menahan kesal. "Aku pikir kamu tidak bisa berbicara.""Kamu pikir aku patung tidak bisa bicara?""Percaya diri sekali kamu dengan statusmu sebagai istri seorang Jeremy," cibir Diana, "tanpa kamu sadari siapa dirimu.""Kenapa aku tidak boleh percaya diri? Aku menikah dengannya sah menurut hukum dan agama. Bukan menikah siri apalagi sebagai simpanan. Seperti kamu," ucap Alka dengan lantang.Alka tahu sedikit mengenai Diana Rosita, wanita pilihan kedua orang tua Jeremy yang akan dijodohkan kepada pria yang saat ini sudah menjadi suami Alka. Diana adalah anak seorang pengusaha dan pejabat, namun kerap menjadi simpanan pria beristri. Itulah sebabnya Jeremy tidak mau dijodohkan dengan Diana. Sindiran yang dilemparkan oleh Alka tadi, membuat Diana naik pitam."Berani kamu menghina aku seperti itu!" hardik Dian

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 3. Pindah ke Jakarta

    Setelah Alka dan Jeremy resmi menikah, keduanya lalu pindah ke Jakarta. Mereka menyewa sebuah kontrakan yang lumayan kecil. Sebelum mereka berangkat ke Jakarta, Alka dan Jeremy terlebih dahulu bekerja ikut panen cabai selama satu minggu. Sebelum memutuskan untuk pindah ke Jakarta, Jeremy dan Alka terlibat pertengkaran kecil terlebih dahulu. Sebabnya, Alka tidak mau diajak pindah ke Jakarta. Biaya hidup di Jakarta sangatlah mahal. Tidak seperti di Yogyakarta terutama tinggal di pedesaan.Menurut data statistik pemerintah, biaya hidup di Yogyakarta adalah yang paling termurah sekitar 2,9 juta per bulan. Biaya sebesar itu, untuk mahasiswa dan pekerja yang menyewa tempat tinggal. Jika tinggal di desa, pengeluaran keuangan akan lebih murah lagi. Keputusan untuk pindah ke Jakarta, bukanlah perkara yang mudah bagi Alka. Ia sendiri tidak tahu apakah bisa mengatur keuangan di Jakarta. Terlebih lagi Jeremy saat ini belum mendapatkan pekerjaan."Maaf ya, Sayang. Kita hanya bisa menyewa rumah s

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 2. Kawin Lari

    Jeremy mengemasi barang-barang beserta pakaiannya ke dalam koper. Ia marah kepada kedua orang tuanya mengenai hubungan bersama Alka tidak direstui. Kemarin, Jeremy diberikan pilihan oleh sang ayah. Tetap memilih menikah dengan Alka tapi putus hubungan antara orang tua dan anak, atau merelakan Alka tapi mendapatkan kepercayaan mengelola perusahaan keluarga. Ia memilih untuk pergi dari rumah itu demi memperjuangkan cinta Alka."Mau ke mana kamu Jeremy?" tanya sang ibu saat memasuki kamar."Aku mau pergi, Ma," jawab Jeremy."Pergi ke mana?" tanya Wilda panik."Aku ingin menemui Alka. Walaupun Mama dan Papa tidak mau merestui kami, aku akan tetap memperjuangkanmu cintaku untuk Alka.""Nak! tolong jangan pergi ...," mohon Wilda."Apa jika aku tidak pergi, Mama dan Papa akan merestuiku dengan Alka? Aku rasa tidak."Wilda menangis melihat sang putra yang akan pergi meninggalkannya. Bagaimana tidak. Seorang anak semata wayang yang ia besarkan memilih pergi hanya untuk memperjuangkan cinta kep

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 1. Restu Yang Tak Didapat

    "Mas! Apa sebaiknya kita tunda saja pertemuan dengan kedua orang tua Mas. Aku belum siap," ucap Alka ketika tengah berdiri tepat di depan rumah Jeremy."Tapi kita sudah terlanjur sampai di sini. Kemarin kamu bilang sanggup bertemu dengan kedua orang tua Mas. Kenapa sekarang berubah pikiran?" Jeremy bingung dengan sikap wanitanya. Jeremy sudah berada di Yogyakarta selama 3 hari sebelum mengajak Alka menemui kedua orang tuanya. Jeremy mengutarakan niatnya ingin mempersunting Alka setelah mereka menjalin hubungan selama 2 tahun lamanya. Maka dari itu, Jeremy ingin mengajak Alka untuk terbang ke Makassar.Awalnya Alka menolak berulang kali karena takut bila orang tua Jeremy tidak merestui. Namun Jeremy tak mau menyerah membujuk wanitanya. Dan akhirnya, Alka menuruti ajakan Jeremy."Buang pikiran negatifmu jauh-jauh. Percayalah kepadaku. Mereka tidak seperti yang kamu pikirkan."Alka mengangguk mendengar ucapan Jeremy. Dalam hati ia berharap, semoga apa yang ia duga tidak terjadi. Jeremy

DMCA.com Protection Status