Share

Bab 7. Koma

last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 07:00:29

Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit.

Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit.

"Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat.

Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian.

"Di mana suami saya?" tanya wanita itu dengan suara lemah.

Suster memandang bingung. "Suami Mbak, namanya siapa?"

"Suami saya, Jeremy Xanders Arthur," jawabnya.

Suster mengangguk paham. "Suami Mbak, ada di ruang VIP."

"Saya mau lihat suami saya." Alka mencoba turun dari brangkar namun ditahan oleh suster.

"Jangan dulu!" sergahnya, "Badan Mbak Alka masih lemas karena baru sadar. Saya panggilkan dokter untuk diperiksa dulu ya."

Alka mengangguk mendengarkan ucapan suster. Suster kemudian keluar untuk memanggil dokter, dan melakukan pemeriksaan kepada Alka.

Tak lama kemudian, suster kembali bersama seorang dokter. Dokter itu adalah dokter Herman. Dokter yang juga merawat Jeremy. Dokter Herman mengeluarkan stetoskop dan center kecil dari dalam saku jasnya.

"Apa kamu baik-baik saja Alka?" tanya Dokter Herman dengan ramah.

"Saya baik-baik saja dokter. Hanya sedikit pusing."

Dokter Herman memberikan nasihat kepada Alka, agar jangan terlalu banyak bergerak terlebih dahulu. Alka mendengarkan saran dari Dokter tanpa ingin menjawab.

"Saya ingin bertemu dengan suami saya untuk melihat keadaannya," ucap Alka kepada Dokter Herman.

"Kamu ingin bertemu dengan suamimu? Apa suamimu pasien yang bernama Jeremy?" tanya dokter Herman memastikan.

Alka mengangguk. "Benar, Dokter. Apa suami saya dirawat di sini juga?"

"Kebetulan saya adalah dokter yang juga menangani suami kamu," jawab Dokter Herman.

"Bagaimana keadaan suami saya dokter?" tanya Alka khawatir.

"Maaf ... suamimu, mengalami koma."

Duarr ...

"Koma?" lirih Alka.

Dokter Herman mengangguk. "Benar. Benturan keras akibat kecelakaan yang terjadi membuat cedera sebagian otaknya. Kami saat ini tengah melakukan pemantauan selama 24 jam karena kondisinya tidak stabil. Doakan agar suami kamu segera siuman."

Bahu Alka seketika lemas mendengar penjabaran dari Dokter mengenai kondisi suaminya. Netra pekat yang baru saja terbuka itu terlihat mengembun. Ada rasa sesak yang dirasakan oleh Alka membayangkan kondisi suami tercinta.

Setelah selesai melakukan rangkaian pemeriksaan, Dokter Herman pamit undur diri kepada Alka. Setelah kepergian dokter Herman, Alka memutuskan untuk turun dari ranjang rumah sakit. Ia ingin melihat keadaan suaminya yang berada di ruang VIP.

Alka dengan perlahan melangkah keluar dari ruangan tempatnya dirawat sambil membawa tiang infus. Larangan dokter Herman dan suster yang minta ia untuk istirahat terlebih dahulu tidak ia dengarkan, karena ia ingin segera bertemu dengan sang suami. Ia merasa bersalah karena Jeremy koma. Meskipun kecelakaan itu bukanlah ia penyebabnya.

Setelah melangkah cukup jauh, akhirnya ia tiba di ruang VIP di mana sang suami tengah dirawat. Sebelum masuk, Alka terlebih dahulu mengintip dari kaca yang ada di pintu ruangan tersebut. Terlihat ada kedua orang tua Jeremy di dalam sana. Tangan Alka yang akan memegang handle pintu, menggantung begitu saja.

"Ternyata ada kedua mertuaku didalam sana," gumamnya.

Alka mengundurkan langkah dan mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan di mana sang suami dirawat. Lebih baik ia melihat keadaan sang suami ketika mereka berdua tak ada di sana.

Sepertinya keputusan Alka salah keluar dari kamarnya untuk melihat sang suami. Hampir saja ia bertemu dengan mertuanya. Alka lebih baik menghindar daripada nantinya ia bertemu dan mendapatkan berbagai cacian. Sebab ia tahu betul, pasangan paruh baya itu teramat membenci Alka.

Tak lama kemudian, kedua orang tua Jeremy keluar. Alka dengan cepat bersembunyi di balik pohon palem yang ada di seberang koridor. Alka memperhatikan Wilda dan Hasan yang perlahan melangkah menjauh. Saat kedua orang itu dipastikan sudah berada di kejauhan, Alka kemudian keluar dari persembunyiannya, dan segera masuk ke ruangan VIP tempat sang suami dirawat.

Sebelum memasuki kamar Jeremy, Alka terlebih dahulu menengok ke kanan dan ke kiri memastikan tidak ada orang yang mengawasinya. Ia segera membuka pintu dan dengan cepat dan segera menutupnya. Setelah berada di ruangan rawat Jeremy, Alka terpaku melihat keadaan sang suami.

"Mas Jeremy!" lirih Alka.

Kedua netra milik wanita cantik berambut panjang itu, seketika menganak sungai. Terasa dadanya seperti dihantam sebuah batu yang besar. Alka merasa hancur melihat keadaan sang suami yang begitu menyedihkan akibat kecelakaan yang menimpa mereka.

Alka dengan langkah perlahan mendekati ranjang tempat berbaringnya pria yang mencintainya itu. Wajah Alka basah dengan air mata yang bercucuran. Perlahan, Alka duduk di samping tempat tidur sang suami. Dengan lembut ia genggam tangan sang suami yang lemah.

"Maafkan Alka, Mas," isaknya, "maafkan Alka tidak bisa melindungi, Mas."

"Cepat bangun, Mas! Aku memiliki kabar bahagia untuk kamu. Kabar bahagia sebagai hadiah pernikahan kita yang sebentar lagi genap dua tahun. Apa Mas Jeremy nggak ingin mendengarnya, Mas?"

Alka mengecup lembut tangan sang suami yang terpasang oleh oxymeter. Mendengar sendiri dari dokter Herman yang mengatakan bahwa kondisi Jeremy yang sedang koma, sudah membuat hancur hati Alka. Ditambah lagi Alka melihat sendiri keadaan sang suami yang lemah tidak berdaya.

Alka teringat, sebelum ia tak sadarkan diri, Jeremy melepaskan sabuk pengaman yang digunakan oleh pria itu, dan memeluk erat tubuh Alka agar tidak terkena pecahan kaca. Jika ia tahu akan terjadi kecelakaan yang membuat sang suami seperti ini, Alka tidak mau diajak oleh Jeremy berlibur ke Yogyakarta. Siapa yang dapat memprediksikan musibah yang akan datang? Tak ada satupun orang yang bisa memprediksikan.

Ia usap dengan lembut wajah sang suami yang damai dalam tidur. Berulang kali Alka bersuara Allah mengajak berbicara sang suami. walaupun saat ini Jeremy Tengah koma, Alka yakin bahwa di bawah alam sadar, Jeremy dapat mendengarkan dan merasakan kehadiran Alka.

Ketika Alka tengah asik menatap wajah damai sang suami yang tertidur, suara pintu terbuka mengejutkan dirinya. Alka lebih terkejut lagi melihat siapa yang datang.

"Mama!" ucap Alka dengan suara bergetar.

Wilda menatap tajam kepada Alka. "Mari kamu ikut saya!"

Wilda dengan cepat meraih tangan Alka, dan menyeretnya keluar dari ruangan Jeremy. Alka terkejut dan panik dengan Wilda yang ingin mengajaknya entah ke mana.

"Mama! Aku mau dibawa ke mana, Ma ...?"

"Diam dan jangan banyak bicara!" bentak Wilda.

Alka berusaha berontak ketika tangannya dipegang dengan erat oleh Wilda. Wanita paruh baya tersebut menyeret Alka dengan kasar hingga Alka terseok-seok. Wilda menarik tangan menantunya untuk keluar dari rumah sakit.

Karena baru saja sadar, dan kondisi tubuh Alka masih lemah, Alka berulang kali hampir terjatuh saat dibawa oleh Wilda karena tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Alka berusaha sekuat tenaganya untuk melepaskan cekalan tangan Wilda.

"Kenapa aku harus pergi? Aku baru saja sadar dan aku harus dirawat."

"Aku ingin kamu pergi dari kehidupan anakku."

"Tidak mau," tolak Alka.

"Sepertinya, aku perlu menggunakan kekerasan terhadapmu." Wilda tersenyum menyeringai membuat Alka seketika ketakutan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 10. Mengunjungi Yang Tersayang

    Setelah kondisi Jeremy membaik dan dokter memperbolehkan Jeremy untuk pulang, pria itu memaksa kepada kedua orang tuanya untuk mengajak ia pergi ke makam Alka. Sejak dari beberapa hari lalu, Jeremy memaksa untuk mendatangi makam Alka. Namun Ayah dan ibunya mengatakan Jeremy harus dalam keadaan membaik dulu baru boleh mengunjungi makam istri tercinta. Di sore hari yang cerah, Jeremy berkunjung ke pusara yang bertuliskan nama sang istri dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga mawar berwarna merah, adalah bunga kesukaan Alka. Jeremy membeku ketika menatap gundukan tanah merah yang ia ketahui sebagai tempat istirahat terakhir sang istri. Tentu saja makam itu adalah makam palsu, karena Hasan telah membayar seseorang untuk membuat makam tersebut, dan diberi nisan bertuliskan nama lengkap Alka. Hasan dan Wilda telah menyiapkan itu jauh sebelum Jeremy sadar, sebagai bukti kepada Jeremy bahwa istrinya telah meninggal. Pria paruh baya yang masih se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 11. Depresi Akibat Kehilangan

    "Tuan Hasan! Nyonya Wilda!" panggil Mirna, ART keluarga Arthur dengan panik. "Apa, Bi?" sahut Hasan. pria paruh baya itu menatap heran pembantunya yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Hasan dan Wilda baru saja duduk di ruang makan, untuk memulai sesi sarapan pagi. Sebelum mereka melakukan sarapan, Wilda meminta Mirna untuk memanggil Jeremy yang masih belum keluar dari kamarnya. "Ada apa, Bi? Kok mukanya panik begitu?" tanya Wilda heran. "Itu, Tuan, nyonya, Tuan Jeremy ..." Mirna menunjuk ke arah lantai atas. "Jeremy kenapa?" desak Hasan. "Tuan Jeremy bersimbah darah di kamar mandi," jawab Art dengan gugup. Wilda terperangah dan menjatuhkan rahangnya. "Apa?!" Hasan dan Wilda segera berlari ke kamar mandi untuk melihat keadaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 12. Pernikahan Yang Tak Diinginkan

    Hari ini, tepat pernikahan Jeremy dan Diana akan digelar. Para tamu undangan yang merupakan kolega bisnis dari Hasan dan ayah Diana, turut hadir menyaksikan gelaran acara yang sakral tersebut. Para wartawan pun turut hadir untuk meliput berita pernikahan putra konglomerat Makassar. Diana tampil cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Sahabat dan teman sesama sosialita Diana pun ikut hadir. Kedua orang tua yang mendampingi Diana tersenyum bahagia melihat putrinya akan menikah. "Kamu cantik sekali hari ini, Sayang," kata Nana, ibu Diana. "Tentu saja aku cantik. Karena Mamaku cantik." "Bukan itu maksud Mama. Aura cantikmu itu terpancar dari dalam." "Ini hari bersejarah untukku. Dan aku berbahagia. Mungkin itu yang membuat aura cantikku terpancar." "Mama bersyukur karena telah diberikan umur panjang dan sehat oleh tuhan. Sehingga Mama dapat menyaksikan putri cantik Mama menikah," ucap Nana terharu. "Mama harus s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 13. Mencoba untuk ikhlas

    "Alka!" Nena berlari menghampiri Alka yang sedang menangis di sudut ruangan dapur sambil memeluk lututnya. "Alka yang sabar, ya." Nena memeluk erat tubuh ringkih adik sepupunya untuk memberikan kekuatan. Alka mendongakkan kepalanya menatap Nena. "Aku nggak kuat, Mbak. Hiks ... Hiks ..." Alka menepuk-nepuk dadanya. "Di sini sakit. Sakit sekali." "Kenapa nasibmu menjadi seperti ini?" Nena berurai airmata menatap Alka. Wanita yang menjadi satu-satunya kerabat Alka tersebut, merasa kasihan kepada adik sepupunya. Alka menangis dipelukan Nena dengan air mata yang mengalir deras. Dadanya terasa sangat sesak. Hatinya tercabik-cabik hingga luka dan berdarah melihat sang suami menikah dengan wanita lain. Nena yang memeluk pun ikut menangis. Sebagai sesama wanita yang telah memiliki suami dan anak, Nena bisa ikut merasakan apa yang saat ini Alka rasakan. Wanita mana pun pasti merasa hancur dan sakit melihat suami yang dicintai bersanding dengan wanita lain di pelaminan. "Kamu ini wanita b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 14. Kedatangan Ibu Mertua

    Wilda duduk di serambi rumah Alka dan berhadapan dengan menantunya itu. Alka menatap dingin wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu dari pria yang ia cintai. Pria yang kini telah menikah dengan wanita lain. "Katanya ingin bicara. Kenapa masih diam?" Alka membuka pembicaraan setelah keduanya saling lama diam. Wilda mendongak menatap mata Alka. Wanita paruh baya itu dapat melihat guratan kemarahan di wajah wanita yang dicintai oleh putranya. Wilda tahu bahwa Alka marah karena telah memisahkan wanita itu dari putranya. "Bagaimana keadaan kamu?" tanya Wilda berbasa-basi. "Apa yang anda harapkan? Apakah anda mengharapkan saya menjadi gila setelah berpisah dengan suamiku?" sarkas Alka. Wilda tersenyum dan menggeleng. "Saya tidak pernah mengharapkan kamu menjadi seperti itu." "Lalu tujuan Anda apa ke sini? Apa Anda ingin melihat betapa menyedihkannya saya setelah apa yang anda lakukan ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 15. Bangkit Dengan Rasa Hampa

    Jeremy baru saja selesai melakukan rapat kerja sama, dengan salah satu pengusaha di kota Batam. Pria itu merencanakan membangun hotelnya di kota industri tersebut. Tak terasa setelah 5 tahun, usaha properti yang dijalankan oleh Jeremy tumbuh dengan pesat dan maju. Kelvin, sang sahabat, selalu setia berada di sisi Jeremy, dan mendampingi pria itu. Kelvin juga menjadi saksi bagaimana hancurnya hidup Jeremy setelah kehilangan istri tercinta. Jeremy melampiaskan rasa sedih dan sakit hatinya akibat kehilangan Alka dengan memperluas bisnis dan usahanya hingga ia menjadi salah satu pengusaha tersukses di Asia. Mereka berdua berada di mobil rencana untuk kembali ke Jakarta. Ketika di perjalanan akan ke bandara, lalu lintas mengalami kemacetan. Kelvin yang menyetir, menggerutu kesal karena perjalanan mereka terhambat. "Sialan! pakai macet segala," umpat Kelvin. Berbeda dengan Kelvin yang menggeretu kesal, Jeremy diam tak berbicara, dan menatap lurus

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 127. Kerjasama Hermin dan Iqbal

    Alka tengah belajar di ruang tamu. Aktivitasnya terus sih ketika mendengar seorang pria masuk ke dalam rumah tanpa permisi dan berteriak-teriak memanggil suaminya. Ketika menyadari siapa yang datang, ternyata itu adalah ayah mertua."Dimana Jeremy?" tanya Hasan dengan marah.Alka menutup laptop dan bangkit dari duduknya. "Suamiku sedang pergi ke Surabaya. Ada apa?"Alka melihat sorot mata, dan raut wajah Ayah mertuanya dipenuhi kemarahan. Kemungkinan ada sesuatu hal yang tidak beres membuat pria itu murka. Dan maksud kedatangannya mencari Jeremy, pasti ada hubungannya dengan sang suami. "Beritahu kepada suamimu untuk membersihkan namaku." Hasan mengangkat jari telunjuknya ke wajah Alka."Apakah dia sudah gila ingin menjerumuskan ayahnya sendiri? Atau mungkin, karena kamu dendam kepada kami jadi kamu meminta suamimu melakukan itu padaku?" Hasan memberondong pertanyaan tak masuk akal kepada Alka yang mengarah ke sebuah tuduhan. "Atas dasar Papa menuduhku?" Alka bertanya sambil mengeru

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 126. Rencana Ke Taiwan

    "Jadi, adanya kamu membiarkan Diana tetap bisa berkeliaran dari kasus pembunuhannya yang direkayasa, dan dilemparkan ke orang lain, karena kamu tahu ini akan terjadi?" tanya Kelvin pada Jeremy. Jeremy sedang menyandarkan punggung di kursi kerja nya. Mata pria itu menatap langit-langit ruangannya. Hembusan napas lelah ia keluarkan dari sela-sela bibirnya. "Iya benar," jawab Jeremy sambil memejamkan mata, "aku tidak semata-mata membiarkannya tanpa satu alasan yang jelas. Dan inilah alasannya sekarang. Kamu tahu sendiri."Kelvin mematikan cerutu nya dengan meletakkan nya di asbak. "Dari mana kamu tahu kalau, mereka akan menyerang ayahmu hingga ke dalam kesulitan seperti saat ini?"Jeremy memajukan badan nya, dan mengambil cangkir berisi kopi. "Jaksa yang ikut dalam penyidikan bersamaku, memberitahuku jauh hari sebelum Diana membunuh istri Rangga."Saat ini, berita mengenai kasus korupsi yang menyeret nama Hasan Arthur, menghiasi layar televisi, dan dunia maya setiap harinya. Bahkan beb

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 125. Saya Bukan Orang Seperti Itu

    "Apa kamu mencurigai saya?" tanya Hermin kepada Alka.Alka menghela nafas sejenak, kemudian menggeleng pelan. "Saya hanya merasa aneh saja. Jeremy, adalah putra dari wanita yang telah merebut suami Anda. Dan anda sangat membenci ibu mertua saya." "Itu benar. Lalu?" Hermin tersenyum manis "Dengan kebencian besar yang tertanam dalam diri anda kepada Nyonya Wilda, Anda mendekati Jeremy. Anda tidak berniat untuk menjerumuskan Jeremy ke jalan yang salah bukan?" tanya Alka dengan hati-hati.Hermin menunduk dalam, dan kemudian mengangkat kepalanya kembali lalu tersenyum. "Saya bukan orang yang seperti itu."Alka menggigit bibirnya. "Mohon anda jangan menyeret suami saya ke dalam kesulitan. Dan anda, sebaiknya tidak perlu melakukan pendekatan atas nama keluarga kepada suamiku. Jika hendak melakukan pendekatan dan ingin menganggap suamiku sebagai putra anda juga, harusnya anda lakukan itu sejak dulu."Semenjak Jeremy mengatakan kepadanya bahwa Hermin sering menemui pria itu, serta berkomunik

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 124. Menerka Maksud Hermin

    Alka tengah berjalan menuju ruangan suaminya dengan senyuman yang mengembang. Jeremy memintanya untuk segera datang dan membawakan makan siang. Namun, ketika Alka berada tepat di depan ruangan Jeremy, terdengar dari dalam suara seorang wanita sepantaran dengan ibu mertuanya. khawatir membicarakan masalah penting, Alka memilih untuk diam sejenak sebelum masuk ke dalam."Wilda tentu saja tidak mau mengaku. Karena dia berusaha membersihkan namanya." Alka menaikkan kedua alisnya. Ia pernah mendengar suara itu. Dan sepertinya itu adalah ibu tiri Jeremy. Sebab, wanita tersebut juga menyinggung nama Wilda."Dan lagi, seseorang yang tidak diketahui identitasnya yang menyuruh Alda itu, bersembunyi di belakang layar. Dan tidak ingin ketahuan dan melemparkan kesalahan dengan mengkambing hitamkan orang lain. Menurutku dia adalah ibu kamu. Bukankah istri kamu pernah bilang saat bersaksi di pengadilan bahwa ia pernah diancam oleh Wilda mengenai keselamatan anak kalian?""Nyonya Hermin! Wanita ya

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 123. Hadiah Dari Hermin

    ["Bagaimana hasilnya? Apa kamu bisa membujuk menantumu?"] tanya Hasan menelpon istrinya. Wilda mengeram kesal mendengar pertanyaan dari Hasan yang menyebut Alka sebagai 'menantunya'. Walaupun, pada kenyataannya memang wanita itu adalah istri putranya. Namun ia masih belum bisa menerima wanita itu menjadi bagian dari keluarganya. "Aku tidak berhasil," jawab Wilda dengan kesal. ["Bagaimana bisa kamu tidak berhasil? Apakah dia wanita yang sepintar itu bisa menolak permintaanmu?"]Wilda menghembuskan napas dalam-dalam. "Jeremy mengikuti istrinya pergi dengan ku. Aku juga tidak tahu bagaimana Jeremy bisa mendengarkan pembicaraan kami berdua."Hasan di seberang telepon terdengar mendesah kesal. Bahkan, Wilda sampai memejamkan matanya karena mendengar suara seperti piring atau barang berbahan kaca dibanting. Sepertinya, pria itu tengah melampiaskan amarahnya.["Bagaimana bisa? Masa kamu tidak bisa mempengaruhi wanita itu? Apakah kamu rela melihat suamimu ini dipenjara?"] cerca Hasan. Wil

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 122. Tak Ingin Membantu

    Wilda dan Alka sama-sama terkejut melihat kedatangan Jeremy yang entah kapan berdiri di dekat mereka. Jeremy menatap lekat wajah sang istri."Jangan kamu turuti apa kata ibuku, Alka!""Mas Jeremy sejak kapan di sini?" tanya Alka heran."Bahkan sejak kamu masuk ke tempat ini, aku sudah tahu. Jadi, aku mendengar semua apa yang kalian bicarakan," ucap Jeremy dengan datar.Alka terdiam mendengar jawaban suaminya. Sedangkan Wilda menghela napas sembari memejamkan mata. Wanita paruh baya itu, mengepalkan kedua tangannya dengan erat. "Orang tuamu sedang mengalami kesulitan," ujar Wilda menggertakkan giginya, "mengapa kamu tidak mau membantu ayahmu? Kamu bahkan dengan sengaja menyebutkan nama ayahmu di depan jaksa.""Papa memang pantas mendapatkan itu. Karena Papa memang bersalah," jawab Jeremy dengan santai.Entah apa dan bagaimana tujuan Hasan mengkorupsi sebagian dana pembangunan smelter, dan hingga terseret saat ini, Jeremy memang sudah menyelidikinya sebelum kasus ini tercium oleh media

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 121. Permintaan Wilda Untuk Jeremy

    "Ada salah satu mahasiswi yang magang di perusahaan mu. Dia dari salah satu mahasiswi berbakat dari Universitas ternama di negeri ini, " beritahu Kelvin pada Jeremy sambil menyerah kan map berisi dokumen. Jeremy segera membuka map tersebut, dan mengerutkan kening ketika membaca nama yang tak asing baginya. "Riska Anastasya?" "Iya." kelvin mengangguk. "Kalau kamu tidak lupa, dia hampir saja menjadi istri ketigamu waktu dulu masih bersama Diana. "Jeremy menatap lekat wajah sahabatnya. Pria itu kembali beralih menatap lembaran dokumen berisi data-data pribadi atas nama Riska Anastasya. Gadis muda belia yang dulu hampir saja menjadi istri ketiganya jika Jeremy tidak dengan cepat bertindak. Ingatan Jeremy tertarik ke masa lalu sebelum akhirnya sang ibu menyerahkan sepenuhnya apa yang menjadi impian kebahagiaan Jeremy. Dan Jeremy bersyukur bisa melakukan itu sendiri. Membatalkan pernikahan ketiganya diam-diam di belakang wilda. "Dia kuliah jurusan ekonomi," sambung Kelvin. "Berikan

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 120. Berjanji Untuk Sembuh

    "Mas Jeremy ke mana ya, tiga hari tidak pulang?" gumam Alka dengan tatapan yang sendu.Alka berdiri di samping jendela sambil menatap ke arah jalanan. Sesekali matanya, melirik ke arah jam dinding yang tergantung. Semenjak pertengkarannya dengan Jeremy di rumah sakit 3 hari yang lalu, Jeremy meninggalkan Alka tanpa meninggalkan kabar. Bahkan, pria itu tidak juga pulang ke rumah.Ponsel Jeremy pun tidak bisa dihubungi. Saat Alka menanyakan keberadaan suaminya kepada Kelvin, Kelvin pun menjawab tidak tahu. Alka merasakan kekhawatiran yang luar biasa terhadap sang suami yang entah dimana keberadaannya.Apakah Jeremy marah karena ucapannya beberapa lalu? Alka sedikit pun tak bermaksud untuk membuat suaminya marah. Itu semua karena ia merasa frustasi dengan sakitnya yang semakin parah.Tak ingin menyerah, Alka mencoba menghubungi kembali sang suami. Namun, yang terdengar di seberang hanyalah suara operator. "Mas Jeremy di mana? Aku kangen. Apa Mas Jeremy marah sama aku?"Merasa lelah ka

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 119. Menusuk Dari Belakang

    "Jadi, korupsi mu bersama Iqbal soal pembangunan smelter, sudah tercium oleh jaksa yang merupakan teman Jeremy?" tanya Wilda kepada suaminya dengan dada yang bergejolak. Hasan menautkan kedua tangannya dan ia tumpukan pada meja. "Sekarang aku bingung harus melakukan apa."Wilda mendengus samar. "Biasanya, Papa selalu menghadapi masalah dengan santai dan tenang. Kenapa sekarang bingung? Apa karena akan melawan anakmu?" Beberapa hari terakhir ini, Hasan merasakan pikiran yang kalut. Korupsi pembangunan smelter, dan kasus robohnya panti asuhan, telah dilimpahkan semua berkasnya ke pihak kejaksaan. dan Hasan, turut menjadi tersangka dalam kedua kasus itu. Jeremy ikut andil dalam terseret nya nama Hasan Arthur. Padahal, Hasan sudah serapi mungkin menutupi jejak dirinya ikut terlibat. Dengan membayar seseorang untuk mau dijadikan kambing hitam. Hasan tak tahu bagaimana cara Jeremy bisa mengetahui dirinya mengkambing hitamkan seseorang. Entah karena Jeremy marah kepadanya, atau karena pr

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status