Share

Bab 6. Kecelakaan

last update Last Updated: 2024-12-01 02:01:21

"Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy.

Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu.

"Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman.

"Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan.

Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban."

Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat.

"Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya."

"Terima kasih, Dokter," ucap Hasan.

Dokter Herman kemudian mengangguk dan pamit undur diri. Sepeninggal dokter Herman, tangisan Wilda yang tadinya tak bersuara, kini terdengar terisak dengan bahu yang naik turun. Hasan sang suami mengusap punggung Wilda untuk menenangkannya.

"Papa!" Wilda menatap suaminya.

"Sabarlah. Kita doakan semoga anak kita cepat siuman."

"Ayo kita masuk, Pa!" ajak Wilda, "Mama ingin melihat anak kita."

Hasan mengangguk. "Iya. Ayo!"

Hasan menuntun sang istri untuk masuk ke ruangan gimana sang putra tengah dirawat. Hasan membuka gagang pintu ruangan rawat VIP tersebut. Ia dan sang istri masuk untuk melihat keadaan putra mereka yang tengah berjuang diantara hidup dan mati.

"Jeremy! Hiks ... hiks ..."

Tangisan Wilda semakin menjadi ketika melihat putra kesayangannya terbaring lemah dengan bantuan selang oksigen yang terpasang di mulut. Elektrokardiogram pendeteksi detak jantung berbunyi menemani Jeremy yang terbaring di ruangan itu.

Hatinya hancur melihat keadaan Jeremy yang lemah tidak berdaya. Jika dibolehkan, Wilda ingin dirinya saja yang merasakan posisi seperti Jeremy sekarang. Hati ibu mana yang tidak hancur melihat anaknya dalam kondisi seperti itu.

Hasan kemudian menarik kursi yang ada di dekat Brangkal tempat mengiringi berbaring. Ia kemudian menuntun sang istri untuk duduk di samping tempat tidur putra mereka. Wilda dengan tubuh lemah kemudian menjatuhkan bobot tubuhnya di kursi itu.

"Jeremy! Ini Mama, Nak."

Wilda meraih tangan Jeremy yang terpasang oximeter. Ia genggam dengan erat tangan lemah itu. Kemudian ia dekatkan telapak tangan putranya untuk menyentuh pipinya.

"Bangunlah, Nak. Jangan terlalu lama tertidur. Mama dan Papa merindukan kamu."

"Iya, Nak. Ini ada Papa di sini. Bertahanlah. Kamu pasti bisa. Anak Papa anak yang kuat."

Sama seperti Wilda, Hasan juga ikut sedih dan hancur melihat keadaan sang putra. Satu tahun lebih ia tidak melihat dan bertemu Jeremy. Ia hanya mendengar kabar Jeremy melalui anak buahnya yang memantau keadaan dan aktivitas Jeremy. Dan ketika bertemu kembali, ia melihat keadaan sang putra cukup menyedihkan.

Hasan mendapatkan kabar dari anak buahnya kalau Jeremy mengalami kecelakaan di jalan tol. Tidak hanya itu, kecelakaan yang terjadi ditayangkan diberita stasiun televisi swasta. Hasan yang sedang melakukan rapat bersama petinggi perusahaan membatalkan kegiatan rapatnya, dan membawa sang istri terbang ke Jakarta.

Ketika keduanya sedang bersedih meratapi keadaan Jeremy, pintu ruangan VIP terbuka. Wilda dan Hasan menoleh untuk melihat siapa yang masuk. Seorang pria seusia dengan Jeremy, tercengang melihat keadaan Jeremy yang menyedihkan.

"Kelvin?" Wilda menaikkan jari telunjuknya, "Kamu Kelvin kan?"

Kelvin menatap kedua orang tua dari Jeremy. "Benar. Saya Kelvin."

"Kamu Kelvin sahabat anak saya?" tanya Hasan memastikan.

Kelvin mengangguk. "Benar, Pak Hasan."

Hasan mengenal sosok Kelvin menjadi sahabat Jeremy saat masih remaja. dan ketika Jeremy lulus sekolah dan kuliah keluar negeri, Hasan sudah tidak lagi melihat dan bertemu dengan Calvin. Maka dari itu, Hasan sedikit pangling dengan sahabat anaknya ini. Sebab, banyak yang berubah dari penampilan pria itu.

"Setahu saya, kamu bekerja dengan Jeremy. Kemana kamu baru datang? Bukankah ke manapun anak saya pergi, kamu selalu berada di sisinya?" cecar Hasan.

Hasan mengetahui bahwa Jeremy membangun usaha properti bersama Kelvin sahabatnya. setiap hari anak buah Hasan yang selalu diperintah oleh Hasan untuk mengawasi Jeremy mengabarkan aktivitas apa saja yang telah kirimin lakukan. sehingga akan mengetahui bahwa Kelvin bersama dengan Jeremy.

"Saya tengah menyelesaikan pekerjaan yang ditinggal oleh Jeremy, Pak. Pekerjaan yang saya kerjakan bukan hanya usaha yang dikelola oleh Jeremy. Saya sebelumnya juga punya usaha sendiri yang harus tetap berjalan. Jadi saya membagi waktu. Dan tidak melulu bersama Jeremy," jawab Kelvin.

"Apa kamu tahu anak saya pergi ke mana?"

"Jeremy dan istrinya pulang dari Yogyakarta. Mereka habis liburan," jawab Kelvin.

"Oh. Jadi penyebabnya karena Alka. Anak itu memang pembawa sial. Seandainya Jeremy tidak bersama anakku, anakku tidak akan mengalami kecelakaan," cetus Wilda sewot.

"Ibu! Tolong jangan menyalahkan Alka. Tidak ada satu orang pun yang menginginkan kecelakaan itu terjadi," ujar Kelvin.

"Kamu jangan membela Alka, ya." Wilda menatap sinis sahabat putranya itu.

"Saya bukan membela Alka. Dan lagi pula siapa yang bisa meramalkan kecelakaan itu bisa terjadi."

"Sudah ... sudah." Hasan menengahi, "Kita pikirkan bagaimana Jeremy. Jangan hanya memikirkan Alka."

"Yang aku pikirkan itu anakku. Bukan Alka. Aku tidak sudi memikirkan dia. Mau dia mati sekalipun, Aku juga tidak peduli."

"Ibu dan bapak sepertinya sangat benci sekali kepada Alka. Kenapa kalian membencinya?" Kelvin heran melihat orang tua Jeremy yang membenci Alka.

"Karena dia tidak pantas bersanding dengan anakku. Itu alasannya," ucap Wilda dengan tegas.

"Tidak pantas bagaimananya? Mengapa Ibu bisa menyimpulkan seperti itu? Adakah sesuatu yang tidak diketahui oleh Jeremy mengenai Alka?"

"Diam!" bentak Wilda, "Kamu jangan mencoba untuk menasihati saya. Kamu itu hanya orang asing."

Bukan Kelvin namanya kalau hanya diam dan mengalah. Sedari dulu pria itu sangat suka berdebat dengan siapapun. Bahkan jika ada sesuatu yang janggal dan sangat bertentangan dengan pikirannya ia selalu mengemukakannya. Jeremy pun sudah paham akan tabiat Kelvin.

"Mungkin saya hanya orang asing bagi ibu dan bapak. Tetapi posisi saya juga penting untuk Jeremy. Saya sahabatnya."

"Apakah selama 1 tahun ini Jeremy membangun usaha?" Hasan bertanya kepada Kelvin untuk mengalihkan topik agar istri dan sahabat anaknya tidak terus berdebat.

"Iya. Saya yang membantunya. Kemudian dia juga mencari pinjaman. Tidak hanya itu, Alka memiliki tabungan juga dipinjamkan kepada suaminya untuk tambahan modal," beber Kelvin.

"Cih! Punya tabungan?" desis Wilda, "Tabungan dari mana? Mungkin dia juga habis jual diri dan penghasilan itu diberikan kepada Jeremy."

"Ibu! Alka itu kan petani. Dia juga bukan hanya petani. Dia bekerja sebagai pegawai minimarket dan dia bekerja itu bukan hanya sebulan atau dua bulan. sudah bertahun-tahun Alka menggeluti pekerjaan itu. Selain itu Alka juga tidak kuliah. Wajar bukan, dia memiliki tabungan?"

"Berhenti membahas Alka di depan kami!" Hardik Hasan membuat Wilda dan Kelvin diam.

Kelvin mendengus. "Baik. Saya tidak akan membahasnya lagi."

Di dalam hati, Kelvin merasa heran sambil memandang kedua orang tua Jeremy. Ia tidak terkejut bahwa pasangan suami istri paruh baya itu membenci Alka, karena telah mendengar cerita dari sahabatnya. Namun, ia tidak menyangka bahwa kebencian mereka sedalam itu kepada Alka. Bahkan peduli keadaan Alka pun tidak.

"Padahal, Alka wanita baik-baik. Bagaimana jadinya kalau Alka bukan wanita yang baik? Sungguh tidak masuk akal orang tuanya Jeremy ini. Hanya karena miskin, lalu membencinya sampai seperti itu?" batin Kelvin.

Related chapters

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

    Last Updated : 2024-12-02
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Last Updated : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Last Updated : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 10. Mengunjungi Yang Tersayang

    Setelah kondisi Jeremy membaik dan dokter memperbolehkan Jeremy untuk pulang, pria itu memaksa kepada kedua orang tuanya untuk mengajak ia pergi ke makam Alka. Sejak dari beberapa hari lalu, Jeremy memaksa untuk mendatangi makam Alka. Namun Ayah dan ibunya mengatakan Jeremy harus dalam keadaan membaik dulu baru boleh mengunjungi makam istri tercinta. Di sore hari yang cerah, Jeremy berkunjung ke pusara yang bertuliskan nama sang istri dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga mawar berwarna merah, adalah bunga kesukaan Alka. Jeremy membeku ketika menatap gundukan tanah merah yang ia ketahui sebagai tempat istirahat terakhir sang istri. Tentu saja makam itu adalah makam palsu, karena Hasan telah membayar seseorang untuk membuat makam tersebut, dan diberi nisan bertuliskan nama lengkap Alka. Hasan dan Wilda telah menyiapkan itu jauh sebelum Jeremy sadar, sebagai bukti kepada Jeremy bahwa istrinya telah meninggal. Pria paruh baya yang masih se

    Last Updated : 2024-12-05
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 11. Depresi Akibat Kehilangan

    "Tuan Hasan! Nyonya Wilda!" panggil Mirna, ART keluarga Arthur dengan panik. "Apa, Bi?" sahut Hasan. pria paruh baya itu menatap heran pembantunya yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Hasan dan Wilda baru saja duduk di ruang makan, untuk memulai sesi sarapan pagi. Sebelum mereka melakukan sarapan, Wilda meminta Mirna untuk memanggil Jeremy yang masih belum keluar dari kamarnya. "Ada apa, Bi? Kok mukanya panik begitu?" tanya Wilda heran. "Itu, Tuan, nyonya, Tuan Jeremy ..." Mirna menunjuk ke arah lantai atas. "Jeremy kenapa?" desak Hasan. "Tuan Jeremy bersimbah darah di kamar mandi," jawab Art dengan gugup. Wilda terperangah dan menjatuhkan rahangnya. "Apa?!" Hasan dan Wilda segera berlari ke kamar mandi untuk melihat keadaa

    Last Updated : 2024-12-06
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 12. Pernikahan Yang Tak Diinginkan

    Hari ini, tepat pernikahan Jeremy dan Diana akan digelar. Para tamu undangan yang merupakan kolega bisnis dari Hasan dan ayah Diana, turut hadir menyaksikan gelaran acara yang sakral tersebut. Para wartawan pun turut hadir untuk meliput berita pernikahan putra konglomerat Makassar. Diana tampil cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Sahabat dan teman sesama sosialita Diana pun ikut hadir. Kedua orang tua yang mendampingi Diana tersenyum bahagia melihat putrinya akan menikah. "Kamu cantik sekali hari ini, Sayang," kata Nana, ibu Diana. "Tentu saja aku cantik. Karena Mamaku cantik." "Bukan itu maksud Mama. Aura cantikmu itu terpancar dari dalam." "Ini hari bersejarah untukku. Dan aku berbahagia. Mungkin itu yang membuat aura cantikku terpancar." "Mama bersyukur karena telah diberikan umur panjang dan sehat oleh tuhan. Sehingga Mama dapat menyaksikan putri cantik Mama menikah," ucap Nana terharu. "Mama harus s

    Last Updated : 2024-12-07
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 13. Mencoba untuk ikhlas

    "Alka!" Nena berlari menghampiri Alka yang sedang menangis di sudut ruangan dapur sambil memeluk lututnya. "Alka yang sabar, ya." Nena memeluk erat tubuh ringkih adik sepupunya untuk memberikan kekuatan. Alka mendongakkan kepalanya menatap Nena. "Aku nggak kuat, Mbak. Hiks ... Hiks ..." Alka menepuk-nepuk dadanya. "Di sini sakit. Sakit sekali." "Kenapa nasibmu menjadi seperti ini?" Nena berurai airmata menatap Alka. Wanita yang menjadi satu-satunya kerabat Alka tersebut, merasa kasihan kepada adik sepupunya. Alka menangis dipelukan Nena dengan air mata yang mengalir deras. Dadanya terasa sangat sesak. Hatinya tercabik-cabik hingga luka dan berdarah melihat sang suami menikah dengan wanita lain. Nena yang memeluk pun ikut menangis. Sebagai sesama wanita yang telah memiliki suami dan anak, Nena bisa ikut merasakan apa yang saat ini Alka rasakan. Wanita mana pun pasti merasa hancur dan sakit melihat suami yang dicintai bersanding dengan wanita lain di pelaminan. "Kamu ini wanita b

    Last Updated : 2024-12-08
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 14. Kedatangan Ibu Mertua

    Wilda duduk di serambi rumah Alka dan berhadapan dengan menantunya itu. Alka menatap dingin wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu dari pria yang ia cintai. Pria yang kini telah menikah dengan wanita lain. "Katanya ingin bicara. Kenapa masih diam?" Alka membuka pembicaraan setelah keduanya saling lama diam. Wilda mendongak menatap mata Alka. Wanita paruh baya itu dapat melihat guratan kemarahan di wajah wanita yang dicintai oleh putranya. Wilda tahu bahwa Alka marah karena telah memisahkan wanita itu dari putranya. "Bagaimana keadaan kamu?" tanya Wilda berbasa-basi. "Apa yang anda harapkan? Apakah anda mengharapkan saya menjadi gila setelah berpisah dengan suamiku?" sarkas Alka. Wilda tersenyum dan menggeleng. "Saya tidak pernah mengharapkan kamu menjadi seperti itu." "Lalu tujuan Anda apa ke sini? Apa Anda ingin melihat betapa menyedihkannya saya setelah apa yang anda lakukan ter

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 42. Dalang Penyebab Kecelakaan

    Jeremy duduk dengan tenang bersandar di kursi kebesarannya. Sama seperti kemarin, iya masih berada di Makassar menangani perusahaan keluarga. Netra Jeremy terlihat sendu menyimpan kesedihan dan kerinduan yang amat dalam. Di tangannya terdapat selembar foto yang sedang ia pandangi. Foto itu adalah foto milik Alka. Istri yang sangat ia cintai. Wanita yang menjadi belahan jiwanya.Hati Jeremy terasa hangat dan damai menatap senyuman sang istri di foto tersebut. Kedamaian yang telah lama tidak Jeremi rasakan, kini hadir kembali walau hanya melihat foto itu. Dan tak dapat dipungkiri, hanya Alka lah yang membuat Jeremy merasa hati damai dan tenang.Bibir Jeremy melengkung ke atas melihat potret bahagia alka. Seorang anak desa yang bahagia bermain dengan hujan salju.Jeremy sudah tahu bahwa Alka berada di Polandia. Ia mencoba mencari tahu lewat temannya yang bekerja di imigrasi untuk melacak keberadaan istrinya itu.Ucapan Nena beberapa hari lalu saat Jeremy berkunjung ke Yogyakarta, membu

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 41. Pernah Menikah

    "Jadi, kamu sudah pernah menikah dan memiliki satu anak?" tanya Hendra kepada Alka.Alka mengangguk. "Iya. Sekarang anakku sudah besar. 2 bulan yang lalu, dia menginjak usia 5 tahun."Hendra mengajak Alka makan siang berdua di sebuah outdoor cafe yang terletak di jantung kota Warsawa. Hendra menanyakan mengenai keluarga Alka setelah pria itu menceritakan tentang keluarganya. Alka menceritakan kepada Hendra tentang keluarganya dan statusnya yang pernah menikah. Alka juga menceritakan bahwa ia telah berpisah dari suaminya."Anakmu laki-laki atau perempuan?" tanya Hendra penasaran."Laki-laki," jawab Alka."Kenapa kamu titipkan anakmu di panti asuhan? Memangnya tidak ada saudaramu?"Hendra mendengar bahwa Alka menitipkan putranya di panti asuhan. Alka lakukan itu, sebelum ia memutuskan merantau ke Eropa."Saudaraku banyak. Tapi jauh semua. Paling dekat kakak sepupuku. Tapi karena dia mengalami kesulitan ekonomi, serta harus merawat mertuanya yang sakit, jadi aku nggak tega harus menamba

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 40. Rahasia Yang Ingin Diungkap

    Jeremy menatap lekat sang ibu yang melakukan aktivitas merapikan tanaman bunga di dekat jendela dekat balkon. Wilda terlihat serius dan begitu hati-hati menggunting bunga dan daun yang telah kering.Setelah pulang dari Yogyakarta, Jeremy memutuskan untuk terbang ke Makassar karena ingin menanyakan sesuatu hal kepada ibunya. Ia ingin tahu apakah ibunya mau jujur atau tidak. Ia juga ingin tahu apakah ibunya mengetahui penyebab kecelakaan yang menimpanya. Bagaimana cara ibunya mengusir Alka yang baru saja bangun dan masih dalam keadaan lemah.Cukup lama Jeremy berdiam diri, akhirnya pria itu melangkahkan kaki mendekati sang ibu. Wilda terkejut melihat kedatangan Jeremy yang tiba-tiba. "Jeremy? Kapan kamu datang?" "Barusan, Ma.""Apa ada masalah di perusahaan, Nak?""Tidak ada sebenarnya. Cuma ya ... aku pikir, alangkah lebih baiknya 3 hari aku di sini, dan 4 hari aku di Jakarta.""Selalu bersama Diana? Diana kan ada di Surabaya? Kamu tidak meluangkan waktumu hanya sehari saja ke Surab

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 39. Dia Masih Hidup

    "Mbak Nena!" panggil Jeremy terhadap seorang wanita yang sedang berjongkok mengambil beberapa lembar daun kucai di pot menggunakan gunting.Wanita yang dipanggil Nena oleh Jeremy, menoleh kepada Jeremy yang memanggilnya. Nena kemudian berdiri dan menatap tidak bersahabat kepada Jeremy. Jeremy datang ke rumah Nena bersama dengan Kelvin."Jeremy? Mau apa kamu ke sini?" tanya Nena dengan nada ketus."Aku ke sini, ingin mencari Alka, Mbak," ucap Jeremy.Nena tertawa kecil mendengar ucapan Jeremy. "Setelah apa yang dilakukan oleh ibumu kepada adikku, dan kamu yang telah membuat adikku hancur, kamu ingin mencarinya? Percuma. Kamu tidak akan menemukannya di sini.""Aku minta maaf karena aku tidak bisa melindungi Alka. Aku menyesal dan aku merasa bersalah karena aku tidak bisa melindungi istriku hingga ia meninggal."Nena menatap tajam Jeremy. "Apa katamu? Alka meninggal? Jangan sembarangan bicara kamu Jeremy."Selama ini, Nena menganggap bahwa Jeremy telah melupakan adiknya dan membuangnya b

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 38. Toko Perhiasan

    Alka saat ini tengah menemani sahabatnya, Nur membeli cincin di toko perhiasan di pusat kota. Model perhiasan yang terpajang di etalase toko sangat indah. Desain yang sederhana namun mewah, membuat Nur kebingungan untuk memilih."Aku yang ini cocok nggak ya?" tanya Nur kepada Alka sambil menunjuk ke arah cincin bermata berlian berwarna merah muda."Nggak kebesaran? Kamu pernah bilang ke aku kalau kamu nggak suka dengan perhiasan yang bervolume besar," kata Alka."Iya, sih. Tapi aku suka warnanya.""Warna itu memang cocok di kulitmu. Coba tanyakan kepada penjualnya! Mungkin mereka punya yang warna itu dan ukuran yang lebih kecil."Nur kemudian meminta tolong kepada penjualnya untuk menunjukkan cincin berlian dengan model dan warna berlian yang sama, namun lebih kecil ukuran plat ring, dan berat berliannya. Sembari menunggu Nur mendapatkan cincin yang ia inginkan, Alka melihat-lihat koleksi perhiasan yang ada di sana. Alka terkagum melihat berbagai model perhiasan yang terpajang. Tidak

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 37. Fakta Tentang Alka

    "Bagaimana mungkin bisa begitu?" tanya Jeremy dengan wajah bingung.Pria itu terlihat tidak terima mendengar kabar dari Kelvin bahwa makam istrinya palsu. Yang menguburkan istri tercintanya adalah kedua orang tuanya. Apakah mungkin, kedua orang tua Jeremy membohonginya?Jeremi yakin ini adalah suatu kebohongan untuk membuat dirinya stres. Tidak mungkin makam Alka fiktif."Mereka mengirimkan video kepadaku."Kelvin menunjukkan ponselnya kepada Jeremy. Dalam video itu terlihat tugas makam juru kunci dan pemerintah daerah melakukan pengecekan data-data dari makam yang ada di sana. Berkas ditunjukkan bahwa, tidak ada satupun nama Alka yang tertera dan terdaftar di situ."Setiap makam fiktif yang tidak terdaftar di data pemerintah daerah, mereka melakukan pengecekan dengan membuktikan bahwa makam itu palsu atau tidak, dengan cara menusukkan besi sepanjang 3 meter. Dan besi itu mengalami kebengkokan berarti memang itu makam fiktif. Dan makan itu juga sama terjadi dengan gundukan tanah yang

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 36. Pesta Kemenangan

    Hari ini merupakan hari yang penuh kegembiraan karena diadakan sebuah pesta meriah untuk merayakan kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih. Suasana penuh semangat terasa di udara, dengan ratusan orang berkumpul untuk memberikan selamat kepada Iqbal atas pencapaiannya yang luar biasa. Di tengah gemerlapnya pesta, Iqbal memberikan pidato yang menginspirasi tentang rencananya untuk memajukan daerah ini. Ia berjanji akan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki infrastruktur yang ada, dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan penuh antusiasme, Iqbal menyatakan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Jeremy, Diana, dan Kelvin turut serta dalam perayaan pesta kemenangan tersebut. Jeremy tersenyum sinis kepada Iqbal yang tak henti-hentinya menampilkan raut bahagia. Kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri. Meskipun ia berlaku curang dibelakang layar, ia tersenyum puas karena salah sa

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 35. Kemenangan

    Seminggu setelah Jeremy melakukan pengancaman akan membunuh Rangga kepada Diana, Diana akhirnya benar-benar mencabut laporan KDRT yang dilakukan oleh Jeremy. Selain karena Diana tidak ingin kehilangan Rangga, Diana juga tidak ingin ayahnya mengalami kekalahan dalam pemilihan gubernur. Tetapi ada satu hal yang membuat Diana merasa kesal. Rangga sedikit berubah kepadanya. Bahkan pada malam dimana Jeremy batal menembak Rangga, Rangga yang memeluk Nisa dengan erat karena ketakutan, membuat Diana terbakar api cemburu. Dan saat Diana mengajak Rangga untuk pergi ke hotel dan menghabiskan malam bersama, Rangga takut dengan ancaman Nisa. Diana tahu bahwa Rangga kekasihnya mulai mencintai istrinya. Dan kali ini wanita itu merasa tersaingi karena khawatir cinta yang dimiliki Rangga kepadanya perlahan akan memudar. Kegelisahan Diana diketahui oleh Jeremy. Diana mencoba belajar untuk memperlakukan Jeremy sebagai suaminya. Namun Jeremy tetap saja acuh, dan tidak peduli apapun yang dilakukan oleh

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 34. Ancaman.

    "Tunggu!! Berhenti!" Seorang wanita menghadang laju mobil yang di tumpangi oleh Kelvin dan Jeremy dengan berdiri didepan mobil tersebut sambil merentangkan kedua tangannya. Jeremy malam ini hendak menemui Rangga. Namun istrinya datang menghalangi. Diana takut bahwa Jeremy akan melakukan hal bahaya kepada Rangga setelah suaminya mengirim pesan ancaman."Tabrak dia!" Perintah Jeremy.Kelvin menggenggam erat setir kemudi, dan perlahan menginjak pedal gas. Ia bersiap untuk menabrak Diana sesuai arahan dari Jeremy. Diana yang merentangkan tangan di tengah jalan memejamkan matanya sejenak. Ia benar-benar takut bila Kelvin tetap menabrak nya. Ciit ...Kelvin melakukan pengereman secara mendadak. Meskipun bosnya memerintahkan dirinya untuk menabrak Diana, ia mengurungkan hal itu. Jeremy menoleh ke arah Kelvin dan mendengus kesal.Diana yang mengetahui bahwa mobil yang dikendarai oleh Kelvin berhenti tepat di depannya, kemudian membuka mata. Diana segera berlari ke samping mobil dan memukul

DMCA.com Protection Status