Share

Bab 5. Hadiah Untuk Alka

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 11:04:29

Jeremy pulang ke rumah dengan wajah yang berbinar cerah. Ia tidak sabar segera memberikan kejutan untuk sang istri. Sebuah hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari lalu, kini saatnya ia persembahkan kepada wanita belahan jiwanya.

"Sayang!" seru Jeremy.

"Iya, Mas. Sudah pulang?" Alka meletakkan selang dan mematikan kran air. Istri kesayangan Jeremy itu sedang menyiram tanaman bunga dan sayurannya.

"Aku punya hadiah untuk kamu," beritahu Jeremy sambil tersenyum lebar.

"Hadiah apa, Mas?" Alka penasaran.

"Coba tutup dulu matanya!" interupsi Jeremy.

Alka mengerutkan kening. "Kenapa harus tutup mata segala, sih? Nggak usah aneh-aneh deh."

"Bukan aneh-aneh kok, Sayang."

"Benar?" tanya Alka tidak percaya.

Jeremy mencubit gemas pipi Alka. "Iya. Coba tutup mata dulu. Kalau nggak tutup mata, nggak surprise dong."

Akhirnya Alka menuruti Jeremy yang memintanya untuk menutupi mata. Alka merasa penasaran sekaligus cemas dengan kejutan yang akan diberikan oleh Jeremy. Disaat mata Alka tertutup, Jeremy meraih tangan sang istri dan meletakkan sesuatu di telapak tangan Alka.

"Ini untuk kamu, Sayang." 

Jeremy meletakkan sebuah kotak persegi berwarna merah ditangan Alka. Alka segera membuka matanya ketika merasakan sesuatu berada di tangannya. Ia mengerutkan kening.

"Apa ini, Mas?" Alka melihat sebuah kotak berwarna merah ditangannya.

"Coba kamu buka!" Jeremy menyuruh sang istri membuka kotak persegi tersebut.

Alka membuka kotak persegi merah itu dan terpesona. "Masya Allah! Cantik sekali."

"Kamu suka?" tanya Jeremy.

Alka mendongak menatap Jeremy. "Aku suka sekali Mas. Makasih ya, Mas."

"Sama-sama, Sayang." Jeremy lalu memeluk Alka, "Ini hadiah untuk kamu khusus aku pesankan. Alhamdulillah berkat doa dan semangat dari kamu, usaha Mas berjalan dengan lancar."

"Alhamdulillah. Aku ikut senang." Alka merasa bersyukur.

Setelah lebih dari satu tahun usaha yang didirikan Jeremy akhirnya membuahkan hasil. Meski banyak rintangan dan cobaan yang ia hadapi, Jeremy tetap bersabar serta optimis dengan Alka di sampingnya yang selalu menyemangati. Jeremy merasa bersyukur atas nikmat Tuhan yang diberikan kepadanya.

"Sini kalungnya aku pakaikan!" 

Jeremy meraih kotak persegi itu, dan mengambil kalung serta memakaikan dileher Alka. Alka mengangkat rambut panjangnya untuk memudahkan Jeremy memakaikan kalung. Setelah kalung melingkar di leher Alka, Jeremy terpesona dengan Alka yang semakin cantik dengan kalung yang ia berikan.

"Kamu semakin cantik dengan kalung ini," puji Jeremy 

"Istrinya siapa dulu dong?" Alka tersenyum menggoda Jeremy.

"Istriku dong," jawab Jeremy.

Jeremy dan Alka kemudian saling berpelukan. Jeremy mengecup kening Alka. Alka tersenyum bahagia di dalam pelukan Jeremy. Ia merasa lega karena segala daya dan upaya yang dilakukan oleh sang suami, serta dirinya yang telah memberikan semangat, membuahkan hasil yang sangat manis.

"Sayang! Liburan yuk!" ajak Jeremy.

Alka melepaskan diri dari pelukan Jeremy. "Liburan kemana, Mas."

"Ke Dieng. Tempat pertama kali kita bertemu dan saling jatuh cinta."

"Tidak mengganggu pekerjaan Mas? Masa Kak Kelvin yang handle semuanya? Kerjaannya di cafe bagaimana? Nanti dia dipecat sama bosnya."

Jeremy tersenyum mengacak rambut Alka. "Cafe yang kita datangi itu, adalah milik Kelvin pribadi. Jadi Kelvin bosnya."

"Oh ... begitu." Alka baru tahu jika kafe itu milik Kelvin.

Biasanya, ketika Jeremy ada urusan mendadak, Kelvin yang menghandle pekerjaan Jeremy. Kafe milik Kelvin tetap berjalan dengan lancar meskipun ia sibuk bekerja dengan Jeremy. 

"Mas! Sebelum nanti kita pulang ke Jakarta, Boleh nggak aku jenguk sepupuku?" 

"Sepupumu? Siapa namanya?" 

"Mbak Nena," jawab Alka.

"Boleh, Sayang."

***

Alka dan Jeremy berangkat ke Yogyakarta. Jeremy mengajak Alka terlebih dahulu untuk menemui sepupunya sebelum liburan. Karena Jeremy tahu bahwa istrinya sudah merindukan sepupu yang bernama Mbak Nena itu.

"Makasih ya, Dek. Mau jenguk Mbak," ucap Nena ketika Alka pamit pulang dari rumahnya.

"Ya, Mbak. Sama-sama."

Nena kemudian menatap Jeremy. "Kamu jagain adikku ya. Dia sudah tidak punya orang tua. Tolong jangan kamu sakiti atau sia-siakan dia. Kalau kamu sudah tidak mencintai dia lagi, tolong berpisahlah secara baik-baik. Jangan menyiksa dia."

Jeremy mengangguk. "Iya, Mbak. Aku nggak akan mungkin menghianati atau menyakiti istriku. Aku jamin itu."

Nena menitikkan air matanya. "Sekarang saudaraku jauh semua. Tadinya cuma Alka yang dekat. Sekarang Alka juga jauh."

"Jangan nangis, Mbak. Aku jadi ikut sedih." Alka lalu memeluk erat saudaranya itu.

Nena adalah satu-satunya saudara yang dimiliki oleh Alka. Sebelumnya, saudara Alka dan Nena banyak. Tetapi kini yang lain telah pindah ke daerah yang jauh mengikuti suami masing-masing. 

"Nanti, kalau Jeremy mencampakan kamu, pulanglah ke sini. Aku bersedia menerima kamu. Karena aku satu-satunya kakakmu sekarang," bisik Nena.

Alka mengangguk. "Iya, Mbak. Makasih. Doakan agar kami selalu bahagia."

Setelah cukup lama berpelukan, Alka dan Jeremy pamit kepada Nena. Sebelum mobil Jeremy dipacu meninggalkan halaman rumah Nena, Jeremy mengangguk hormat kepada Nena. Jeremy sangat menghormati sepupu istrinya itu. Karena dialah orang yang ikut sibuk membantu mereka berdua ketika mereka akan menikah.

Alka dan Jeremy menikmati liburan mereka di pegunungan Dieng. Pasangan itu berkeliling berbagai tempat dan saling melemparkan canda tawa. Tak lupa, Jeremy dan Alka mengambil beberapa foto untuk dokumentasi mereka.

 Daerah yang memiliki hawa dingin itu, menjadi saksi tempat bertemunya Alka dan Jeremy. Saat ini mereka tengah berada di taman. Alka sedang asyik mengirimkan foto-foto mereka berdua dari ponsel Jeremy ke ponselnya.

"Kemarin aku dengar, Silvi menawarkan pekerjaan untuk kamu." Jeremy membuka pembicaraan.

Alka terdiam sejenak. "Aku belum kepikiran untuk mencari pekerjaan, Mas. Karena aku lihat, dari banyaknya teman-teman yang di Jakarta, mereka mencari pekerjaan sangat sulit. Walaupun mereka sudah memiliki dokumen, dan itu sesuai dengan persyaratan, banyak yang tidak lolos wawancara. Aku masih ingin mengembangkan kebun milik orang tua yang ada di Jogja. Sambil aku juga mau mengambil kuliah."

"Kamu mau mengambil kuliah, Sayang?" tanya Jeremy.

Alka tersenyum mendengar pertanyaan Jeremy. Ia tahu suaminya itu khawatir. Pasti Jeremy takut jika Alka kuliah nanti, itu akan membuat Alka lupa tanggung jawabnya sebagai seorang istri.

"Mas jangan khawatir. Semisal kita memiliki anak, aku tidak akan meninggalkan tugasku sebagai seorang ibu dan juga istri. Tapi aku tetap ingin mengejar cita-citaku. Karena, menjadi ibu dan menjadi istri juga harus pintar dan juga berpendidikan tinggi. Selain menambah ilmu pengetahuan untuk membimbing anak-anak kita di masa depan, kita juga tidak diinjak-injak oleh orang."

Jeremy mengangguk. "Kamu itu sangat ambisius ya. Tidak apa-apa. Aku juga akan tetap mendukung kamu."

Setelah Alka lulus sekolah, Alka sempat kuliah sebentar. Namun Alka harus berhenti di tengah jalan karena tak memiliki biaya. Meskipun kuliahnya mendapat beasiswa, Alka memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. 

"Apa karena ucapan menyakitkan dari kedua orang tuaku yang menghina kamu ketika kamu ke sana? Sehingga kamu termotivasi untuk melanjutkan pendidikanmu?"

Alka tersenyum. "Salah satunya karena itu juga."

"Lakukanlah apa yang membuat kamu bahagia. Aku sebagai suamimu akan mendukungmu sepenuh hati. Raihlah kesuksesanmu."

"Makasih, Mas." 

Jeremy tersenyum menatap sang istri. "Bukankah seharusnya memang kita saling mendukung?" 

"Aku bahagia memiliki suami yang pengertian seperti Mas," tutur Alka.

"Aku juga bahagia memiliki istri seperti kamu. Kamu mau menerima aku apa adanya. Dan kamu tidak pernah menuntut apapun dari aku selama hampir dua tahun pernikahan kita ini."

"Hampir dua tahun pernikahan itu sebentar, Mas. Nanti sampai tahun-tahun ke depan, kita bisa seperti ini terus tidak? Banyak orang yang tidak sabar dengan cobaan rumah tangganya."

Alka memiliki kekhawatiran yang ia pendam, jika suatu hari Jeremy akan berubah tidak mencintainya lagi. Itu sebabnya ia ingin tetap meneruskan kuliahnya dan mencari pekerjaan yang bagus. Berjaga-jaga jika nanti ia dicampakkan oleh Jeremy. Karena tidak ada yang tahu jika nanti suatu ketika Jeremy berubah tidak mencintai Alka lagi.

"Aku akan selalu berada di sisi kamu sampai kapanpun. Aku pun berharap kamu juga seperti itu." Jeremy meraih tangan Alka, dan menggenggamnya dengan lembut.

"Aku tidak akan meninggalkan Mas di dalam kemiskinan. Nyatanya, Mas datang kepadaku tanpa membawa apa-apa, aku terima. Tapi tidak dengan penghianatan. Mas harus ingat itu!" tegas Alka.

"Jika kamu takut aku mengkhianati kamu, ingatlah pengorbananku. Aku rela meninggalkan orang tuaku demi kamu. Tidak mungkin aku akan berkhianat."

Jeremy meraih bahu sang istri dan menatap dalam netra pekat itu. Alka balas menatap sang suami dan dapat melihat ketulusan dari dua pasang mata Jeremy. Alka percaya, Jeremy tidak akan mungkin menghianatinya setelah melihat perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Jeremy.

Setelah sesi liburan di Yogyakarta selesai, sepasang suami istri itu segera pulang ke Jakarta. Jeremy ingin segera kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal. Jeremy mengendarai mobil dan melewati tol untuk segera tiba di Jakarta.

Awalnya, perjalanan mereka mulus tanpa hambatan. Meskipun Jeremy mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, namun Jeremy sangat berhati-hati. Naas, dari arah belakang sebuah mobil box melaju cukup kencang dan menabrak mobil yang dikendarai Jeremy, hingga Alka dan Jeremy terbentur dasbor. 

Mobil box kemudian menabrak kendaraan lain dan terjadi kecelakaan beruntun di tol Jagorawi. Mobil yang dikendarai oleh Jeremy, terbalik dengan posisi roda menjadi di atas. Alka dan Jeremy tidak sadarkan diri di dalam mobil yang ringsek tersebut.

Tak ada yang menyadari, bahwa setelah kecelakaan itu, ada salah satu dari mereka berdua yang akan merasakan kehilangan. Dan kehilangan itu, mampu menjadi titik terendah dalam hidup. Siapa yang akan merasakan kehilangan? Alka, atau Jeremy?

Bab terkait

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 6. Kecelakaan

    "Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy. Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman. "Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan. Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban." Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat. "Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya." "Terima kasih, Do

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 10. Mengunjungi Yang Tersayang

    Setelah kondisi Jeremy membaik dan dokter memperbolehkan Jeremy untuk pulang, pria itu memaksa kepada kedua orang tuanya untuk mengajak ia pergi ke makam Alka. Sejak dari beberapa hari lalu, Jeremy memaksa untuk mendatangi makam Alka. Namun Ayah dan ibunya mengatakan Jeremy harus dalam keadaan membaik dulu baru boleh mengunjungi makam istri tercinta. Di sore hari yang cerah, Jeremy berkunjung ke pusara yang bertuliskan nama sang istri dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga mawar berwarna merah, adalah bunga kesukaan Alka. Jeremy membeku ketika menatap gundukan tanah merah yang ia ketahui sebagai tempat istirahat terakhir sang istri. Tentu saja makam itu adalah makam palsu, karena Hasan telah membayar seseorang untuk membuat makam tersebut, dan diberi nisan bertuliskan nama lengkap Alka. Hasan dan Wilda telah menyiapkan itu jauh sebelum Jeremy sadar, sebagai bukti kepada Jeremy bahwa istrinya telah meninggal. Pria paruh baya yang masih se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 11. Depresi Akibat Kehilangan

    "Tuan Hasan! Nyonya Wilda!" panggil Mirna, ART keluarga Arthur dengan panik. "Apa, Bi?" sahut Hasan. pria paruh baya itu menatap heran pembantunya yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Hasan dan Wilda baru saja duduk di ruang makan, untuk memulai sesi sarapan pagi. Sebelum mereka melakukan sarapan, Wilda meminta Mirna untuk memanggil Jeremy yang masih belum keluar dari kamarnya. "Ada apa, Bi? Kok mukanya panik begitu?" tanya Wilda heran. "Itu, Tuan, nyonya, Tuan Jeremy ..." Mirna menunjuk ke arah lantai atas. "Jeremy kenapa?" desak Hasan. "Tuan Jeremy bersimbah darah di kamar mandi," jawab Art dengan gugup. Wilda terperangah dan menjatuhkan rahangnya. "Apa?!" Hasan dan Wilda segera berlari ke kamar mandi untuk melihat keadaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 12. Pernikahan Yang Tak Diinginkan

    Hari ini, tepat pernikahan Jeremy dan Diana akan digelar. Para tamu undangan yang merupakan kolega bisnis dari Hasan dan ayah Diana, turut hadir menyaksikan gelaran acara yang sakral tersebut. Para wartawan pun turut hadir untuk meliput berita pernikahan putra konglomerat Makassar. Diana tampil cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Sahabat dan teman sesama sosialita Diana pun ikut hadir. Kedua orang tua yang mendampingi Diana tersenyum bahagia melihat putrinya akan menikah. "Kamu cantik sekali hari ini, Sayang," kata Nana, ibu Diana. "Tentu saja aku cantik. Karena Mamaku cantik." "Bukan itu maksud Mama. Aura cantikmu itu terpancar dari dalam." "Ini hari bersejarah untukku. Dan aku berbahagia. Mungkin itu yang membuat aura cantikku terpancar." "Mama bersyukur karena telah diberikan umur panjang dan sehat oleh tuhan. Sehingga Mama dapat menyaksikan putri cantik Mama menikah," ucap Nana terharu. "Mama harus s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 13. Mencoba untuk ikhlas

    "Alka!" Nena berlari menghampiri Alka yang sedang menangis di sudut ruangan dapur sambil memeluk lututnya. "Alka yang sabar, ya." Nena memeluk erat tubuh ringkih adik sepupunya untuk memberikan kekuatan. Alka mendongakkan kepalanya menatap Nena. "Aku nggak kuat, Mbak. Hiks ... Hiks ..." Alka menepuk-nepuk dadanya. "Di sini sakit. Sakit sekali." "Kenapa nasibmu menjadi seperti ini?" Nena berurai airmata menatap Alka. Wanita yang menjadi satu-satunya kerabat Alka tersebut, merasa kasihan kepada adik sepupunya. Alka menangis dipelukan Nena dengan air mata yang mengalir deras. Dadanya terasa sangat sesak. Hatinya tercabik-cabik hingga luka dan berdarah melihat sang suami menikah dengan wanita lain. Nena yang memeluk pun ikut menangis. Sebagai sesama wanita yang telah memiliki suami dan anak, Nena bisa ikut merasakan apa yang saat ini Alka rasakan. Wanita mana pun pasti merasa hancur dan sakit melihat suami yang dicintai bersanding dengan wanita lain di pelaminan. "Kamu ini wanita b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 42. Dalang Penyebab Kecelakaan

    Jeremy duduk dengan tenang bersandar di kursi kebesarannya. Sama seperti kemarin, iya masih berada di Makassar menangani perusahaan keluarga. Netra Jeremy terlihat sendu menyimpan kesedihan dan kerinduan yang amat dalam. Di tangannya terdapat selembar foto yang sedang ia pandangi. Foto itu adalah foto milik Alka. Istri yang sangat ia cintai. Wanita yang menjadi belahan jiwanya.Hati Jeremy terasa hangat dan damai menatap senyuman sang istri di foto tersebut. Kedamaian yang telah lama tidak Jeremi rasakan, kini hadir kembali walau hanya melihat foto itu. Dan tak dapat dipungkiri, hanya Alka lah yang membuat Jeremy merasa hati damai dan tenang.Bibir Jeremy melengkung ke atas melihat potret bahagia alka. Seorang anak desa yang bahagia bermain dengan hujan salju.Jeremy sudah tahu bahwa Alka berada di Polandia. Ia mencoba mencari tahu lewat temannya yang bekerja di imigrasi untuk melacak keberadaan istrinya itu.Ucapan Nena beberapa hari lalu saat Jeremy berkunjung ke Yogyakarta, membu

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 41. Pernah Menikah

    "Jadi, kamu sudah pernah menikah dan memiliki satu anak?" tanya Hendra kepada Alka.Alka mengangguk. "Iya. Sekarang anakku sudah besar. 2 bulan yang lalu, dia menginjak usia 5 tahun."Hendra mengajak Alka makan siang berdua di sebuah outdoor cafe yang terletak di jantung kota Warsawa. Hendra menanyakan mengenai keluarga Alka setelah pria itu menceritakan tentang keluarganya. Alka menceritakan kepada Hendra tentang keluarganya dan statusnya yang pernah menikah. Alka juga menceritakan bahwa ia telah berpisah dari suaminya."Anakmu laki-laki atau perempuan?" tanya Hendra penasaran."Laki-laki," jawab Alka."Kenapa kamu titipkan anakmu di panti asuhan? Memangnya tidak ada saudaramu?"Hendra mendengar bahwa Alka menitipkan putranya di panti asuhan. Alka lakukan itu, sebelum ia memutuskan merantau ke Eropa."Saudaraku banyak. Tapi jauh semua. Paling dekat kakak sepupuku. Tapi karena dia mengalami kesulitan ekonomi, serta harus merawat mertuanya yang sakit, jadi aku nggak tega harus menamba

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 40. Rahasia Yang Ingin Diungkap

    Jeremy menatap lekat sang ibu yang melakukan aktivitas merapikan tanaman bunga di dekat jendela dekat balkon. Wilda terlihat serius dan begitu hati-hati menggunting bunga dan daun yang telah kering.Setelah pulang dari Yogyakarta, Jeremy memutuskan untuk terbang ke Makassar karena ingin menanyakan sesuatu hal kepada ibunya. Ia ingin tahu apakah ibunya mau jujur atau tidak. Ia juga ingin tahu apakah ibunya mengetahui penyebab kecelakaan yang menimpanya. Bagaimana cara ibunya mengusir Alka yang baru saja bangun dan masih dalam keadaan lemah.Cukup lama Jeremy berdiam diri, akhirnya pria itu melangkahkan kaki mendekati sang ibu. Wilda terkejut melihat kedatangan Jeremy yang tiba-tiba. "Jeremy? Kapan kamu datang?" "Barusan, Ma.""Apa ada masalah di perusahaan, Nak?""Tidak ada sebenarnya. Cuma ya ... aku pikir, alangkah lebih baiknya 3 hari aku di sini, dan 4 hari aku di Jakarta.""Selalu bersama Diana? Diana kan ada di Surabaya? Kamu tidak meluangkan waktumu hanya sehari saja ke Surab

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 39. Dia Masih Hidup

    "Mbak Nena!" panggil Jeremy terhadap seorang wanita yang sedang berjongkok mengambil beberapa lembar daun kucai di pot menggunakan gunting.Wanita yang dipanggil Nena oleh Jeremy, menoleh kepada Jeremy yang memanggilnya. Nena kemudian berdiri dan menatap tidak bersahabat kepada Jeremy. Jeremy datang ke rumah Nena bersama dengan Kelvin."Jeremy? Mau apa kamu ke sini?" tanya Nena dengan nada ketus."Aku ke sini, ingin mencari Alka, Mbak," ucap Jeremy.Nena tertawa kecil mendengar ucapan Jeremy. "Setelah apa yang dilakukan oleh ibumu kepada adikku, dan kamu yang telah membuat adikku hancur, kamu ingin mencarinya? Percuma. Kamu tidak akan menemukannya di sini.""Aku minta maaf karena aku tidak bisa melindungi Alka. Aku menyesal dan aku merasa bersalah karena aku tidak bisa melindungi istriku hingga ia meninggal."Nena menatap tajam Jeremy. "Apa katamu? Alka meninggal? Jangan sembarangan bicara kamu Jeremy."Selama ini, Nena menganggap bahwa Jeremy telah melupakan adiknya dan membuangnya b

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 38. Toko Perhiasan

    Alka saat ini tengah menemani sahabatnya, Nur membeli cincin di toko perhiasan di pusat kota. Model perhiasan yang terpajang di etalase toko sangat indah. Desain yang sederhana namun mewah, membuat Nur kebingungan untuk memilih."Aku yang ini cocok nggak ya?" tanya Nur kepada Alka sambil menunjuk ke arah cincin bermata berlian berwarna merah muda."Nggak kebesaran? Kamu pernah bilang ke aku kalau kamu nggak suka dengan perhiasan yang bervolume besar," kata Alka."Iya, sih. Tapi aku suka warnanya.""Warna itu memang cocok di kulitmu. Coba tanyakan kepada penjualnya! Mungkin mereka punya yang warna itu dan ukuran yang lebih kecil."Nur kemudian meminta tolong kepada penjualnya untuk menunjukkan cincin berlian dengan model dan warna berlian yang sama, namun lebih kecil ukuran plat ring, dan berat berliannya. Sembari menunggu Nur mendapatkan cincin yang ia inginkan, Alka melihat-lihat koleksi perhiasan yang ada di sana. Alka terkagum melihat berbagai model perhiasan yang terpajang. Tidak

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 37. Fakta Tentang Alka

    "Bagaimana mungkin bisa begitu?" tanya Jeremy dengan wajah bingung.Pria itu terlihat tidak terima mendengar kabar dari Kelvin bahwa makam istrinya palsu. Yang menguburkan istri tercintanya adalah kedua orang tuanya. Apakah mungkin, kedua orang tua Jeremy membohonginya?Jeremi yakin ini adalah suatu kebohongan untuk membuat dirinya stres. Tidak mungkin makam Alka fiktif."Mereka mengirimkan video kepadaku."Kelvin menunjukkan ponselnya kepada Jeremy. Dalam video itu terlihat tugas makam juru kunci dan pemerintah daerah melakukan pengecekan data-data dari makam yang ada di sana. Berkas ditunjukkan bahwa, tidak ada satupun nama Alka yang tertera dan terdaftar di situ."Setiap makam fiktif yang tidak terdaftar di data pemerintah daerah, mereka melakukan pengecekan dengan membuktikan bahwa makam itu palsu atau tidak, dengan cara menusukkan besi sepanjang 3 meter. Dan besi itu mengalami kebengkokan berarti memang itu makam fiktif. Dan makan itu juga sama terjadi dengan gundukan tanah yang

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 36. Pesta Kemenangan

    Hari ini merupakan hari yang penuh kegembiraan karena diadakan sebuah pesta meriah untuk merayakan kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih. Suasana penuh semangat terasa di udara, dengan ratusan orang berkumpul untuk memberikan selamat kepada Iqbal atas pencapaiannya yang luar biasa. Di tengah gemerlapnya pesta, Iqbal memberikan pidato yang menginspirasi tentang rencananya untuk memajukan daerah ini. Ia berjanji akan bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperbaiki infrastruktur yang ada, dan menciptakan lapangan kerja baru. Dengan penuh antusiasme, Iqbal menyatakan komitmennya untuk menjadi pemimpin yang adil dan bertanggung jawab. Jeremy, Diana, dan Kelvin turut serta dalam perayaan pesta kemenangan tersebut. Jeremy tersenyum sinis kepada Iqbal yang tak henti-hentinya menampilkan raut bahagia. Kemenangan Iqbal sebagai gubernur terpilih menjadi kebanggaan bagi dirinya sendiri. Meskipun ia berlaku curang dibelakang layar, ia tersenyum puas karena salah sa

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 35. Kemenangan

    Seminggu setelah Jeremy melakukan pengancaman akan membunuh Rangga kepada Diana, Diana akhirnya benar-benar mencabut laporan KDRT yang dilakukan oleh Jeremy. Selain karena Diana tidak ingin kehilangan Rangga, Diana juga tidak ingin ayahnya mengalami kekalahan dalam pemilihan gubernur. Tetapi ada satu hal yang membuat Diana merasa kesal. Rangga sedikit berubah kepadanya. Bahkan pada malam dimana Jeremy batal menembak Rangga, Rangga yang memeluk Nisa dengan erat karena ketakutan, membuat Diana terbakar api cemburu. Dan saat Diana mengajak Rangga untuk pergi ke hotel dan menghabiskan malam bersama, Rangga takut dengan ancaman Nisa. Diana tahu bahwa Rangga kekasihnya mulai mencintai istrinya. Dan kali ini wanita itu merasa tersaingi karena khawatir cinta yang dimiliki Rangga kepadanya perlahan akan memudar. Kegelisahan Diana diketahui oleh Jeremy. Diana mencoba belajar untuk memperlakukan Jeremy sebagai suaminya. Namun Jeremy tetap saja acuh, dan tidak peduli apapun yang dilakukan oleh

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 34. Ancaman.

    "Tunggu!! Berhenti!" Seorang wanita menghadang laju mobil yang di tumpangi oleh Kelvin dan Jeremy dengan berdiri didepan mobil tersebut sambil merentangkan kedua tangannya. Jeremy malam ini hendak menemui Rangga. Namun istrinya datang menghalangi. Diana takut bahwa Jeremy akan melakukan hal bahaya kepada Rangga setelah suaminya mengirim pesan ancaman."Tabrak dia!" Perintah Jeremy.Kelvin menggenggam erat setir kemudi, dan perlahan menginjak pedal gas. Ia bersiap untuk menabrak Diana sesuai arahan dari Jeremy. Diana yang merentangkan tangan di tengah jalan memejamkan matanya sejenak. Ia benar-benar takut bila Kelvin tetap menabrak nya. Ciit ...Kelvin melakukan pengereman secara mendadak. Meskipun bosnya memerintahkan dirinya untuk menabrak Diana, ia mengurungkan hal itu. Jeremy menoleh ke arah Kelvin dan mendengus kesal.Diana yang mengetahui bahwa mobil yang dikendarai oleh Kelvin berhenti tepat di depannya, kemudian membuka mata. Diana segera berlari ke samping mobil dan memukul

DMCA.com Protection Status