Share

Bab 5. Hadiah Untuk Alka

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 11:04:29

Jeremy pulang ke rumah dengan wajah yang berbinar cerah. Ia tidak sabar segera memberikan kejutan untuk sang istri. Sebuah hadiah yang telah ia siapkan beberapa hari lalu, kini saatnya ia persembahkan kepada wanita belahan jiwanya.

"Sayang!" seru Jeremy.

"Iya, Mas. Sudah pulang?" Alka meletakkan selang dan mematikan kran air. Istri kesayangan Jeremy itu sedang menyiram tanaman bunga dan sayurannya.

"Aku punya hadiah untuk kamu," beritahu Jeremy sambil tersenyum lebar.

"Hadiah apa, Mas?" Alka penasaran.

"Coba tutup dulu matanya!" interupsi Jeremy.

Alka mengerutkan kening. "Kenapa harus tutup mata segala, sih? Nggak usah aneh-aneh deh."

"Bukan aneh-aneh kok, Sayang."

"Benar?" tanya Alka tidak percaya.

Jeremy mencubit gemas pipi Alka. "Iya. Coba tutup mata dulu. Kalau nggak tutup mata, nggak surprise dong."

Akhirnya Alka menuruti Jeremy yang memintanya untuk menutupi mata. Alka merasa penasaran sekaligus cemas dengan kejutan yang akan diberikan oleh Jeremy. Disaat mata Alka tertutup, Jeremy meraih tangan sang istri dan meletakkan sesuatu di telapak tangan Alka.

"Ini untuk kamu, Sayang." 

Jeremy meletakkan sebuah kotak persegi berwarna merah ditangan Alka. Alka segera membuka matanya ketika merasakan sesuatu berada di tangannya. Ia mengerutkan kening.

"Apa ini, Mas?" Alka melihat sebuah kotak berwarna merah ditangannya.

"Coba kamu buka!" Jeremy menyuruh sang istri membuka kotak persegi tersebut.

Alka membuka kotak persegi merah itu dan terpesona. "Masya Allah! Cantik sekali."

"Kamu suka?" tanya Jeremy.

Alka mendongak menatap Jeremy. "Aku suka sekali Mas. Makasih ya, Mas."

"Sama-sama, Sayang." Jeremy lalu memeluk Alka, "Ini hadiah untuk kamu khusus aku pesankan. Alhamdulillah berkat doa dan semangat dari kamu, usaha Mas berjalan dengan lancar."

"Alhamdulillah. Aku ikut senang." Alka merasa bersyukur.

Setelah lebih dari satu tahun usaha yang didirikan Jeremy akhirnya membuahkan hasil. Meski banyak rintangan dan cobaan yang ia hadapi, Jeremy tetap bersabar serta optimis dengan Alka di sampingnya yang selalu menyemangati. Jeremy merasa bersyukur atas nikmat Tuhan yang diberikan kepadanya.

"Sini kalungnya aku pakaikan!" 

Jeremy meraih kotak persegi itu, dan mengambil kalung serta memakaikan dileher Alka. Alka mengangkat rambut panjangnya untuk memudahkan Jeremy memakaikan kalung. Setelah kalung melingkar di leher Alka, Jeremy terpesona dengan Alka yang semakin cantik dengan kalung yang ia berikan.

"Kamu semakin cantik dengan kalung ini," puji Jeremy 

"Istrinya siapa dulu dong?" Alka tersenyum menggoda Jeremy.

"Istriku dong," jawab Jeremy.

Jeremy dan Alka kemudian saling berpelukan. Jeremy mengecup kening Alka. Alka tersenyum bahagia di dalam pelukan Jeremy. Ia merasa lega karena segala daya dan upaya yang dilakukan oleh sang suami, serta dirinya yang telah memberikan semangat, membuahkan hasil yang sangat manis.

"Sayang! Liburan yuk!" ajak Jeremy.

Alka melepaskan diri dari pelukan Jeremy. "Liburan kemana, Mas."

"Ke Dieng. Tempat pertama kali kita bertemu dan saling jatuh cinta."

"Tidak mengganggu pekerjaan Mas? Masa Kak Kelvin yang handle semuanya? Kerjaannya di cafe bagaimana? Nanti dia dipecat sama bosnya."

Jeremy tersenyum mengacak rambut Alka. "Cafe yang kita datangi itu, adalah milik Kelvin pribadi. Jadi Kelvin bosnya."

"Oh ... begitu." Alka baru tahu jika kafe itu milik Kelvin.

Biasanya, ketika Jeremy ada urusan mendadak, Kelvin yang menghandle pekerjaan Jeremy. Kafe milik Kelvin tetap berjalan dengan lancar meskipun ia sibuk bekerja dengan Jeremy. 

"Mas! Sebelum nanti kita pulang ke Jakarta, Boleh nggak aku jenguk sepupuku?" 

"Sepupumu? Siapa namanya?" 

"Mbak Nena," jawab Alka.

"Boleh, Sayang."

***

Alka dan Jeremy berangkat ke Yogyakarta. Jeremy mengajak Alka terlebih dahulu untuk menemui sepupunya sebelum liburan. Karena Jeremy tahu bahwa istrinya sudah merindukan sepupu yang bernama Mbak Nena itu.

"Makasih ya, Dek. Mau jenguk Mbak," ucap Nena ketika Alka pamit pulang dari rumahnya.

"Ya, Mbak. Sama-sama."

Nena kemudian menatap Jeremy. "Kamu jagain adikku ya. Dia sudah tidak punya orang tua. Tolong jangan kamu sakiti atau sia-siakan dia. Kalau kamu sudah tidak mencintai dia lagi, tolong berpisahlah secara baik-baik. Jangan menyiksa dia."

Jeremy mengangguk. "Iya, Mbak. Aku nggak akan mungkin menghianati atau menyakiti istriku. Aku jamin itu."

Nena menitikkan air matanya. "Sekarang saudaraku jauh semua. Tadinya cuma Alka yang dekat. Sekarang Alka juga jauh."

"Jangan nangis, Mbak. Aku jadi ikut sedih." Alka lalu memeluk erat saudaranya itu.

Nena adalah satu-satunya saudara yang dimiliki oleh Alka. Sebelumnya, saudara Alka dan Nena banyak. Tetapi kini yang lain telah pindah ke daerah yang jauh mengikuti suami masing-masing. 

"Nanti, kalau Jeremy mencampakan kamu, pulanglah ke sini. Aku bersedia menerima kamu. Karena aku satu-satunya kakakmu sekarang," bisik Nena.

Alka mengangguk. "Iya, Mbak. Makasih. Doakan agar kami selalu bahagia."

Setelah cukup lama berpelukan, Alka dan Jeremy pamit kepada Nena. Sebelum mobil Jeremy dipacu meninggalkan halaman rumah Nena, Jeremy mengangguk hormat kepada Nena. Jeremy sangat menghormati sepupu istrinya itu. Karena dialah orang yang ikut sibuk membantu mereka berdua ketika mereka akan menikah.

Alka dan Jeremy menikmati liburan mereka di pegunungan Dieng. Pasangan itu berkeliling berbagai tempat dan saling melemparkan canda tawa. Tak lupa, Jeremy dan Alka mengambil beberapa foto untuk dokumentasi mereka.

 Daerah yang memiliki hawa dingin itu, menjadi saksi tempat bertemunya Alka dan Jeremy. Saat ini mereka tengah berada di taman. Alka sedang asyik mengirimkan foto-foto mereka berdua dari ponsel Jeremy ke ponselnya.

"Kemarin aku dengar, Silvi menawarkan pekerjaan untuk kamu." Jeremy membuka pembicaraan.

Alka terdiam sejenak. "Aku belum kepikiran untuk mencari pekerjaan, Mas. Karena aku lihat, dari banyaknya teman-teman yang di Jakarta, mereka mencari pekerjaan sangat sulit. Walaupun mereka sudah memiliki dokumen, dan itu sesuai dengan persyaratan, banyak yang tidak lolos wawancara. Aku masih ingin mengembangkan kebun milik orang tua yang ada di Jogja. Sambil aku juga mau mengambil kuliah."

"Kamu mau mengambil kuliah, Sayang?" tanya Jeremy.

Alka tersenyum mendengar pertanyaan Jeremy. Ia tahu suaminya itu khawatir. Pasti Jeremy takut jika Alka kuliah nanti, itu akan membuat Alka lupa tanggung jawabnya sebagai seorang istri.

"Mas jangan khawatir. Semisal kita memiliki anak, aku tidak akan meninggalkan tugasku sebagai seorang ibu dan juga istri. Tapi aku tetap ingin mengejar cita-citaku. Karena, menjadi ibu dan menjadi istri juga harus pintar dan juga berpendidikan tinggi. Selain menambah ilmu pengetahuan untuk membimbing anak-anak kita di masa depan, kita juga tidak diinjak-injak oleh orang."

Jeremy mengangguk. "Kamu itu sangat ambisius ya. Tidak apa-apa. Aku juga akan tetap mendukung kamu."

Setelah Alka lulus sekolah, Alka sempat kuliah sebentar. Namun Alka harus berhenti di tengah jalan karena tak memiliki biaya. Meskipun kuliahnya mendapat beasiswa, Alka memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya. 

"Apa karena ucapan menyakitkan dari kedua orang tuaku yang menghina kamu ketika kamu ke sana? Sehingga kamu termotivasi untuk melanjutkan pendidikanmu?"

Alka tersenyum. "Salah satunya karena itu juga."

"Lakukanlah apa yang membuat kamu bahagia. Aku sebagai suamimu akan mendukungmu sepenuh hati. Raihlah kesuksesanmu."

"Makasih, Mas." 

Jeremy tersenyum menatap sang istri. "Bukankah seharusnya memang kita saling mendukung?" 

"Aku bahagia memiliki suami yang pengertian seperti Mas," tutur Alka.

"Aku juga bahagia memiliki istri seperti kamu. Kamu mau menerima aku apa adanya. Dan kamu tidak pernah menuntut apapun dari aku selama hampir dua tahun pernikahan kita ini."

"Hampir dua tahun pernikahan itu sebentar, Mas. Nanti sampai tahun-tahun ke depan, kita bisa seperti ini terus tidak? Banyak orang yang tidak sabar dengan cobaan rumah tangganya."

Alka memiliki kekhawatiran yang ia pendam, jika suatu hari Jeremy akan berubah tidak mencintainya lagi. Itu sebabnya ia ingin tetap meneruskan kuliahnya dan mencari pekerjaan yang bagus. Berjaga-jaga jika nanti ia dicampakkan oleh Jeremy. Karena tidak ada yang tahu jika nanti suatu ketika Jeremy berubah tidak mencintai Alka lagi.

"Aku akan selalu berada di sisi kamu sampai kapanpun. Aku pun berharap kamu juga seperti itu." Jeremy meraih tangan Alka, dan menggenggamnya dengan lembut.

"Aku tidak akan meninggalkan Mas di dalam kemiskinan. Nyatanya, Mas datang kepadaku tanpa membawa apa-apa, aku terima. Tapi tidak dengan penghianatan. Mas harus ingat itu!" tegas Alka.

"Jika kamu takut aku mengkhianati kamu, ingatlah pengorbananku. Aku rela meninggalkan orang tuaku demi kamu. Tidak mungkin aku akan berkhianat."

Jeremy meraih bahu sang istri dan menatap dalam netra pekat itu. Alka balas menatap sang suami dan dapat melihat ketulusan dari dua pasang mata Jeremy. Alka percaya, Jeremy tidak akan mungkin menghianatinya setelah melihat perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh Jeremy.

Setelah sesi liburan di Yogyakarta selesai, sepasang suami istri itu segera pulang ke Jakarta. Jeremy ingin segera kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal. Jeremy mengendarai mobil dan melewati tol untuk segera tiba di Jakarta.

Awalnya, perjalanan mereka mulus tanpa hambatan. Meskipun Jeremy mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, namun Jeremy sangat berhati-hati. Naas, dari arah belakang sebuah mobil box melaju cukup kencang dan menabrak mobil yang dikendarai Jeremy, hingga Alka dan Jeremy terbentur dasbor. 

Mobil box kemudian menabrak kendaraan lain dan terjadi kecelakaan beruntun di tol Jagorawi. Mobil yang dikendarai oleh Jeremy, terbalik dengan posisi roda menjadi di atas. Alka dan Jeremy tidak sadarkan diri di dalam mobil yang ringsek tersebut.

Tak ada yang menyadari, bahwa setelah kecelakaan itu, ada salah satu dari mereka berdua yang akan merasakan kehilangan. Dan kehilangan itu, mampu menjadi titik terendah dalam hidup. Siapa yang akan merasakan kehilangan? Alka, atau Jeremy?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 6. Kecelakaan

    "Maaf! kondisi pasien bernama Jeremy sedang mengalami koma," terang Dokter Herman, dokter yang menangani Jeremy. Wilda, sang ibu yang mendengarkan merasa syok. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh sang suami. Airmata seketika berderai membasahi wajah wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Kami menemukan cedera otak pada pasien akibat benturan keras yang terjadi. Sehingga menimbulkan pergeseran dan rotasi otak didalam tengkorak," jelas Dokter Herman. "Lalu, kapan anak saya akan bangun dokter?" tanya Hasan. Dokter Herman menggeleng pelan. "Kami tidak bisa memastikan kapan pasien akan bangun. Berdoa saja. Semoga diberikan keajaiban." Hasan mengangguk mendengarkan dokter Herman. Sedangkan Wilda, hanya menangis sambil mengelus dadanya yang terasa sakit dan sesak. Wilda sangat takut bila seandainya tidak ada keajaiban dan Jeremy tidak selamat. "Saya permisi terlebih dahulu. Ada pasien lain yang menunggu saya." "Terima kasih, Do

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 7. Koma

    Seorang wanita berulangkali mengerjapkan mata untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina. Hal pertama yang ia lihat saat pertama kali membuka mata, adalah langit-langit berwarna putih. Dibersamai dengan aroma obat yang menyerbak mengusik indra penciuman, ia tahu bahwa saat ini dirinya tengah berada di rumah sakit. Sebuah perban melingkar di kepalanya. Merasakan punggung yang terasa ngilu, ia berpikir bahwa dirinya telah lama berbaring. Ia mencoba bangun dari berbaring, namun kepalanya terasa sakit. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, Mbak. Mbaknya baru sadar," tegur Suster yang baru saja masuk ke ruangan rawat. Wanita itu mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya bisa berada di rumah sakit saat ini. Kemudian ia melebarkan matanya terkejut ketika mengingat ia mengalami kecelakaan tidak sendirian. "Di mana suami saya?" tanya wanita itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 8. Meninggalkan Yang Dicintai

    Hujan deras dan suara petir menggelegar menandai berakhirnya musim kemarau. Di malam pertama turun hujan, aroma petrichor tercium menguap ke udara. Aroma antara tanah kering dan air hujan yang menyatu memang sangat menyenangkan. Sekaligus ucapan rasa syukur atas rahmat Tuhan karena diberikan keberkahan atas turunnya hujan setelah musim kemarau yang panjang. Di rumah Nena, tepatnya di Yogyakarta, wanita yang merupakan kakak sepupu Alka itu tersenyum bahagia. Bagaimana tidak, tanaman bunga dan sayuran yang mulai akan mati, kini setidaknya ikut tersenyum bahagia karena diguyur hujan. "Alhamdulillah! Sudah turun hujan. Kamu akan tumbuh subur lagi," ucap Nena dengan penuh rasa syukur sambil melihat tanaman-tanamannya. Nena mencoba membuka tirai di jendela rumahnya untuk memandang hujan turun. Namun, bukannya melihat aliran air yang turun dari sudut genting, Nena malah terpaku dengan seseorang yang berdiri di depan rumahnya. Nena penasaran dengan sosok i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 9. Belahan Jiwa Yang Pergi

    Jeremy berulangkali menggerakkan jari-jari tangannya secara perlahan. mata yang masih tertutup itu, bergerak-gerak ke kanan dan kiri. Beberapa hari terakhir, setelah 2 bulan mengalami koma, hasil pemeriksaan dari dokter menunjukkan bahwa Jeremy semakin menunjukkan tanda-tanda akan sadar. Hal itu disambut dengan lega oleh Wilda maupun Hasan. Tak lama kemudian, Jeremy membuka matanya, dan menatap sekeliling ruangan. Langit-langit putih yang pertama kali ia tatap, dan aroma obat-obatan yang menusuk indra penciuman, menyadarkan dirinya tengah berada di rumah sakit. Jeremy merasakan pusing di kepalanya. Jeremy mencoba mengingat kejadian apa yang membuat dirinya terbaring di rumah sakit seperti sekarang ini. Sontak, Jeremy melebarkan matanya ketika mengingat sesuatu. Raut wajah yang semula lemah, seketika berubah menjadi khawatir. "Di mana istriku? Apa dia baik-baik saja?" gumamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 10. Mengunjungi Yang Tersayang

    Setelah kondisi Jeremy membaik dan dokter memperbolehkan Jeremy untuk pulang, pria itu memaksa kepada kedua orang tuanya untuk mengajak ia pergi ke makam Alka. Sejak dari beberapa hari lalu, Jeremy memaksa untuk mendatangi makam Alka. Namun Ayah dan ibunya mengatakan Jeremy harus dalam keadaan membaik dulu baru boleh mengunjungi makam istri tercinta. Di sore hari yang cerah, Jeremy berkunjung ke pusara yang bertuliskan nama sang istri dengan membawa sebuket bunga mawar merah. Bunga mawar berwarna merah, adalah bunga kesukaan Alka. Jeremy membeku ketika menatap gundukan tanah merah yang ia ketahui sebagai tempat istirahat terakhir sang istri. Tentu saja makam itu adalah makam palsu, karena Hasan telah membayar seseorang untuk membuat makam tersebut, dan diberi nisan bertuliskan nama lengkap Alka. Hasan dan Wilda telah menyiapkan itu jauh sebelum Jeremy sadar, sebagai bukti kepada Jeremy bahwa istrinya telah meninggal. Pria paruh baya yang masih se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 11. Depresi Akibat Kehilangan

    "Tuan Hasan! Nyonya Wilda!" panggil Mirna, ART keluarga Arthur dengan panik. "Apa, Bi?" sahut Hasan. pria paruh baya itu menatap heran pembantunya yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Hasan dan Wilda baru saja duduk di ruang makan, untuk memulai sesi sarapan pagi. Sebelum mereka melakukan sarapan, Wilda meminta Mirna untuk memanggil Jeremy yang masih belum keluar dari kamarnya. "Ada apa, Bi? Kok mukanya panik begitu?" tanya Wilda heran. "Itu, Tuan, nyonya, Tuan Jeremy ..." Mirna menunjuk ke arah lantai atas. "Jeremy kenapa?" desak Hasan. "Tuan Jeremy bersimbah darah di kamar mandi," jawab Art dengan gugup. Wilda terperangah dan menjatuhkan rahangnya. "Apa?!" Hasan dan Wilda segera berlari ke kamar mandi untuk melihat keadaa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 12. Pernikahan Yang Tak Diinginkan

    Hari ini, tepat pernikahan Jeremy dan Diana akan digelar. Para tamu undangan yang merupakan kolega bisnis dari Hasan dan ayah Diana, turut hadir menyaksikan gelaran acara yang sakral tersebut. Para wartawan pun turut hadir untuk meliput berita pernikahan putra konglomerat Makassar. Diana tampil cantik dengan balutan kebaya berwarna putih. Sahabat dan teman sesama sosialita Diana pun ikut hadir. Kedua orang tua yang mendampingi Diana tersenyum bahagia melihat putrinya akan menikah. "Kamu cantik sekali hari ini, Sayang," kata Nana, ibu Diana. "Tentu saja aku cantik. Karena Mamaku cantik." "Bukan itu maksud Mama. Aura cantikmu itu terpancar dari dalam." "Ini hari bersejarah untukku. Dan aku berbahagia. Mungkin itu yang membuat aura cantikku terpancar." "Mama bersyukur karena telah diberikan umur panjang dan sehat oleh tuhan. Sehingga Mama dapat menyaksikan putri cantik Mama menikah," ucap Nana terharu. "Mama harus s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 13. Mencoba untuk ikhlas

    "Alka!" Nena berlari menghampiri Alka yang sedang menangis di sudut ruangan dapur sambil memeluk lututnya. "Alka yang sabar, ya." Nena memeluk erat tubuh ringkih adik sepupunya untuk memberikan kekuatan. Alka mendongakkan kepalanya menatap Nena. "Aku nggak kuat, Mbak. Hiks ... Hiks ..." Alka menepuk-nepuk dadanya. "Di sini sakit. Sakit sekali." "Kenapa nasibmu menjadi seperti ini?" Nena berurai airmata menatap Alka. Wanita yang menjadi satu-satunya kerabat Alka tersebut, merasa kasihan kepada adik sepupunya. Alka menangis dipelukan Nena dengan air mata yang mengalir deras. Dadanya terasa sangat sesak. Hatinya tercabik-cabik hingga luka dan berdarah melihat sang suami menikah dengan wanita lain. Nena yang memeluk pun ikut menangis. Sebagai sesama wanita yang telah memiliki suami dan anak, Nena bisa ikut merasakan apa yang saat ini Alka rasakan. Wanita mana pun pasti merasa hancur dan sakit melihat suami yang dicintai bersanding dengan wanita lain di pelaminan. "Kamu ini wanita b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08

Bab terbaru

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 99. Suara Hati Dan Kejujuran

    "Jadi ... Diana mengatakan hal itu kepadamu tentang aku?" tanya Jeremy setelah mendengarkan semua penjelasan Alka. Alka menceritakan kedatangan Diana yang ingin menemui dirinya. Apa yang diucapkan oleh wanita itu, oleh Alka diungkapkan semuanya kepada Jeremy."Iya, Mas," jawab Alka."Lalu, apakah kamu percaya, dengan semua yang dikatakannya?"Jeremy menatap Alka yang berdiri di samping kaca jendela. Alka mengalihkan pandangan dari Jeremy dan menghembuskan napasnya dengan kasar. Jeremy tersenyum sekilas melihat ekspresi wanita yang ia cintai. Iya berpikir, angka yang tengah dilanda kebimbangan akan melanjutkan hubungan mereka atau tidak, pasti terpengaruh oleh ucapan Diana.Jeremy bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati istrinya. Ia menarik pelan lengan Alka dan mengarahkannya untuk duduk di kursi kerjanya."Kamu duduk sini! Aku tunjukkan sesuatu," kata Jeremy.Alka tidak menolak permintaan pria itu. Sebaliknya, ia terlihat bingung dengan Jeremy. Apa yang hendak suaminya tunjukka

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 98. Istri Obat Penenang Hati

    Jeremy mengepalkan kedua tangan dengan erat, ketika melihat adegan demi adegan pada rekaman CCTV yang ditunjukkan oleh Kelvin. Netranya memancarkan sorot amarah yang besar. Dadanya kembang kempis naik turun seolah emosi yang ada dalam jiwanya akan meledak sebentar lagi. Rahang Jeremy mengeras saat mengetahui ada sosok yang ingin membunuh anaknya secara diam-diam.Kelvin memperhatikan raut wajah Jeremy sambil bergidik ngeri. Khawatir ia akan menjadi bahan pelampiasan amarah pria itu. Jeremy sangat menakutkan jika sedang marah."Kurang ajar!" umpat Jeremy, "berani sekali dia membunuh anakku!"Kelvin meneguk salivanya. "Dia melakukan itu, pasti bukan tanpa rencana. Entah siapa yang menyuruhnya, yang pasti dia dijanjikan sejumlah uang yang sangat besar."Jeremy mengalihkan pandangannya kepada Kelvin. Kelvin dengan gugup menunduk takut, dan tak berani menatap Jeremy. Jeremy berpikir, yang diucapkan oleh Kelvin sama dengan apa yang sempat ia duga. Namun Jeremy tak menyangka bahwa dugaannya

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 97. Rekaman CCTV

    Alka tercengang mendengar bahwa Diana marah kepada Jeremy hingga membakar rumah yang ia berada saat ini. Wanita berambut panjang sepinggang itu berpikir, bahwa ada masalah yang sangat kompleks di antara Jeremy dan Diana. Mereka berdua bertengkar hingga Diana murka."Setahu saya, dia itu melakukan keributan untuk mencari perhatian kepada Pak Jeremy. Diana dan pak Jeremy terus-menerus didesak oleh mertua Anda, agar mereka mau memiliki anak. Sedangkan Diana adalah wanita penganut child free, beritahu Mira. "Diana sebagai wanita karir yang sukses, menganggap bahwa anak hanya menyita kesibukannya dan membatasi ruang geraknya untuk berkarya. Wanita itu merasa lelah terus-terusan didesak oleh ibu Wilda," lanjut Mira."Hingga akhirnya, entah apa yang membuat Diana merasa kesal, ia ingin Pak Jeremy mau mencintai dirinya. Hingga ia tahu bahwa keberadaan rumah ini, dan dengan banyaknya kenangan-kenangan Anda yang disimpan oleh Pak Jeremy di sini. Membuat wanita itu murka. Maka dari itu ia memba

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 96. Maksud Kedatangan Diana

    "Diana?"Diana tersenyum simpul menatap Alka. "Aku pikir kamu lupa dengan aku.""Apa kamu datang ke sini ingin menemui Mas Jeremy? Mas Jeremy baru saja pergi ke bandara. Dia hendak bertolak ke Makassar," beritahu Alka."Kedatanganku ke sini, bukan semata hanya karena ingin bertemu dengan Jeremy. Tapi aku juga perlu bertemu dengan kamu," sahut Diana memainkan kukunya yang berwarna pink.Alka mengerutkan keningnya heran. Apa yang hendak dibahas oleh Diana kepadanya hingga wanita itu perlu merasa berbicara berdua. Alka memutuskan untuk duduk di sofa samping Diana."Apakah kita memiliki urusan?" tanya Alka."Sebenarnya tidak." Diana menggeleng. "Tapi, karena aku mendengar kabar duka bahwa anakmu meninggal, tidak salah 'kan, kalau aku turut bersimpati untuk mengucapkan duka cita?""Terima kasih." Alka memperhatikan tubuh Diana. Wanita itu memakai pakaian longgar berwarna putih. Meskipun menggunakan dress longgar, Alka tahu bahwa wanita itu tengah mengandung. Terlihat sedikit menonjol di b

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 95. Mencoba Ikhlas

    Alka tengah berdiam diri di dalam kamar yang menjadi tempat tidur putranya. Kamar yang disiapkan oleh Jeremy dirumah yang berada di jakarta. Sekaligus rumah yang menjadi saksi perjuangan Jeremy merintis usaha dan ditemani oleh Alka.Alka berdiam di sana, untuk mengenang putranya. Ia ingin merasakan keberadaan putranya dengan berada di sana walaupun hanya lewat halusinasi yang ia miliki. Alka membuka lemari pakaian, dan mengambil sehelai baju milik Naufal. Baju itu terdapat sobekan di bagian bahu."Ibu merindukan kamu, Sayang."Alka memeluk erat pakaian terakhir yang digunakan oleh putranya sebelum terjadinya peristiwa ambruknya Panti Asuhan itu. Sudah satu minggu berlalu, semenjak kepergian Naufal kepangkuan sang maha kuasa. Putranya yang kini telah berada di surga, dan tak bisa ia peluk lagi. Alka masih terus merasakan kekosongan yang dalam setelah kepergian Naufal. Ia sering kali terdiam dalam kesedihan, membiarkan air mata mengalir tanpa henti. Meskipun ia tahu bahwa Naufal kini

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 94

    "Mengapa bukan ibu kamu yang merasakannya Jeremy?" tanya Hermin dengan nada yang dingin dan datar. Wilda menatap nyalang wanita yang merupakan mantan istri Hasan sebelum dirinya. Ia mengetatkan rahangnya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Hermin. Wilda merasa bahwa, kalimat Hermin merendahkan dirinya.Jeremy tersenyum menanggapi pertanyaan bernada tak suka dari ibu tirinya itu. Ia cukup tahu bagaimana perasaan Hermin. Wanita itu pasti pernah mengharapkan agar ia mati. Supaya Wilda dapat merasakan hal yang sama dengan Hermin."Karmanya tidak berlaku untuk ibuku. Tetapi berlaku padaku," jawab Jeremy.Hermin tertawa miris sekaligus menatap sinis pada Wilda. "Tetapi menurutku, ini tidak adil. Karena ada seorang wanita berhati tulus yang tak bersalah harus menanggung ini semua.""Apa maksud ucapanmu?" sambar Wilda , "Berhenti bicara omong kosong! Tidak ada karma apapun yang harus ditanggung anakku. Sebaliknya, istri Jeremy lah yang tidak becus mengurus anaknya.""Kamu sebenci itu

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 93. Ibu Tiri Datang Lagi

    Hari ini pemakaman Naufal digelar. Suasana duka menyelimuti areal pemakaman. Jeremy ikut turun ke liang lahat untuk menurunkan tubuh Sang putra ke bumi. Jeremy juga mengajani putranya. Sedangkan Alka tak henti-hentinya menangisi kepergian sang buah hati. Ia dirangkul oleh kedua sahabatnya bersama dengan kakak sepupunya, Nena. Nena baru saja tiba kemarin sore dari Yogyakarta setelah dikabari oleh Jeremy."Sudah ... jangan menangis. ikhlaskan dia. Kalau kamu seperti ini, dia tidak akan bisa tenang di sana.Wilda, ibu Jeremy, pun turut hadir di prosesi pemakaman cucunya. Ia sengaja datang dari Makassar setelah menelpon putranya. Jika seandainya Jeremy tidak ia tanya mengapa tidak pernah mengabarinya, mungkin ia tidak akan tahu bahwa cucunya meninggal. Wilda tahu bahwa Jeremy marah sikapnya beberapa waktu lalu saat mengancam Alka menggunakan Naufal.Wilda berdiri tak jauh dari Alka. Wanita paruh baya itu melirik sinis kepada Alka. Lirikan itu dapat ditangkap oleh Nena. Nena mendengus ke

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 92. Saat Terakhir

    "Keracunan makanan?" tanya Jeremy mengulang penuturan sang dokter."Benar. Di lambungnya terdapat sebuah racun sianida," jelas dokter.Jeremy merasakan kepalanya pening. Hampir saja tubuhnya limbung jika tidak ditahan oleh Kelvin yang berdiri di belakangnya. Jeremy mencoba menguatkan hati dan dirinya. Karena jika ia terus seperti ini, tak akan ada yang menguatkan Alka."Memangnya Naufal makan apa?" tanya Kelvin."Semalam ia menyantap hidangan yang dibuat oleh dapur rumah sakit ini untuk makan malam. Ibunya yang menyuapi," jawab Jeremy dengan lesu. "Apakah makanan yang disantap anakmu masih ada sisa? Jika ada, bisa diperiksa itu mengandung racun atau tidak," usul Kelvin."Kami akan meminta tim kami untuk melakukan pemeriksaan pada sisa makanan yang terdapat di dapur rumah sakit. Jika ada sisa, kemungkinan itu masih ada di kotak sampah," sahut dokter."Segera lakukan dokter!" perintah Kelvin, "saya juga akan memeriksa CCTV rumah sakit ini. Siapa tahu kami bisa menemukan seseorang yang

  • Mertuaku Penghancur Rumah Tanggaku    Bab 91. Autopsi atau Visum

    "Naufal, Mas. Bagaimana ini, Mas?" tangis Alka seketika pecah setelah lama coba ia tahan. Jeremy berusaha untuk tenang dan menekan tombol di samping ranjang putranya untuk memanggil dokter. Alka tak henti-hentinya memanggil nama Naufal dan mengguncang tubuh putranya yang tak bergerak sedikitpun. Disaat yang tegang, Kelvin, datang untuk menjenguk Naufal, sekaligus mengantarkan berkas untuk Jeremy tandatangani. "Ada apa kalian berdua jadi panik begitu?" tanya Kelvin dengan raut wajah bingung. "Naufal tidak bernapas. Denyut nadinya pun tak ada," jawab Jeremy dengan wajah frustasi. Kelvin membelalakkan matanya. "Serius?" Suara pintu terbuka dan menampilkan kedatangan dokter untuk memeriksa Naufal. Alka yang melihat kedatangan dokter, langsung melangkah mendekati. "Dokter! Tolong periksa anak saya! Kenapa dia tidak bergerak? Dia juga tidak bernafas," ujar Alka sambil menangis. Dokter yang terkejut mendengar penuturan Alka, kemudian dengan cepat mengambil stetoskop yang ada di kanton

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status