Home / Pernikahan / Merebut Istri yang Kau Sakiti / Alat Pengaman Kehamilan

Share

Alat Pengaman Kehamilan

last update Last Updated: 2023-01-16 13:28:19

Sekitar lima belas menit setelah Daffa meninggalkan ruang makan, Naila baru saja menyusul. "Kamu ngapain sih lama-lama di sana? Emangnya tidak pernah makan makanan enak?" teguran Daffa menggunakan suara biasa saja, tetapi jelas dirinya sangat kesal.

"Tadi pas selesai makan, mama ganti piring saya yang isinya buah-buahan terus menyuruh saya menghabiskannya." Naila duduk ragu setelah memberikan penjelasan pada Daffa. Suaminya sudah berhenti merokok, satu batang rokok sudah habis dilalap api.

"Iya sudah, kita pulang sekarang!" ajakan Daffa yang segera berdiri seiring meraih tangan kanan Naila supaya istrinya juga bangkit.

Naila segera bangkit dari duduknya seiring tarikan Daffa, tidak lupa mengingatkan suaminya, "Kita harus pamitan dulu."

"Iya, bawel!" Daffa menggenggam tangan Naila hingga tiba di hadapan keluarganya. "Daffa sama Naila mau pulang sekarang saja."

"Kok cepat-cepat ..., menginap ya," ajakan Farida yang enggan melepaskan anak dan menantunya.

"Tidak bisa ma, lain kali saja ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Kalau Selingkuh Pasti Tidak Akan Ketahuan!

    "Saya tidak punya pasangan," jawaban Daffa untuk gadis di hadapannya. Maka, seketika gadis ini merona."Iya sudah, nanti malam kamu bisa berdansa sama saya." Tatapan Gisel berbinar."Iya. Sampai ketemu besok malam." Daffa memandangi gadis cantik bertubuh indah yang semakin menjauh, rambutnya digerai memesona hingga membuat kekaguman Daffa muncul begitu saja. "Mending sama dialah dari pada sama Naila, keculai kalo Naila bersedia pakai gaun terus buka hijabnya!"Rico baru saja menghampiri. "Saya baru dapat undangan dari Gisel. Kamu mau bawa Naila?""Yang benar saja. Naila mana bisa dibawa ke pesta, kalau ke pengajian ibu-ibu baru dia bisa!""Jadi kamu bawa siapa?""Saya sama Gisel." Senyuman ditarik nakal oleh Daffa."Serius. Bukannya kalau sudah menikah kamu tidak boleh sama ce ...." Belum sempat Rico menyelesaikan kalimatnya Daffa sudah membungkam deretan kata yang akan keluar dari mulutnya."Jangan bahas pernikah. Ini rahasia!" desisnya bersama tatapan memicing tajam."Sorry." Rico t

    Last Updated : 2023-01-17
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Pendekatan Daffa pada Gisel

    Daffa kembali ke kediamannya saat Naila sedang merapihkan rumah. Segera, gadis ini menyapa suaminya, "Baru pulang ...." Gadis ini segera meminta tangan kanan Daffa untuk mengecupnya dengan santun. Laki-laki ini memberikannya, tetapi tidak memakai hati sama sekali, seperti biasanya. Justru kali ini lebih parah, Gisel sedang menari dalam kepalanya. "Besok saya akan pergi seharian karena ada urusan di kampus dan mungkin tidak akan pulang." Dingin Daffa. "Tapi kamu masih bekerja di perusahaan papa?" ragu Naila mengutarakan pertanyaan ini. "Tidak. Saya akan bolos." "Iya sudah, kalau papa kamu sudah tahu." Naila tidak akan melarang Daffa melakukan apapun sesuka hatinya walau sebenarnya dirinya juga memiliki hak untuk bertanya lebih lanjut tentang kegiatan yang dimaksud Daffa, dan memiliki hak untuk meminta suaminya tetap pulang. Malam ini Daffa asik dengan handphonenya, berkirim chat bersama Gisel. [Di mana pacar kamu?] Pertanyaan dari Daffa. [Saya belum punya pacar.] Seketikan jawaban

    Last Updated : 2023-01-19
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Bolehkah Saya Menyukai Kamu?

    Kalimat Daffa tidak main-main karena pada saat pesta ulangtahun Gisel, dirinya mendekati si gadis dengan khusus. "Saya suka kamu," ungkapnya.Gisel mengerjap saat hatinya melonjak kegirangan. "Saya juga."Di sisi lain, justru Naila sedang mendoakan keselamatan Daffa yang entah berada di mana dan melakukan kegiatan kampus dalam rangka apa. Dirinya melangitkan kalimat kebaikan sangat tulus walau Daffa sering menyakiti hatinya. "Aamiin." Kedua telapak tangannya mengusap wajah, "mudah-mudahan Daffa pulang walau tengah malam, karena tidak biasanya kalau Daffa tidak pulang." Mukena dibuka dan dirapihkan dengan baik.Sekilas, terdengar ketukan pintu yang membuat Naila berpikir jika itu Daffa. "Iya, sebentar." Kalimat lembutnya seiring berjalan meninggalkan kamar."Assalamualaikum." Suara Raihan sangat jelas terdengar di telinga Naila walau dirinya masih jauh dengan pintu utama."Itu kan Raihan. Mau apa Raihan kesini?" Keraguan menyerang pikirannya karena jika laki-laki itu mengunjungi rumahn

    Last Updated : 2023-01-20
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Tidak Ingin Naila Didekati Orang Lain

    Pertemuan Raihan dan Naila sudah berakhir karena walaupun keinginan laki-laki ini berlama-lama memandangi si gadis, tetapi waktu tidak mendukung, angka pada jam tangannya sudah hampir tiba di angka sembilan. "Saya mengagumi kamu tanpa kamu sadari. Saya juga akan menjaga kamu diam-diam." Kalimatnya kala Naila sudah menutup pintu rapat-rapat.Raihan kembali ke pos, kawan-kawannya masih di sana. Kini, keempat pemuda mengisi waktu dengan bermain kartu, hingga beberapa pemuda lainnya ikut berkumpul. Pada pukul dua belas malam, barulah keempat pemuda berpencar untuk menjaga keamanan. Derap langkah Raihan sering memerhatikan rumah Naila yang tampak baik-baik saja. Bukan hanya bagian depan saja, dirinya juga memerhatikan bagian belakangnya karena tindak kejahatan bisa muncul dari sisi mana saja.Hingga angka di atas jam tangan menunjukan angka dua, Raihan masih melanjutkan misinya. Namun, kala dirinya hendak kembali ke sekitaran rumah Naila, deru motor Daffa menghampiri. Maka, wajahnya sempat

    Last Updated : 2023-01-21
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Daffa Semakin Brutal

    Naila memiliki firasat tidak enak tentang Daffa. "Mama bilang mau bangunkan Daffa. Kalau begitu pasti mama akan tahu napas Daffa bau alkohol. Kasihan sekali mama pasti sangat sedih." Bus baru saja tiba jadi Naila segera masuk ke dalamnya walau pikirannya berkecamuk karena gadis ini rasa andai mertuanya sudah mengetahui salah satu negatif putranya maka tidak ada hak untuknya ikut campur.Sementara, Farida tidak meninggalkan rumah anak dan menantunya walau urusannya sudah selesai karena dirinya ingin memberikan teguran pada Daffa setelah pengaruh alkohol hilang dari tubuh putranya. Dua jam, wanita ini menunggu hingga akhirnya Daffa keluar dari kamar seiring memanggil Naila dengan suara parau. "Nai, minta air." Langkahnya terhuyung maka apapun yang berada di dekatnya dijadikan tumpuan."Naila sudah pergi kuliah." Suara Farida sangat terdengar lirih, apalagi melihat kondisi Daffa seperti ini.Segera, Daffa terhenyak hingga langkahnya terhenti. "Loh, mama!""Duduklah." Namun, bagaimanapun

    Last Updated : 2023-01-22
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Apa Saya Terlalu Kasar

    Mia segera mengudarakan panggilan pada putrinya. "Naila, kamu sedang apa dan sekarang sedang di mana?" Suara lembut mengalun Mia.Sebenarnya Naila ingin menangis meraung, mengadu pada Mia. Namun, mana mungkin gadis salihah sepertinya setega itu menyakiti orangtuanya. Maka, suaranya terdengar sangat tenang. "Naila sedang di rumah ma, baru pulang kuliah. Maaf ya ma, Naila jarang mampir habis selalu banyak tugas kuliah." Ini adalah kebohongan, tetapi dirinya harus melakukannya karena tidak ingin mengatakan dengan jujur jika setiap sore harus mengajar dengan rutin."Tidak apa sayang ..., Naila tidak perlu memaksakan diri kalau sibuk. Tapi jangan lupa pada urusan rumah dan keperluan Daffa.""Tidak lupa kok ma, sesibuk apapun Naila, tetap bisa mengerjakan semuanya kok ma." Suaranya sangat tenang hingga seolah sedang berbahagia, tetapi sebenarnya butiran bening sedang jatuh, mengalir di pipinya."Alhamdulillah ..., mama percaya kalau Naila memang sudah dewasa, bisa mengatur kehidupan rumah t

    Last Updated : 2023-01-23
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Keterlaluan Sekali Daffa!

    Daffa kembali tanpa berkata apapun hingga Naila tidak tahu jika Daffa mengetahui yang dilakukannya. Kini, segelas air disajikan. "Mau kopi?""Tidak." Datar Daffa yang sedang memainkan handphone seperti sedang berkirim chat."Iya sudah." Naila duduk di sofa yang lain di ruangan sama dengan Daffa karena dirinya terlalu canggung jika harus duduk di sisi Daffa, kemudian televisi dinyalakan, saluran islami menjadi tontonan Naila-si gadis salihah. Kebetulan menanyangkan pembahasan tentang kewajiban suami kepada istri."Heh, pindahkan!" Daffa segera menggerutu dengan ekspresi dingin. Titahnya segera mendapatkan anggukan Naila seiring memindahkan chanel pada acara sinetron walau dirinya tidak terlalu menyukainya, sedangkan Daffa masih asik chat bersama Gisel.[Jemput saya ya, jam enam.] Pinta Gisel.[Dari mana?][Dari rumah ke rumah tante saya.]Segera, bola mata Daffa melirik jam dalam layar handphonenya. [Sebentar lagi hampir jam enam, saya sedang di rumah, paling saya datang terlambat.][T

    Last Updated : 2023-01-24
  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Minta Maaf pada Naila

    "Eu-tadi sih katanya ada perlu sebentar, mungkin sekarang sudah pulang pa," jawaban yang diberikan Naila dibuat seakan antara dirinya dan Daffa baik-baik saja."Papa mau ke rumah, boleh?""Boleh pa, silakan." Jadi, Haris menunggu Daffa di rumah bersama menantunya walau sedikit canggung, tetapi bagaimanapun juga pria ini harus bersabar sekaligus menahan amarah. Namun, setelah dipikirkan ulang jika dirinya menegur Daffa di sini maka Naila akan tahu suaminya berselingkuh. Kebingungan mulai merasuki Haris. "Nak Naila tahu Daffa pergi kemana atau mungkin Daffa mengatakan akan pulang jam berapa?""Tidak tahu pa, tadi Daffa tidak banyak bicara mungkin sedang terburu-buru." Kalimat kejujuran Naila dibalas anggukan kecil oleh Haris. Keduanya menyaksikan acara televisi hingga pukul sembilan malam, Haris bermaksud mengajak putranya berbicara di teras supaya Naila tidak mendengarnya, tetapi karena waktu semakin malam jadi pria ini berpamitan."Daffa kemana ya, apa pulang malam lagi?" Naila menung

    Last Updated : 2023-01-26

Latest chapter

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Spesial Chapter

    "Iya ampun Nathan ...." Naila segera menggendong anak lelakinya yang baru saja bisa merangkak, "tidak boleh mendekati papa dulu, papa lagi makan." Kecupan sayang mendarat di pipi malaikat kecil."Tidak apa, mungkin Nathan mau coba jus apel. Lihat ini, Nala juga suka." Raihan makan seiring menggendong Nala di atas pangkuannya, maka hanya tikar yang menjadi alas duduk."Tapi tadi Nathan baru saja minum jus strawberi, memang pencernaannya tidak akan apa-apa ....""Insyaallah tidak, sudah disuapi bubur kan?" "Sudah sih." "Nathan biar saya yang gendong, mama giliran gendong Nala ya, sayang." Kalimat Raihan selalu lembut seiring memasang wajah teduh. Sikapnya tidak pernah berubah dari sejak menikah dengan Naila. "Nala minum banyak jus?" "Lumayan, tiga sendok makan," kekeh Raihan. Dirinya adalah seorang ayah berdedikasi penuh pada keluarga. Sehari-harinya bekerja di sebuah perusahaan kecil-kecilan yang memiliki brand tidak terlalu terkenal karena masih tahap pengembangan, tetapi usaha in

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Ending

    "Pembohong. Maksudnya gimana, kak?" Ciara belum mampu menebak jika ingatan Raihan telah kembali, dia pikir mungkin Naila salah bicara.Raihan baru saja berbalik, menatap adiknya penuh kecewa, tetapi rasa sayangnya mengalahkan kesalahan adiknya yang sama saja dengan Naila, pandai berbohong. "Kakak sudah ingat semuanya. Tolong beri tahu mama dan papa juga tante." Ciara menangkup mulutnya yang menganga karena terkesiap dalam sekaligus bahagia. Segera, pelukan mendarat di tubuh Raihan. "Syukurlah ingatan kakak sudah kembali. Kita sekeluarga selalu shalat malam untuk mendoakan kesembuhan kakak. Alhamdulillah, syukurnya Tuhan segera mengabulkan permintaan kita." Raihan mengusap belakang kepala serta punggung adiknya dengan lembut nan sangat sayang karena tidak ada siapapun yang lebih menyayanginya dibandingkan keluarganya. "Terimakasih. Berkat doa-doa terbaik keluarga akhirnya ingatan kakak kembali dan kakak merasa seperti lahir kembali." Kecupan sayang mendarat di puncak kepala Ciara.Ki

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Naila adalah Pembohong!

    Naila mengerjap dalam, tetapi saat ini dirinya tidak dapat menampik kalimat Raihan hingga senyuman kosong yang bisa ditunjukannya. Orangtuanya Raihan senang mendengar kabar baik ini karena putranya pandai memilih. "Semoga hubungan kalian langgeng, mama sama papa pasti akan merestui," ucap Aisyah yang disetujui oleh Bima. Sementara, Rumi hanya mendesah pelan, dirinya akan menjelaskan kesalah pahaman ini pada Aisyah dan Bima sebelum keduanya menaruh harapan besar, sedangkan Ciara justru mengaminkan jika Raihan bersama Naila karena kakaknya terlihat begitu bahagia padahal ini adalah saat-saat sang kakak kehilangan ingatanya. "Nai, kamu lihat sendiri Kak Raihan sangat membanggakan kamu. Apa kamu tidak bisa meninggalkan Daffa?" Frontalnya."Heuh!" Tentu saja Naila terkesiap mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut sahabatnya."Mana bisa ...." Ini adalah jawaban terbaik untuk saat ini. Bagaimanapun sikap Daffa, Naila tetap setia di sisinya apalagi sekarang suaminya telah berubah lebi

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Naila Pacarnya Raihan

    Tepatnya pada siang hari Naila tiba di rumah sakit tempat Raihan dirawat, Ciara adalah orang pertama yang menyambut kedatangannya dengan sikap ketus, "Kamu puas? Apa kamu merasa jadi gadis paling cantik karena disukai dua orang laki-laki sekaligus!" Kedua tangannya melipat di depan dada bersama wajah terangkat."Maaf ...." Naila menunjukan wajah penuh penyesalan walau sebenarnya jika dipikirkan ulang hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya karena gadis ini selalu bersikap biasa saja pada Raihan walaupun laki-laki itu singgah di hatinya."Mau apa kamu kesini, apa kamu mau mengingatkan Kak Raihan kalau kamu adalah gadis yang dicintainya?" Ciara yang sejak awal menjalin persahabatan dengan Naila kini terasa sangat berlainan, gadis itu sudah seperti musuh yang siap mencabiknya hidup-hidup."Saya mau menjenguk Raihan." "Tidak perlu, percuma saja. Jangankan sama kamu, sama kita saja yang jelas-jelas keluarganya Kak Raihan tidak ingat sama sekali!" "Saya minta maaf mewakilkan Daff

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Tragedi yang Menimpa Raihan dan Daffa

    Hari berganti, Raihan kembali mendengar jika Naila tidak pergi ke kampus, tetapi Ciara menambahkan jika mulai hari ini sahabatnya akan kuliah di rumah. Maka, laki-laki ini berhasil memfilter pemikirannya jika Daffa sengaja mengunci gadis itu. "Saya tidak tahu apa alasan kamu tiba-tiba saja kuliah di rumah, tapi kalau dilihat dari segi pandangan Daffa sepertinya dia tidak mau kamu dekat-dekat sama saya." Embusan udara dibuang Raihan karena dirinya tidak akan memiliki banyak kesempatan bertemu Naila seperti yang sudah-sudah. Daffa menghampiri Raihan, tiba-tiba saja dirinya muncul dari arah belakang laki-laki itu. "Ayo balapan!" tantangnya tanpa basa-basi."Tidak mau. Saya tidak akan melakukan hal yang tidak ada manfaatnya," tolak Raihan walau dirinya akan dianggap pengecut, tetapi masa bodo baginya."Apa kamu selemah ini." Daffa mulai memprovokasi, "cuma balapan kita berdua, saya cuma mau tahu kemampuan kamu. Apakah lebih baik dari saya?" Seringai Daffa yang tentu saja berniat memermal

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Daffa Terlalu Over!

    "Saya tidak pernah merasa seperti itu." Wajah Raihan terangkat karena dirinya tidak akan gentar sama sekali menghadapi Daffa. Maka, kini keduanya terlibat perkelahian hingga keduanya babak belur. Hari ini Daffa tidak dapat mengunjungi perusahaan ayahnya untuk bekerja maka dirinya segera kembali ke ke kediamannya bersama Naila. "Daffa, wajah kamu kenapa?" Naila terkesiap melihat penampilan suaminya yang babak belur. "Tidak apa-apa, sudah biasa." Senyuman teduh Daffa bersama belaian lembut di pipi Naila. "Tapi bibir kamu sampai berdarah." Khawatir Naila yang mendelik ke arah ujung bibir Daffa."Mau obati?" "Iya, biar saya obati." Ketulusan Naila ini membuat Daffa melengkungkan bibirnya bahagia. Jadi, laki-laki ini mendapatkan perawatan lembut dari istrinya yang sangat dia cintai setelah dulu sempat menyia-nyiakannya bahkan bayi mereka ikut merasakan sikap tidak acuhnya."Sayang, malam ini pengajian yuk buat anak kita," celetuk Daffa dengan lembut bersama tatapan selaras hingga Naila

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Apa Saya Seburuk itu di Mata Kamu, Nai?

    Naila menghayati kalimat bermakna yang diucapkan Daffa, sebuah anggukan patuh penuh makna diberikannya sebagai jawaban. Pelukan hangat seorang suami kembali didapatnya hingga gadis ini merasa nyaman, tetapi tidak dapat dipungkuri jika dirinya pernah merasa nyaman dan aman saat bersama Raihan. Hal ini akan selalu menjadi rahasia di ruang dengar Daffa.Hari berganti, Daffa semakin mengakui Naila sebagai istrinya walau tidak secara langsung, tetapi otomatis semua orang di kampus bisa menilainya karena dirinya terkesan over. Menggendeng, memeluk, mengecup dahi dan pipi, semuanya dilakukan tanpa pernah memerdulikan lingkungan hingga Naila sedikit memerotes, "Walau kita suami dan istri, tapi sepertinya kurang sopan kalau kita terus mengumbar kemesraan di depan umum." "Tidak apa, biar semua orang tahu kamu punya saya." Senyuman teduh Daffa. Hal ini akan disyukuri oleh semua istri bukan hanya Naila, tetapi tetap tidak boleh berlebihan menurut gadis berhijab nan cantik ini.Raihan menjadi sal

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Mulai Mencintai Naila

    Dua minggu berlalu, Naila sudah kembali ke kampusnya, tetapi yang sangat aneh Daffa juga pergi ke kampus yang sama karena dia memutuskan meninggalkan kampus favorit yang menaunginya demi membuktikan kedekatan Naila dan Raihan hingga dirinya bisa bersatu dengan Gisel. "Kelas kamu di mana?" tanya datar Daffa pada Naila yang berjalan di sisinya."Belum tahu, teman-teman saya akan menunggu biar kita ke kelas sama-sama." Kondisi Naila sudah kembali seperti semula walau hatinya yang hancur tetap menjadi kepingan, kehilangan anak bukanlah yang mudah diobati."Oh, iya udah." Daffa segera berlalu meninggalkan Naila karena tidak ingin hubungan keduanya tercium publik atau kepopulerannya akan sirna. Sebenarnya kepindahannya ke kampus ini menimbulkan pro dan kontra karena dirinya adalah salah satu anggota basket dari team andalan kampus. Namun, apa yang tidak bisa dilakukan Daffa? Semuanya selalu tampak mudah di tangannya. Dua minggu lalu, Daffa berbincang dengan Haris. "Daffa mau pindah ke kam

  • Merebut Istri yang Kau Sakiti   Salma Mengincar Naila untuk Dijadikan Menantu

    "Saya mengantarkan teman-temannya Naila!" tegas Raihan untuk menghindari pemikiran negatif orangtuanya si gadis karena ibunya Naila berada di dalam."Saya kira kamu punya maksud lain." Bibir Daffa setengah menyungging, dirinya juga tidak gentar saat kalimatnya terus mengarah pada pembahasan tidak pantas."Maksud lainnya cuma menjenguk. Tidak mungkin kan saya tidak menjenguk." Sikap santai Raihan walau menyimpan sedikit cemas akibat kalimat-kalimat Daffa."Masuk dong, kenapa sendirian di teras." Seringai licik Daffa.Mia dan semua orang yang berada di ruang tamu mampu mendengar percakapan Raihan dan Daffa. Segera, wanita ini menyambut hangat menantunya, "Nak Daffa sudah pulang. Ayo masuk, kita makan bersama. Nak Raihan juga."Raihan tersenyum ramah bersama penolakan, "Terimakasih tante, tapi sekarang Raihan ada urusan, lain kali saja ya tante." "Kok buru-buru sekali ..., Ciara juga masih di sini.""Maaf ya tante." Masih santun Raihan. Maka, dirinya berpamitan pada Mia sekaligus pada s

DMCA.com Protection Status