Share

Bab 3

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 12:03:32

Dalam perjalanan menuju restoran, sebuah pemandangan menyita perhatian Jack ketika skuternya berhenti di persimpangan lampu merah. Terlihat dalam naungan sebatang pohon besar yang rindang, anak-anak jalanan duduk melingkar mengerubungi makanan yang dibawa seorang wanita muda. Mereka tampak bahagia menyantap beberapa potong roti yang dibungkus dengan kertas putih.

Deretan gigi Jack yang rapi terlihat ketika dia melihat wanita muda itu mengacak-acak rambut salah seorang anak. “Dia wanita yang baik,” komentarnya.

[Namanya Emma Wexler, berusia 24 tahun, bekerja sebagai pelayan di toko roti. Dia sering membawa sisa makanan dari tempat kerjanya untuk anak-anak jalanan. Dia tinggal mengontrak di pemukiman padat penduduk bersama neneknya, yang letaknya sekitar 500 meter dari sini.]

Jack tertegun mengetahui kecanggihan Sistem yang bisa mendeskripsikan latar belakang seseorang dengan cukup detail. Namun, belum sempat dia menanggapi, klakson dari mobil di belakangnya memekik lantaran lampu lalu lintas sudah hijau. Jack melajukan kembali skuternya.

“Sistem, apa informasi darimu itu valid?” Jack tidak yakin karena ini adalah kali pertama dia melihat wanita muda itu.

[Jangan khawatir, Tuan. Anda bisa memercayai saya. Apa Tuan ingin mendengar informasi lebih banyak tentang Emma? Saya pikir, dia wanita yang menarik. Anda bisa mempertimbangkannya untuk dikencani.]

Jack tertawa, menyadari Sistem ingin menghiburnya setelah bercerai. Meski ragu, Jack mengiyakan pertanyaan Sistem. Dia menyimak penjelasan menyoal Emma, hingga tak terasa telah tiba di tempat tujuan.

Jack memandangi restoran SweetSky di hadapannya. Sebenarnya, dia sering melihat restoran itu saat berangkat atau pulang dari kantor. Dia melewatinya sambil bertekad suatu saat akan mengajak Elena melakukan makan malam romantis di sana. Jack yakin, Elena pasti akan senang.

Sekarang, Jack tersenyum. Dia berkata, “Aku pikir akan mengajak orang lain untuk menemaniku merayakan kebebasan ini.”

***

Sebuah mobil putih memasuki halaman Restoran SweetSky. Lalu, seorang pria gagah keluar dari mobil itu untuk membukakan pintu mobil lainnya.

Pria itu mengulurkan tangan, disambut dengan tangan mulus seputih kapas. Ada cincin berlian yang melingkar di jari tangan itu.

“Kamu lebih cantik dari bidadari.” Pujian itu diikuti tawa kecil dari si wanita sebelum mereka berjalan bergandengan.

Ini kali pertama bagi si wanita memasuki restoran bintang lima yang sangat tenar di kota itu. Dia tidak berhenti tersenyum mengetahui kehidupannya akan berubah.

“Elena, mulai sekarang reputasimu naik. Kamu akan menjadi wanita kelas atas.”

‘Aku memang pintar. Banyak wanita akan iri padaku karena menjadi tunangan Victor, manajer muda dan berbakat dengan latar belakang keluarga terhormat. Ya, meskipun untuk itu, aku mesti mencampakkan Jack. Siapa peduli! Toh, Jack sudah tidak berguna. Sudah sepantasnya dia dilempar ke tempat sampah!’ batin Elena puas.

Dia mempererat pelukannya pada lengan Victor. “Kamu yang terbaik, Sayang.”

Senyum Elena dan kebanggaan di wajah Victor sirna ketika dua penjaga yang berdiri di depan pintu utama restoran menghentikan mereka.

“Maaf Tuan, malam ini restoran tidak menerima pengunjung karena seseorang sudah memesan seluruh kursi.”

“Apa?!”

“Maksud kami, malam ini seluruh restoran telah disewa oleh seseorang. Jadi, Tuan dan Nyonya bisa kembali lagi besok. Kami mohon maaf.” Penjaga menjelaskan dengan ramah.

Jelas ucapan penjaga itu terdengar konyol di telinga Victor. Restoran itu terdiri atas tiga lantai. Tiap lantainya terdapat banyak meja. Tempat itu bisa menampung ratusan pengunjung. Yang perlu diketahui, harga hidangan di restoran itu sangatlah mahal, bahkan jika seseorang memborong puluhan porsi saja mesti menghabiskan jutaan dolar, apalagi jika menyewa seluruh restoran.

Siapa konglomerat yang menghabiskan ratusan juta dolar dalam semalam untuk menyewa SweetSky?

Jika restoran disewa untuk acara resepsi pernikahan atau pertemuan khusus yang diselenggarakan pemerintah, Victor bisa memercayainya.

‘Tapi, kalau itu benar terjadi, aku pasti akan mengetahuinya, kabar sepenting itu tidak akan terlewat olehku,’ batin Victor.

Bagi Victor dan orang kelas atas lainnya, menjalin hubungan dengan sesama orang dari kalangan atas sangatlah penting. Mereka rutin mengadakan pertemuan untuk membangun bisnis bersama atau sekadar menambah keakraban, bahkan ada grup obrolan khusus para keluarga dari kalangan atas. Para anggota grup sering berbagi informasi di sana.

“Sebenarnya aku orang yang humoris, tapi lelucon kalian tidak mengandung nilai humor sama sekali. Cepat minggir dan biarkan kami masuk, atau kalian akan menerima akibatnya.” Victor mengintimidasi.

Penjaga membungkuk meminta maaf, tetapi bukan karena takut dengan ancaman Victor, melainkan karena mereka benar-benar tidak bisa membiarkan Victor dan Elena masuk.

“Sayang, apa kamu yakin cukup istimewa di restoran ini? Lihatlah, mereka memperlakukan kita seolah kita tidak pantas untuk masuk ke SweetSky.” Elena merengek, semestinya ini akan menjadi malam terindah untuknya karena bisa makan di restoran bintang lima.

Elena sudah membayangkan akan mengambil swafoto dan video saat makan malam nanti. Dia akan membuat orang-orang tahu bahwa dia bukanlah Elena yang dulu. Dia ingin disambut sebagai anggota dari kalangan atas, yang setelah ini kemewahan akan melekat dengan kehidupannya.

Tapi, semua terancam gagal!

Victor yang tidak ingin martabatnya jatuh di hadapan Elena, segera menjawab, “Tentu saja, Sayang, kamu jangan cemas. Aku bahkan memiliki kartu pelanggan khusus. Jika pengunjung biasa harus melakukan reservasi terlebih dahulu, aku bisa langsung masuk dan mendapatkan meja di restoran ini.”

Usai menenangkan Elena, Victor menatap tajam para penjaga. “Kalian akan mendapat masalah karena sudah bersikap kurang ajar pada pelanggan khusus. Sekarang, panggilkan Nyonya Sisca Baker. Dia manajer SweetSky ‘kan? Asal kalian tahu, kami berteman baik.”

Dua penjaga menatap satu sama lain. Kebingungan terlihat di wajah keduanya. Karena tidak ingin mengambil risiko, mereka kompak mengangguk. Salah seorang penjaga lalu berkata, “Baiklah, Tuan. Mohon agar Tuan dan Nyonya menunggu di sini.”

Elena menunggu sambil menggerutu, sedangkan Victor mengamati suasana di dalam restoran. Dinding-dinding kaca membuat aktivitas di dalam terlihat dari luar. Para pelayan tampak sibuk menyiapkan segala sesuatu, seolah makan malam bersama memang akan diadakan di sana.

‘Sebenarnya akan ada acara apa? Kenapa aku tidak mendengar informasi apapun tentang hal ini?’

Ketika Elena sibuk dengan kekesalannya, sementara Victor sedang berpikir keras sambil memeriksa ponselnya barangkali ada pesan penting dari rekannya yang terlewat, kedatangan satu rombongan mengejutkan mereka.

Elena dan Victor mengambil jarak karena jijik. Pasalnya orang-orang itu mengenakan baju usang, berbau tidak sedap, tubuh tampak tak terawat, bahkan beberapa di antara mereka tidak mengenakan alas kaki.

Elena menutup hidung sambil berbisik, “Victor, untuk apa para gelandangan ini ke mari?”

“Seseorang memberi saya undangan untuk acara makan malam di sini. Dia meminta agar saya membawa teman sebanyak-banyaknya. Apa itu benar?” Pria tua menyerahkan robekan kertas kecil kepada penjaga dengan tangan bergetar.

Setelah memeriksa kertas itu, penjaga tersenyum ramah.  “Benar, Tuan. Silakan masuk.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 4

    Rahang Victor dan Elena seketika jatuh ke lantai. Mereka mengerjapkan mata karena tidak percaya dengan apa yang dilihat.Ini memang kali pertama bagi Elena datang ke SweetSky, tapi tidak dengan Victor. Dia sudah sering ke sana, tapi belum pernah sekalipun dia melihat gelandangan masuk. Jangankan para gembel, orang dengan ekonomi menengah saja tidak berani. Mereka akan menjadi miskin setelah makan di sana.Lantas kegilaan macam apa yang baru dilihatnya? Dia dan Elena bahkan masih tertahan di luar, bagaimana bisa gelandangan dibiarkan masuk?Dada Victor turun naik seperti mau meledak. Dia berteriak di depan wajah penjaga, “Kenapa kamu mengizinkan mereka masuk?! Kamu ini dungu atau apa?!”“Ada apa ini, Tuan Victor?” Seorang wanita berusia 40 tahunan dengan pakaian rapi menegur, di belakangnya penjaga mengikuti.Victor menjadi sumringah. Mendengar manajer restoran tahu dan memanggil namanya, jelas Victor merasa bahwa dia bukan tamu biasa. Penjaga harus tahu itu!“Nyonya Sisca, syukurlah an

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 5

    Lift terbuka saat sampai di lantai satu. Jack keluar dari sana setelah selesai mengamati kebahagiaan dari para tamu undangan yang berada di lantai atas. Dia berjalan perlahan, duduk di kursi yang dipesan, persis di ujung ruangan, tanpa meja.Jack tersenyum puas mengetahui para pelayan memperlakukan tamu-tamunya dengan sangat baik, meski penampilan mereka jelas berbeda dari lumrahnya tamu di restoran itu.“Apa anda ingin mencicipi hidangan kami, Tuan? Dengan senang hati kami akan menyiapkannya untuk anda.” Suara wanita mengejutkan Jack. Itu bukan pelayan, melainkan manajer restoran langsung.Jack tersenyum, “Mungkin secangkir kopi.”Nyonya Sisca memanggil pelayan, meminta dibuatkan kopi luwak asli. Dia bertanya lagi, “Mungkin ada yang lainnya, Tuan? Mohon maaf karena member VVIP tidak ada sebelumnya, untuk sementara yang tersedia adalah ruangan VIP. Tapi anda tidak perlu khawatir, hidangan dan pelayanan yang kami berikan tentu lebih istimewa dari yang biasa diterima member VIP.”Sebenar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 6

    [Selamat Tuan, sekarang mata anda sudah normal.]Jack meraba-raba matanya, mengulang untuk memakai kacamata hanya untuk dilepaskan kembali, menutup sebelah mata bergantian, dan membuka mata lebar-lebar untuk menatap sekeliling. Dia tersenyum haru, sebelum tertawa lepas. Jack tidak bisa menahannya. Rasanya seperti lahir kembali, melihat isi dunia secara langsung dengan sangat jelas tanpa penghalang lensa lagi.Dia sangat ingat, bagaimana Elena dan keluarganya, juga beberapa rekan kerjanya dulu sering menjadikan sakit silindernya sebagai lelucon. Bahkan, pernah suatu waktu, Tommy sengaja mengambil dan menyembunyikan kacamatanya. Entah bagaimana dirinya yang mesti meraba-raba benda di sekitar karena kesulitan melihat, malah membuat keluarga Elena terbahak-bahak."Sistem, bagaimana kamu melakukannya?" Dia masih sulit percaya. Ini seperti mimpi![Semua berkat kebaikan anda, Tuan. Selama ini anda melihat dengan hati, merasakan kesulitan orang lain, dan senantiasa baik pada siapa pun. Anda m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 7

    Jack tersenyum miring lagi. Dia sengaja menginjak jempol kaki Paul kuat-kuat. “Tenang Tuan Hogweed. Aku suka tawar menawar.”Paul meringis. Biarpun berat badan Jack jauh di bawahnya, tetap saja pria itu berdiri bertumpu di atas satu jempol kakinya. Tapi dia tidak mungkin marah. Paul malah memegang kaki Jack, “Katakan Tuan, apa saja akan saya lakukan, asalkan anda tetap merahasiakan dosa-dosa saya dari Grace.”Jack mengambil kakinya dari atas jempol Paul. “Mudah saja. Lakukan tiga hal untukku.”Paul diam berpikir. Jika bukan karena istrinya, jangankan melakukan tiga hal untuk Jack, berlutut padanya seperti sekarang pun dia tidak sudi. Walaupun begitu, tidak mungkin juga dia menawar.“Baik Tuan, dengan senang hati,” jawabnya menahan dongkol.“Pertama, minta ampun padanya.” Jack menunjuk wanita yang bernama Laura Kills itu.Paul menoleh pada Laura untuk memberikan tatapan tajam. Dalam hati dia menentang keras permintaan Jack. Harga dirinya terkoyak! Tapi lisannya mencoba bernegosiasi ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 8

    Memasuki area Paradise Roadway, Jack disambut dengan musik bersemangat yang keras, aroma minuman beralkohol yang pekat, dan sorot lampu warni-warni tapi remang-remang. Di antara hingar bingar itu, terdengar gelak tawa centil para wanita penghibur yang melayani para pelanggannya.“Tuan, ikuti saya.” Laura berbisik, berjalan cepat tapi mengendap-edap.Jack yang melihat ekspresi cemas di wajah Laura, menahan diri untuk bertanya. Dia mengikuti Laura melewati orang-orang yang menari mengikuti irama.Dalam perjalannya itu, Jack terkejut saat tahu bahwa rumah bordil itu juga menjual pakaian. Ia melihat etalase-etalase di samping kanan dan kiri lengkap dengan label harga yang tergantung di kaca, beberapa di antaranya ada yang sedang diskon hingga lebih dari 50%. Tapi, yang terpajang di dalam etalase itu bukanlah manekin melainkan para wanita dan pria sungguhan. Para wanita ada di sisi kiri, sedangkan para pria dipamerkan di kanan.Selain peran manekin yang digantikan dengan orang, hal lain ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 9

    Rumah bordil Paradise Roadway menyediakan tiga jenis kamar untuk para pelanggan yang ingin menginap bersama pelacur atau gigolo, yakni standard room, single room, dan paradise room. Biaya sewa paling murah tentu saja standard room, itu berupa bilik-bilik kecil berderet, berukuran 3x2 meter, yang hanya memuat sebuah tempat tidur.“Apa kamu tahu, berapa biaya sewa per malam untuk kamar terbaik di sini?” Ava menatap tajam Jack sambil meminta para algojo kembali ke sisinya.Jack tidak menyahut, malah melihat Laura yang tampak pucat. Dia merangkul lengan Laura. “Tenang Nona, semua akan baik-baik saja.”“Baik apanya?!” Ava membentak. “Paling tidak, aku akan mencukur habis rambutnya agar impas. Dia kehilangan mahkotanya karena membuatku kehilangan pelanggan.”“Kamu tidak akan melakukannya.” Jack menatap tajam Ava. “Bersiaplah untuk mencium kakiku.”Ava tertawa lantang, begitupun orang-orang yang berkerumun. Mereka sama-sama tahu, Jack yang mereka kira seorang gembel harus memberikan ribuan do

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 10

    "Kurang ajar! Lancang sekali mulutmu, gembel sialan!" bentak Jessy sangat kesal.Selama kariernya menjadi pelacur di Paradise Roadway, ini kali pertama Jessy menjumpai seorang pecundang melawan germo yang paling ditakuti di sana. Sekaligus pertama kali pula baginya, Laura, dan orang-orang di sekitar, melihat Ava menjadi lebih sabar dari biasanya. Sekarang Ava bahkan hanya bergeming memandangi layar ponselnya."Mommy?" tanya Jessy melihat tangan Ava bergetar."Jack Hall..." desis Ava sambil mengangkat pandangannya ke arah Jack."Ya, itu namaku."Ava sukses membuat semua orang terbelalak ketika tiba-tiba ia menekuk lututnya di hadapan Jack."Mommy, apa yang kamu lakukan?" Jessy membungkuk dan menarik lengan Ava yang besarnya tiga sampai empat kali lipat darinya, bermaksud untuk membantu Ava berdiri.Namun, tanpa memberikan penjelasan apapun, Ava menepis kuat tangan Jessy hingga tersungkur ke lantai.Jessy akan melakukan protes. Tapi adegan berikutnya membuat mulutnya terbuka lebar."Maa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 11

    Jessy mengepalkan tangannya, menahan kesal yang membuat dadanya panas. Ini kali pertama dia dipermalukan oleh Ava, seseorang yang sudah dianggap seperti ibu kandung, di depan banyak orang. Ava menyuruhnya berhati-hati bukan karena mengkhawatirkannya, melainkan lebih mencemaskan sebuah koper.‘Ini hanya koper usang, tapi dia memintaku memperlakukannya seperti guci antik yang berharga!’Harga diri Jessy sebagai primadona Paradise Roadway jelas tercabik-cabik, terlebih dia melihat orang-orang diam-diam menertawakannya. Tapi, dia tidak berani membantah Ava. Dengan menahan kedongkolan, Jessy berjalan di belakang sambil membawa koper sialan itu.“Jessy, kenapa jalanmu lelet sekali?! Percepat langkahmu! Jangan membuat Tuan Hall menunggu!” bentak Ava dari jarak 8 meter.Jessy menggertakkan gigi. Koper itu berat! Dia mengumpat tanpa bersuara. Jessy melakukan protes dengan memberikan tatapan tajam kepada Laura. Dia tak terima!“Abaikan,” bisik Jack pada Laura. Dia merangkul lengan Laura, membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22

Bab terbaru

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 37

    Ketika membuka dan membaca email dari perusahaan besar itu, Emma terbelalak. Tangan kirinya menutup mulutnya yang terbuka lebar. "Mustahil," desis Emma dengan tatapan yang masih terpaku pada layar ponselnya."Apanya yang mustahil?"Emma menyodorkan ponselnya kepada Jack. "Ini tidak mungkin," katanya lagi sebelum bersandar di kursi.Jack meraih ponsel Emma. Matanya bergerak lincah ke kanan dan ke kiri, membaca kata demi kata, yang membuat Emma terlihat kaget, bingung, heran, perasaannya bercampur aduk hingga membentuk ekspresi wajah yang rumit. Malahan, Emma juga terlihat lemas secara tiba-tiba."Hei, ini kabar baik!" seru Jack bersemangat. Reaksinya saat membaca email itu berbanding terbalik dengan yang ditunjukkan Emma."Kamu mendapat panggilan interview di perusahaan Redwave Group untuk posisi resepsionis. Itu sangat bagus, Emma! Berikan tanganmu!"Masih dengan gesture bingung Emma menurut saja mengulurkan tangannya. Dengan cepat Jack menggenggam dan mengguncangkannya. "Selamat, Em

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 36

    Sejak mendengar kisah kegagalan Jack dalam pernikahan sebelumnya, Emma mulai menyadari bahwa hal buruk yang menimpanya, tidak seberapa jika dibandingkan dengan apa yang dialami Jack.Mendapat pengkhianatan dari orang-orang terdekat, tanpa ada satu pun orang yang memihak dan mendukungnya, terusir dari rumah yang dibeli dari hasil jirih payah sendiri, kehilangan pekerjaan dan keluarga sekaligus, lengkap dengan segala hinaan dan cacian yang selalu didengar, rupanya tidak membuat Jack menjadi pribadi yang murung. Padahal semua keburukan itu Jack terima setelah dia melakukan pengabdian dan pengorbanan, serta dedikasi sepenuh hati.Sungguh, melihat Jack yang murah senyum, Emma tidak akan pernah menduga jika pria itu telah melewati masa-masa yang begitu sulit dalam hidupnya; sebuah fase penuh penderitaan yang bahkan tidak akan cukup terwakilkan oleh kata ‘penderitaan’ itu sendiri.Emma sudah memetik hikmah dari proses menyakitkan yang membentuk Jack menjadi seorang yang bijak. Dia seperti me

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 35

    Mata Emma membulat, mengetahui bahwa ternyata sang nenek mengetahui semua. Dia berusaha tersenyum agar neneknya tidak mencemaskan keadaannya. “Nenek, aku baik-baik saja. Hanya, aku dan Andrew memang tidak berjodoh. Ini tidak seburuk itu. Tapi aku bersyukur ada Jack di sisiku.”“Aku senang mendengarnya. Aku berdoa agar kamu berjodoh dengan pria baik. Dan Emma, ketahuilah, tidak ada kebetulan dalam hidup. Pertemuanmu dengan Jack adalah takdir baik, sebuah berkat dan keberuntungan yang Tuhan berikan. Emma, aku sudah tua. Dan kematian adalah sebuah kepastian. Tapi Sayang, kamu harus tahu, aku akan mati dengan tenang jika meninggalkanmu bersama Jack,” pesan Nenek ketika Emma menyelimutinya.Kedua pipi Emma memerah, matanya berkaca-kaca lagi karena terharu. Dia meminta sang nenek untuk lekas tidur dan berhenti berpikir macam-macam.“Selamat malam, Nek.” Emma mengecup kening neneknya. Dia beranjak dan menutup pintu kamar, mengembuskan napas berat sebelum pergi.Dalam langkah pelan menuju rua

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 34

    Emma mengambil foto tersebut dari tangan Jack. Dia mengamatinya lekat-lekat nyaris tanpa berkedip, sambil mengingat-ingat orang-orang yang pernah dia temui. Semakin lama memandang, semakin banyak kerutan di keningnya.“Um, sebentar, sepertinya aku pernah melihat seseorang yang wajahnya mirip ini. Jika dihitung-hitung, dia mungkin berusia 30 tahun sekarang. Hm, sebentar, siapa ya, siapa laki-laki usia segitu yang aku temui.” Emma memejamkan mata, berusaha lebih fokus mengingat sambil mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri.Beberapa saat kemudian, Emma membuka matanya lebar. Dia memandangi potret anak laki-laki itu lagi. Dengan antusias dia menoleh pada Jack, lalu melihat foto lagi, dan kembali menatap Jack. Dia mengulangi itu sekali lagi sebelum senyum lebar muncul di wajahnya.“Hei Jack, dia mirip denganmu!” serunya sangat bersemangat.Tapi Jack hanya tersenyum miring dan berkata, “Benarkah?”“Iya! Kalian mirip! Ya Tuhan, ini seperti fotomu saat masih kecil, Jack! Bagaimana bisa? Kebetulan

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 33

    Ini memang bukan pertemuan pertama Jack dengan nenek Emma. Sebelumnya, dia sudah pernah melihat wanita tua itu ketika mengadakan makan malam gratis bagi orang-orang tidak mampu di restoran elite SweetSky. Itupun Jack yakin hanya dirinya yang memerhatikan sang nenek, dan tidak sebaliknya.Seandainya memang saat itu Nenek juga memerhatikan Jack, reaksinya saat ini agaknya sedikit berlebihan. Nenek bersikap seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang sudah sangat dikenal setelah sekian lama tidak berjumpa.Meskipun begitu, Jack sekarang menyunggingkan senyum. Dengan lembut dia berkata, “Ini aku, Jack Hall. Senang bertemu dengan wanita secantik anda.”Gurauan Jack yang berusaha memupuk kehangatan dengan Nenek, bahkan berhasil membuat Emma tertawa kecil. Namun, tidak dengan Nenek yang malah menggeleng sambil menitikan air mata.Jack melirik Emma. Dia khawatir sudah menyinggung sang nenek, atau tanpa sengaja melakukan suatu kesalahan.“Ada apa, Nek?” Emma turut berlutut di samping Jack.

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 32

    Irene membuka pintu ruangannya. Penjaga yang baru masuk menerangkan lebih gamblang tentang situasi di lantai atas.Mendengar laporan dari penjaga, Emma segera mencengkeram lengan Jack. Wajahnya mendadak pucat dengan kerutan memenuhi kening.Jack berusaha menenangkan Emma. Dia meminta Emma tetap tinggal selagi dia akan kembali ke ruang 3F.“Bagaimana jika mereka menyakitimu? Jack, Andrew dan teman-temannya tidak akan membiarkan kamu lolos setelah kamu membuat kepala Jimmy bocor. Mereka pasti akan membalasmu.”“Apa?” Irene tersentak. Cerita dari Jack hanya tentang pelarian mereka dari para pria mesum, yang ditahan di ruang 3F oleh penjaga. Dia tidak tahu sama sekali jika Jack nekat menyakiti salah seorang dari mereka demi melindungi Emma.“Itu benar, aku memukul kepalanya dengan botol. Tapi aku belum membuat kepala Andrew bocor. Aku akan kembali untuk melakukannya. Dia dan yang lainnya pantas diberi pelajaran.” Tatapan Jack tajam mengintimidasi.Irene bisa melihat dengan jelas bahwa Jac

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 31

    Irene Walker menatap lekat Jack yang mengangkat tangannya, hendak membalas pelukan Emma tapi masih ragu-ragu. Sampai akhirnya ia tersenyum getir menyaksikan Jack mendekap Emma.“Tidak apa-apa, menangislah Emma. Aku tahu, itu memang tidak mudah.”Irene tidak tahu mengapa, tapi sungguh tenggorokannya seperti tercekat, hingga ia kesulitan untuk sekadar menelan ludah. Ini sangat aneh jika ternyata ia sedang patah hati sekarang, jelas-jelas ini adalah hari pertama ia bertemu dengan Jack. Apa mungkin ada perasaan cinta yang begitu instan, tetapi cukup mendalam?Irene menggelengkan kepala, menunduk meragukan kewarasannya sendiri.“Aku kira ini akan menjadi malam yang penting dan berkesan karena akhirnya setelah berbulan-bulan berpacaran, hubunganku dengan Andrew mengalami kemajuan. Tapi ternyata…” Emma menggeleng sambil menelan kepahitan. Ia terisak lagi karena teringat betapa kejinya Andrew yang selama ini ia cintai.“Aku mengerti.” Jack mengusap-usap punggung Emma dengan lembut.Emma mempe

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 30

    Andrew berhasil membuat Emma bersedia kembali dalam pesta. Sungguh, melihat Emma tersenyum padanya ketika berjalan kembali melewatinya, membuat Jack ingin menarik tangan wanita itu, mengajaknya pergi dari ruangan yang berisi orang-orang mesum. Namun, Jack sadar benar, bahwa hubungannya dengan Emma baru sebentar, tidak lebih dari jalinan kasih Emma dengan pacarnya. Jack tidak mau Emma mengira dirinya berdusta, terlebih Andrew pasti tidak akan diam saja saat kejahatannya terbongkar. Melihat sifat Andrew yang manipulatif, Jack memilih untuk menahan diri, hingga niat busuk pria itu terkuak sendiri. "Ini dia yang kita tunggu-tunggu. Bagaimana Andrew, apa kamu sudah membereskan masalahmu?" tanya Jimmy sambil menggerak-gerakkan kedua alisnya turun naik. Andrew menjawab dengan mengangkat jempol tangannya. Dia mengajak Emma untuk duduk di tempat semula. Ketika itu Emma masih terlihat tidak nyaman, tetapi dia mencoba untuk percaya pada pacarnya. Rupanya, di atas meja sudah ada banyak kado.

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 29

    Jack berlari menuju meja resepsionis sambil terus menelepon Emma.Saat sampai di meja resepsionis, Jack menanyakan kedatangan Emma dengan menerangkan ciri-cirinya. Resepsionis tampak berpikir, mengingat-ingat dan membandingkan ciri-ciri wanita yang disebutkan Jack dengan pengunjung wanita di The Groove Spot."Sepertinya aku melihatnya masuk beberapa menit lalu."Mata Jack membulat. Dia ingat bahwa foto profil di nomor ponsel Emma adalah potret Emma. Dia menunjukkan foto itu pada resepsionis. "Apa ini wanita yang kamu lihat?""Benar! Memang dia yang aku lihat. Dia mengenakan dress putih, datang bergandengan dengan seorang pria berambut panjang terikat."Jack berterima kasih, lalu berlari menuju lantai tiga sambil terus menelepon Emma."Halo, Jack," kata Emma akhirnya, dari ujung telepon. Suaranya masih terdengar ceria."Emma, kamu sudah sampai di The Groove Spot ya? Aku akan menghampirimu dan berkenalan dengan pacarmu. Um, aku di tempat karaoke itu sekarang." "Benarkah? Itu bagus! Ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status