Share

Bab 6

Penulis: Khoirul N.
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-06 18:57:03

[Selamat Tuan, sekarang mata anda sudah normal.]

Jack meraba-raba matanya, mengulang untuk memakai kacamata hanya untuk dilepaskan kembali, menutup sebelah mata bergantian, dan membuka mata lebar-lebar untuk menatap sekeliling. Dia tersenyum haru, sebelum tertawa lepas. Jack tidak bisa menahannya. Rasanya seperti lahir kembali, melihat isi dunia secara langsung dengan sangat jelas tanpa penghalang lensa lagi.

Dia sangat ingat, bagaimana Elena dan keluarganya, juga beberapa rekan kerjanya dulu sering menjadikan sakit silindernya sebagai lelucon. Bahkan, pernah suatu waktu, Tommy sengaja mengambil dan menyembunyikan kacamatanya. Entah bagaimana dirinya yang mesti meraba-raba benda di sekitar karena kesulitan melihat, malah membuat keluarga Elena terbahak-bahak.

"Sistem, bagaimana kamu melakukannya?" Dia masih sulit percaya. Ini seperti mimpi!

[Semua berkat kebaikan anda, Tuan. Selama ini anda melihat dengan hati, merasakan kesulitan orang lain, dan senantiasa baik pada siapa pun. Anda mampu melihat celah yang diabaikan orang lain. Saya tersentuh.]

Jack menarik napas panjang. Di hari pertama menjadi Host dari Sistem Kekayaan Super, dia mendapat banyak keajaiban. Dalam hati dia bersumpah tidak akan menyia-nyiakan berkah itu!

"Sistem, sekarang aku tunawisma. Aku akan membeli rumah mewah besok, dan malam ini, mungkin tidur di hotel bukan ide buruk."

Jack teringat ada sebuah hotel bintang tiga tak jauh dari sana. Saat melintas di Havrefort Street yang lengang, ada sebuah penginapan dengan desain klasik yang menyita perhatian Jack. Bukan penginapan itu yang membuat Jack menghentikan laju, melainkan keributan yang terjadi.

Dia melihat dengan jelas, seorang wanita dengan penampilan berantakan merintih dan memelas, meminta untuk dilepaskan dari cengkeraman pria berkumis.

"Tolong, Tuan. Biarkan saya pulang." Wanita itu berusaha membebaskan lengannya.

"Tidak! Aku sudah menyewamu untuk satu malam."

Wanita itu memohon lagi, "Saya sudah melayani anda tadi. Jadi, tolong, izinkan saya pulang."

"Enak saja! Aku sudah membayar penuh. Teman-temanku akan datang. Kamu harus profesional! Cepat ikut denganku lagi!" Pria berkumis menyeret wanita itu tanpa kasihan.

Tentu saja hati Jack menjadi tak tenang melihat pemandangan itu. Tapi, dia bukan ahli beladiri, sedangkan pria berkumis itu bertubuh besar dengan otot-otot yang mencuat.

Jack tidak yakin rahangnya akan bertahan jika terkena tinju dari lengan kekar pria itu. Hanya saja, jerit tangis sang wanita benar-benar mengusik batinnya.

"Berhenti!" Jack nekat.

Pria berkumis berbalik, menatap Jack dengan mata seperti hendak keluar dari soketnya.

"Jangan ikut campur. Anggap saja kamu tidak melihat ini, atau aku akan membuat matamu tidak bisa melihat lagi."

Jack menelan ludah. Baru saja penglihatannya menjadi normal, kini seseorang mengancam akan menghilangkannya.

Jack menggeser pandangan pada si wanita malang. Dari sorot mata yang berkaca-kaca, Jack tahu, wanita itu mengharap pertolongan.

Tangan Jack yang bergetar dikepalkan. Dia mengumpulkan keberanian.

"Ke-kenapa anda memaksanya ikut jika dia ingin pulang?"

Pria berkumis mendengus. "Berandal kecil! Rupanya kamu benar-benar tidak sabar untuk buta!"

Dengan langkah terhentak, pria berkumis menyeret si wanita untuk menghampiri Jack. Sungguh, tiap derapnya berhasil memacu detak jantung Jack. Terlebih saat dia sudah dekat dan mengangkat tinjunya, otot-otot itu menjadi lebih jelas dan mengintimidasi.

"Terima ini, pecundang!" ujarnya saat hendak mengayunkan tinju pada Jack.

"Polisi!" kata Jack spontan dengan kedua tangan melingkupi kepala. Dia bahkan sekarang ragu, tengkoraknya cukup kuat untuk tidak retak. Sekurang-kurangnya, dia akan menerima jahitan di kepala akibat bocor.

"Apa?" Pria berkumis mengerem tangannya yang terkepal kuat.

"A-aku akan menelepon polisi."

Jangankan memohon ampun atau berusaha mencegah Jack untuk melakukannya, pria berkumis malah tertawa.

Jack menurunkan kedua tangan, melihat lawan terpingkal-pingkal.

"Asal kamu tahu, salah satu temanku yang akan datang ke mari untuk bersenang-senang dengan wanita ini adalah seorang polisi. Cepat panggil polisi lain sekarang agar acara nanti semakin seru."

Meski sempat kaget, Jack tahu tidak semua polisi demikian. Hanya saja, sekarang dia ragu untuk melapor.

‘Sistem, cari tahu kelemahannya!’ batin Jack

[Ditemukan! Nama: Paul Hogweed. Usia: 40 tahun. Kelemahan: istrinya, Grace Hogweed … …]

Jack menarik ujung bibirnya melihat layar transparan yang memuat sejumlah informasi pribadi pria berkumis.

“Apa yang membuatmu berani memandangku seperti itu hah?!” Paul menepuk dadanya. "Aku pemilik penginapan ini. Orang-orang tahu kehebatanku. Orang cerdas akan hormat padaku, tapi pecundang akan menyesal karena berani melawanku!”

“Jadi, namamu Paul Hogweed, benar?” Jack tidak menyisakan ekspresi ketakutan di wajahnya.

“O, kamu sudah tahu, baguslah. Ingat namaku di neraka, karena setelah ini aku akan membawamu masuk ke penginapanku!” Paul mencengkeram tangan Jack, menyeretnya bersama wanita malang, seperti menyeret kanak-kanak untuk dipaksa mandi.

“Tuan, tolong lepaskan pemuda ini. Tidak apa-apa, anda bawa saya masuk lagi.” Wanita itu berubah pikiran. Dia yang semula mencemaskan keselamatannya, kini khawatir pada Jack. Dia tahu Paul tidak pernah main-main dengan ucapannya.

“Kenapa aku harus memilih jika bisa mendapatkan kalian berdua? Hahaha, kamu akan menjalankan tugasmu, sedangkan pecundang ini akan menambah pemasukanku. Aku akan membedah tubuhnya, mengambil dan menjual organ dalamnya.” Paul mempererat cengkeramannya pada Jack dan wanita itu.

Si wanita terus memohon untuk pembebasan Jack. Tapi, dia menjadi kesal melihat Jack yang justru tampak tenang. “Tuan, sadarlah! Dia akan mengambil ginjalmu, jantungmu, mencongkel matamu. Dia akan membunuhmu!” suaranya terdengar frustrasi, membuat Paul tertawa semakin lantang.

"Dia tidak akan berani.”

Paul berhenti tepat di depan gerbang masuk. “APA?!” ujarnya dengan tubuh condong ke Jack.

Tapi Jack tidak terintimidasi. Dia berkata, “Dalam satu kali tekan, segala percakapan yang terekam di ponselku akan terkirim ke Nyonya Grace Hogweed.”

Paul terbelalak, wajahnya mendadak pucat. Dengan suara tergagap dia bertanya, “Bagaimana kamu mengenal istriku?”

“Apa aku tidak terlihat seperti mata-mata? Hahaha, rupanya penyamaranku memang sempurna.”

“Apa maksudmu?” Paul mencengkeram baju Jack. Dia mendesis, “Jangan main-main denganku.”

“Salah besar. Semestinya aku yang memperingatkan anda; jangan main-main dengan Nyonya Hogweed. Atau, anda akan kehilangan semuanya. Kekayaan, penginapan ini, fasilitas mewah, bahkan nama marga.”

Jack menatap tajam Paul. Dia berbisik, “Lanjutkan kelakukan busuk anda jika ingin kembali menjadi Paul LACTON.”

Wanita malang terkejut karena Paul melepaskan cengkeraman dari tangannya. Dia tidak tahu apa yang dikatakan Jack pada Paul, tapi yang jelas, situasi saat ini seperti berbalik.

“Si-siapa kamu sebenarnya?”

Keringat dingin membuat kening dan telapak tangan Paul basah. Pasalnya, tidak ada orang yang tahu tentang identitas aslinya selain sang istri. Tak heran dia menjadi ketakutan karena menjadi seorang Lacton artinya sama dengan kembali miskin, diremehkan, dimaki, dan kelaparan.

“Itu tidak penting. Yang terpenting, anda tidak lupa bahwa Nyonya Hogweed tidak akan senang melihat suaminya bersenang-senang dengan wanita lain. Dan aku memiliki rekaman suara anda saat mengatakan tentang rencana pesta yang akan anda lakukan bersama teman-teman anda di penginapan milik Nyonya Hogweed.” Jack menggoyang-goyangkan ponselnya.

“Tu-tuan, aku mohon, jangan mengirimkan rekaman itu pada istriku.” Paul mulai berpikir bahwa Jack adalah mata-mata yang dibayar istrinya untuk mengawasinya. Dia mengingat hari-hari belakangan, lalu mengerti mengapa sang istri bersikap ketus dan mudah curiga.

Merasa keselamatannya terancam, Paul membuang rasa malu, lalu memutuskan untuk berlutut di hadapan Jack. “Tuan, saya janji tidak akan menghianati Grace lagi. Saya mohon, beri saya kesempatan.”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 7

    Jack tersenyum miring lagi. Dia sengaja menginjak jempol kaki Paul kuat-kuat. “Tenang Tuan Hogweed. Aku suka tawar menawar.”Paul meringis. Biarpun berat badan Jack jauh di bawahnya, tetap saja pria itu berdiri bertumpu di atas satu jempol kakinya. Tapi dia tidak mungkin marah. Paul malah memegang kaki Jack, “Katakan Tuan, apa saja akan saya lakukan, asalkan anda tetap merahasiakan dosa-dosa saya dari Grace.”Jack mengambil kakinya dari atas jempol Paul. “Mudah saja. Lakukan tiga hal untukku.”Paul diam berpikir. Jika bukan karena istrinya, jangankan melakukan tiga hal untuk Jack, berlutut padanya seperti sekarang pun dia tidak sudi. Walaupun begitu, tidak mungkin juga dia menawar.“Baik Tuan, dengan senang hati,” jawabnya menahan dongkol.“Pertama, minta ampun padanya.” Jack menunjuk wanita yang bernama Laura Kills itu.Paul menoleh pada Laura untuk memberikan tatapan tajam. Dalam hati dia menentang keras permintaan Jack. Harga dirinya terkoyak! Tapi lisannya mencoba bernegosiasi ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-06
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 8

    Memasuki area Paradise Roadway, Jack disambut dengan musik bersemangat yang keras, aroma minuman beralkohol yang pekat, dan sorot lampu warni-warni tapi remang-remang. Di antara hingar bingar itu, terdengar gelak tawa centil para wanita penghibur yang melayani para pelanggannya.“Tuan, ikuti saya.” Laura berbisik, berjalan cepat tapi mengendap-edap.Jack yang melihat ekspresi cemas di wajah Laura, menahan diri untuk bertanya. Dia mengikuti Laura melewati orang-orang yang menari mengikuti irama.Dalam perjalannya itu, Jack terkejut saat tahu bahwa rumah bordil itu juga menjual pakaian. Ia melihat etalase-etalase di samping kanan dan kiri lengkap dengan label harga yang tergantung di kaca, beberapa di antaranya ada yang sedang diskon hingga lebih dari 50%. Tapi, yang terpajang di dalam etalase itu bukanlah manekin melainkan para wanita dan pria sungguhan. Para wanita ada di sisi kiri, sedangkan para pria dipamerkan di kanan.Selain peran manekin yang digantikan dengan orang, hal lain ya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 9

    Rumah bordil Paradise Roadway menyediakan tiga jenis kamar untuk para pelanggan yang ingin menginap bersama pelacur atau gigolo, yakni standard room, single room, dan paradise room. Biaya sewa paling murah tentu saja standard room, itu berupa bilik-bilik kecil berderet, berukuran 3x2 meter, yang hanya memuat sebuah tempat tidur.“Apa kamu tahu, berapa biaya sewa per malam untuk kamar terbaik di sini?” Ava menatap tajam Jack sambil meminta para algojo kembali ke sisinya.Jack tidak menyahut, malah melihat Laura yang tampak pucat. Dia merangkul lengan Laura. “Tenang Nona, semua akan baik-baik saja.”“Baik apanya?!” Ava membentak. “Paling tidak, aku akan mencukur habis rambutnya agar impas. Dia kehilangan mahkotanya karena membuatku kehilangan pelanggan.”“Kamu tidak akan melakukannya.” Jack menatap tajam Ava. “Bersiaplah untuk mencium kakiku.”Ava tertawa lantang, begitupun orang-orang yang berkerumun. Mereka sama-sama tahu, Jack yang mereka kira seorang gembel harus memberikan ribuan do

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 10

    "Kurang ajar! Lancang sekali mulutmu, gembel sialan!" bentak Jessy sangat kesal.Selama kariernya menjadi pelacur di Paradise Roadway, ini kali pertama Jessy menjumpai seorang pecundang melawan germo yang paling ditakuti di sana. Sekaligus pertama kali pula baginya, Laura, dan orang-orang di sekitar, melihat Ava menjadi lebih sabar dari biasanya. Sekarang Ava bahkan hanya bergeming memandangi layar ponselnya."Mommy?" tanya Jessy melihat tangan Ava bergetar."Jack Hall..." desis Ava sambil mengangkat pandangannya ke arah Jack."Ya, itu namaku."Ava sukses membuat semua orang terbelalak ketika tiba-tiba ia menekuk lututnya di hadapan Jack."Mommy, apa yang kamu lakukan?" Jessy membungkuk dan menarik lengan Ava yang besarnya tiga sampai empat kali lipat darinya, bermaksud untuk membantu Ava berdiri.Namun, tanpa memberikan penjelasan apapun, Ava menepis kuat tangan Jessy hingga tersungkur ke lantai.Jessy akan melakukan protes. Tapi adegan berikutnya membuat mulutnya terbuka lebar."Maa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 11

    Jessy mengepalkan tangannya, menahan kesal yang membuat dadanya panas. Ini kali pertama dia dipermalukan oleh Ava, seseorang yang sudah dianggap seperti ibu kandung, di depan banyak orang. Ava menyuruhnya berhati-hati bukan karena mengkhawatirkannya, melainkan lebih mencemaskan sebuah koper.‘Ini hanya koper usang, tapi dia memintaku memperlakukannya seperti guci antik yang berharga!’Harga diri Jessy sebagai primadona Paradise Roadway jelas tercabik-cabik, terlebih dia melihat orang-orang diam-diam menertawakannya. Tapi, dia tidak berani membantah Ava. Dengan menahan kedongkolan, Jessy berjalan di belakang sambil membawa koper sialan itu.“Jessy, kenapa jalanmu lelet sekali?! Percepat langkahmu! Jangan membuat Tuan Hall menunggu!” bentak Ava dari jarak 8 meter.Jessy menggertakkan gigi. Koper itu berat! Dia mengumpat tanpa bersuara. Jessy melakukan protes dengan memberikan tatapan tajam kepada Laura. Dia tak terima!“Abaikan,” bisik Jack pada Laura. Dia merangkul lengan Laura, membua

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 12

    Jack bisa melihat kecemasan di wajah Laura. Dia mengerti, malam ini pasti berat untuk Laura. Klien yang semena-mena, atasan galak dan otoriter, rekan kerja yang mengintimidasi, benar-benar membentuk lingkungan kerja yang tidak sehat. Sangat sial karena Laura mesti tinggal di tempat itu juga. Dia tidak memiliki jeda untuk istirahat sejenak. Tentu Laura sangat tertekan, pikir Jack.“Kamu mandi saja dulu agar lebih segar.”Laura tersenyum canggung. “Baik, Tuan.” Dia seperti orang bodoh. Bagaimana mungkin dia lupa pada prosedur pertama sebelum menghadapi pelanggan, yakni mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sedangkan keadaannya saat ini sangat berantakan, berkeringat, dan tidak menarik sama sekali.Di dalam kamar mandi jantung Laura tetap tak terkendali, berdetak kencang seolah dia akan menghadapi perang. Beberapa kali dia mengembuskan napas berat dari mulutnya. Sungguh, rasa gugup yang dia rasakan sekarang lebih besar jika dibandingkan dengan saat dia mengawali debut sebagai seorang pelacu

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 13

    Mendengar nominal itu, lutut Ava mendadak lemas. Jika bodyguard-nya tidak sigap menangkapnya, tentu dia terduduk di lantai sekarang."A-apa, Tuan?" Ava memastikan lagi. Walaupun dia yakin dengan pendengarannya tadi, rasanya Ava ingin mendengar kabar menakjubkan itu sekali lagi.Jack menjelaskan, "Ava, aku membayar untuk biaya sewa Nona Kills sekaligus Paradise Room untuk seminggu penuh. Lalu, $50,000 sebagai tip untuk Nona Kills. Sisanya, ambilah untukmu."Ava tidak bisa berkata apa-apa. Rasanya dia ingin melompat karena terlalu senang. Tapi dia menahan diri karena tidak mau membuat Tuan Hall merasa aneh melihat tingkahnya. Dia hanya mengangguk dengan mata berbinar-binar."Ingat, selama itu, tidak ada yang boleh menyentuh Nona Kills. Dan, tidak ada yang boleh mengusirnya dari kamar yang sudah aku sewa. Kamu pun tidak boleh menyuruhnya untuk sekadar menemani pelanggan minum-minum. Apa aku bisa mempercayaimu, Ava?" Jack memberikan tatapan tajam."Tentu, Tuan. Aku akan menjaga Laura deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 14

    Sesuai rencana, pagi ini Jack bersemangat untuk membeli hunian baru. Dengan skuter tuanya, dia melaju ke area perumahan elite Blossom Hills. Sebagai nasabah prioritas dengan saldo tabungan paling besar, Jack mendapat undangan khusus dari Greatest Bank untuk menghadiri lelang sebuah flat apartemen mewah Greenwoods City, yang diselenggarakan di perumahan tersebut.Saat tiba di tempat itu, ternyata juga ada pameran untuk unit-unit mewah lainnya yang masih kosong. Acara bertajub PropVaganza itu dihadiri oleh banyak orang dari berbagai kalangan. Ada yang datang memang dengan niatan membeli, tapi banyak pula yang hadir sekadar untuk melihat-lihat, mengambil foto, mencari teman kencan, dan jalan-jalan santai, terlebih acara diramaikan dengan berbagai penampilan artis-artis lokal.Jack sangat antusias melihat pameran. Dia mengambil brosur yang disediakan untuk mengetahui fasilitas-fasilitas yang ada di apartemen itu. “Menarik,” komentarnya singkat.Walaupun flat-flat di gedung apartemen Green

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30

Bab terbaru

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 37

    Ketika membuka dan membaca email dari perusahaan besar itu, Emma terbelalak. Tangan kirinya menutup mulutnya yang terbuka lebar. "Mustahil," desis Emma dengan tatapan yang masih terpaku pada layar ponselnya."Apanya yang mustahil?"Emma menyodorkan ponselnya kepada Jack. "Ini tidak mungkin," katanya lagi sebelum bersandar di kursi.Jack meraih ponsel Emma. Matanya bergerak lincah ke kanan dan ke kiri, membaca kata demi kata, yang membuat Emma terlihat kaget, bingung, heran, perasaannya bercampur aduk hingga membentuk ekspresi wajah yang rumit. Malahan, Emma juga terlihat lemas secara tiba-tiba."Hei, ini kabar baik!" seru Jack bersemangat. Reaksinya saat membaca email itu berbanding terbalik dengan yang ditunjukkan Emma."Kamu mendapat panggilan interview di perusahaan Redwave Group untuk posisi resepsionis. Itu sangat bagus, Emma! Berikan tanganmu!"Masih dengan gesture bingung Emma menurut saja mengulurkan tangannya. Dengan cepat Jack menggenggam dan mengguncangkannya. "Selamat, Em

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 36

    Sejak mendengar kisah kegagalan Jack dalam pernikahan sebelumnya, Emma mulai menyadari bahwa hal buruk yang menimpanya, tidak seberapa jika dibandingkan dengan apa yang dialami Jack.Mendapat pengkhianatan dari orang-orang terdekat, tanpa ada satu pun orang yang memihak dan mendukungnya, terusir dari rumah yang dibeli dari hasil jirih payah sendiri, kehilangan pekerjaan dan keluarga sekaligus, lengkap dengan segala hinaan dan cacian yang selalu didengar, rupanya tidak membuat Jack menjadi pribadi yang murung. Padahal semua keburukan itu Jack terima setelah dia melakukan pengabdian dan pengorbanan, serta dedikasi sepenuh hati.Sungguh, melihat Jack yang murah senyum, Emma tidak akan pernah menduga jika pria itu telah melewati masa-masa yang begitu sulit dalam hidupnya; sebuah fase penuh penderitaan yang bahkan tidak akan cukup terwakilkan oleh kata ‘penderitaan’ itu sendiri.Emma sudah memetik hikmah dari proses menyakitkan yang membentuk Jack menjadi seorang yang bijak. Dia seperti me

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 35

    Mata Emma membulat, mengetahui bahwa ternyata sang nenek mengetahui semua. Dia berusaha tersenyum agar neneknya tidak mencemaskan keadaannya. “Nenek, aku baik-baik saja. Hanya, aku dan Andrew memang tidak berjodoh. Ini tidak seburuk itu. Tapi aku bersyukur ada Jack di sisiku.”“Aku senang mendengarnya. Aku berdoa agar kamu berjodoh dengan pria baik. Dan Emma, ketahuilah, tidak ada kebetulan dalam hidup. Pertemuanmu dengan Jack adalah takdir baik, sebuah berkat dan keberuntungan yang Tuhan berikan. Emma, aku sudah tua. Dan kematian adalah sebuah kepastian. Tapi Sayang, kamu harus tahu, aku akan mati dengan tenang jika meninggalkanmu bersama Jack,” pesan Nenek ketika Emma menyelimutinya.Kedua pipi Emma memerah, matanya berkaca-kaca lagi karena terharu. Dia meminta sang nenek untuk lekas tidur dan berhenti berpikir macam-macam.“Selamat malam, Nek.” Emma mengecup kening neneknya. Dia beranjak dan menutup pintu kamar, mengembuskan napas berat sebelum pergi.Dalam langkah pelan menuju rua

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 34

    Emma mengambil foto tersebut dari tangan Jack. Dia mengamatinya lekat-lekat nyaris tanpa berkedip, sambil mengingat-ingat orang-orang yang pernah dia temui. Semakin lama memandang, semakin banyak kerutan di keningnya.“Um, sebentar, sepertinya aku pernah melihat seseorang yang wajahnya mirip ini. Jika dihitung-hitung, dia mungkin berusia 30 tahun sekarang. Hm, sebentar, siapa ya, siapa laki-laki usia segitu yang aku temui.” Emma memejamkan mata, berusaha lebih fokus mengingat sambil mengetuk-ngetuk kepalanya sendiri.Beberapa saat kemudian, Emma membuka matanya lebar. Dia memandangi potret anak laki-laki itu lagi. Dengan antusias dia menoleh pada Jack, lalu melihat foto lagi, dan kembali menatap Jack. Dia mengulangi itu sekali lagi sebelum senyum lebar muncul di wajahnya.“Hei Jack, dia mirip denganmu!” serunya sangat bersemangat.Tapi Jack hanya tersenyum miring dan berkata, “Benarkah?”“Iya! Kalian mirip! Ya Tuhan, ini seperti fotomu saat masih kecil, Jack! Bagaimana bisa? Kebetulan

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 33

    Ini memang bukan pertemuan pertama Jack dengan nenek Emma. Sebelumnya, dia sudah pernah melihat wanita tua itu ketika mengadakan makan malam gratis bagi orang-orang tidak mampu di restoran elite SweetSky. Itupun Jack yakin hanya dirinya yang memerhatikan sang nenek, dan tidak sebaliknya.Seandainya memang saat itu Nenek juga memerhatikan Jack, reaksinya saat ini agaknya sedikit berlebihan. Nenek bersikap seperti baru saja bertemu dengan seseorang yang sudah sangat dikenal setelah sekian lama tidak berjumpa.Meskipun begitu, Jack sekarang menyunggingkan senyum. Dengan lembut dia berkata, “Ini aku, Jack Hall. Senang bertemu dengan wanita secantik anda.”Gurauan Jack yang berusaha memupuk kehangatan dengan Nenek, bahkan berhasil membuat Emma tertawa kecil. Namun, tidak dengan Nenek yang malah menggeleng sambil menitikan air mata.Jack melirik Emma. Dia khawatir sudah menyinggung sang nenek, atau tanpa sengaja melakukan suatu kesalahan.“Ada apa, Nek?” Emma turut berlutut di samping Jack.

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 32

    Irene membuka pintu ruangannya. Penjaga yang baru masuk menerangkan lebih gamblang tentang situasi di lantai atas.Mendengar laporan dari penjaga, Emma segera mencengkeram lengan Jack. Wajahnya mendadak pucat dengan kerutan memenuhi kening.Jack berusaha menenangkan Emma. Dia meminta Emma tetap tinggal selagi dia akan kembali ke ruang 3F.“Bagaimana jika mereka menyakitimu? Jack, Andrew dan teman-temannya tidak akan membiarkan kamu lolos setelah kamu membuat kepala Jimmy bocor. Mereka pasti akan membalasmu.”“Apa?” Irene tersentak. Cerita dari Jack hanya tentang pelarian mereka dari para pria mesum, yang ditahan di ruang 3F oleh penjaga. Dia tidak tahu sama sekali jika Jack nekat menyakiti salah seorang dari mereka demi melindungi Emma.“Itu benar, aku memukul kepalanya dengan botol. Tapi aku belum membuat kepala Andrew bocor. Aku akan kembali untuk melakukannya. Dia dan yang lainnya pantas diberi pelajaran.” Tatapan Jack tajam mengintimidasi.Irene bisa melihat dengan jelas bahwa Jac

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 31

    Irene Walker menatap lekat Jack yang mengangkat tangannya, hendak membalas pelukan Emma tapi masih ragu-ragu. Sampai akhirnya ia tersenyum getir menyaksikan Jack mendekap Emma.“Tidak apa-apa, menangislah Emma. Aku tahu, itu memang tidak mudah.”Irene tidak tahu mengapa, tapi sungguh tenggorokannya seperti tercekat, hingga ia kesulitan untuk sekadar menelan ludah. Ini sangat aneh jika ternyata ia sedang patah hati sekarang, jelas-jelas ini adalah hari pertama ia bertemu dengan Jack. Apa mungkin ada perasaan cinta yang begitu instan, tetapi cukup mendalam?Irene menggelengkan kepala, menunduk meragukan kewarasannya sendiri.“Aku kira ini akan menjadi malam yang penting dan berkesan karena akhirnya setelah berbulan-bulan berpacaran, hubunganku dengan Andrew mengalami kemajuan. Tapi ternyata…” Emma menggeleng sambil menelan kepahitan. Ia terisak lagi karena teringat betapa kejinya Andrew yang selama ini ia cintai.“Aku mengerti.” Jack mengusap-usap punggung Emma dengan lembut.Emma mempe

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 30

    Andrew berhasil membuat Emma bersedia kembali dalam pesta. Sungguh, melihat Emma tersenyum padanya ketika berjalan kembali melewatinya, membuat Jack ingin menarik tangan wanita itu, mengajaknya pergi dari ruangan yang berisi orang-orang mesum. Namun, Jack sadar benar, bahwa hubungannya dengan Emma baru sebentar, tidak lebih dari jalinan kasih Emma dengan pacarnya. Jack tidak mau Emma mengira dirinya berdusta, terlebih Andrew pasti tidak akan diam saja saat kejahatannya terbongkar. Melihat sifat Andrew yang manipulatif, Jack memilih untuk menahan diri, hingga niat busuk pria itu terkuak sendiri. "Ini dia yang kita tunggu-tunggu. Bagaimana Andrew, apa kamu sudah membereskan masalahmu?" tanya Jimmy sambil menggerak-gerakkan kedua alisnya turun naik. Andrew menjawab dengan mengangkat jempol tangannya. Dia mengajak Emma untuk duduk di tempat semula. Ketika itu Emma masih terlihat tidak nyaman, tetapi dia mencoba untuk percaya pada pacarnya. Rupanya, di atas meja sudah ada banyak kado.

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 29

    Jack berlari menuju meja resepsionis sambil terus menelepon Emma.Saat sampai di meja resepsionis, Jack menanyakan kedatangan Emma dengan menerangkan ciri-cirinya. Resepsionis tampak berpikir, mengingat-ingat dan membandingkan ciri-ciri wanita yang disebutkan Jack dengan pengunjung wanita di The Groove Spot."Sepertinya aku melihatnya masuk beberapa menit lalu."Mata Jack membulat. Dia ingat bahwa foto profil di nomor ponsel Emma adalah potret Emma. Dia menunjukkan foto itu pada resepsionis. "Apa ini wanita yang kamu lihat?""Benar! Memang dia yang aku lihat. Dia mengenakan dress putih, datang bergandengan dengan seorang pria berambut panjang terikat."Jack berterima kasih, lalu berlari menuju lantai tiga sambil terus menelepon Emma."Halo, Jack," kata Emma akhirnya, dari ujung telepon. Suaranya masih terdengar ceria."Emma, kamu sudah sampai di The Groove Spot ya? Aku akan menghampirimu dan berkenalan dengan pacarmu. Um, aku di tempat karaoke itu sekarang." "Benarkah? Itu bagus! Ak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status