Share

Bab 5

Author: Khoirul N.
last update Last Updated: 2024-12-12 12:47:30

Lift terbuka saat sampai di lantai satu. Jack keluar dari sana setelah selesai mengamati kebahagiaan dari para tamu undangan yang berada di lantai atas. Dia berjalan perlahan, duduk di kursi yang dipesan, persis di ujung ruangan, tanpa meja.

Jack tersenyum puas mengetahui para pelayan memperlakukan tamu-tamunya dengan sangat baik, meski penampilan mereka jelas berbeda dari lumrahnya tamu di restoran itu.

“Apa anda ingin mencicipi hidangan kami, Tuan? Dengan senang hati kami akan menyiapkannya untuk anda.” Suara wanita mengejutkan Jack. Itu bukan pelayan, melainkan manajer restoran langsung.

Jack tersenyum, “Mungkin secangkir kopi.”

Nyonya Sisca memanggil pelayan, meminta dibuatkan kopi luwak asli. Dia bertanya lagi, “Mungkin ada yang lainnya, Tuan? Mohon maaf karena member VVIP tidak ada sebelumnya, untuk sementara yang tersedia adalah ruangan VIP. Tapi anda tidak perlu khawatir, hidangan dan pelayanan yang kami berikan tentu lebih istimewa dari yang biasa diterima member VIP.”

Sebenarnya Nyonya Sisca sedikit bingung harus memberikan pelayanan seperti apa kepada Jack. Sebagai satu-satunya anggota VVIP, pemuda itu malah memilih tempat yang bisa dikatakan paling buruk daripada kursi lainnya, tanpa meja pula. Padahal, Jack berhak mendapat segala sesuatu yang terbaik di SweetSky.

“Tidak, aku sudah kenyang.”

Kali ini mata Nyonya Sisca membesar, sesaat dia tidak bisa menahan keterkejutannya. Ini kali pertama dia melihat ada seseorang seperti Jack, datang ke SweetSky dengan banyak tamu undangan, tetapi tidak berniat untuk makan di sana. 

“Pastikan para tamuku mendapatkan yang terbaik.”

“Tentu, Tuan.” Nyonya Sisca membungkuk hormat. “Kalau begitu, saya akan memeriksa ulang bingkisan yang anda berikan untuk para tamu. Jika Tuan memerlukan sesuatu, tolong katakan saja pada para pelayan. Senang bisa melayani anda.” Wanita itu undur diri, tidak ingin menganggu.

Jack mengangguk. Sesaat kemudian, seorang pelayan memberikan secangkir kopi luwak premium padanya. Dia menghirup aroma kopi yang mencuat bersama asap tipis, sebelum menyesapnya.

[Tuan, dia sudah datang]

Suara Sistem mengejutkan Jack. “Dia siapa?” 

[Calon pacar anda, Emma.]

Jack tersedak, terbatuk-batuk sambil menunduk. 

Pelayan yang tadi mengantarkan kopi untuk Jack, mendesis menyayangkan. Setidaknya dia harus merelakan upahnya selama dua minggu jika ingin merasakan kenikmatan segelas kopi luwak, tapi kini separuh cangkir terbuang sia-sia di lantai. 

Seseorang meraih cangkir kopi Jack. Ketika Jack mendongak, tubuhnya seperti membeku. Di hadapannya, seorang wanita muda tersenyum lembut, mengulurkan sebotol air mineral. 

Cukup lama Jack bergeming, memandang paras wanita itu. Angin seperti berhembus di wajahnya, membawa damai yang sudah lama dirindukan.

[Anda terpesona, Tuan!]

Jack terkesiap. Kalimat ringkas dari Sistem berhasil membuat wajahnya memerah sesaat.

“Terima kasih,” katanya menerima pemberian air wanita itu.

Wanita muda meminta sebuah kursi untuk diletakkan di samping Jack. Lalu, dia duduk di sana sambil bertanya, "Apa kamu datang sendiri?” Dia menoleh ke kanan dan ke kiri.

“Ya.” Jack menjawabnya singkat. Wajahnya masih gugup saja.

“Aku datang bersama mereka.” Wanita itu menunjuk ke satu arah. Ada seorang nenek bercengkerama dengan beberapa anak-anak. 

"Jika kamu mau, bergabunglah dengan kami. Aku bersyukur, seorang dermawan membuat orang-orang seperti kami bisa berada di tempat ini. Sebelumnya, jangankan makan, masuk ke restoran ini saja tidak pernah terbayangkan. Biarpun hanya semalam, ini akan menjadi hadiah tak terlupakan untuk mereka.”

[Berkediplah, Tuan. Mata anda bisa kering]

Jack segera membuang wajah, menyembunyikan senyum sipu, menyadari telah menatap lekat wanita di sampingnya tanpa berkedip.

“Kenapa? Apa ada yang salah dari ucapanku?”

“Tidak, tidak. Aku hanya ... em, aku pikir harus berterima kasih pada seorang dermawan itu. Berkatnya, aku bisa merasakan kehangatan dan kegembiraan malam ini,” ujarnya membicarakan diri sendiri.

Wanita itu tersenyum lebar, menunjukkan barisan giginya yang rapi dan bersih. “Kamu benar. Aku belum tahu siapa dia. Jika suatu saat aku bertemu dengannya, setidaknya aku harus memeluknya untuk berterima kasih.”

Jack berusaha menyembunyikan senyum senang.

“Hei, kita sudah ngobrol sejak tadi, tapi aku belum tahu namamu!”

Tidak dipungkiri, gurat keceriaan di wajah wanita itu membuat Jack semakin terpesona.

“Aku Jack.” 

“Hai Jack, namaku-”

“Emma,” sahut Jack spontan, tanpa sadar memotong ucapan wanita itu.

Dengan antusias Emma bertanya, “Bagaimana kamu tahu namaku?”

'Sial!' batin Jack sambil menggertakkan gigi.

Namun, pertanyaan Emma sekaligus memvalidasi bahwa informasi yang sebelumnya dibocorkan Sistem kepadanya adalah benar. Kini mata Jack bergerak ke kanan dan ke kiri, mencari-cari jawaban yang tepat untuk dikatakan. 

“Em, kamu mengatakannya tadi.” Jack meringis.

“Benarkah?” Kening Emma berkerut. “Kenapa aku tidak mengingatnya? Hm, sepertinya aku mulai pikun.” Dia tertawa kecil.

“Baiklah Jack, datanglah ke meja kami jika ingin, jangan sungkan. Senang berbincang denganmu.” 

Emma terdiam sesaat sebelum tersenyum dan berkata, “Entah mengapa, meski ini pertemuan pertama kita, aku merasa tidak asing.”

Emma mengembalikan kopi Jack, lalu beranjak, berpindah ke meja tempat keluarga angkatnya berada. Dia sempat menoleh ke belakang untuk melempar senyum pada Jack.

[Cepat berdiri dan susul dia, Tuan.]

"Tidak."

[Kenapa begitu, Tuan?] Suara Sistem terdengar protes.

Jack menyeruput kopi hingga menyisakan ampasnya. Setelah menghela napas dia menjawab, "Aku tidak ingin mengganggu kehangatan keluarga itu. Kamu tahu, terkadang tetap menjaga jarak menjadi hal bijak yang perlu dilakukan, daripada membiarkan keegoisan kita mencederai keindahan."

Jack tersenyum mengetahui Sistem tidak membantahnya.

Hingga acara makan malam usai, dan para tamu pergi meninggalkan restoran dengan membawa bingkisan dari Jack, tidak ada yang tahu bahwa Jack adalah 'Tuan Dermawan' yang sepanjang acara terus mereka bicarakan.

Jack sendiri sengaja menyembunyikannya bahkan dari para pelayan sekalipun. Praktis orang yang tahu hanyalah petinggi restoran, termasuk sang manajer.

Sekarang Jack berjalan senang menyusul skuter tuanya. Dia menolak, bahkan melarang manajer restoran atau petinggi restoran untuk mengantarnya ke parkiran.

Namun, saat mata Jack menyisir tempat parkir untuk menemukan skuternya, sesuatu yang aneh tiba-tiba terjadi!

"Kenapa pandanganku buram?" 

Dia yakin sebelumnya semua masih terlihat jelas. Rasanya tidak mungkin kacamatanya mendadak kotor, padahal dia tidak melewati jalan berdebu. Meskipun demikian, Jack melepas kacamatanya untuk dibersihkan. 

Dalam batin dia menduga bahwa silinder matanya mungkin memburuk, hingga lensa yang digunakan sekarang tidak mampu lagi menolong penglihatannya.

Setelah mengelapnya dengan kemeja, Jack menyadari satu hal. Dia mengenakan kembali kacamatanya. 

Jack tersentak!

Dia melepas dan memakai kacamata lagi untuk memastikan.

"Tidak mungkin," desisnya tak percaya.

Jack memandangi kacamata yang sudah bertahun-tahun dia kenakan. Beberapa kali dia mengganti lensa agar bisa mengoreksi dengan tepat penglihatannya. Sebelum ini, dia menderita astigmatisme atau silinder berat, nyaris 3.00 diopters. Hal itu jelas sangat mengganggu aktivitasnya jika tidak menggunakan kacamata. Namun, kini yang terjadi justru sebaliknya.

"Kenapa aku bisa melihat dengan sangat jelas tanpa kacamata?"

Related chapters

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 6

    [Selamat Tuan, sekarang mata anda sudah normal.]Jack meraba-raba matanya, mengulang untuk memakai kacamata hanya untuk dilepaskan kembali, menutup sebelah mata bergantian, dan membuka mata lebar-lebar untuk menatap sekeliling. Dia tersenyum haru, sebelum tertawa lepas. Jack tidak bisa menahannya. Rasanya seperti lahir kembali, melihat isi dunia secara langsung dengan sangat jelas tanpa penghalang lensa lagi.Dia sangat ingat, bagaimana Elena dan keluarganya, juga beberapa rekan kerjanya dulu sering menjadikan sakit silindernya sebagai lelucon. Bahkan, pernah suatu waktu, Tommy sengaja mengambil dan menyembunyikan kacamatanya. Entah bagaimana dirinya yang mesti meraba-raba benda di sekitar karena kesulitan melihat, malah membuat keluarga Elena terbahak-bahak."Sistem, bagaimana kamu melakukannya?" Dia masih sulit percaya. Ini seperti mimpi![Semua berkat kebaikan anda, Tuan. Selama ini anda melihat dengan hati, merasakan kesulitan orang lain, dan senantiasa baik pada siapa pun. Anda m

    Last Updated : 2025-01-06
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 7

    Jack tersenyum miring lagi. Dia sengaja menginjak jempol kaki Paul kuat-kuat. “Tenang Tuan Hogweed. Aku suka tawar menawar.”Paul meringis. Biarpun berat badan Jack jauh di bawahnya, tetap saja pria itu berdiri bertumpu di atas satu jempol kakinya. Tapi dia tidak mungkin marah. Paul malah memegang kaki Jack, “Katakan Tuan, apa saja akan saya lakukan, asalkan anda tetap merahasiakan dosa-dosa saya dari Grace.”Jack mengambil kakinya dari atas jempol Paul. “Mudah saja. Lakukan tiga hal untukku.”Paul diam berpikir. Jika bukan karena istrinya, jangankan melakukan tiga hal untuk Jack, berlutut padanya seperti sekarang pun dia tidak sudi. Walaupun begitu, tidak mungkin juga dia menawar.“Baik Tuan, dengan senang hati,” jawabnya menahan dongkol.“Pertama, minta ampun padanya.” Jack menunjuk wanita yang bernama Laura Kills itu.Paul menoleh pada Laura untuk memberikan tatapan tajam. Dalam hati dia menentang keras permintaan Jack. Harga dirinya terkoyak! Tapi lisannya mencoba bernegosiasi ba

    Last Updated : 2025-01-06
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 8

    Memasuki area Paradise Roadway, Jack disambut dengan musik bersemangat yang keras, aroma minuman beralkohol yang pekat, dan sorot lampu warni-warni tapi remang-remang. Di antara hingar bingar itu, terdengar gelak tawa centil para wanita penghibur yang melayani para pelanggannya.“Tuan, ikuti saya.” Laura berbisik, berjalan cepat tapi mengendap-edap.Jack yang melihat ekspresi cemas di wajah Laura, menahan diri untuk bertanya. Dia mengikuti Laura melewati orang-orang yang menari mengikuti irama.Dalam perjalannya itu, Jack terkejut saat tahu bahwa rumah bordil itu juga menjual pakaian. Ia melihat etalase-etalase di samping kanan dan kiri lengkap dengan label harga yang tergantung di kaca, beberapa di antaranya ada yang sedang diskon hingga lebih dari 50%. Tapi, yang terpajang di dalam etalase itu bukanlah manekin melainkan para wanita dan pria sungguhan. Para wanita ada di sisi kiri, sedangkan para pria dipamerkan di kanan.Selain peran manekin yang digantikan dengan orang, hal lain ya

    Last Updated : 2025-01-09
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 9

    Rumah bordil Paradise Roadway menyediakan tiga jenis kamar untuk para pelanggan yang ingin menginap bersama pelacur atau gigolo, yakni standard room, single room, dan paradise room. Biaya sewa paling murah tentu saja standard room, itu berupa bilik-bilik kecil berderet, berukuran 3x2 meter, yang hanya memuat sebuah tempat tidur.“Apa kamu tahu, berapa biaya sewa per malam untuk kamar terbaik di sini?” Ava menatap tajam Jack sambil meminta para algojo kembali ke sisinya.Jack tidak menyahut, malah melihat Laura yang tampak pucat. Dia merangkul lengan Laura. “Tenang Nona, semua akan baik-baik saja.”“Baik apanya?!” Ava membentak. “Paling tidak, aku akan mencukur habis rambutnya agar impas. Dia kehilangan mahkotanya karena membuatku kehilangan pelanggan.”“Kamu tidak akan melakukannya.” Jack menatap tajam Ava. “Bersiaplah untuk mencium kakiku.”Ava tertawa lantang, begitupun orang-orang yang berkerumun. Mereka sama-sama tahu, Jack yang mereka kira seorang gembel harus memberikan ribuan do

    Last Updated : 2025-01-16
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 10

    "Kurang ajar! Lancang sekali mulutmu, gembel sialan!" bentak Jessy sangat kesal.Selama kariernya menjadi pelacur di Paradise Roadway, ini kali pertama Jessy menjumpai seorang pecundang melawan germo yang paling ditakuti di sana. Sekaligus pertama kali pula baginya, Laura, dan orang-orang di sekitar, melihat Ava menjadi lebih sabar dari biasanya. Sekarang Ava bahkan hanya bergeming memandangi layar ponselnya."Mommy?" tanya Jessy melihat tangan Ava bergetar."Jack Hall..." desis Ava sambil mengangkat pandangannya ke arah Jack."Ya, itu namaku."Ava sukses membuat semua orang terbelalak ketika tiba-tiba ia menekuk lututnya di hadapan Jack."Mommy, apa yang kamu lakukan?" Jessy membungkuk dan menarik lengan Ava yang besarnya tiga sampai empat kali lipat darinya, bermaksud untuk membantu Ava berdiri.Namun, tanpa memberikan penjelasan apapun, Ava menepis kuat tangan Jessy hingga tersungkur ke lantai.Jessy akan melakukan protes. Tapi adegan berikutnya membuat mulutnya terbuka lebar."Maa

    Last Updated : 2025-01-17
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 11

    Jessy mengepalkan tangannya, menahan kesal yang membuat dadanya panas. Ini kali pertama dia dipermalukan oleh Ava, seseorang yang sudah dianggap seperti ibu kandung, di depan banyak orang. Ava menyuruhnya berhati-hati bukan karena mengkhawatirkannya, melainkan lebih mencemaskan sebuah koper.‘Ini hanya koper usang, tapi dia memintaku memperlakukannya seperti guci antik yang berharga!’Harga diri Jessy sebagai primadona Paradise Roadway jelas tercabik-cabik, terlebih dia melihat orang-orang diam-diam menertawakannya. Tapi, dia tidak berani membantah Ava. Dengan menahan kedongkolan, Jessy berjalan di belakang sambil membawa koper sialan itu.“Jessy, kenapa jalanmu lelet sekali?! Percepat langkahmu! Jangan membuat Tuan Hall menunggu!” bentak Ava dari jarak 8 meter.Jessy menggertakkan gigi. Koper itu berat! Dia mengumpat tanpa bersuara. Jessy melakukan protes dengan memberikan tatapan tajam kepada Laura. Dia tak terima!“Abaikan,” bisik Jack pada Laura. Dia merangkul lengan Laura, membua

    Last Updated : 2025-01-22
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 12

    Jack bisa melihat kecemasan di wajah Laura. Dia mengerti, malam ini pasti berat untuk Laura. Klien yang semena-mena, atasan galak dan otoriter, rekan kerja yang mengintimidasi, benar-benar membentuk lingkungan kerja yang tidak sehat. Sangat sial karena Laura mesti tinggal di tempat itu juga. Dia tidak memiliki jeda untuk istirahat sejenak. Tentu Laura sangat tertekan, pikir Jack.“Kamu mandi saja dulu agar lebih segar.”Laura tersenyum canggung. “Baik, Tuan.” Dia seperti orang bodoh. Bagaimana mungkin dia lupa pada prosedur pertama sebelum menghadapi pelanggan, yakni mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sedangkan keadaannya saat ini sangat berantakan, berkeringat, dan tidak menarik sama sekali.Di dalam kamar mandi jantung Laura tetap tak terkendali, berdetak kencang seolah dia akan menghadapi perang. Beberapa kali dia mengembuskan napas berat dari mulutnya. Sungguh, rasa gugup yang dia rasakan sekarang lebih besar jika dibandingkan dengan saat dia mengawali debut sebagai seorang pelacu

    Last Updated : 2025-01-23
  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 13

    Mendengar nominal itu, lutut Ava mendadak lemas. Jika bodyguard-nya tidak sigap menangkapnya, tentu dia terduduk di lantai sekarang."A-apa, Tuan?" Ava memastikan lagi. Walaupun dia yakin dengan pendengarannya tadi, rasanya Ava ingin mendengar kabar menakjubkan itu sekali lagi.Jack menjelaskan, "Ava, aku membayar untuk biaya sewa Nona Kills sekaligus Paradise Room untuk seminggu penuh. Lalu, $50,000 sebagai tip untuk Nona Kills. Sisanya, ambilah untukmu."Ava tidak bisa berkata apa-apa. Rasanya dia ingin melompat karena terlalu senang. Tapi dia menahan diri karena tidak mau membuat Tuan Hall merasa aneh melihat tingkahnya. Dia hanya mengangguk dengan mata berbinar-binar."Ingat, selama itu, tidak ada yang boleh menyentuh Nona Kills. Dan, tidak ada yang boleh mengusirnya dari kamar yang sudah aku sewa. Kamu pun tidak boleh menyuruhnya untuk sekadar menemani pelanggan minum-minum. Apa aku bisa mempercayaimu, Ava?" Jack memberikan tatapan tajam."Tentu, Tuan. Aku akan menjaga Laura deng

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 27

    “Baiklah.” Suara Irene menjadi parau dan lirih. “Kamu ambil kembali uangmu. Nanti aku akan meminta pelayan yang mengantarmu tadi untuk memberikan pelatihan singkat tentang cara menjadi pelayan.” Dia meletakkan lembaran uang dari Jack ke atas meja lagi, lalu mendorongnya agar lebih dekat dengan Jack.Jack mendorong uang itu lagi. Dia menggeleng, “Tidak Nona, aku sudah mengambil waktu anda yang berharga. Uang itu mungkin tidak cukup untuk menggantinya. Aku akan menambahnya.”Jack mengeluarkan dompetnya lagi, bermaksud untuk mengambil $5,000 untuk biaya tambahan. Namun, Irene mencegahnya.“Tidak, tidak, um, maafkan aku, sebelumnya berbicara sembarangan. Aku tidak tahu kalau ternyata ini tentang… hati.” Dia tersenyum, mengusap pipinya yang basah. Dia menjadi sentimentil!“Tidak masalah, di sini anda bekerja secara profesional. Aku pun pasti akan melakukan hal yang sama jika berada di posisi anda. Jadi, terimalah.”“Bagaimana jika kamu mentraktirku secangkir kopi?” Irene memberi penawaran

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 26

    The Groove Spot merupakan tempat karaoke tiga lantai yang paling diminati di New Boslevley. Desain interiornya yang modern, trandy, dan terkesan glamor, disukai banyak orang. Pengunjung biasa menyewa ruangan di tempat itu untuk merayakan ulang tahun, pesta bujang, reuni, bahkan juga pertemuan para pebisnis atau pejabat.Di lantai satu, biasanya untuk para pengunjung yang memang sekadar ingin karaoke dengan kapasitas 4-8 orang per ruangan. Di lantai dua luas setiap ruang karaoke sama dengan lantai satu, tapi terdapat bar dan kafe yang menyediakan berbagai minuman dan makanan.Sementara itu, di lantai tiga, kapasitasnya 10-15 orang per ruangan. Meskipun begitu, privasi di lantai ini lebih terjaga, dengan dilengkapi seorang penjaga di depan pintu. Fasilitas di lantai tiga juga lebih lengkap, terdapat lampu disko dan berbagai koleksi film untuk ditonton di layar proyektor. Di lantai itulah biasanya pengunjung menyewa untuk berbagai acara.Sesuai informasi yang didapat dari resepsionis, Ja

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 25

    Apartemen Jack memang dilengkapi dengan sistem interkom video yang canggih. Dia bisa melihat dan mendengar, bahkan berkomunikasi dengan pengunjung flatnya sebelum memberikan akses masuk.Kini Jack mendengar Lily berteriak di depan pintunya."Tuan Tampan, buka pintunya! Ini aku, pacar barumu. Kita sudah berciuman 'kan? Mari kita lanjutkan lagi! Setidaknya katakan padaku, siapa namamu supaya aku bisa menjawab saat ayahku bertanya."Jack yang melihat Lily dari layar monitor, lagi-lagi menggelengkan kepala. "Dasar gila," desisnya. Ini kali pertama Jack menemui wanita dengan tingkah segila Lily. Sebenarnya wanita itu dalam keadaan sadar, tapi sikapnya seperti orang yang sedang mabuk berat.Tentu Jack tidak berniat sedikit pun untuk menemui Lily. Dia lebih memilih untuk menelepon penjaga agar menertibkan Lily, supaya tidak menganggu penghuni apartemen. Namun, saat Jack akan melakukan panggilan, Victor muncul di dalam monitornya."Nona Harvey?" Lily menoleh dan menatap Victor dengan kening

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 24

    Jack tersentak. Dia tidak mengira jika Sistem akan memprovokasi dirinya untuk menyelesaikan misi. "Santai saja, Tuan Tampan. Aku tidak akan buru-buru. Tarik napas, tenangkan dirimu. Jangan gugup lagi." Lily mengelus lengan Jack yang sejak awal membuatnya terpikat.Jack memang menghela napas, tetapi itu untuk menenangkan emosinya. Alih-alih merasa tergugah hasratnya, Jack justru menjadi kesal karena wanita itu tidak membiarkannya sendiri.Jack bukan satu-satunya pengunjung pria di tempat kebugaran itu. Namun, Lily tidak menggeser sedikit pun pandangannya dari Jack."Siapa namamu? Aku Lily Harvey. Kamu pasti sudah pernah mendengarnya 'kan?" tanya Lily percaya diri.Mendengar nama 'Lily', membuat Jack kembali teringat pada nama tempat kerja Emma, ingat pada anak pemilik tempat kerja itu, dan mengingatkannya pada kenyataan bahwa Emma sudah memiliki pacar.Amarah Jack tidak bisa direndam lagi. Napasnya memburu, membuat dadanya turun naik.Dengan erat Jack mencengkeram pergelangan tangan L

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 23

    “Sudah hampir setahun kami berpacaran. Tapi dia merahasiakan hubungan kami dari keluarga dan teman-temannya. Aku sempat mengira dia hanya bermain-main. Syukurlah aku salah.”Jack menatap Emma yang tersenyum lega. Dia merapatkan kedua alisnya, menahan sesuatu yang membuat sudut hatinya terasa nyeri dan tenggorokannya seperti tercekik.[Cinta pupus bahkan ketika baru akan tumbuh. Saya mengerti perasaan anda, Tuan]Jack tersenyum getir.“Ini mungkin aneh, tapi aku hanya menceritakan ini pada nenek dan kamu saja.” Emma tertawa kecil. “Padahal kita belum lama kenal. Entahlah Jack, sejak awal kita bertemu di SweetSky, aku merasa tidak asing denganmu.”Jack menghela napas panjang. Mengabaikan rasa pahit, dia mengulurkan tangan. “Selamat Emma, aku senang melihatmu senang.”Emma menjabat tangan Jack, “Terima kasih banyak, Jack. Aku senang kamu di sini untuk merayakan kabar baik ini. Kapan-kapan datanglah ke Lily Bakery. Aku akan memberikan kue spesial buatanku sendiri, juga mengenalkanmu pada

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 22

    Jack yang semula berniat memanggil Emma, kini bergeming. Wanita yang datang bersama Emma tidaklah jelek. Akan tetapi, Jack tidak sanggup bila harus melayani wanita itu.Dalam ketegangan merangkai kata di kepalanya untuk menjelaskan semua tanpa menyinggung perasaan siapa pun, jantung Jack semakin terpacu ketika teman wanita Emma menunjuk ke arahnya. Jack merasa terpojok.Padahal sejak kedatangan Jack di Eden’s Ember, banyak orang yang terpukau dengan kemewahan mobilnya. Beberapa orang di sekitar hanya mengamatinya, beberapa lainnya ada yang mengambil gambar juga.Jack melipat bibirnya ke dalam ketika Emma dan temannya berjalan mendekat. Rupanya sang teman ingin berfoto dengan mobil Jack.Menyadari bahwa dia tidak mungkin terus-terusan berdiam diri di dalam mobil, Jack menarik napas panjang. Dia membuka atap mobilnya.Emma yang memang sedang memfoto pose temannya di depan mobil Koenigsegg CCXR Trevita, terkejut melihat hal tersebut. Dia semakin tercengang setelah melihat ada Jack di dal

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 21

    Pukul 04.00 sore, Jack mulai bersiap. Dia tidak ingin terlambat datang ke Eden's Ember. Restoran itu berada cukup jauh dari Greenwoods City, tapi relatif dekat dengan Paradise Roadway. Perjalanan dari apartemen Jack ke sana memerlukan waktu lebih dari setengah jam.Jack mengerti mengapa Emma memilih tempat itu, tidak lain karena mengira dirinya tinggal di dalam rumah bordil tersebut. Bukankah undangannya kali ini sebab Emma telah mendapat pelanggan untuknya?Jack merasa tergelitik.Mengingat hal itu, dada Jack berdetak cepat. Saat nanti bertemu Emma, dia berencana akan menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi. Jack tidak mungkin berkencan dan bercinta dengan wanita random yang akan Emma kenalkan padanya. Dia seorang amatir! Bisa saja Jack mengambil kesempatan itu untuk menyelesaikan misi dari Sistem. Seorang wanita yang akan menyewanya, jelas akan senang hati menerima ciuman darinya. Tapi membayangkannya saja Jack merasa bergidik, terlebih jika harus berbuat lebih jauh dengan melakuk

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 20

    Malam ini untuk pertama kalinya Jack akan tinggal di gedung apertemen Greenwood City yang terletak di kawasan perumahan Blossom Hills. Sejak memasuki flat yang dia menangkan dari acara lelang, Jack tersenyum puas melihat interior klasiknya. Segala sesuatu di dalamnya terasa pas, tidak berlebihan, elegan, dan unik. Dominasi warnanya adalah putih.Pada siang hari, saat gorden dibuka, dari jendela flat itu akan terlihat dari hamparan pengunungan yang indah. Tak jauh dari itu, terdapat vila megah yang sangat terkenal dengan lapangan hijaunya yang luas. Di sana sering diselenggarakan lomba golf profesional. Sedangkan di malam hari, langit yang masih bersih, menampakkan kelap-kelip bintang yang indah. Nama vila mewah yang juga dilengkapi dengan danau buatan itu adalah New LuxGolf Villas. Jack berencana untuk membelinya juga.Jack telah berbaring di atas ranjang premium, bersiap untuk tidur, dia teringat dengan hadiah yang akan diperoleh setelah menjalankan misi dari Sistem, tapi sampai seka

  • Menjadi Taipan Usai Dicampakkan    Bab 19

    Ketika kode sandi telah dimasukkan dan folder bisa dibuka, terlihat hanya ada satu video di dalamnya. Nama file video tersebut adalah 'Sebuah Pelajaran'.Saat video dari Tuan Filantropi diputar, orang-orang terperajat menyaksikan. Ternyata itu adalah rekaman CCTV dari restoran SweetSky, yang menunjukkan pengusiran Victor dan Elena dari tempat tersebut. Tidak ada adegan yang sesuai dengan apa yang diceritakan Victor, tidak sama sekali. Jangankan mendapat undangan untuk bergabung dengan acara makan malam, bahkan Tuan Filantropi pun tidak tampak. Yang terlihat di video itu hanyalah, Victor dan Elena yang marah-marah karena diusir dari SweetSky. Victor yang mengancam si penjaga, kemudian diam setelah mendapatkan ancaman balik dari penjaga.Selain itu, Victor bahkan baru menyadari bahwa keanggotaan VVIP di restoran itu tidak pernah ada sebelumnya. Jadi, dari mana Victor bisa mengenal baik Tuan Filantropi?Victor benar-benar membuat semua orang geram! Victor dan Elena yang juga menyaksika

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status