Share

261. Permintaan Shaka

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-19 06:08:34

Habiba terpaku. Ah, benar juga. Apa ia hanya terobsesi saja? Namun perhatian matanya terus saja tertuju pada Sakha. Berharap memang tuduhannya itu benar seperti yang diprediksi oleh Cindy.

"Dokter sudah melakukan pemeriksaan dengan peralatan canggih, bahkan perilaku Sakha selama ini juga kelihatan jelas sebagai anak abnormal. Menurutku itu sudah jelas," ucap Husein.

Habiba tak mau menanggapi. Ia hanya mengusap- usap lengan putranya.

"Sakha, ini ada jam tangan untukmu, pembelian dari Tante Cindy." Husein melepas jam di tangan Sakha dan menggantinya dengan jam yang baru.

Sakha menurut saja.

Qansha menghentikan permainannya, menoleh kepada Sakha yang diberi jam tangan baru oleh Husein.

"Kau suka?" tanya Husein.

Sakha mengangguk.

"Sekarang bicaralah pada papa."

"Bicara apa?" tanya Sakha bingung.

"Bagaimana keseharianmu di sini selama tidak ada papa. Apakah kau senang? Dan apa saja kegiatanmu selama di sini?" Husein sengaja memancing Sakha bicara untuk melihat perubahan dan perkembangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
semoga husein benaran datang ke pertunjukan tari qansa.agar pandangan qansa terhadap husein berubah
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
kasian banget shaka dan qansa.ternyata selama ini mereka selalu diejek teman-teman mereka tidak mempunyai ayah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   262. Ngebut

    Sambil menyetir, Habiba mengetik pesan singkat kepada Husein..‘Jangan lupa menghadiri acara pertunjukan menari. Qansha menunggumu.’.Tidak ada balasan dari Husein. Bahkan pesan pun belum dibaca. Pagi- pagi sekali Husein sudah pergi bekerja. Habiba bahkan tidak sempat bertatap mata dnegan suaminya sejak pagi. Sebab saat ia bangun dan langsung mengurus anak, Husein pun tengah mandi. Lalu berngkat kerja tanpa sempat cipika cipiki dengan Habiba karena terburu- buru.Habiba terpaksa harus mengingatkan Husein mengenai jadwal menari yang akan diikuti oleh Qansha supaya Husein tidak lupa. Ia berharap momen ini akan menjadi momen bagi Qansha mengakui Husein sebagai papanya.Qasam ditinggal di rumah bersama dengan Fatona. Di hari libur begini, anak- anak menghabiskan waktu dengan kegiatan ringan tanpa harus bepergian jauh untuk liburan.“Ayo, Mom. Jangan lambat! Kita harus cepat sampai!” Gadis kecil yang duduk di sisi Habiba tampak sangat bersemangat. Kelesuanny tadi sudah hilang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   263. Perjuangan

    "Ngosh ngosh...."Napas si tukang ojek benar- benar ngap- ngapan.Sudah sampai di area parkiran gedung. Husein langsung berlari menuju ke pintu gedung dengan tergesa- gesa. "Mas, Mas, uangnya belum dibayar," teriak tukang ojek membuat Husein menepuk keningnya sendiri. Lalu Husein balik lagi sambil mengeluarkan uang dan memberikannya kepada si tukang ojek."Loh, Mas...?""Apa lagi?" kesal Husein."Ini banyak sekali." Si tukang ojek menghitung uang lembaran warna merah yang baru saja diberikan Husein. "Satu, dua, tiga, empat, lima. Lima ratus ribu. Waah... Ini kebanyakan.""Sudah. Untukmu." Husein tak mau banyak tanggapan. Ia langsung pergi begitu saja. Anggap saja uang itu adalah ganti rugi atas jantung si bapak yang sepanjang jalan hampir copot gara- gara Husein ngebut di jalan tadi. Sampai- sampai kedua tangan si bapak melingkar erat di perut Husein. Sepanjang jalan bapak itu teriak- teriak, dan akhirnya mukanya nyaris seperti mayat saat sudah sampai alamat tujuan, pucat pias sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   264. Mampus

    Tangan mungil itu melingkar di tubuh besar Husein meski kedua tangan kecil itu tak sampai untuk saling bertaut.Tiba- tiba saja Husein memaku, balasan pelukan dari Qansha membuatnya seperti terhipnotis. Rasanya benar- benar berbeda. Jantungnya berdegup keras. Ada sisi bahagia yang membuncah dalam benaknya. Qansha melepas pelukan. Menatap Husein dengan wajah yang berbinar.“Ini papa, Nak!” ucap Husein yang hanya didengar oleh Qansha seorang.Keramaian di sekitar menelan suara yang tak begitu keras.Qansha tersenyum kemudian berucap, “Makasih, Papa.”Nyess…Ada yang mengalir deras dan terasa dingin mengalir di kalbu. Panggilan ‘papa’ yang diucapkan Qansha mengaduk- aduk perasaan Husein.“Kau sebutaku papa?” HUsein menatap lekat putrinya.Senyum Qansha melebar. “Papa.” Ia mengulang panggilannya.“Papa mau lihat kau tersenyum lebih lebar lagi.”“Ya, Pa.” Qansha tersenyum lebar seperti yang diminta. Lesung pipit di ekdua pipinya pun tampak. Kepalanya mengangguk hingga kuciran

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-20
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   265. Pendapat Sahabat

    “Oh No, papa sudah kekenyangan ini,” sahut Husein berushaa menolak dnegan halus.“Sungguh?” Qansha berusaha meyakinkan.“Apakah papa tidak mau disuapi olehku?” Tatapan Qansha penuh harapan.Ya Tuhan, Husein kalah telak oleh pertanyaan polos itu. Hubungannya dengan Qansha baru saja membaik, ia tidak mau hubungan yang baru saja membaik itu terluka oleh sikap yang membuat Qansha menjadi kecewa.Dengan terpaksa, Husein membuka mulutnya. Lalu menyantap cilok menyebalkan yang menurutnya aneh itu. Sial! Benda itu kembali melintas di tenggorokannya. Segera Husein meneguk minum secepatnya.“Enak kan, Pa?” tanya Qansha.Husein ingin mengatakan kalau dia tidak menyukai makanan itu, namun urung saat melirik wajah Tukimin, takut menyinggung. Meski dia dikenal sebagai bos arogan, namun setidaknya ia masih memiliki nurani untuk menghargai manusia lain.Husein terpaksa mengangguk.“Bungkus empat, pak!” pinta Habiba.Husein membelalak kaget. “Empat? Untuk siapa?”“Untuk Qasam dan ibu di rumah

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   266. Geram Sekali

    "Emran dan keluarganya terpaksa harus bertanggung jawab dengan memulangkan kerugian yang Mas Husein alami. Keuntungan dari perusahaannya seluruhnya diberikan kepada Mas Husein sesuai kesepakatan," jelas Inez.Habiba mengangguki perkataan Inez."Saat ini, Mas Husein sedang berusaha membangkitkan kembali perusahaan papa yang sudah tumbang. Dia juga mencoba membangun kepercayaan pada konsumen dengan banyak cara. Memulai dengan membangun kepercayaan inilah maka ia berangsur- angsur membangkitkan kembali perusahaan itu. Pun ia menggandeng pihak yang berwajib untuk memperkuat fakta bahwa perusahaan papa yang kembali dia bangun itu aman dan terjamin. Berbagai usaha dia lakukan. Modalnya juga sangat besar."Habiba tertegun mendengar perkataan Inez. Tak menyangka ternyata suaminya segigih itu. Ada rasa bangga menyelinap dalam benaknya. Husein memang pria yang tangguh. "Emran tidak bisa mengembangkan bisnisnya. Dia kehilangan banyak modal. Kemarin dia datang kemari dan meminta supaya dia bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-21
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   267. Tabrakan

    "Kau ingin aku sependapat denganmu juga?" balas Tomy tak kalah menegang."Tidak perlu kita sependapat, tapi perbuatan Irzan tidak bisa dibenarkan. Aku menyalahkan dia dalam hal ini. Kalau aku mau, bahkan aku bisa memberi pelajaran lebih dari hanya sekedar memukulnya. Lalu bagaimana aku bisa menerima pernyataanmu yang membenarkan perbuatan Irzan?” bantah Husein.Tomy menghela napas panjang. Ia ingin menyela perkataan Husein, namun keduluan Husein bicara lagi. "Masalah kelalaian, resikonya itu menjadi bagian kami, dia tidak perlu mencampurinya, apa lagi sampai melakukan penculikan begini. Benar- benar tidak masuk akal," timpal Husein lagi. "Mas Tomy tidak berada di posisi kami, jadi Mas Tomy bisa bicara begitu," lembut Habiba membela sang suami.“Ck ck ck…” Tomy melangkah pergi sambil geleng- geleng kepala. Ekspresinya menunjukkan rasa tidak sependapat dengan keputusan Habiba dan Husein.Habiba hendak mengejar untuk memberikan penjelasan lebih banyak lagi, namun ditahan oleh Husein.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   268. Sakit

    “Apa? Mas Tomy mau penjarakan Mas Husein karena masalah ini?” Habiba terkejut. Pacu jantungnya terasa cepat. “Ini bukan masalah kecil lagi. Ini masalah nyawa.”“Tidak, Mas. Kita bicarakan ini baik- baik dulu. Jangan ambil tindakan gegabah.”“Gegabah? Kalau nyawaku melayang, apakah kau masih anggap ini masalah sepele?” Tomy kesal.“Mas Tomy hanya sedang emosi saja, makanya mengambil keputusan ini. pikirkan dulu matang- matang langkah yang akan Mas Tomy ambil! Jangan hanya mengandalkan emosi semata.”“Kau terlalu menyepelekan aku. Dengan masalah sebesar ini pun, kau masih saja membela suamimu itu.” Tomy beranjak pergi, ia menghentikan taksi yang melintas di depan.“Mas, jangan! Hentikan ini! tolong!” Habiba menarik lengan Tomy saat kakaknya itu hendak masuk ke mobil.“Memang sudah sejak awal aku keliru. Seharusnya aku tidak menikahkanmu dengannya. Setelah kearoganan yang dia lakukan kepadaku, apakah dia masih akan menjadi suami yang baik untukmu? Sekarang dia melakuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-22
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   269. Tak Tega

    "Kaku sekali mukamu?" tanya Husein."Eh, tidak. Ini hanya efek kepanikan yang tadi." Habiba berusaha mengubah ekspersinya meski sulit."Kau bilang Tomy tidak parah, artinya kai tidak perlu sekhawatir itu.""Iya iya. Aku tidak terlalu khawatir." Habiba tersenyum getir."Aku pun tidak ingin lama berada di sini. Aku ingin pulang. Terutama aku ingin menemui Tomy dan meminta maaf kepadanya. Walau bagaimana pun ini salahku karena lalai.""Dokter bilang apa? Apakah kau harus dirawat?""Tidak. Hanya luka luar saja, dan lebam sedikit. Nanti juga sudah boleh pulang. Jangan menatapku seperti orang lemah. Aku akan baik." Husein menjawil dagu Habiba.Habiba menelan saliva. Bingung menentukan sikap. Beginikah rasanya menelan kekhawatiran seorang diri? Sekarang bagaimana caranya ia mencegah Tomy? "Aku tinggal sebentar," ucap Habiba kemudian keluar kamar. Ia menelepon Fatona dan menjelaskan semua yang telah terjadi. "Bagaimana caranya supaya Mas Tomy tidak melaporkan kasus ini ke meja hijau. Ini a

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-23

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status