Share

Kakek Marah

Penulis: Anarita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 21:55:41

"Ada orang!"

Diana melepas pagutan bibirnya begitu saja. Membuat seseorang di depannya mendengkus kecewa disertai guratan wajah sedikit marah.

"Biarkan saja! Paling juga pelayan nanyain aku mau makan malam di kamar apa di bawah!" Abian hendak mencium gadis itu lagi, akan tetapi Diana mendorong pelan dada Abian supaya lelaki itu segera membukakan pintu terlebih dahulu.

"Bukain dulu Mas. Gak enak sama yang di luar!"

"Aku juga nggak enak diganggu kayak gini!"

"Mas--" Diana merengek seperti bocah, membuat Abian semakin mengerucutkan bibir, Namun kakinya tetap melangkah menuju pintu dan membukanya seperempat bagian.

"Ada apa?" tanya Abian disertai bentakkan saat melihat muka pelayan yang ada di depannya.

Dia benar-benar menyorotkan tatapan murka sampai si pelayan kebingungan sendiri dengan sikap Abian yang tidak biasa.

Merasa takut, pelayan itu langsung mundur dengan kepala tertunduk. Ia tidak tahu apa salahnya sampai Abian tega membentaknya seperti itu.

"Maafkan saya, Tuan! Anda sudah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sifa Fatimah Al-Rasyid
ada 3 judul yg aku tunggu di GN. salah satunya cerita Abian dan Diana. semangat ka ana, sehat selalu terimakasih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Janji Abian

    "Kakek memata-matai kami?" Abian berseru tidak terima saat melihat foto-foto yang berjejer acak di atas meja. Bisa-bisanya sang Kakek memiliki foto Diana yang sedang jalan kaki ke tempat kerja, pikir Abian. Jelas ia curiga kalau selama ini sang Kakek memang memata-matai mereka berdua tanpa sepengetahuan Abian."Jangan salah paham dulu Bian. Itu adalah gambar yang tidak sengaja diambil oleh orang suruhan Kakek saat tak sengaja melihat Diana jalan pagi-pagi sekali. Dari gambar itu sudah jelas kalau kamu selama ini menelantarkan Diana, buktinya dia selalu jalan kaki padahal tempat kerja kalian saling berseberangan.""Itu tidak benar Kek! Diana jalan kaki karena kemauannya sendiri. Kalau tidak percaya tanya saja pada Diana. Apa perlu aku panggil Diana sekarang?"Reaksi Abian terlihat panik meski sang Kakek masih terlihat santai. Bram semakin yakin kalau selama ini Abian tidak memperlakukan Diana dengan baik, baik yang ia ketahui, ataupun yang tidak dirinya ketahui sekalipun."Tidak perl

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Terbuai Kenikmatan

    "Istri pajangan?"Abian termenung meratapi ucapan Diana. Seonggok rasa malu mengantarkan gerakan cepat pada tangan Abian supaya segera menarik diri dari dada milik gadis itu.Diana pun sedikit mengernyit. Ia menimbang ucapannya kembali. Tapi memang tidak ada yang salah dengan ucapan Diana barusan. Sejak awal gadis itu tidak ada dalam prioritas Abian. Dia cuma orang asing yang muncul begitu saja di hidup Abian dan mengacaukan segalanya.Ah, mengingat semua itu Diana jadi miris sendiri. Ia masih ingat saat pertama kali mereka bertemu dan Abian mengecapnya sebagai wanita pembawa sial.Sial!Ialah kata keramat yang menurut Diana paling menyakitkan untuk didengar. Sepanjang hidup Diana, ia tidak pernah berharap dirinya dilahirkan sebagai manusia pembawa sial. Tapi sekarang bukan saatnya untuk Diana bersikap tidak tahu diri. Diana ingat benar perkataan Kakek Bram bahwa apa pun keadaannya dia tidak bisa bercerai dengan Abian.Dia hanya memiliki dua opsi, mencoba membuat Abian menyukainya,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Masssss

    "Jawab Di! Aku lagi nanya ini loh!"Abian sengaja meremas keras-keras bagian itu. Membuat Diana yang tadinya sedang menikmati jadi tersentak dengan kelakukannya."Maaf! Abis aku gemes sama kamu! Kenapa gak mau jawab si?" Abian pura-pura marah. Tapi Diana benar-benar malu menjawab pertanyaan nyeleneh pria itu. Seperti tidak ada pertanyaan lain saja, pikirnya.Kenapa tidak langsung sat set saja si? Kenapa harus nanya hal-hal yang berbau sensitif model begitu?"Mas, lampunya bisa dimatikan dulu?" izin Diana. Ia merasa tak nyaman saat melihat Abian memandang tubuhnya dalam keadaan terang benderang begini. Juga sekaligus mengalihkan pertanyaan Abian yang aneh itu."Jawab pertanyaan aku dulu Di!" Abian menekankan nada bicara karena sejak tadi diabaikan. Terpaksa tangannya harus ditarik dari benda kesayangan itu karena harus mencari remot lampu di atas nakas. Abian lantas mematikan semua lampu dan menyisakan lampu tidur bercahaya pendar.Karena suasana sudah mendukung. Abian melucuti pakaian

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Kartu Kredit

    Pagi menyapa, kini Diana dapat melihat sosok Abian baru yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Semalam akhirnya mereka bisa tidur dengan nyaman setelah saling memuaskan.Abian benar-benar teguh dengan janjinya. Ia tidak berani melakukan perbuatan lebih dan memastikan Diana dalam keadaan aman dan tentunya masih perawan."Di kamu sudah bangun?" Abian membuka matanya perlahan saat melihat Diana sedang tersenyum ke arahnya. Sepasang pengantin baru itu jadi saling pandang dalam suasana yang sulit diartikan."Aku sudah bangun dari 1 jam lalu. Tapi pengin liat mas Abian dulu. Jadi belum mandi.""Mandi bareng sama aku mau," tawar Abian. Gelengan kepala langsung melayang sebagai jawaban. Abian hanya dapat mendengkus kecewa. Sudah ia tebak jawaban Diana pasti akan seperti itu."Kenapa nggak mau terus, Diana?""Aku malu Mas!" aku gadis itu."Kan aku udah liat semuanya. Bahkan sekarang kita masih dalam keadaan nggak pakai baju," ujar Abian.Semalam Abian merengek dan meminta Diana tidur dalam kead

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Aura Yang Berbeda

    Pagi ini Kakek Bram mendapati suasana yang berbeda dari biasanya dari sepasang pengantin yang baru menuruni tangga.Saat mereka duduk di meja makan, aura wajah keduanya sama-sama cerah. Bram menebak sebuah perkembangan baik mungkin telah terjadi di antara mereka berdua."Pagi Kek," sapa Abian dan Diana secara bersamaan."Tumben kompak!" Keduanya hanya menunduk malu tanpa menjawab. Diana mengambil nasi goreng ke piringnya, sementara Abian lebih suka sarapan roti tawar dan segelas susu hangat."Jadi gimana keputusannya? Apa Diana jadi tinggal di sini?" tanya Bram. Sengaja ingin melihat reaksi cucunya seperti apa."Diana tetap akan tinggal bersamaku di apartemen yang diberikan Kakek!" Itu adalah jawaban valid no debat yang sudah menjadi keputusan Abian."Kenapa harus kembali Diana? Nanti kalau kamu diterlantarkan suamimu lagi seperti kemarin bagaimana?" pancing Kakek Bram sengaja mengarahkan tatapan pada Diana seakan mengabaikan perkataan cucunya.Sontak Abian mendelik kesal. Kakeknya in

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Miranda Kebakaran Jenggot

    "Biannnnnnn!" Miranda benar-benar teriak saat masuk ke dalam. Abian sendiri sampai menjingkit, tapi beberapa saat kemudian pria itu tersenyum hangat seolah tidak mendengar percakapan Miranda dan Diana di depan tadi."Pembantu kamu itu bener-bener keterlaluan Bian! Dia berani ngelawan aku!""Memangnya kamu ngomong apa sampai Diana berani ngelawan?" pancing Abian. Sengaja ingin mendengar kejujuran pacarnya sendiri.Miranda lantas duduk di samping Abian sambil bergelayut. "Aku cuma nyuruh Diana jangan deket-deket sama kamu lagi. Memangnya aku salah ngomong gitu?""Engga salah Mir. Tapi sayangnya engga bisa. Gara-gara kamu ngusir Diana, gadis itu jadi pulang ke rumah Kakekku. Sekarang Kakek malah makin ketat, katanya Diana harus sering-sering ikut pergi sama aku.""Oh My God!" Miranda mendelik tak percaya. Hatinya begitu panas dan terbakar saat ini.Sementara Abian langsung mendorong Miranda agar jangan dekat-dekat darinya. Dia takut Diana keluar kamar dan melihat pemandangan ini. Bisa ga

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Welcome To Bali

    Welcome to Bali.Sebuah vila dengan pemandangan pantai pasir putih yang luas menjadi santapan mata mereka begitu tiba di sana. Doni tampak berteriak puas, diikuti Raka yang tengah membuka beberapa minuman kaleng, dan Abian yang kerepotan karena terus ditempeli oleh Miranda dari sejak mereka berangkat tadi.Wanita itu terlihat ingin seklai memamerkan kemesraannya pada Diana semua orang, tapi sayangnya Diana terkesan tidak peduli karena ia asik mengobrol dengan Doni dan Raka.Satu-satunya manusia yang tidak bahagia dengan liburan kali ini hanyalah Abian seorang. Dia tidak bisa menikmati segalanya karena Miranda begitu posesif.Bahkan saat duduk di samping Diana karena tidak sengaja saja, Miranda langsung memasang muka jutek sambil mendorong tubuh Abian. Dia langsung duduk di tengah seakan memberi garis pada Diana agar jangan mendekati pacarnya.Diana pun berusaha masa bodo meski tak dipungkiri ada setitik rasa tidak nyaman dalam hati. Dia sadar kalau Abian memang milik gadis itu. Bagai

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-06
  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Raka Protes

    "Maaf Mas? Apa ada yang salah?" Diana memandang Raka takut-takut. Ekspresi Raka terlihat berubah sekali saat Diana mengucapkan kata itu."Nggak ada yang salah. Cuma aku kaget aja sama jawaban kamu! Aku rasa hubungan kita udah sejauh ini, masa cuma dianggap sahabat doang?" Raka menatap Diana dengan perasaan sedih. Jelas lubuk hatinya merasakan kekecewaan yang cukup dalam."Maaf Mas! Menurut aku hubungan kita memang tidak bisa lebih dari sekadar teman. Mas Raka tahu sendiri kalau statusku sekarang adalah suami orang?""Jangan jadikan hal itu sebagai alasan. Bukannya waktu itu aku sudah bilang mau sabar menunggu urusanmu dan suamimu selesai? Aku tidak menuntut lebih Diana. Aku hanya mau kamu bersikap wajar seperti biasa. Setidaknya jangan berubah karena aku tidak suka itu.""Tapi Mas Raka tetep nggak bisa menunggu sesuatu yang nggak pasti. Mas Raka akan kehilangan waktu berharganya Mas Raka kalau menungguku. Belum tentu aku cerai?""Memangnya kamu mau mempertahankan hubungan yang tidak je

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-09

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   TAMAT

    Hari itu, ruangan dokter terasa lebih hangat dari biasanya bagi Abian. Dengan senyum yang tak bisa disembunyikan, dia memandangi layar USG yang menunjukkan gambar bayi mereka yang kedua. Antusiasme terpancar dari matanya yang berbinar saat membayangkan kehadiran anggota keluarga baru."Semoga aja yang kedua perempuan. Jadi formasi keluarga kita bakalan lengkap. Tapi kalau laki-laki juga tidak masalah. Aku juga suka," ujarnya sambil terus menatap foto hasil usg, seolah bisa melihat masa depan keluarganya yang bahagia.Di sampingnya, Diana yang mendengar ucapan Abian itu menoleh dengan ekspresi yang rumit. Matanya yang tadinya memancarkan kebahagiaan kini seolah tertutup oleh awan kegelisahan. "Sebenarnya hubungan kita ini bagaimana sih Mas? Kita jadi cerai atau tidak?" tanyanya dengan suara yang mendadak serius.Abian menoleh, ekspresi bahagianya berganti dengan tatapan yang lebih dalam. "Kamu maunya gimana?" tanyanya, mencoba menggali perasaan dan keinginan Diana yang sebenarnya."Ak

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Posesif Parah Lagi

    Lupakan isi hati perempuan yang sulit dipahami. Abian berusaha memaklumi sikap Diana yang aneh karena wanita itu sedang hamil sekarang.Pagi harinya, Abian dikejutkan oleh kabar Diana yang pingsan mendadak. Dia dilarikan ke rumah sakit karena kekurangan cairan.Abian saat itu cukup panik. Dia baru saja duduk di kursi kantor saat kabar itu datang. Tanpa basa-basi Abian langsung pergi menuju rumah sakit tempat Diana dilarikan.Sesampainya di rumah sakit ada kakeknya yang menunggu Diana. "Gimana keadaannya, Kek?" tanya Abian dengan wajah pucat pasi."Masih di dalam, dokter sedang menanganinya," jawab kakeknya sambil memandang lekat-lekat ke arah pintu ruang gawat darurat.Abian menghela napas berat. Pundaknya terasa seolah ditumpuk beban berat. Dia duduk di samping kakeknya, mencoba mengumpulkan keberanian untuk bertanya lebih lanjut tapi kata-kata terasa tersangkut di tenggorokannya.Beberapa menit terasa seperti jam berlalu hingga akhirnya seorang dokter keluar dari ruang tersebut. A

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Lahhh??

    Diana menatap pintu kamar anaknya yang tertutup rapat, berharap suara lembut dari luar tidak akan membangunkan si kecil. Punggungnya terasa kaku, tangannya gemetar sedikit saat memegang gagang pintu. Ketika Abian berbicara, suaranya menimbulkan desas-desus yang menambah ketegangan di udara."Azka sudah tidur?""Sudah," sahut Diana, suaranya hampir tak terdengar, berusaha keras menyembunyikan kegugupannya."Kalau sudah selesai ayo tidur ke kamar. Bagaimanapun kita belum resmi cerai. Jadi usahakan jangan membuat orang salah paham," kata Abian dengan nada yang mencoba terdengar tenang namun Diana bisa mendengar sedikit kekecewaan di dalamnya.Kata-kata itu seperti jarum yang menusuk-nusuk perasaan Diana, membuatnya semakin merasa tidak nyaman. Tanpa menjawab, ia melangkah pergi, meninggalkan Abian yang masih berdiri di ambang pintu. Setiap langkahnya terasa berat, seolah-olah lantai di bawahnya menjadi lumpur yang menahan kakinya."Kamar kita masih sama kayak dulu. Ada di atas," sambun

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Kembalinya Diana

    Kakek Bram berdiri tegak di halaman villa, keriput di wajahnya semakin terlihat jelas, namun matanya masih tajam dan penuh semangat.Diana baru saja sampai di villa dan melihat sosok Kakek Bram yang sudah lama tidak bertemu dengannya. Tubuh Kakek Bram tampak lebih renta, namun ia tetap berdiri tegap dan berkharisma."Kakek," sapa Diana dengan suara agak gemetar, mengetahui Kakek Bram pasti punya maksud tertentu mendatanginya.Kakek Bram tersenyum tipis, "Apa kabar Diana? Lama tidak berjumpa!""Kabar baik, Kek!" jawab Diana sambil berusaha tersenyum, menutupi rasa cemas yang menyelimuti hatinya."Ayo masuk, Kakek pasti sudah menunggu lama di sini kan," ajak Diana, berharap bisa mengalihkan pembicaraan.Namun Kakek Bram menggelengkan kepalanya pelan, "Maaf, Diana. Kakek tidak mau basa-basi. Kamu pasti paham tujuan Kakek ke sini buat apa."Diana menelan ludah, hatinya berdebar semakin kencang. Ia tidak tahu apa yang akan dibahas Kakek Bram, namun ia tahu, apa pun itu, pasti sangat pentin

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Pengalaman Hidup

    Diana menatap Prass dengan mata berkaca-kaca, seolah tak sanggup menahan kesedihan yang mendalam. Prass, yang sejak tadi mencoba menunjukkan sikap tegas, mulai merasa jantungnya berdegup kencang. Ia sadar, ini bukan hanya tentang kebahagiaan dirinya, tapi juga tentang Diana dan Bian."Maafkan aku, Mas Prass. Menurutku ini jalan terbaik untuk kita bertiga. Aku dengan jalanku, Mas Bian dengan jalannya, dan Mas Prass dengan langkah Mas sendiri," ungkap Diana dengan nada lirih.Prass mengepalkan tangannya, merasakan rasa kecewa yang begitu dalam. "Jadi begitu menurutmu. Jujur aku kecewa sekali dengan putusnya hubungan kita , Diana. Tapi aku cukup tercengang dengan isi pikiranmu. Menurutku kamu salah!"Diana terkejut, "Salah?""Hum. Kalau kamu masih sayang pada Abian. Kejarlah dia. Untuk apa kamu ikut menyerah?" kata Prass, mencoba menyadarkan Diana."Biar adil untuk Mas. Menurutku tidak etis jika aku berbahagia dia atas penderitaan orang," jawab Diana dengan suara terputus-putus."Sejak

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Hikss.

    Diana merasa hampa, ia menatap lantai dengan mata berkaca-kaca. Ia merasa tidak berdaya, tidak bisa mencegah Abian pergi meninggalkannya. Diana memang terlalu egois untuk mengatakan bahwa dirinya masih membutuhkan laki-laki itu.Saat sedang tenggelam dalam kesedihan, tiba-tiba pintu terbuka dan Firman datang. Firman, bapak Nuna yang dulunya jahat namun kini sudah bertobat."Nuna, apa yang terjadi?" tanya Firman cemas, melihat wajah anaknya yang sembab karena menangis. "Mas Bian baru saja pergi, Yah. Dia minta tinggal satu bulan di sini sebelum kita bercerai, dan sekarang waktunya sudah tinggal di sini habis," jawab Nuna dengan suara serak."Terus kenapa kamu nangis?" tanya Firman heran, berusaha menenangkan Nuna.Nuna menangis semakin keras, Firman mencoba merangkul dan mengusap punggung Nuna, berusaha memberi dukungan pada anaknya yang sedang berduka. Di tengah kekacauan hati ini, Diana merasa sendiri dan terluka, namun ia bersyukur masih memiliki Firman yang peduli dan siap mend

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Waktunya Abian Pergi

    Abian merasakan perasaan yang tidak adil menyeruak dalam hatinya. Ini seharusnya hari yang penuh kebahagiaan karena ia mengetahui istrinya sedang mengandung anak mereka. Namun, kebahagiaan itu sirna saat ia melihat Diana menangis sambil menyebut nama Prass, pria yang membuat harapan Abian dalam mendapatkan Diana kembali sedikit terhambat, malahan terancam hancur berantakan."Kenapa kamu nangis, Diana? Harusnya kamu bahagia dengan kehamilanmu," ujar Abian dengan nada sedih yang mencoba ditekan."Bahagia gimana? Kamu lupa kalau kita mau cerai. Dan juga, aku sudah terlanjur janji sama Mas Prass kalau kita akan menikah setelah pengajuan perceraianku dikabulkan. Sekarang gimana caranya aku cerai kalau aku hamil!" isak Diana yang tak mampu menahan tangisnya."Pras lagi Prass lagi! Kalau kamu hamil artinya Tuhan tidak ingin kita berdua cerai. Harusnya kamu sadar Diana. Bisa jadi ini petunjuk dari Tuhan," gerutu Abian, rasanya ingin meludah mendengar nama pria itu. Namun sekali lagi, ia ber

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Hamil Lagi?

    Mata Abian terus menatap Diana yang muntah-muntah di pojok kamar mandi. Dengan cepat, ia bergegas ke apotik untuk membeli obat.Sambil mengendarai mobil, pikirannya terus menerka apakah Diana benar-benar hamil atau tidak.Setibanya di rumah, Abian segera menyodorkan 5 buah tespack kepada Diana yang masih terengah-engah."Apa ini?" tanya Diana heran."Dicoba saja! Barangkali..." ucap Abian dengan nada bersemangat."Kamu gila ya? Aku tidak hamil. Datang bulanku bahkan masih kurang satu minggu lagi," bantah Diana."Apa salahnya mencoba," sahut Abian. Ia segera menarik tangan Diana dan membawanya ke kamar mandi. Abian memberikan sebuah wadah kecil untuk menampung urin Diana."Kamu ngapain?" tanya Diana dengan kesal."Ayo, kita buktikan sekarang juga. Aku hanya ingin memastikan secara langsung kalau kamu tidah hamil," jawab Abian dengan nada lembut namun tegas."Gila ya? Kalau mau coba benda ini paling tidak kamu keluar dulu!""Tidak mau! Mana tahu kamu nanti ganti air urin nya dengan air

  • Menjadi Istri Penebus Hutang Tuan Presdir   Jangan Jangan Kamu?

    "Wah ... Wah. Sepertinya ada tontonan gratis dan seru nih," gumam Bian."Mas Bian ngapain kesini?" Diana rasanya ingin menonjok muka Abian. Mau apa dia malah menyusul ke sini.Sudah tahu situasinya sedang tidak baik-baik saja, Abian malam datang seakan menyiram kobaran api dengan minyak tanah."Salam buat si miniom Prass," seru Abian.Prass merasa darahnya mendidih ketika mendengar kata-kata Abian.Wajahnya tampak merah padam, sedangkan tangannya mengepal erat hingga kulit putih memerah. Dia menatap sengit ke arah Abian, yang berdiri di ambang pintu gerbang dengan senyum sinis yang menghina."Kamu tenang aja. Mas nggak ada bayangin apa-apa. Kamu dan Abian masih sepasang suami istri. Kalian sah jika melakukan hal semacam itu," ujar Prass dengan suara bergetar. Dia berusaha menenangkan diri dan tidak terpancing oleh provokasi Abian."Akhirnya kamu sadar!" celetuk Abian, sambil tertawa kecil. Laki-laki itu muncul seperti hantu, dengan wajah pucat dan mata yang menyala mengejek."Menyerah

DMCA.com Protection Status