Share

Kepergian Maura

Dengan hati yang bahagia, Wulan pergi diantarkan oleh sopir ke mini market. Dia membeli beberapa macam buah dan juga bumbu rujak. Hal seperti ini yang selalu dibayangkan oleh Wulan sejak dulu. Menuruti pengidaman menantunya dan menjaga menantu hingga melahirkan. Melihat dan meniman cucu yang dinantikan.

“Udah semua, Bu?” tanya kasir mengagetkan Wulan dari lamunannya.

“Udah, Mba. Silakan ditotal,” jawab Wulan dan melempar senyum bahagia.

“Baik, Bu. Dari tadi Ibu melamun dan senyum-senyum terus. Ada hal bahagia apa ini? Sepertinya ... mau membuat rujak, ya Bu?” tanya kasir dengan ramah dan juga sambil mengerjakan tugasnya.

“Iya, Mba. Si Mba tau aja sih saya lagi bahagia. Saya mau punya cucu, Mba.”

“Wah ... selamat, ya Bu. Sebentar lagi mau nimang cucu. Anak Ibu hamil muda dan ngidam rujak, ya?”

“Iya, baru ketauan hamil dan langsung pengen rujak buatan mertuanya.”

“Jadi, yang hamil ini menantunya, Bu?”

“Benar, Mba. Tapi, bagi saya nggak ada yang namanya menantu. Dia itu anak saya dan aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status