Share

3. Curiga

Author: Damaya
last update Last Updated: 2024-11-01 17:23:12

"Astaga! Mas Ghavin!" Dyra seketika duduk.

Sebelumnya posisi Dyra berbaring membelakangi pintu, tapi ternyata Ghavin yang tidak tahu sejak kapan datangnya sudah berdiri di dekat ranjang, dan ketika membalik badan Dyra dibuat terkejut setengah mati. “Sedang apa disini?” Dyra buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Namun, Ghavin tak bergeming, bahkan saat melihat keterkejutan Dyra.

Dyra lantas menghidupkan lampu kamar menggunakan remot, dan ketika tahu penampilan Ghavin yang tak biasa, alisnya mengkerut dalam.

Melihat Ghavin berdiri layaknya patung, pun dengan tatapan terkunci padanya, Dyra berubah gelisah. Ia merasa terancam. “A-ada apa?” ujarnya gugup.

Selain aneh, Ghavin juga tampak berantakan. Tidak seperti biasanya yang selalu rapi. Kemeja putih yang Ghavin kenakan terburai keluar, dasi sudah melonggar tidak beraturan. Sedangkan rambutnya acak-acakan seperti tersapu angin beliung. Ghavin terlihat sangat kacau. Semakin mengherankan lagi ketika tiba-tiba langsung berbalik badan dan pergi tanpa sepatah kata.

“Dia aneh sekali. Apa telah terjadi sesuatu?” Masih coba menyakinkan diri jika memang itu Ghavin—pria yang menikahinya dua Minggu lalu, Dyra belum berani bergerak dari tempatnya.

Pasalnya, sejak hari kepindahannya ke rumah baru, dua minggu lalu tepatnya, baru sekarang Ghavin datang. Sebelumnya Dyra juga tidak peduli, sedang dimana dan kapan pria itu akan datang padanya. Lantaran Dyra merasa jauh lebih baik tanpa Ghavin. Apa yang terjadi pada mereka dulu membuatnya selalu tidak nyaman berada di dekat pria itu.

Kendati Ghavin dan Ghava kembar identik, tapi sikap serta kepribadian keduanya sangat berbanding terbalik. Ghavin terlalu dingin dan bicara hanya seperlunya saja. Sedangkan Ghava pandai mencairkan suasana. Tidak peduli tempat ataupun sedang bersama siapa, pria itu bisa beradaptasi dengan mudah. Karena perbedaan itulah, lebih banyak yang menyukai Ghava dibanding Ghavin, termasuk Dyra.

Pyar!

Suara benda jatuh dari arah dapur menyentak Dyra yang seketika terjingkat berdiri, dan bergegas lari keluar setelah memastikan Megan masih terlelap.

Sayangnya, sesampainya di dapur, Dyra tidak menemukan keberadaan Ghavin.

“Uwekk!!"

Terkejut dengan suara itu yang berasal dari kamar mandi dapur, Dyra bergegas memastikan.

“Mas Ghavin!” Dyra membelalak terkejut melihat Ghavin sedang menunduk di depan wastafel. “Oh, ya ampun! Apa yang terjadi padamu, Mas?” Setelah sadar dari keterkejutannya Dyra cekatan memijat tengkuk Ghavin yang masih memuntahkan semua isi perutnya. “Mas sakit?” Ghavin hanya menggeleng.

Merasa isi perutnya sudah terkuras habis, Ghavin menumpu kedua siku di atas wastafel. Nafasnya sudah stabil sesaat ia membasuh wajah, tapi amarah belum sepenuhnya bisa ia redakan meski sadar wanita yang bersamanya bukan Marissa.

“Sebentar. Aku ambilkan minum.” Melihat Ghavin sudah lebih baik, Dyra merasa yakin untuk meninggalkan sendiri.

“Wanita sialan!” Ghavin mengumpat marah begitu Dyra sudah pergi.

Lewat pantulan kaca, mata Ghavin menajam dengan mulut berdesis kaku. Kejadian beberapa saat lalu masih terekam jelas di benaknya.

Jika saja tidak ingat tanggung jawab, mungkin Ghavin sudah melenyapkan dua nyawa sekaligus. Naasnya saat dirinya sudah terbakar amarah, wajah wanita yang selalu menunjukkan kekesalan padanya justru mampu menahan keinginan itu. “Manusia terkutuk kalian!” umpatnya sekali lagi.

“Apa sudah lebih baik?” Ghavin tersentak mendengar suara lembut Dyra sudah ada di ambang pintu. Lewat kaca di depannya ia bisa melihat wanita itu sedang berjalan mendekat sambil membawa segelas air. “Minumlah dulu.” Tanpa bersuara, Ghavin langsung berbalik badan dan mengambil gelas dari tangan Dyra lantas menenggak isinya hingga tandas.

“Terima kasih,” kata Ghavin seraya mengembalikan gelas yang sudah kosong ke tangan Dyra.

Dyra merasa ada yang tidak beres dengan Ghavin, dan anehnya lagi kenapa ia bisa begitu cemas sekarang. Bukankah apapun yang sedang pria itu hadapi bukanlah urusannya? Kontradiksi terjadi, ia ingin abai tapi ternyata kepedulian tetap timbul di hati.

“Mau makan sesuatu?” Pertanyaan itu begitu saja keluar dari bibirnya tanpa Dyra kehendaki.

“Tidak. Aku mau mandi.” Masih dengan sikapnya yang dingin, Ghavin pergi begitu saja.

“Kenapa aku bisa secemas ini melihatnya sedang tidak baik-baik saja.” Dyra bermonolog saat menatap pintu yang tidak Ghavin tutup lagi setelah dilewati.

*************

“Ada beberapa dokumen yang harus kau tandatangani.” Dyra menatap penuh tanya tumpukkan kertas di depannya yang baru saja Ghavin letakkan ke atas meja.

Pria itu sudah jauh lebih segar setelah membersihkan diri dan berganti pakaian rumahan. Seharusnya Dyra tidak perlu cemas lagi, tapi ternyata ketika beradu pandang dengan mata sendu Ghavin—seperti sedang menyembunyikan luka, hatinya tetap tidak bisa tenang.

“Semua ini dokumen pengalihan harta peninggalan Ghava, dan jumlahnya sangat besar,” lanjut Ghavin melihat Dyra hanya menatap diam dokumen-dokumen di depannya. “Dia sudah mengalihkan semua hartanya atas nama kalian.” Baru ketika mendengar itu, pandangan Dyra kembali naik dan bertemu netra Ghavin lagi. “Semua milik kalian.”

“Apa?” Larut dalam kecemasan, Dyra baru tersentak ketika mendengar kalimat terakhir Ghavin.

“Ghava telah menyerahkan semua hartanya untukmu dan Megan.” Ghavin kembali menjelaskan melihat Dyra tercenung linglung.

“Mustahil,” ujar Dyra pelan.

Melihat reaksi Dyra, Ghavin lantas menjelaskan seberapa banyak harta peninggalan Ghava yang tujuh puluh persennya sudah atas nama Megan, dan sisanya tiga puluh persen atas nama Dyra.

“Tidak mungkin.” Tapi ternyata Dyra tetap belum mempercayainya. Ia masih sangat terkejut.

“Notaris memberitahuku berkas ini dialihkan satu bulan sebelum kejadian. Itu artinya Ghava sudah menyiapkan semuanya sebelum malam naas itu terjadi.”

“Tidak mungkin Mas Ghava tahu dia tidak akan hidup lama.” Bulir bening seketika terjun bebas dari sudut mata Dyra. Menafsirkan Ghava mengetahui kapan batas hidupnya akan berakhir, ternyata amat sangat menyakitkan. “Suamiku dibunuh. Dia meninggal bukan karena serangan jantung.” Akhirnya Dyra mengutarakan kecurigaannya sambil terisak.

Sontak saja Ghavin dibuat terkejut, tidak menyangka Dyra mengatakan itu. “Jadi kau juga tahu Ghava dibunuh?”

Sekarang gantian Dyra yang Ghavin buat terkejut. Ditatapnya tajam pria itu yang masih menegang. “Maksud Mas–” Tak kuasa melanjutkan kalimatnya, Dyra kembali terisak.

Menganggap Dyra hanya terlalu emosional mengingat kembarannya, Ghavin akhirnya menghela nafas panjang seraya kembali menyandarkan punggung di sandaran sofa. “Tenangkan dirimu. Jangan sampai papa ataupun Megan mendengar tangisanmu.” Ghavin mengingatkan. Ia tidak ingin Martin sampai mendengar tangisan pilu Dyra dan berakhir kesalahpahaman.

“Jadi benar Mas Ghava dibunuh?” Dyra memberanikan diri bertanya setelah bisa mengendalikan diri. Begitu melihat Ghavin mengangguk pelan, ia bertanya lagi dengan suara yang bergetar. ”Mas tahu siapa pelakunya?”

“Aku belum bisa memberitahumu sekarang. Tapi perlu kau ketahui, sebenarnya orang itu menginginkan kematianku, bukan Ghava.”

Mata Dyra seketika melebar, mungkinkah Ghavin ingin mengatakan jika Ghava menjadi korban salah target, begitu?

“Yah! Seperti yang kau pikirkan.” Dyra lagi-lagi dibuat terkejut merasa Ghavin tahu apa yang sedang ia pikirkan. “Mereka menganggap aku yang ada di kamar itu.”

Tidak bisa berkata-kata lagi, Dyra hanya menelan salivanya kasar sambil beberapa kali mengusap bulir bening yang terus saja berjatuhan.

“Aku harap kau bisa bersikap tidak tahu apapun, dan jangan katakan kecurigaanmu pada siapapun, termasuk papa.” Dyra reflek mengangguk patuh, kepalanya terlalu penuh dengan berbagai dugaan mengerikan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   4. Mendadak berubah

    Pagi itu ketiga kalinya Dyra mengajak Megan jalan-jalan pagi. Selain ingin mendapatkan udara segar, mereka juga masih perlu mengenal lingkungan baru. Tinggal di perumahan elit, Dyra bersyukur memilih tetangga yang ramah. Lingkungan sehat yang membuatnya nyaman, dan tentunya tidak ada yang tahu dirinya istri kedua Ghavin Pramana. Begitu memasuki pagar rumahnya, Dyra melihat Martin masih ada di dekat kolam ikan. Padahal matahari mulai terik untuk pria itu tetap ada di sana. Dyra segera mendorong stroller Megan mendekati sang mertua. “Papa, sudah waktunya sarapan?” Martin yang terhenyak segera menoleh "Papa sengaja menunggu kalian," kilahnya tidak ingin Dyra tahu dirinya sedang merenung. "Kalau begitu kita masuk sekarang." Dyra lantas membuka kunci rem pada roda di kursi roda Martin, dan setelahnya pria itu menarik tuas di atas roda kanan untuk jalan sendiri memasuki rumah. Melihat Martin bisa dengan mudah menggerakkan kursi rodanya, Dyra menyusul bersama stroller bayinya. “Apa

    Last Updated : 2024-11-01
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   5. Tegang tapi bukan tiang

    Sesekali Dyra mengalihkan pandangan dari layar televisi untuk memastikan Ghavin apakah masih serius dengan ponselnya. Ternyata pria itu benar-benar tidak pergi kemanapun. Ghavin sepertinya memang sengaja mengambil cuti. Tapi bukan itu yang Dyra pikirkan sekarang, melainkan keputusan Ghavin yang ingin bercerai dari Marissa masih sangat mengejutkan baginya. Mengingat hubungan keduanya selama ini terlihat baik-baik saja, meski belum memiliki keturunan. Dyra malah jadi resah, menganggap sudah pasti dirinya penyebab hancurnya pernikahan Ghavin dengan Marissa yang sempat membuat iri banyak orang. Tidak hanya itu, ia juga akan tersudut lantaran keputusan itu Ghavin certuskan tidak lama setelah pernikahan mereka dilakukan. “Akan ada yang datang.” Ghavin tiba-tiba bicara untuk memberitahu Dyra, tapi sayangnya Dyra yang sedang sibuk berpikir mengabaikannya. “Ada yang mengusik pikirkanmu?” Ghavin menatap heran Dyra yang masih merenung. “Hah?” Dyra terkesiap, dan seketika berubah gugup saat

    Last Updated : 2024-11-01
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   6. Kotak hitam

    “Untuk apa mereka datang?” Martin mendesak putranya yang masih bergeming, setelah kepergian Dyra ke kamar membawa Megan. “Mengundangku dan Dyra ke acara anniversary Paman Darwin.” Ghavin menjawab apa adanya. “Ingat Ghavin! Sejak dulu papa tidak pernah menyukai wanita itu. Kau tetap harus berhati-hati." Martin mengingatkan. Curiga kedatangan Bella bukan saja karena ingin menyampaikan undangan pribadi orang tuanya, melainkan ada alasan lain. “Papa tahu dia masih sangat keras kepala untuk bisa menjadi bagian keluarga kita." “Dia sudah menjadi bagian keluarga kita setelah Galih menikahinya, Pa.” Ghavin balik mengingatkan agar sang ayah segera menyingkirkan pikiran buruk terhadap mantan kekasih kembarannya. "Aku percaya Galih bisa menjaganya." Walaupun faktanya memang benar Bella telah menjadi bagian keluarga besar Pramana setelah dinikahi sang keponakan, tetap saja Martin tidak bisa tenang. Dua kali pernah kehilangan orang tersayang membuatnya berpikir kritis terhadap keturunan Darwi

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   7. Ayah pengganti

    Ghavin mendadak urung membuka pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Ia pilih mengintip Dyra yang masih menggantikan pakaian Megan setelah selesai dimandikan. Mendengar samar-samar suara Dyra menyanyikan lagu anak-anak, tanpa sadar Ghavin menyunggingkan senyum tipis. Kendati tidak jelas lagu apa yang sedang Dyra senandungkan, tapi rasanya Ghavin masih ingin lebih lama lagi mencuri dengar. Ghavin hanya masih tidak menyangka, Dyra—-wanita cerdas yang dulu pernah menjadi sekretaris pribadinya itu, sekarang memilih mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Benar-benar wanita rumahan yang mengurus putrinya seorang sendiri, tanpa bantuan pengasuh. Ketika dulu mendengar Ghava sering memuji Dyra, Ghavin menganggap adik yang hanya berbeda lima menit darinya itu terlalu bucin. Sehingga dengan mudah terperdaya oleh wanitanya. Tapi ternyata baru saja sehari tinggal bersama, Ghavin membuktikan sendiri perlakuan Dyra saat melayani bukan hanya dirinya, tapi juga sang ayah beserta putri kecil me

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   8. Tersinggung

    “Maaf telah merepotkan. Mas bisa berangkat sekarang.” Setelah sempat dibuat panik tidak menemukan putri kecilnya di ranjang, Dyra bicara ketus saat mengambil Megan dari tangan Ghavin. Sebenarnya Dyra hanya kesal, Ghavin membawa Megan tanpa memberi tahu dirinya lebih dahulu. Sedangkan di kamar tadi, ia kebingungan mengetahui ranjang putrinya kosong. Terlalu banyak kehilangan orang-orang yang disayangi, membuat Dyra berpikir paranoid. Hanya karena tidak menemukan Megan di tempat sebelumnya, ia bisa sangat kacau—akal sehat mendadak tidak bekerja. Dyra tahu saat itu Ghavin sudah pergi ke kantor, sedangkan Martin seperti biasa berada di beranda samping, mencari udara segar setelah sarapan. “Aku bisa berangkat kapan saja.” Ghavin mengingatkan. Ia hanya tidak suka Dyra bicara ketus padanya. “Aku pemimpin mereka jika kau lupa.” Ghavin tersinggung, menganggap Dyra tidak suka ia membawa Megan. Melihat kesalahpahaman terjadi di antara putra dan menantunya, Martin berniat meluruskan. Tapi terny

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   9. Serakah

    Marissa berjalan tergesa memasuki lobby perusahaan G2 Group. Semua karyawan yang berpapasan dengannya langsung menundukkan kepala. Selain dikenal sebagai supermodel, Marissa yang merupakan istri Ghavin Pramana memang tidak pernah lepas dari sorotan banyak mata. Tidak hanya memiliki body goal, paras yang cantik, tapi juga minus sombong dan arogan. Terbukti, setiap karyawan suaminya yang menyapa tidak ada satupun yang mendapat balasan. Marissa selalu menunjukkan wajah angkuh dengan tatapan lurus ke depan. “Dimana suamiku?” Marissa bertanya lugas begitu berdiri di depan meja sekretaris Ghavin. “Pak Ghavin belum datang, Nyonya. Mungkin sebentar lagi.” Mendengar itu, Marissa lantas berlalu begitu saja menuju ruangan Ghavin yang tinggal beberapa langkah lagi. Marissa merasa perlu memastikan bagaimana respon Ghavin setelah kepulangannya yang tiba-tiba semalam, sedangkan dirinya tidak ada di rumah. Kabar pernikahan kedua Ghavin dengan iparnya memang tidak dirahasiakan, sehingga sampai deti

    Last Updated : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   10. Serangan tiba-tiba

    “Wanita tidak tahu diri! Janda genit! Setelah suamimu mati sekarang kau rebut suami putriku! Kenapa! Tidak ada lagi yang menghangatkan ranjangmu, iya! Dan kau takut dibuang keluarga ini! Untuk itu kau menggoda mantan atasanmu!” Sushmita langsung melontarkan cacian sesaat pintu dibuka. Momen yang langsung dimanfaatkan begitu tahu siapa yang menyambut kedatangannya. Sushmita memang sengaja datang untuk melabrak Dyra, dan ketika wanita itu yang membuka pintu untuknya, darah Sushmita seketika mendidih panas. “Aku tidak merebut Mas Ghavin, Buk.” Dyra coba meluruskan meski sebenarnya masih sangat tidak menduga Sushmita yang datang. “Semua ini—” “---cih! Kau berani membela diri rupanya hanya karena Tuan Martin memintamu menjadi istri kedua Ghavin. Kau ingin menunjukkan padaku hanya kau menantu kebanggaannya, begitu!” Suara lantang Sushmita masih mendominasi. “Kau benar-benar membuatku muak! Sejak dulu aku sudah peringatkan Risa untuk menjaga suaminya dari betina macam dirimu! Dan ternya

    Last Updated : 2024-11-22
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   11. Menakutkan

    “Buka! Atau aku yang akan melakukannya dengan caraku!” Perintah tegas Ghavin belum juga Marissa lakukan, masih terlalu syok melihat Ghavin bisa sangat kasar padanya. Marissa juga seperti melihat sosok lain bukan lagi suaminya. “Risa! Apa kau mendadak tuli!” Suara Ghavin menggelegar memenuhi kamar pribadi pria itu. Begitu mengetahui tuntutan Marissa yang dianggap tidak masuk akal, Ghavin tiba-tiba bangkit dari kursi kerjanya lantas menyeret Marissa untuk dibawa masuk kamar pribadi yang ada di ruangan tersebut. Marissa langsung dihempaskan kasar ke atas ranjang, dan dipaksa melepas semua pakaiannya. Lantaran Marissa bersikeras menolak, Ghavin semakin murka. Si pendiam pun akhirnya menggila. Setelah membanting apa saja yang ada di dekatnya, Ghavin juga memecahkan layar televisi yang tertanam di dinding. Masih dengan nafas memburu, Ghavin menatap nyalang Marissa yang menggigil ketakutan—-tidak menduga ketika marah Ghavin bisa sangat menakutkan.

    Last Updated : 2024-11-25

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   90.

    “Kau sudah dua jam melewatkan sarapan. Sebaiknya bangun dulu. Isi perutmu.”“Mau pergi kemana di akhir pekan, Mas?” Dyra beringsut bangun saat tahu Ghavin sudah wangi dan rapi.“Ada klien baru yang ingin bertemu.”“Apa hidupnya hanya untuk bekerja?” gerutu Dyra dalam hati mencela siapapun yang ingin bertemu suaminya di hari libur. Bahkan Dyra yakin Ghavin belum memejamkan mata sejak kembali dari rumah sakit.“Aku harus pergi sekarang mumpung Megan sudah tidur.” Meninggalkan kecupan singkat di dahi Dyra, Ghavin benar-benar pergi tanpa berniat menjelaskan siapa yang ingin ditemuinya. “Apa yang kau pikirkan, Dyra. Mana mungkin suamimu menemui wanita lain. Klien baru itu pasti laki-laki,” ujarnya menyakinkan diri begitu Ghavin hilang dibalik pintu.Sejak memutuskan kembali ke perusahaan, Ghavin memang sangat sibuk, dan tak jarang pulang hingga larut malam. Benar seperti yang sering Martin keluhkan dulu, Ghavin bisa segila itu dengan pekerjaan. Bahkan sampai mengabaikan kesehatan. Dibandi

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   89.

    “Duniaku sudah menunggu,” ujar Ghavin pelan dengan dua sudut bibir tertarik sempurna. Seperti sudah paham suara serta warna mobil Ghavin, Megan yang sebelumnya bermain dengan pengasuhnya seketika berlari ke arah Ghavin yang baru turun dari mobil. Melihat keberadaan putrinya di halaman depan, Dyra mengembangkan senyum. Tetapi mendadak sirna ketika tahu Megan terlalu kencang berlari, sampai pengasuh sigap mengejar. Bayi cantik yang sekarang sudah berusia lebih dari satu tahun itu, hanya ingin segera menghambur pada sang ayah. Tanpa pernah paham bahaya jika ia sampai terpeleset dan jatuh. “Pelan-pelan Sayang, rumputnya licin!” seru Dyra khawatir. Namun, tidak memperdulikan peringatan sang ibu, Megan tetap berlari di atas rerumputan yang masih berselimut embun. Bahkan ketika tahu sang pengasuh mengejar, Megan malah tertawa riang. Menganggap mereka sedang bermain kejar-kejaran. Berpikir polos selayaknya anak-anak yang baru bisa berlarian. Tak kalah khawatir dari Dyra, Ghavin yang sa

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   88.

    “Kau yakin tidak salah mengenali?” Ghavin kembali diam menyimak ketika Derry bicara di seberang sana. “Cari tahu siapa telah membantunya.” Ghavin hanya berpikir, terlalu mustahil Romi bisa seperti yang Derry lihat sekarang jika tanpa bantuan orang lain.“Mas.. .”Mendengar suara lembut Dyra yang ternyata sudah ada di belakangnya, Ghavin segera berbalik badan, dan langsung mematikan panggilan. Ia hanya tidak mau sang istri kembali cemas saat tahu Romi masih hidup. Setelah kematian Darwin, serta mengetahui nasib Romi yang sudah ia buat sekarat dan terlalu mustahil untuk bertahan, Dyra terlihat bisa menikmati hidup seperti sebelumnya.Kendati Ghavin sendiri belum berpuas hati sebelum melihat tubuh kaku Romi tertanam di dalam tanah, setidaknya dua luka yang ia berikan membuat mantan teman baiknya itu butuh waktu lama untuk bisa menuntut balas. Semua sudah terprediksi. Hanya saja Ghavin tidak menyangka Romi bisa secepat itu meninggalkan ranjang. “Sebaiknya kita pulang sekarang. Aku rasa b

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   87.

    Di sisi lain, tepatnya di depan ruang operasi keadaan terasa sepi mencekam. Ketiga orang dewasa yang duduk berjajar di kursi tunggu hanya diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Tentunya dengan kekhawatiran yang sama. Terlebih setelah hampir empat puluh menit berlalu, belum ada yang keluar untuk memberitahu mereka bagaimana kondisi Bella beserta anaknya. Apakah keduanya selamat, atau justru ..Menyandarkan kepala di dinding, wajah Galih memucat seperti tak teraliri darah. Pikirannya terlalu kalut sampai ia sendiri lupa belum makan apapun sejak sore.“Aku yakin anak juga istrimu pasti selamat.” Ghavin yang sejak berpindah duduk di sana mengunci mulut rapat-rapat, akhirnya bersuara. Tidak tahan melihat Galih nyaris seperti mayat hidup, ia berani memberi harapan. Meski sebenarnya juga tidak tahu apa yang akan terjadi nanti. Siapa yang berhasil tim dokter selamatkan.Pasalnya begitu mengetahui Bella tidak sadarkan diri, dokter langsung menyarankan untuk melakukan tindakan operasi. Tetapi

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   86.

    Di belahan bumi yang sama tapi dengan waktu yang tidak jauh berbeda, Marissa terus memperhitungkan kapan terakhir kali dirinya mendapat tamu bulanan. Jika pun dirinya hamil, itu sangat tidak mungkin, tapi jika tidak kenapa sampai bulan berikutnya momen itu tak kunjung dirasakan. “Apa yang kau pikirkan, Risa. Itu tidak akan mungkin terjadi. Bukankah hal seperti ini sudah sering terjadi padamu?” ujarnya bermonolog menyakinkan diri dari kerisauan. Sempat timbul kepercayaan itu dalam dirinya, tapi mendadak sirna ketika ingatan dimana dirinya pernah tanpa sengaja mendengar pembicaraan serius sang mama dengan Darwin melintas, hingga akhirnya mengusik benaknya. “Mungkinkah?”Sebenarnya Marissa tidak tahu pasti sejauh mana hubungan Sushmita dengan ayah dari pujaan hatinya itu. Tapi bukan hanya sekali, sudah beberapa kali ia memergoki Sushmita keluar dari hotel di waktu yang hampir bersamaan dengan Darwin. Namun, tidak adanya keberanian untuk bertanya, Marissa memilih menyimpan semua keingin

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   85.

    Menyandarkan punggung di sandaran kursi roda, menatap jauh ke depan dengan sorot mata menajam tapi menyiratkan kesedihan, Romi tidak pernah menyesal dengan apa yang sudah dilakukan sampai sejauh ini dan berakhir menjadi tahanan dokter. Yang terjadi pada dirinya sekarang hanyalah bagian dari sebuah peperangan. Begitu juga dengan kematian sosok pendukung sekaligus sekutu yang selama ini selalu ada di belakangnya. Darwin bukan hanya seorang ayah, tapi juga teman sekaligus motivator baginya. Kematian Darwin sudah pasti akan memicu pembalasan yang lebih kejam, pertumpahan darah yang sebenarnya akan terjadi setelah kondisi tubuhnya benar-benar siap. Untuk sekarang, Romi membiarkan keluarga Pratama tersenyum bahagia merayakan kemenangan mereka, tapi yang pasti akan segera tiba hari pembalasan. “Kau melamun lagi?” Suara lembut itu menyentak Romi yang langsung menoleh ke asal suara. “Sampai kapan alat sialan itu akan ada di tubuhku?” “Sampai kondisi kakimu benar-benar pulih.” Romi seketik

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   84. Next Season 2

    Hanya butuh kesabaran untuk sebuah kepastian. Tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras. Hidup untuk berjuang, jika pun ada keberuntungan itu hanya sebagian kecil, dan tidak bisa selalu diharapkan. Senyum Martin bak awet berformalin kala menatap personil keluarganya yang lengkap penuh kehangatan. Meski sang istri tidak lagi ada disisinya, begitu juga si bungsu penghidup suasana telah pergi lebih dulu, tetapi dengan melihat kebahagian kedua putranya yang lain, ia sudah merasa sangat beruntung. Berharap kebahagiaan itu tetap bisa dinikmati sampai dirinya menutup mata nanti.Bukan hanya hubungan Ghavin dan Dyra yang sudah mulai menuju keluarga bahagia, pun dengan Galih yang terlihat menikmati perannya sebagai suami siaga. Begitu juga Bella tidak canggung lagi menunjukkan perhatian serta kepeduliannya pada sang suami. Pemandangan yang sebelumnya Martin anggap akan sangat mustahil terjadi, ternyata berakhir lebih manis dari yang pernah diharapkan. “Aku sebenarnya semalam sangat ingin dibu

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   83.

    Sedangkan di kediaman Tuan Prabu, Marissa belum juga bisa menerima kenyataan jika dirinya tidak diizinkan kemanapun sekarang, bahkan profesi yang selama beberapa tahun terakhir membuatnya percaya diri telah dilepas paksa oleh Tuan Prabu. Ingin marah, tetapi ingat tujuannya datang pada pria tua itu karena menuntut balas atas kematian sang mama, ia pilih bertahan. Meski sebenarnya rasa sakit yang dulu ia terima terus teringat jelas di ingatan, tidak jarang pun ketika ia sendiri, muncul pemikiran kemana Tuan Prabu kala itu. Kenapa tidak berusaha mencarinya, mungkinkah kepergiannya tidak membawa pengaruh, lantaran dirinya hanya dijadikan pelampiasan birahi, seperti yang wanita itu katakan. Tidak mau memikirkan itu lagi, Marissa memilih berpindah duduk di tepi kolam renang dan menceburkan kedua kakinya ke dalam air. Melihat birunya air kolam yang terpantul sinar lampu, ternyata justru membuat suasana hati Marissa semakin memburuk. Ia malah mendadak ingat ketika pernah sengaja berenang

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   82

    Ghavin diam menahan kemarahan yang sebenarnya sudah ingin diledakkan. Penyesalan tak luput ikut menguasai diri, pasrah menjadi titik akhir kebenaran yang selama ini membuatnya tidak bisa tenang tapi justru terlambat mengetahui. Tertinggal hanya penyesalan dan terus menyalahkan diri lantaran tidak bisa bergerak cepat. Mirisnya, ia mengetahui semua kebenaran tersebut dari orang lain. “Aku perhatikan Mas banyak diam sejak kembali dari rumah Galih.” Dyra yang baru keluar ruang ganti segera mendekat, begitu mendapati sang suami duduk di sofa tunggal. Membiarkan kaca jendela beserta gorden yang terbuka lebar, sehingga menampakkan pemandangan langit malam yang cerah bertabur bintang. Tapi sayang, tidak mampu menerangi keredupan di wajah Ghavin. “Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?” Karena memang selama di rumah Galih, Dyra pilih menemani Bella di kamar. Walaupun sebenarnya ia tidak tahu Bella menginginkan atau tidak keberadaannya. Ia hanya khawatir, ketika Bella ditinggal sendiri ba

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status