Share

7. Bukan ayah kandung

Author: Damaya
last update Last Updated: 2024-11-22 10:56:04
“Untuk apa mereka datang?”



Martin mendesak putranya yang masih bergeming setelah kepergian Dyra ke kamar membawa Megan.




“Mengundangku dan Dyra ke acara anniversary Paman Darwin.” Ghavin menjawab apa adanya.




“Ingat Ghavin! Baik dulu maupun sekarang, papa tidak pernah menyukainya." Martin mengingatkan. Curiga kedatangan Bella bukan saja karena ingin menyampaikan undangan pribadi orang tuanya, melainkan ada alasan lain. “Papa tahu dia masih sangat keras kepala untuk bisa menjadi bagian keluarga kita."




“Dia sudah menjadi bagian keluarga kita setelah Galih menikahinya, Pa.” Ghavin yang paham siapa yang Martin bicarakan, balik mengingatkan agar sang ayah tidak lagi berpikir buruk pada mantan kekasih kembarannya itu. "Aku percaya Galih bisa menjaganya."




Akan tetapi Martin tetap memiliki firasat buruk, tidak bisa begitu saja mempercayai Bella. "Papa hanya merasa perlu mengingatkanmu. Jangan sampai nanti kamu menyesal telah mengabaikan peringatan papa hari ini."




Ghavin pilih tidak menjawab, melihat keseriusan sang ayah ia jadi berpikir, kecemasan orang tua tak jarang bisa menjadi kenyataan, dan begitu sadar siapa Bella, seketika rahangnya mengeras mengingat pengkhianatan Marissa.




Melihat Ghavin tiba-tiba berdiri, Martin berubah cemas.




Hanya saja, langkah Ghavin mendadak berhenti begitu di depan kamar.

Ia urung membukannya dan memilih mengintip Dyra yang masih menggantikan pakaian Megan setelah selesai dimandikan. Mendengar samar-samar suara Dyra menyanyikan lagu anak-anak, tanpa sadar Ghavin menyungingkan senyum tipis.

Kendati tidak jelas lagu apa yang sedang Dyra senandukan, tapi rasanya Ghavin masih ingin lebih lama lagi mencuri dengar. 

Ghavin hanya masih tidak menyangka, Dyra—-wanita cerdas yang dulu pernah menjadi sekretaris pribadinya itu, sekarang memilih mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Benar-benar wanita rumahan yang mengurus putrinya seorang sendiri, tanpa bantuan pengasuh.

Ketika dulu mendengar Ghava sering memuji Dyra, Ghavin menganggap adik yang hanya selisih lima menit darinya itu terlalu bucin. Sehingga dengan mudah terpedaya oleh wanitanya. Tapi ternyata baru saja sehari tinggal bersama, Ghavin bisa melihat perlakuan Dyra saat melayani bukan hanya dirinya, tapi juga sang ayah beserta putri kecil mereka yang penuh ketulusan membuatnya sadar, semua pujian Ghava memang benar. Dyra memiliki hati yang bersih.

“Kau pasti menyesal, dia tidak serendah yang kau pikirkan.”

Tiba-tiba Ghavin merasa ada benda keras yang menghantam dada kala mengingat perkataan Ghava hari itu. “Kau akan menyesal, Kak. Aku pastikan itu.”

Semakin terngiang jelas kalimat itu di telinga, Ghavin menutup mata guna menetralkan kemarahan atas apa yang sudah ia lakukan dulu. Masih dibutakan cinta pada Marissa, Ghavin dengan tega menuduh seorang wanita telah menggodanya. Wanita itu tak lain Dyra, sekretarisnya sendiri. Padahal seharusnya ia sadar tidak mungkin Dyra bisa bersamanya jika ia tidak meminta ditemani. Sampai akhirnya tepat sebulan sebelum kematian Ghava, sebuah fakta mengejutkan membuatnya merasa benar-benar buruk sebagai laki-laki.

“Maafkan mama harus meninggalkanmu sendiri. Mama janji tidak akan lama. Ini sudah sangat mendesak, Sayang.”

Melihat Dyra buru-buru meninggalkan ranjang Megan, Ghavin mengerutkan alis. “Mau kemana dia?” 

Sebenarnya Ghavin hanya ingin mengambil ponselnya yang tertinggal dan segera berangkat ke kantor. Tapi melihat Dyra meninggalkan putrinya sendiri yang juga sedang merengek, ia jadi tidak tega. Tanpa berpikir panjang Ghavin bergegas mendorong pintu, dan masuk.  Begitu mendekati ranjang Megan, ia lantas melempar asal jas kerjanya ke punggung sofa.

Siapa sangka, begitu melihat kedatangannya rengekan Megan langsung sirna, wajah imut menggemaskan itu seketika berubah sumringah. Bayi itu juga menggerakkan tangan serta kakinya aktif, minta segera diangkat.

“Sebentar Sayang! Mama tidak akan lama.” 

Ghavin menoleh mendengar seruan Dyra dari dalam kamar mandi. 

“Ternyata mamamu sedang berjuang di dalam sana.” Ghavin bicara dengan bayi Megan yang terus bergerak aktif. “Mau papa gendong?” Meski bayi cantik itu belum bisa menjawab, tapi dari ocehan manjanya, Ghavin tahu Megan berharap segera diangkat. “Sambil menunggu mamamu selesai, sebaiknya kita keluar,” ujarnya setelah mengangkat Megan dan ditengkurapkan di lengan yang besar.

Megan terlihat nyaman menempelkan pipi di lengan atas Ghavin yang sama sekali tidak peduli, jika lengan kemejanya sampai basah oleh air liur bayi tersebut. Pria yang selalu irit bicara dan terlihat dingin pada siapa saja kini bisa bersikap selayaknya ayah yang siaga. Sambil berjalan keluar, Ghavin mengusap lembut punggung Megan agar semakin nyaman. Perlakuan manis yang siapapun pasti akan menganggap Ghavin bukanlah ayah sambung, melainkan ayah kandung bayi Megan.

Hendak melintasi ruang tengah,  Martin tiba-tiba berhenti tatkala tidak sengaja melihat putra sulungnya keluar kamar membawa serta sang cucu. Hatinya seketika diselimuti rasa haru. Ia tidak menyangka sikap Ghavin bisa sehangat itu pada putri mendiang Ghava. 

Pemandangan manis yang sebenarnya sudah sangat lama dinantikan. Mengingat usia pernikahan Ghavin sudah satu dekade bersama Marissa, tapi tak juga mendapatkan keturunan. Martin juga tahu, Ghavin sebetulnya tidak jauh berbeda dengan Ghava, memiliki hati yang hangat dan penyayang. Hanya saja, dari sikap Ghavin yang irit bicara, serta terkesan tak acuh, kerap dianggap berbanding terbalik dengan kembarannya Ghava. 

“Hanya karena ingin melihat ini, aku sampai mengorbankan hati yang lain.” Martin berbicara pelan. 

Sebagai orang tua, ia sadar sudah sangat egois dengan meminta Dyra menjadi istri kedua Ghavin. Lebih egoisnya lagi, keinginan itu ia tegaskan bahkan ketika sang menantu baru dalam hitungan bulan kehilangan suami. 

“Papa?” Ghavin terkejut melihat Martin tercenung di dekat pintu samping. 

Related chapters

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   8. Tersinggung

    Terhenyak dengan suara Ghavin yang ternyata sedang berjalan ke arahnya, Martin buru-buru mengusap sudut matanya sebelum bulir beling terjun bebas.“Papa pikir kamu sudah berangkat, Vin.” Dengan senyum haru, Martin menanti kedatangan putra bersama cucu tersayangnya."Setelah ini, Pa. Dyra masih di kamar mandi.”Jawaban singkat Ghavin tak urung semakin menambah keharuan di hati Martin. “Malam ini mungkin aku akan pulang terlambat.” Ghavin memberitahu agar sang ayah bisa tidur lebih awal. Sebenarnya Ghavin tahu, selama menikah dengan Dyra, Martin sering menunggu kepulangannya.“Kau akan menemui Marissa?” Martin menebak jika Ghavin berniat lebih dulu pulang ke rumah istri pertamanya.“Tidak. Hari ini aku akan sangat sibuk. Ada beberapa pertemuan penting yang tidak bisa aku tinggalkan.” “Ingat. Kamu harus bisa membagi waktu, Nak.” Martin kembali mengingatkan tidak hanya perusahaan dan Marissa, Ghavin juga memiliki tanggung jawab yang sama pada Dyra beserta Megan.“Aku sudah membuat keput

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   9. Serakah

    “Tapi aku tidak!” Bella dengan cepat menegaskan. “Sekarang aku hanya ingin melihat mereka semua hancur. Sehancur-hancurnya.” Bella sangat serius dengan ucapannya.“Kau yakin?” Romi memastikan. “Apa aku terlihat sedang main-main?” Romi segera menggeleng, tidak ingin menambah kekesalan sang adik. “Pernikahan kedua Ghavin menyadarkan aku, selama ini dia memang tidak sekalipun menganggapku ada.” Bella berusaha menenangkan hati dengan berulang kali mengatur nafas. “Lima belas tahun bukan waktu yang sebentar untukku bersabar, Kak. Tapi apa yang aku dapatkan? Dia justru menjadikan janda kembarannya istri kedua.” Suara Bella bergetar di akhir kalimat.Tentu saja Romi belum lupa, bagaimana hancurkan Bella ketika dulu Ghavin pilih menikahi Marissa, bahkan Bella yang patah hati nyaris mengakhiri hidup. Hatinya ikut sakit melihat kehancuran sang adik kala itu. Sebagai seorang kakak, ia merasa bertanggung jawab untuk membalas kesakitan yang Bella rasakan.“Kau tenang saja, aku yang akan membalas

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   10. Serangan mengejutkan

    “Wanita tidak tahu diri! Janda genit! Setelah suamimu mati sekarang kau rebut suami putriku! Kenapa! Tidak ada lagi yang menghangatkan ranjangmu, iya! Dan kau takut dibuang keluarga ini! Untuk itu kau menggoda mantan atasanmu!” Sushmita langsung melontarkan cacian sesaat pintu dibuka.Momen yang langsung dimanfaatkan begitu tahu siapa yang menyambut kedatangannya. Sushmita memang sengaja datang untuk melabrak Dyra, dan ketika wanita itu yang membuka pintu untuknya, darah Sushmita seketika mendidih panas.“Aku tidak merebut Mas Ghavin, Buk.” Dyra coba meluruskan meski sebenarnya masih sangat tidak menduga Sushmita yang datang. “Semua ini—”“---apa yang ingin kau katakan! Hanya karena Tuan Martin yang memintamu menjadi istri kedua Ghavin, begitu? Atau kau ingin menunjukkan padaku hanya kau menantu kebangganya, iya!” Suara lantang Sushmita masih mendominasi. “Kau benar-benar membuatku muak! Sejak dulu aku sudah peringatkan Risa untuk menjaga suaminya dari bet

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   1. Egois

    Kedua tangan Dyra yang tertaut di atas pangkuan basah oleh keringat. Jantungnya berdetak kencang menunggu persetujuan yang tak kunjung ayah mertuanya berikan. Terlebih kehadiran Ghavin membuatnya semakin tidak nyaman sekaligus cemas, Martin bakal melarangnya pergi.“Kamu yakin dengan keputusanmu, Nak?” Martin merasa perlu memastikan, walaupun sudah jelas terlihat keseriusan di wajah Dyra.Akhirnya setelah cukup lama bungkam, suara pelan Martin dianggap seperti angin segar. Dyra lantas mengangguk yakin. Keinginannya hanya pergi dari rumah mewah Pramana agar bisa memulai hidup baru.“Iya, Pa. Aku sudah memikirkannya matang-matang. Aku hanya ingin menata hati dan melanjutkan hidup di kampung bersama Megan.” Dyra menjelaskan.Namun, baru saja menutup mulut, suara Ghavin menyentak Dyra yang seketika beralih pandang.“Kau tidak boleh membawa Megan. Jika ingin pergi, pergi saja sendiri!” Terkejut dengan larangan Ghavin, Dyra menyela tidak terima. “Apa maksud Mas mengatakan itu?”Untuk perta

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   2. Kesepakatan

    Ghavin berjalan tergesa menuju beranda samping untuk menerima panggilan. Panggilan yang sangat penting sampai ia harus menjauh agar tidak ada yang ikut mendengar. Pernikahan kedua Ghavin bersama Dyra sudah terjadi dua jam lalu. Sekarang Dyra sah menjadi istri kedua Ghavin Pramana. Tapi meski waktu sudah berlalu selama itu, Dyra belum beranjak dari sofa—-masih tercenung dengan pikiran berkelana jauh tak tentu arah. Beralih ke stroller Megan, senyum tipis terukir kala melihat malaikat kecilnya sedang tertidur pulas. Bayi itu benar-benar cantik dan menggemaskan. Mewarisi hampir seratus persen paras papanya. Dyra yang mengandung serta melahirkan saja nyaris tidak kebagian. Hanya rambut Megan yang seperti miliknya, keriting ikal. “Kamu alasan mama melakukan ini, Nak. Mama berharap sudah menentukan keputusan yang tepat untuk masa depanmu,” ujar Dyra pelan. “Ghavin!” Teriakan dari arah pintu utama mengejutkan Dyra juga Megan yang langsung terbangun dan menangis. Bahkan Martin yang ada

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   3. Curiga

    "Astaga! Mas Ghavin!" Dyra seketika duduk. Sebelumnya posisi Dyra berbaring membelakangi pintu, tapi ternyata Ghavin yang tidak tahu sejak kapan datangnya sudah berdiri di dekat ranjang, dan ketika membalik badan Dyra pun terkejut. “Sedang apa disini?” Dyra buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Namun, Ghavin tak bergeming, bahkan saat melihat keterkejutan Dyra. Dyra lantas menghidupkan lampu kamar menggunakan remot, dan ketika tahu penampilan Ghavin yang tak biasa, alisnya mengkerut dalam. Melihat Ghavin berdiri layaknya patung, pun dengan tatapan terkunci padanya, Dyra berubah gelisah. Ia merasa terancam. “A-anda apa?” ujarnya gugup. Selain aneh, Ghavin juga tampak berantakan. Tidak seperti biasanya yang selalu rapi. Kemeja putih yang Ghavin kenakan terburai keluar, dasi sudah melonggar tidak beraturan. Sedangkan rambutnya acak-acakan seperti tersapu angin beliung. Ghavin terlihat sangat kacau. Semakin mengherankan lagi ketika tiba-tiba langsung berbalik badan dan p

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   4. Suasana baru

    Pagi itu ketiga kalinya Dyra mengajak Megan jalan-jalan pagi. Selain ingin mendapatkan udara segar, mereka juga masih perlu pengenal lingkungan baru. Tinggal di perumahan elit, Dyra bersyukur memilih tetangga yang ramah. Lingkungan sehat yang membuatnya nyaman, dan tentunya tidak ada yang tahu jika ia merupakan istri kedua Ghavin Pramana. Begitu memasuki pagar rumahnya, Dyra melihat Martin masih tercenung di dekat kolam ikan. Padahal matahari sudah tidak bagus untuk pria itu tetap ada di sana. Dyra pun segera mendorong stroller Megan mendekati sang mertua. “Papa belum masuk?” "Papa sengaja menunggu kalian," kilah Martin setelah kepergong merenung. "Kalau begitu kita masuk sekarang." Dyra lantas membuka kunci rem pada roda Martin, dan setelahnya pria itu menarik tuas di atas roda kanan. Melihat Martin bisa dengan mudah menggerakkan kursi rodanya memasuki rumah, Dyra pun segera menyusul bersama stroller bayinya. “Apa dia belum bangun?” Sesampainya di ruang tengah dan bisa melihat

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   5. Lebih beruntung

    Sesekali Dyra mengalihkan pandangan dari layar televisi di depannya untuk memastikan Ghavin yang masih serius dengan ponselnya. Pria itu benar-benar tidak pergi kemanapun. Ghavin sepertinya memang sengaja mengambil cuti. Tapi bukan itu yang Dyra pikirkan sekarang, melainkan keputusan Ghavin untuk menceraikan Marissa masih sangat tidak terduga. Dyra malah jadi resah, merasa sudah pasti dirinya menjadi penyebab hancurnya pernikahan itu yang dulu sempat membuat iri banyak orang. Walaupun sebenarnya selama ini ia tidak tahu pasti kehidupan macam apa yang telah Ghavin jalani bersama Marissa sang Modeling. Hingga perceraian menjadi pilihan akhir."Akan ada tamu yang datang.” Pernyataan Ghavin berhasil menyentak Dyra. “Galih dan Bella sebentar lagi sampai." Dyra yang sempat tertegun lantaran tidak mendengar jelas apa yang Ghavin sampaikan, segera mengangguk “Apa yang kau pikirkan?” Ternyata Ghavin cukup peka melihat Dyra seperti orang linglung.“Kenapa Mas ingin menceraikan Mbak Marissa?" T

Latest chapter

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   10. Serangan mengejutkan

    “Wanita tidak tahu diri! Janda genit! Setelah suamimu mati sekarang kau rebut suami putriku! Kenapa! Tidak ada lagi yang menghangatkan ranjangmu, iya! Dan kau takut dibuang keluarga ini! Untuk itu kau menggoda mantan atasanmu!” Sushmita langsung melontarkan cacian sesaat pintu dibuka.Momen yang langsung dimanfaatkan begitu tahu siapa yang menyambut kedatangannya. Sushmita memang sengaja datang untuk melabrak Dyra, dan ketika wanita itu yang membuka pintu untuknya, darah Sushmita seketika mendidih panas.“Aku tidak merebut Mas Ghavin, Buk.” Dyra coba meluruskan meski sebenarnya masih sangat tidak menduga Sushmita yang datang. “Semua ini—”“---apa yang ingin kau katakan! Hanya karena Tuan Martin yang memintamu menjadi istri kedua Ghavin, begitu? Atau kau ingin menunjukkan padaku hanya kau menantu kebangganya, iya!” Suara lantang Sushmita masih mendominasi. “Kau benar-benar membuatku muak! Sejak dulu aku sudah peringatkan Risa untuk menjaga suaminya dari bet

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   9. Serakah

    “Tapi aku tidak!” Bella dengan cepat menegaskan. “Sekarang aku hanya ingin melihat mereka semua hancur. Sehancur-hancurnya.” Bella sangat serius dengan ucapannya.“Kau yakin?” Romi memastikan. “Apa aku terlihat sedang main-main?” Romi segera menggeleng, tidak ingin menambah kekesalan sang adik. “Pernikahan kedua Ghavin menyadarkan aku, selama ini dia memang tidak sekalipun menganggapku ada.” Bella berusaha menenangkan hati dengan berulang kali mengatur nafas. “Lima belas tahun bukan waktu yang sebentar untukku bersabar, Kak. Tapi apa yang aku dapatkan? Dia justru menjadikan janda kembarannya istri kedua.” Suara Bella bergetar di akhir kalimat.Tentu saja Romi belum lupa, bagaimana hancurkan Bella ketika dulu Ghavin pilih menikahi Marissa, bahkan Bella yang patah hati nyaris mengakhiri hidup. Hatinya ikut sakit melihat kehancuran sang adik kala itu. Sebagai seorang kakak, ia merasa bertanggung jawab untuk membalas kesakitan yang Bella rasakan.“Kau tenang saja, aku yang akan membalas

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   8. Tersinggung

    Terhenyak dengan suara Ghavin yang ternyata sedang berjalan ke arahnya, Martin buru-buru mengusap sudut matanya sebelum bulir beling terjun bebas.“Papa pikir kamu sudah berangkat, Vin.” Dengan senyum haru, Martin menanti kedatangan putra bersama cucu tersayangnya."Setelah ini, Pa. Dyra masih di kamar mandi.”Jawaban singkat Ghavin tak urung semakin menambah keharuan di hati Martin. “Malam ini mungkin aku akan pulang terlambat.” Ghavin memberitahu agar sang ayah bisa tidur lebih awal. Sebenarnya Ghavin tahu, selama menikah dengan Dyra, Martin sering menunggu kepulangannya.“Kau akan menemui Marissa?” Martin menebak jika Ghavin berniat lebih dulu pulang ke rumah istri pertamanya.“Tidak. Hari ini aku akan sangat sibuk. Ada beberapa pertemuan penting yang tidak bisa aku tinggalkan.” “Ingat. Kamu harus bisa membagi waktu, Nak.” Martin kembali mengingatkan tidak hanya perusahaan dan Marissa, Ghavin juga memiliki tanggung jawab yang sama pada Dyra beserta Megan.“Aku sudah membuat keput

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   7. Bukan ayah kandung

    “Untuk apa mereka datang?”Martin mendesak putranya yang masih bergeming setelah kepergian Dyra ke kamar membawa Megan.“Mengundangku dan Dyra ke acara anniversary Paman Darwin.” Ghavin menjawab apa adanya.“Ingat Ghavin! Baik dulu maupun sekarang, papa tidak pernah menyukainya." Martin mengingatkan. Curiga kedatangan Bella bukan saja karena ingin menyampaikan undangan pribadi orang tuanya, melainkan ada alasan lain. “Papa tahu dia masih sangat keras kepala untuk bisa menjadi bagian keluarga kita."“Dia sudah menjadi bagian keluarga kita setelah Galih menikahinya, Pa.” Ghavin yang paham siapa yang Martin bicarakan, balik mengingatkan agar sang ayah tidak lagi berpikir buruk pada mantan kekasih kembarannya itu. "Aku percaya Galih bisa menjaganya."Akan tetapi Martin tetap memiliki firasat buruk, tidak bisa begitu saja mempercayai Bella. "Papa hanya merasa perlu mengingatkanmu. Jangan sampai nanti kamu menyesal telah mengabaikan peringatan papa hari ini."Ghavin pilih tidak menjawab, mel

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   6. Gila pujian

    “Tak kusangka kau bisa selapang dada ini melihat suamimu menikah lagi.” Melihat Romi sengaja menyindir dirinya, Marissa hanya menatap sinis pria itu yang sekarang sedang tersenyum menyebalkan. “Atau sebenarnya kau sedang menyiapkan kejutan untuk mereka?” Rupanya Romi tidak begitu saja percaya dengan kesediaan Marissa dipoligami. Mengingat Marissa bukanlah wanita spik malaikat yang akan terima miliknya diambil wanita lain. Apalagi bukan hanya berparas tampan dengan pesona yang mampu menghipnotis semua mata wanita, Ghavin juga memiliki banyak harta. Akan terlihat janggal jika Marissa seterbuka sekarang atas kehadiran wanita lain dalam rumah tangganya. Enggan menanggapi serius cibiran Romi, Marissa malah menyunggingkan senyum misterius sebelum menyesap minumannya dengan elegan. “Kau akan tahu nanti.” “Apa kau berniat menyingkirkan wanita itu juga?” Romi menatap curiga. Marissa benar-benar bisa sangat tidak terduga apalagi jika kediamannya terusik. “Cih! Kau bersikap seolah aku p

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   5. Lebih beruntung

    Sesekali Dyra mengalihkan pandangan dari layar televisi di depannya untuk memastikan Ghavin yang masih serius dengan ponselnya. Pria itu benar-benar tidak pergi kemanapun. Ghavin sepertinya memang sengaja mengambil cuti. Tapi bukan itu yang Dyra pikirkan sekarang, melainkan keputusan Ghavin untuk menceraikan Marissa masih sangat tidak terduga. Dyra malah jadi resah, merasa sudah pasti dirinya menjadi penyebab hancurnya pernikahan itu yang dulu sempat membuat iri banyak orang. Walaupun sebenarnya selama ini ia tidak tahu pasti kehidupan macam apa yang telah Ghavin jalani bersama Marissa sang Modeling. Hingga perceraian menjadi pilihan akhir."Akan ada tamu yang datang.” Pernyataan Ghavin berhasil menyentak Dyra. “Galih dan Bella sebentar lagi sampai." Dyra yang sempat tertegun lantaran tidak mendengar jelas apa yang Ghavin sampaikan, segera mengangguk “Apa yang kau pikirkan?” Ternyata Ghavin cukup peka melihat Dyra seperti orang linglung.“Kenapa Mas ingin menceraikan Mbak Marissa?" T

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   4. Suasana baru

    Pagi itu ketiga kalinya Dyra mengajak Megan jalan-jalan pagi. Selain ingin mendapatkan udara segar, mereka juga masih perlu pengenal lingkungan baru. Tinggal di perumahan elit, Dyra bersyukur memilih tetangga yang ramah. Lingkungan sehat yang membuatnya nyaman, dan tentunya tidak ada yang tahu jika ia merupakan istri kedua Ghavin Pramana. Begitu memasuki pagar rumahnya, Dyra melihat Martin masih tercenung di dekat kolam ikan. Padahal matahari sudah tidak bagus untuk pria itu tetap ada di sana. Dyra pun segera mendorong stroller Megan mendekati sang mertua. “Papa belum masuk?” "Papa sengaja menunggu kalian," kilah Martin setelah kepergong merenung. "Kalau begitu kita masuk sekarang." Dyra lantas membuka kunci rem pada roda Martin, dan setelahnya pria itu menarik tuas di atas roda kanan. Melihat Martin bisa dengan mudah menggerakkan kursi rodanya memasuki rumah, Dyra pun segera menyusul bersama stroller bayinya. “Apa dia belum bangun?” Sesampainya di ruang tengah dan bisa melihat

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   3. Curiga

    "Astaga! Mas Ghavin!" Dyra seketika duduk. Sebelumnya posisi Dyra berbaring membelakangi pintu, tapi ternyata Ghavin yang tidak tahu sejak kapan datangnya sudah berdiri di dekat ranjang, dan ketika membalik badan Dyra pun terkejut. “Sedang apa disini?” Dyra buru-buru menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Namun, Ghavin tak bergeming, bahkan saat melihat keterkejutan Dyra. Dyra lantas menghidupkan lampu kamar menggunakan remot, dan ketika tahu penampilan Ghavin yang tak biasa, alisnya mengkerut dalam. Melihat Ghavin berdiri layaknya patung, pun dengan tatapan terkunci padanya, Dyra berubah gelisah. Ia merasa terancam. “A-anda apa?” ujarnya gugup. Selain aneh, Ghavin juga tampak berantakan. Tidak seperti biasanya yang selalu rapi. Kemeja putih yang Ghavin kenakan terburai keluar, dasi sudah melonggar tidak beraturan. Sedangkan rambutnya acak-acakan seperti tersapu angin beliung. Ghavin terlihat sangat kacau. Semakin mengherankan lagi ketika tiba-tiba langsung berbalik badan dan p

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   2. Kesepakatan

    Ghavin berjalan tergesa menuju beranda samping untuk menerima panggilan. Panggilan yang sangat penting sampai ia harus menjauh agar tidak ada yang ikut mendengar. Pernikahan kedua Ghavin bersama Dyra sudah terjadi dua jam lalu. Sekarang Dyra sah menjadi istri kedua Ghavin Pramana. Tapi meski waktu sudah berlalu selama itu, Dyra belum beranjak dari sofa—-masih tercenung dengan pikiran berkelana jauh tak tentu arah. Beralih ke stroller Megan, senyum tipis terukir kala melihat malaikat kecilnya sedang tertidur pulas. Bayi itu benar-benar cantik dan menggemaskan. Mewarisi hampir seratus persen paras papanya. Dyra yang mengandung serta melahirkan saja nyaris tidak kebagian. Hanya rambut Megan yang seperti miliknya, keriting ikal. “Kamu alasan mama melakukan ini, Nak. Mama berharap sudah menentukan keputusan yang tepat untuk masa depanmu,” ujar Dyra pelan. “Ghavin!” Teriakan dari arah pintu utama mengejutkan Dyra juga Megan yang langsung terbangun dan menangis. Bahkan Martin yang ada

DMCA.com Protection Status