Share

5. Tegang tapi bukan tiang

Penulis: Damaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 17:33:57

Sesekali Dyra mengalihkan pandangan dari layar televisi untuk memastikan Ghavin apakah masih serius dengan ponselnya. Ternyata pria itu benar-benar tidak pergi kemanapun. Ghavin sepertinya memang sengaja mengambil cuti. Tapi bukan itu yang Dyra pikirkan sekarang, melainkan keputusan Ghavin yang ingin bercerai dari Marissa masih sangat mengejutkan baginya. Mengingat hubungan keduanya selama ini terlihat baik-baik saja, meski belum memiliki keturunan.

Dyra malah jadi resah, menganggap sudah pasti dirinya penyebab hancurnya pernikahan Ghavin dengan Marissa yang sempat membuat iri banyak orang. Tidak hanya itu, ia juga akan tersudut lantaran keputusan itu Ghavin certuskan tidak lama setelah pernikahan mereka dilakukan.

“Akan ada yang datang.” Ghavin tiba-tiba bicara untuk memberitahu Dyra, tapi sayangnya Dyra yang sedang sibuk berpikir mengabaikannya. “Ada yang mengusik pikirkanmu?” Ghavin menatap heran Dyra yang masih merenung.

“Hah?” Dyra terkesiap, dan seketika berubah gugup saat tidak sengaja beradu pandang dengan netra Ghavin. “Mas mengatakan sesuatu?”

“Apa yang kau pikirkan?” Ghavin mengulang pertanyaannya.

Mendesak nafas kasar sekali, akhirnya Dyra memutuskan untuk bertanya. “Kenapa Mas ingin bercerai dengan Mbak Marissa? Aku tahu tidak berhak ikut campur hubungan kalian. Tapi keputusan itu Mas ambil tidak lama setelah kita menikah, dan bukankah pernikahan kita hanya untuk dua tahun saja?” Dyra mengulang ucapan Marissa kemarin, walaupun sebenarnya Ghavin sendiri tidak pernah mengatakan itu padanya.

Namun, bukannya memberi penjelasan, Ghavin malah langsung berdiri dan berjalan menuju pintu utama. Dyra yang kesal dengan sikap tak acuh Ghavin malah tiba-tiba dikejutkan dengan kemunculan Bella, dan diikuti Galih serta Ghavin di belakangnya.

Begitu tahu ada yang datang, Dyra segera berdiri untuk menyambut.

“Bella? Silahkan duduk.” Dyra mempersilahkan ramah tamunya.

“Terima kasih.” Sayangnya sikap ramah yang Dyra tunjukkan hanya dibalas senyum terpaksa wanita itu. “Mbak mau kemana?” Dyra terhenyak ketika Bella menahannya saat akan pergi ke dapur.

“Aku mau ke dapur.” Dyra melirik Ghavin yang masih berbicara serius dengan Galih. Kedua pria itu duduk di sofa berbeda. “Kau butuh sesuatu?”

“Biar aku saja yang menyiapkan minum Mas Galih.” Anehnya, mengetahui perhatian Bella pada suaminya, bukannya senang malah timbul rasa bersalah dalam diri Dyra. “Ayo. Kenapa bengong?”

“Ah, iya.”

Ghavin diam-diam memperhatikan Dyra yang berjalan lebih dulu dan diikuti Bella menuju dapur.

“Laporannya sudah aku siapkan. Setelah kembali dari sini aku langsung kirim ke email Mas.” Galih menjelaskan.

Terhenyak mendengar suara Galih, Ghavin langsung beralih dari Dyra yang bertepatan hilang di balik dinding penyekat dapur. “Aku juga butuh berkas yang kemarin. Minta Stella siapkan besok.”

“Iya, Mas.”

Di tempat berbeda, mulai terjadi ketegangan. “Aku tidak yakin tujuanmu menjadi istri kedua Mas Ghavin hanya untuk menjadikannya ayah pengganti Megan.” Dyra seketika menghentikan langkahnya, tidak menyangka Bella akan mengatakan itu ketika mereka baru memasuki dapur. “Kau benar-benar licik! Dibalik wajahmu yang lugu ternyata kau wanita yang sangat serakah.” Tidak memperdulikan tuduhan Bella, Dyra pilih segera menuang air ke dalam panci. “Aku memang tidak pernah menyukai Marissa, tapi aku lebih membencimu.” Dyra tetap meletakan panci ke atas kompor, lantas menghidupkan apinya.

Menunjukkan sikap tenang, padahal faktanya Dyra sedang mengendalikan diri akibat sekelumit rasa yang timbul di dalam sana.

Kesal terus diabaikan, Bella berjalan cepat, lantas menarik kasar tangan Dyra hingga mereka berdiri berhadapan. Namun, ketika akan melayangkan tamparan, ternyata Dyra cukup cekatan menahan tangannya lebih dulu.

“Aku tahu kau membenciku, tapi aku juga tidak akan membiarkanmu menyakitiku!” Dyra menyentak tangan Bella kasar. “Aku tidak akan membela diri, ataupun berusaha membuat orang menyukaiku. Baik dulu maupun sekarang, aku punya alasan kuat untuk bisa ada di keluarga ini.”

“Cih! Itu karena kau tahu seberapa kaya keluarga Pramana.” Dyra mendesak nafas kasar saat dituduh hanya mengincar harta keluarga suaminya. “Kau ingin mencerahkan masa depanmu, untuk itu kau dulu menggoda Ghava sampai rela hamil sebelum menikah. Murahan!”

Tidak ingin berdebat lagi dan membuat para lelaki lama menunggu, Dyra pilih segera menyiapkan minuman untuk Ghavin meski dengan hati bergemuruh menahan kesal atas ucapan Bella yang menyebutnya murahan. Sebenarnya tidak hanya Bella, bahkan semua wanita di muka bumi ini akan menjudge dirinya murahan ketika menilai dari sudut pandang mereka. “Sebaiknya kau cepat buatkan minuman Galih,” ujar Dyra bergegas pergi sambil membawa nampan berisikan secangkir minuman untuk Ghavin.

“Cih! Dia semakin besar kepala.” Bella mendengus marah saat menatap punggung Dyra menjauh. “Kau boleh berbangga diri sekarang, tapi lihat saja apa yang bisa aku lakukan untuk membalas sakit hatiku padamu.”

**********

"Lusa mertuaku mengundang kalian makan malam memperingati ulang tahun pernikahan mereka. Kami mewakili mereka mengundang kalian secara pribadi.” Galih menjelaskan tujuan sebenarnya ia datang bersama sang istri. “Tadinya mama dan papa yang mau datang, tapi ketika Bella mengatakan ingin melihat rumah baru kalian, aku memutuskan untuk mewakili mereka.”

Sambil menyimak, Dyra diam-diam memperhatikan gestur tubuh serta sikap hangat Galih pada Bella, penuh kelembutan. Tapi yang paling membuatnya terkesan, cara menatap Galih yang teduh dan dalam menunjukkan betapa dia sangat meratukan pasangannya. Setidaknya Bella beruntung mendapatkan Galih yang tidak jauh berbeda dengan Ghava.

Menurut cerita yang pernah ia dengar, para pria dari keluarga besar Pramana memang memiliki sikap yang hangat dan penyayang pasangan, tak terkecuali Martin. Dulu, sempat beberapa kali bertemu Martin bersama mendiang istrinya, Dyra bisa melihat seberapa besar mertuanya itu mencintai sang ibu mertua. Bukti lainnya, ketika ia menjadi istri Ghava Pramana, bisa mendapatkan banyak cinta dari lelakinya.

“Kami sangat berharap kalian bisa hadir,” lanjut Galih beralih menatap Ghavin dan terakhir Dyra. “Datang ya, Mbak.” Galih sangat berharap Dyra tidak absen.

“Maaf, tapi sepertinya aku—”

“---kami akan datang,” serobot Ghavin memotong kalimat Dyra setelah meneguk minumannya. “Kami berdua pasti akan datang,” terangnya seraya meletakkan cangkir kembali ke atas meja.

Tadinya Dyra menganggap Ghavin akan pilih menghadiri undangan orang tua Bella bersama Marissa, tetapi ketika mengetahui Galih tersenyum sambil menganggukkan kepala pelan, ia berubah cemas.

********

“Ghavin ingin bercerai dariku.” Kalimat Marissa seketika menyentak Romi yang sedang serius memperhatikan jalan, ia bahkan sampai mengurangi kecepatan laju kendaraannya.

“Kau serius?” Pria itu menoleh Marissa sebentar sebelum kembali ke depan. Kondisi jalan memang sedang ramai lancar, ia harus lebih fokus agar tidak terjadi tabrakan. “Apa dia tahu hubungan kita?” Romi bertanya cemas.

“Entahlah. Tapi setelah malam itu dia tidak sekalipun pulang ke rumah, dan semalam lebih memilih mendatangi istri mudanya.”

“Kau cemburu?” Di tengah kecemasan, Romi merasa perlu memastikan perasaan Marissa terhadap Ghavin. Mengingat keduanya sudah lama hidup bersama.

“Apa maksudmu menanyakan itu padaku!” Marissa mendengus kesal mendengar pertanyaan Romi yang dianggap tidak penting. “Jika aku cemburu, itu artinya masih ada cinta untuk dia, dan jika cinta masih ada mana mungkin aku bermain api denganmu di belakangnya!”

Puas dengan jawaban Marissa, tangan Romi terulur untuk mengusap rambut lurus wanitanya. “Kau tahu aku bisa gila tanpamu.”

“Astaga! Apa mungkin dia!” Marissa mendadak tegang saat ingat sesuatu.

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   6. Kotak hitam

    “Untuk apa mereka datang?” Martin mendesak putranya yang masih bergeming, setelah kepergian Dyra ke kamar membawa Megan. “Mengundangku dan Dyra ke acara anniversary Paman Darwin.” Ghavin menjawab apa adanya. “Ingat Ghavin! Sejak dulu papa tidak pernah menyukai wanita itu. Kau tetap harus berhati-hati." Martin mengingatkan. Curiga kedatangan Bella bukan saja karena ingin menyampaikan undangan pribadi orang tuanya, melainkan ada alasan lain. “Papa tahu dia masih sangat keras kepala untuk bisa menjadi bagian keluarga kita." “Dia sudah menjadi bagian keluarga kita setelah Galih menikahinya, Pa.” Ghavin balik mengingatkan agar sang ayah segera menyingkirkan pikiran buruk terhadap mantan kekasih kembarannya. "Aku percaya Galih bisa menjaganya." Walaupun faktanya memang benar Bella telah menjadi bagian keluarga besar Pramana setelah dinikahi sang keponakan, tetap saja Martin tidak bisa tenang. Dua kali pernah kehilangan orang tersayang membuatnya berpikir kritis terhadap keturunan Darwi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   7. Ayah pengganti

    Ghavin mendadak urung membuka pintu kamarnya yang sedikit terbuka. Ia pilih mengintip Dyra yang masih menggantikan pakaian Megan setelah selesai dimandikan. Mendengar samar-samar suara Dyra menyanyikan lagu anak-anak, tanpa sadar Ghavin menyunggingkan senyum tipis. Kendati tidak jelas lagu apa yang sedang Dyra senandungkan, tapi rasanya Ghavin masih ingin lebih lama lagi mencuri dengar. Ghavin hanya masih tidak menyangka, Dyra—-wanita cerdas yang dulu pernah menjadi sekretaris pribadinya itu, sekarang memilih mengabdikan diri sebagai ibu rumah tangga. Benar-benar wanita rumahan yang mengurus putrinya seorang sendiri, tanpa bantuan pengasuh. Ketika dulu mendengar Ghava sering memuji Dyra, Ghavin menganggap adik yang hanya berbeda lima menit darinya itu terlalu bucin. Sehingga dengan mudah terperdaya oleh wanitanya. Tapi ternyata baru saja sehari tinggal bersama, Ghavin membuktikan sendiri perlakuan Dyra saat melayani bukan hanya dirinya, tapi juga sang ayah beserta putri kecil me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   8. Tersinggung

    “Maaf telah merepotkan. Mas bisa berangkat sekarang.” Setelah sempat dibuat panik tidak menemukan putri kecilnya di ranjang, Dyra bicara ketus saat mengambil Megan dari tangan Ghavin. Sebenarnya Dyra hanya kesal, Ghavin membawa Megan tanpa memberi tahu dirinya lebih dahulu. Sedangkan di kamar tadi, ia kebingungan mengetahui ranjang putrinya kosong. Terlalu banyak kehilangan orang-orang yang disayangi, membuat Dyra berpikir paranoid. Hanya karena tidak menemukan Megan di tempat sebelumnya, ia bisa sangat kacau—akal sehat mendadak tidak bekerja. Dyra tahu saat itu Ghavin sudah pergi ke kantor, sedangkan Martin seperti biasa berada di beranda samping, mencari udara segar setelah sarapan. “Aku bisa berangkat kapan saja.” Ghavin mengingatkan. Ia hanya tidak suka Dyra bicara ketus padanya. “Aku pemimpin mereka jika kau lupa.” Ghavin tersinggung, menganggap Dyra tidak suka ia membawa Megan. Melihat kesalahpahaman terjadi di antara putra dan menantunya, Martin berniat meluruskan. Tapi terny

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   9. Serakah

    Marissa berjalan tergesa memasuki lobby perusahaan G2 Group. Semua karyawan yang berpapasan dengannya langsung menundukkan kepala. Selain dikenal sebagai supermodel, Marissa yang merupakan istri Ghavin Pramana memang tidak pernah lepas dari sorotan banyak mata. Tidak hanya memiliki body goal, paras yang cantik, tapi juga minus sombong dan arogan. Terbukti, setiap karyawan suaminya yang menyapa tidak ada satupun yang mendapat balasan. Marissa selalu menunjukkan wajah angkuh dengan tatapan lurus ke depan. “Dimana suamiku?” Marissa bertanya lugas begitu berdiri di depan meja sekretaris Ghavin. “Pak Ghavin belum datang, Nyonya. Mungkin sebentar lagi.” Mendengar itu, Marissa lantas berlalu begitu saja menuju ruangan Ghavin yang tinggal beberapa langkah lagi. Marissa merasa perlu memastikan bagaimana respon Ghavin setelah kepulangannya yang tiba-tiba semalam, sedangkan dirinya tidak ada di rumah. Kabar pernikahan kedua Ghavin dengan iparnya memang tidak dirahasiakan, sehingga sampai deti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   10. Serangan tiba-tiba

    “Wanita tidak tahu diri! Janda genit! Setelah suamimu mati sekarang kau rebut suami putriku! Kenapa! Tidak ada lagi yang menghangatkan ranjangmu, iya! Dan kau takut dibuang keluarga ini! Untuk itu kau menggoda mantan atasanmu!” Sushmita langsung melontarkan cacian sesaat pintu dibuka. Momen yang langsung dimanfaatkan begitu tahu siapa yang menyambut kedatangannya. Sushmita memang sengaja datang untuk melabrak Dyra, dan ketika wanita itu yang membuka pintu untuknya, darah Sushmita seketika mendidih panas. “Aku tidak merebut Mas Ghavin, Buk.” Dyra coba meluruskan meski sebenarnya masih sangat tidak menduga Sushmita yang datang. “Semua ini—” “---cih! Kau berani membela diri rupanya hanya karena Tuan Martin memintamu menjadi istri kedua Ghavin. Kau ingin menunjukkan padaku hanya kau menantu kebanggaannya, begitu!” Suara lantang Sushmita masih mendominasi. “Kau benar-benar membuatku muak! Sejak dulu aku sudah peringatkan Risa untuk menjaga suaminya dari betina macam dirimu! Dan ternya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   11. Menakutkan

    “Buka! Atau aku yang akan melakukannya dengan caraku!” Perintah tegas Ghavin belum juga Marissa lakukan, masih terlalu syok melihat Ghavin bisa sangat kasar padanya. Marissa juga seperti melihat sosok lain bukan lagi suaminya. “Risa! Apa kau mendadak tuli!” Suara Ghavin menggelegar memenuhi kamar pribadi pria itu. Begitu mengetahui tuntutan Marissa yang dianggap tidak masuk akal, Ghavin tiba-tiba bangkit dari kursi kerjanya lantas menyeret Marissa untuk dibawa masuk kamar pribadi yang ada di ruangan tersebut. Marissa langsung dihempaskan kasar ke atas ranjang, dan dipaksa melepas semua pakaiannya. Lantaran Marissa bersikeras menolak, Ghavin semakin murka. Si pendiam pun akhirnya menggila. Setelah membanting apa saja yang ada di dekatnya, Ghavin juga memecahkan layar televisi yang tertanam di dinding. Masih dengan nafas memburu, Ghavin menatap nyalang Marissa yang menggigil ketakutan—-tidak menduga ketika marah Ghavin bisa sangat menakutkan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   12. Tidak ingin bercerai

    “Risa?” Romi tak kalah terkejut mengetahui Marissa menunggunya dengan keadaan yang sangat kacau, pun dengan kemarahan yang siap mencabik gadis di sampingnya. “Pergilah. Kita akan bertemu lagi besok.” Romi meminta wanita muda itu untuk segera pergi, sebelum menjadi sasaran kemarahan Marissa. “Siapa dia?” Begitu mendengar pintu sudah kembali tertutup, artinya gadis itu sudah terselamatkan, Romi berjalan menghampiri Marissa dan langsung memeluknya erat. “Siapa dia! Apa dia mainan barumu?” Marissa masih berapi-api, terbakar cemburu. “Kau tahu mereka bisa melakukan apa saja demi mendapat nama besar. Aku bisa apa jika mereka terus memaksa.” Jawaban ringan yang langsung Marissa balas decakan kesal. “Dasar maniak,” cibirnya pelan. “Jangan melebihi batasanmu. Aku tahu kau juga menyukai setiap sentuhanku padamu.” Romi melonggarkan dekapannya, tapi kedua tangannya sudah bergerilya kemana-mana. “Kau selalu membuatku

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   13. Jangan ungkit masa lalu

    Setelah memberi susu Megan yang kembali terlelap, Dyra tidak bisa tidur lagi. Padahal waktu masih menunjukkan pukul dua dini hari, tapi rasa kantuknya seakan lenyap begitu saja. Memilih tetap duduk di sofa tunggal dekat ranjang sang putri, Dyra memperhatikan Ghavin yang tidur sendiri di ranjang king size mereka. Pria itu tertelungkup tanpa mengenakan pakaian atas, kebiasaan yang sebenarnya membuat Dyra kurang nyaman. Sebagai pria dewasa yang pernah merasakan nikmatnya berhubungan dengan lawan jenis, Dyra hanya khawatir Ghavin akan menginginkan itu darinya. Walaupun Ghavin sudah menegaskan tidak akan menceraikan dirinya, tetap saja untuk melayani pria itu, ia tidak siap. Atau mungkin tidak akan pernah siap.Kendati Ghavin memiliki wajah yang mirip dengan Ghava, Dyra tetap bisa merasakan perbedaan keduanya, dan ternyata masih saja menyakitkan untuk berdekatan dengan pria yang dulu pernah membuatnya terpuruk. “Sedang apa kau disana?” Suara se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   42. Dua raga dalam satu rasa

    Dyra masih bertanya-tanya saat melihat Ghavin membuka topeng setelah turun dari mobilnya, dan sepertinya tidak tahu sedang diperhatikan. Sebenarnya bukan dari mana suaminya itu pergi yang Dyra cemaskan, melainkan melihat banyaknya noda darah di jaket denim yang Ghavin kenakan memunculkan berbagai dugaan buruk di kepala.Baru ketika sudah membuka pintu kaca, Ghavin yang sejak tadi berjalan menunduk terkejut mengetahui keberadaan Dyra. “Sayang! Sejak kapan kau disini?” Ghavin berusaha tetap tenang meski sebenarnya was-was Dyra akan takut padanya.“Kenapa bisa ada banyak darah disini? Apa Mas terluka?” Alih-alih menjawab, Dyra malah melontarkan pertanyaan yang membuat Ghavin ragu untuk langsung menjawab. Terlebih ketika tahu, tidak hanya tangan Dyra yang bergetar saat meraba jaketnya yang banyak noda darah, tetapi juga disertai bulir bening yang ikut merangsek keluar. Ghavin jadi tahu Dyra sedang mencemaskan dirinya.Dyra terlalu takut membayangkan sesuatu yang buruk menimpa suaminya. M

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   41. Tiba-tiba pergi

    “Boleh aku masuk?” Dyra langsung meringis mual, dan tiba-tiba kakinya reflek bergerak mundur satu langkah. Dari jarak kurang lebih dua meter saja, aroma alkohol sudah sangat menyengat ketika Romi bicara. Tidak tahu berapa banyak pria itu menegakkan cairan perusak akal sehat. Tapi yang pasti, sekarang Dyra mendadak mual. Ia benci aroma itu. “Tidak! Kau sedang mabuk, dan aku tidak suka!” tolak Dyra tegas. Ia juga sudah akan menutup pintu tapi dengan cepat Romi menahannya. “Setidaknya hargai perjuanganku mencari tempat tinggalmu.” “Itu urusanmu!” Dyra mendorong Romi agar menjauh. Namun, ketika hendak kembali menutup pintu, Romi bisa lebih dulu menyelinap dan akhirnya berhasil masuk. “Kau!” Dyra berubah tegang sambil susah payah menelan salivanya melihat Romi terus mengikis jarang diantara mereka. “Stop! Berhenti disana! Atau aku akan memanggil pelayan untuk mengusirmu!” Tapi peringatan Dyra sama sekali tidak Romi hiraukan. Kakinya tetap melangkah maju. Sampai kemudian.. “B

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   40. Mual

    “Apa sudah merasa lebih baik?” Galih bertanya seraya menoleh Bella yang memungunginya. Seharian hanya berbaring seperti orang sakit, Galih merasa seluruh tubuhnya seperti remuk redam. Tidak tahu kenapa Bella hari itu benar-benar manja padanya, bukan hanya melarangnya pergi ke kantor, tapi juga minta ditemani berbaring. Benar-benar hanya berbaring, seperti dua orang dewasa yang tidak punya keinginan kesenangan duniawi. “Belum. Kepalaku masih pusing setiap aku membuka mata.” Jawaban yang sudah beberapa kali Galih dengar sejak siang. “Ini jelas ada yang tidak beres. Aku panggilkan dokter.” Tidak bisa menahan diri lagi, Galih bicara sambil beranjak turun dari ranjang. Kali ini Bella tidak lagi melarang suaminya meninggalkan ranjang. Setelah berjam-jam berada di situasi yang tidak biasa, ia juga mulai curiga. Tidak lama Galih kembali datang, dan langsung memberitahu Bella. “Dokter akan datang sebentar lagi.” Bella hanya mengangguk. Bahkan mengintip pun tidak dilakukan saat me

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   39. Kakak penyelamat

    “Bagaimana kau hidup sebelum datang ke kota untuk menjadi sekretarisku?” Memijat pelan punggung Dyra yang duduk di atas pengakuannya—menatap gelapnya malam lewat kaca jendela yang sudah dibuka, Ghavin masih belum percaya mereka bisa sedekat sekarang.“Dua tahun setelah pertemuan kita, ibuku meninggal. Sampai akhirnya nenek dari mendiang ayahku datang. Mengajakku tinggal bersamanya di kampung berbeda.” Dyra menghela nafas panjang lebih dulu sebelum lanjut bercerita.Setelah ibunya meninggal, Dyra sempat berhenti sekolah lantaran harus bekerja menghidupi dirinya sendiri. Tidak banyak yang bisa ia lakukan, karena untuk melakukan pekerjaan berat juga tenaganya belum mampu. Dyra bekerja di warung kecil yang pemiliknya merupakan teman baik sang ibu. Ia akan mendapat makan tiga kali sehari serta sedikit uang setelah seharian bekerja.Tidak hanya mencuci piring, Dyra juga ditugaskan mengantar pesanan pelanggan yang tidak bisa datang ke warung. Berun

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   38. Pura-pura bahagia

    “Lumpuhkan anak buahnya yang paling berpengaruh. Jika dia tidak mau diajak berdamai, habisi tanpa melibatkan orang terdekatnya.” Ghavin langsung memberi ultimatum. “Mas.” Mendengar suara Dyra baru melewati pintu membawa nampan, Ghavin seketika bangkit dan langsung memutus panggilan bahkan ketika orang di seberang sana masih bicara. “Aku buatkan kopi untukmu.“ Dyra bicara sambil berjalan mendekati meja kerja suaminya. Ghavin lantas berjalan memutar setelah meletakkan ponsel ke atas meja. “Terima kasih.” Begitu sudah berdiri di depan Dyra, ia ambil alih nampan dari tangan sang istri dan memindahkanya ke atas meja kerjanya. Setelahnya membawa tubuh Dyra ke dalam pelukannya. “Maafkan aku.” “Maaf untuk apa lagi?” Dyra pura-pura tidak tahu. Sambil membalas pelukan Ghavin, Dyra tengah menghirup dalam-dalam aroma maskulin lelakinya. Ia sedang berdamai dengan keadaan. Meleburkan kemarahan pada orang-orang serakah yang telah merebut miliknya lewat pelukan hangat Ghavin. Sekarang Dyr

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   37. Kabar bahagia

    Setelah pria bertopeng itu menemui dirinya dan mengatakan ada dipihaknya untuk menghancurkan G2 Group khususnya keturunan Pramana, sebenarnya Romi tidak percaya begitu saja. Sebelum mengetahui wajah dibalik topeng itu, ia merasa belum tenang. Karena selain misterius, pria itu bisa saja hanya ingin menjebaknya dengan membuat tak tik licik. Karena itu begitu mendapat informasi pria bertopeng tinggal di tengah hutan, Romi dengan beberapa anak buahnya langsung meluncur malam itu juga. Mereka tidak peduli meski harus memasuki hutan saat hari sudah pagi. Setelah melakukan pengintaian, dan tidak melihat pergerakan dari dalam rumah gubuk tersebut, Romi langsung bergerak. Naasnya, setelah melubangi pintu dengan banyak timas panas, sebelum akhirnya jebol oleh tendangan salah satu anak buah Romi, ternyata di dalam tidak ada siapapun. Rumah itu hanya gubuk reyot yang tak terawat. Sempat terkejut saat diberitahu ada mayat di dekat gubuk, Romi justru semakin terkejut saat tahu mayat itu tiba-tib

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   36. Siapa lebih tahu

    Dyra membalas tindakan kasar Marissa dengan menancapkan tumit heelsnya di kaki wanita itu yang seketika mengaduh kesakitan, sehingga cengkraman rambutnya pun terlepas.“Sayang.. apa kau terluka?” Sushmita panik memastikan kaki depan putrinya yang memerah. “Kau sangat keterlaluan! Wanita sialan! Tidak tahu diri!” Sushmita mengumpat marah pada Dyra.Tapi Dyra tidak peduli. Ia yang sudah kembali tenang hanya mengibaskan rambut ke belakang. “Seharusnya kalimat itu aku ucapkan untuk kalian!” Kali ini Dyra tidak bisa menahan diri lagi. Bahkan belum juga Marissa berdiri dengan sempurna, Dyra bergerak cepat melayangkan tamparan keras di pipi Marissa. “Itu untuk keluguan palsumu!” Plak! Tamparan kedua Dyra berikan di pipi Marissa yang lain. “ Dan itu untukmu yang sudah merebut apa yang seharusnya menjadi milikku.”Murka putrinya mendapat dua tamparan secara bersamaan, Sushmita mendorong kuat Dyra hingga terjatuh di dekat meja sofa.“Kau sadar dengan apa yang sudah kau katakan, Jalang?” Sushmit

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   35. Dua lawan satu

    Galih masih memperhatikan puluhan heels yang tersusun rapi di lemari besar di depannya, dan kedua daun pintunya sudah dibuka lebar. Kendati matanya masih menyusuri satu-persatu heels koleksi sang istri, tapi hati kecilnya terus berharap apa yang dicari tidak ada disana. Dalam kata lain pemilik heels di video itu bukanlah istrinya. Kalimat yang sering Bella katakan ketika marah melihat Ghava bersama Dyra dulu, memicu berspekulasi negatif dalam dirinya. Sehingga dugaan itu muncul mengingat heels seperti bagian hidup Bella yang glamor.“Besar harapanku bukan kau yang melakukannya. Karena sekalipun itu kau, aku pasti akan memihak mereka, dan membuatmu mendapat balasan yang sepadan.”Namun, di tengah kondisi harap-harap cemas, Galih dikejutkan dengan kemunculan Bella yang berlari menuju kamar mandi. Tadinya Galih mengabaikan, menganggap sang istri tengah terdesak oleh hajatnya, tapi ternyata ia tetap panik saat mendengar suara… “Apa kau sakit?” Galih membantu memijat tengkuk Bella yang m

  • Menjadi Istri Kedua Kembaran Suamiku   34. Sepasang kaki

    Sebagai pria sejati yang memegang teguh ucapannya, hari itu setelah lebih dari sepuluh tahun Ghavin kembali datang mencari gadis kecilnya. Namun ternyata, setelah sepuluh tahun berlalu, banyak perubahan yang membuatnya bingung, dan menganggap telah tersesat. Setelah menemukan palang pembatas yang diyakini menjadi tempat pertemuan pertama mereka dulu, Ghavin pilih mengambil jalan lurus menurut ingatannya. Akan tetapi sampai tiba di ujung jalan, Ghavin tidak menemukan lagi deretan hunian sederhana tempat tinggal gadisnya. Sekarang hanya ada satu bangunan dan menghadap jalan raya—membelakangi dirinya. Tidak tahu harus bertanya pada siapa, mengingat tidak ada siapapun disana, Ghavin akhirnya memutuskan mendatangi bangunan tersebut yang ternyata kios buah. “Permisi..” Begitu mendekat Ghavin segera bertanya pada pemilik buah yang seketika bangkit dari kursinya.“Mau buah yang mana, Dek?” Sushmita berpikir saat itu Ghavin datang untuk membeli dagangannya. Tapi ternyata kekecewaan yang ia d

DMCA.com Protection Status