Share

31

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 05:54:45

“Kamu punya pernikahan impian?”

Kinar menggeleng. “Tidak.” Mulutnya ganyem asinan yang disediakan oleh pihak penyelenggara road show.

Saat ini, Kinar dan temannya yang sesama penulis, namanya Kania, sama-sama duduk di kursi menikmati makan siang. Hujan turun membasahi Bandung siang itu. Akhir-akhir ini cuaca mulai tak menentu. Pagi cerah, siang mendadak mendung lalu hujan dan kemudian kembali panas seolah tak pernah ada air dari langit yang mengguyur bumi.

Kinar lemparkan tatapannya pada lalu lalang malang serta para tamu yang datang hendak menginap di hotel. Koper-koper yang di seret serta tas punggung yang digendong menjadi pemandangan penyeling setelah dua jam berada di dalam ruangan. Kinar embuskan napasnya sedang tangannya kembali menusuk asinan buahnya dengan garpu kecil.

Lain halnya dengan Kania yang menghentikan kunyahan pada buah melonnya. Menatap Kinar horor yang sedetik kemudian menyipitkan matanya. Kania curiga, takut jika Kinar penyuka sesama jenis karena di usia yang sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua CEO   32

    “Kamu di sini tapi tidak menghubungi saya?”Kinar terkejut melihat Anan yang berdiri santai dengan kedua tangan terlipat di dada tengah bersandar di depan pintu masuk toilet wanita. Garis bawahi; toilet wanita. Sinting!“Memangnya penting?”Walau terkejut, Kinar menetralkan ekspresi wajahnya seperti semula. Menatap Anan yang juga menatapnya lewat cermin dengan kedua bahu mengedik.“Saya pemilik hotel ini.”Terkejut untuk kedua kalinya namun sekali lagi Kinar kembalikan wajahnya seperti semula.“Lalu?”“Seharusnya kamu memberi kabar jika kamu berada di sini.”“Apakah penting?”“Sangat penting. Karena tidak ada kabar dari kamu yang sedang berada di sini, saya membuang-buang waktu selama 30 menit untuk menggedor pintu kost kamu.”“Salah saya?” Kinar mendengkus. “Bapak tidak punya pekerjaan atau memang selalu begini?”“Begini bagaimana maksud kamu? Saya bukan pria yang suka kelayapan seperti yang kamu pikir. Jangan asal menuduh, ya!”“Kenapa harus marah?” Kinar membalikkan badannya. “Itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   33

    “Jadi mau apa?” tanya Kinar dengan ekspresi wajah tidak percayanya. “Ini disebut apa, ya?” Teman Kinar—Daniah—mengerutkan keningnya. Tidak mengerti dengan tanya yang Kinar maksudkan. “Begini, aku pernah mendengar ini dari beberapa orang. Yang kategorinya putus asa dalam bayangan sebuah pernikahan. Ada yang menikah untuk memenuhi ekspektasi orang lain atau pun membungkam pandangan masyarakat sekitar. Kamu pasti tidak percaya tapi memang itu fakta dan terjadi entah dibelahan dunia mana. Ada juga yang menikah hanya untuk bersenang-senang, sebagai pelampiasan bahkan lebih parahnya pelarian. Sedangkan milik kamu ini, aku tidak bisa memilih satu golongan di antaranya.”“Tapi kamu baru saja mengatakannya. Bukankah setiap yang kamu ucapkan selalu memiliki dasar dan alasan yang kuat?”Kinar tersenyum. Saat ini, kondisi malam di salah satu restoran di daerah Braga terbilang ramai dan penuh. Jalanan di luar sana meski basah oleh gerimis rintik-rintik tidak mengendorkan semangat para pejalan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   34

    Pagi itu, bumi pasundan cerah. Setelah subuh tadi diguyur hujan deras, kini mentari pagi yang berada di ufuk timur menampilkan rekahannya yang menghangatkan penghuni bumi. Kinar Dewi menggerakkan kedua kelopak matanya perlahan saat sinar kuning keemasan itu menyapa wajahnya. Lewat celah-celah gorden yang menyusup masuk lewat jendelanya, Kinar membuka kedua matanya dengan berkedip beberapa kali, Mencoba mencari kesadaran dan mengingat-ingat kejadian apa saja yang sebelum terlelap dirinya alami.Lalu helaan napasnya terembus saat kilas balik dari kejadian yang Kinar alami terekam jelas dalam jejak kepalanya. Sial! Masih terlalu pagi dan Kinar sudah mengumpat. Tenaga Kinar terkuras habis hanya untuk meladeni keras kepalanya Anan Pradipta. Pria satu itu memang aneh dan lain dari awal Kinar bertermu. Cara bicaranya yang santai, cara pikirannya yang sederhana dalam menyimpulkan masalah dan cara-cara lain yang hadir tanpa bisa Kinar duga-duga.“Kinar.” Bertambah tidak mood saja Kinar

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   35

    Sepanjang perjalanan pulang, Kinar Dewi banyak memikirkan ucapan demi ucapan kedua orang tua Anan. Entah mengapa, rasanya ada yang aneh dari pasangan tua itu tapi Kinar tidak tahu apa dan bagaimana harus menjabarkannya. Kinar tidak bisa langsung asal tuduh. Di samping mengingat siapa orang yang Kinar hadapi, dengar-dengar dari banyak kabar yang beredar, mereka tidak segan-segan merampas hak kehidupan atas orang lain yang berani menentang mereka. Jadi, Kinar tidak bisa bertindak sembrono.Lagi pula, yang membuat Kinar gemas dengan dirinya sendiri adalah, dari mana datangnya pemikiran penuh curiga ini? Yang Ibu Anan tanyakan termasuk pertanyaan wajar dan Kinar hanya harus menceritakan apa yang terjadi pada hari itu dan bagaimana kronologinya. Namun Kinar memilih membungkam mulutnya dan mengatakan jika semuanya baik-baik saja. Ibunya Anan bahkan merasa terharu mendengar penuturan Kinar yang selamat dari kecelakaan maut itu. Disangkanya Zumarnis, Kinar tidak mempunyai trauma yang mendalam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   36

    “Oh si Ratna itu.” Kinar memakan kulit ayamnya yang bunyinya kres-kres nyaring dan puas sekali saat masuk ke dalam rungu. “Setahu saya, dia memang kaya dan bukan hal aneh ketika dia memamerkan apa pun yang dia punya. Entah barang, entah nominal uang bahkan pacarnya sekali pun. Jadi bukan hal aneh lagi kalau dia memang berlagak. Zaman kuliah dulu, saya tidak munafik, iri dengan fasilitas yang Ratna miliki. Itu wajar, ‘kan?”“Sekarang keadannya berbeda.” Maria, teman kuliah Kinar yang kebetulan sedang berada di Bandung setelah sekian tahun tidak menyambangi kota kembang. Mengangguk setuju dengan ucapan yang Kinar rasakan. “Awalnya, aku tidak percaya. Tapi setelah aku mengingat-ingat jika roda kehidupan pun berputar, aku tahu, mungkin Tuhan sedang memberinya cobaan. Harta hanya titipan yang bersifat sementara. Jika tidak kita pergunakan dengan baik terlebih ketika diberi kesempatan untuk terus berbenah namun malah abai, ada akibat dari sebab yang kita lakukan.”“Separah itu, ya?” Maria m

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   37

    “Obrolan kalian sepertinya serius,” kata Anan yang menjemput Kinar di stasiun Bandung setelah Maria menaiki keretanya. Pria itu duduk tak jauh dari Kinar dan maria, sengaja mengping pembicaraan dua wanita yang sedang temu kangen. “Kamu sadis juga.”“Memangnya apa yang aku lakukan?” Kinar ganyem mie goreng dalam boxnya dengan santai. “Kamu sok tahu!”“Saya mendengarnya sendiri. Bukan sok tahu, tapi memang tahu apa yang kamu katakan kepada teman kamu itu. Jangan didik anak saya seperti itu.”Kinar menyeringai. Tersenyum miring dan menghadapkan kepalanya ke arah Anan yang sedang menyetir mobil.“Anak kamu?” ulang Kinar masih dengan seringaian di wajahnya yang berubah dingin. “Kalau begitu, kamu saja yang hamil! Kamu tidak perlu bersusah payah menikahi saya hanya untuk seorang anak.”Anan mendengkus. Mendengar perkataan Kinar yang tidak pantas diucapkan membuat kepala Anan menggeleng dengan penuh keheranan. Kok ada wanita seperti Kinar Dewi ini? Di antara puluhan wanita bahkan jutaan spes

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   38

    Karena akan menjadi janda sebentar lagi, Ivana mulai kepanasan jika berada di dalam rumah yang satu atap dengan Anan. Ivana memilih pergi sebelum melihat kepulangan sang suami. Mencari angin segar untuk menjernihkan pikirannya sendiri dan melakukan hal-hal yang lebih membuatnya senang.“Kamu gila, ya?” tanya teman Ivana, Stafani. Wanita berambut pirang itu menanggak minumannya langsung dari botol. “Cuma kamu wanita yang paling santai saat akan diceraikan. Asal kamu tahu, jika aku ada di posisimu, mungkin menggila adalah jalanku demi tetap mempertahankan pernikahan. Tapi lihat apa yang kamu lakukan?”Stefani mendesis dan menggelengkan kepalanya tidak percaya. Wanita seperti ini berasal dari belahan dunia mana? Kenapa bisa tidak merasa khawatir atau pun melakukan ancaman-ancaman lainnya demi tetap memiliki ikatan?“Aku tidak mungkin berguling-guling di tanah dan memohon: Anan, jangan ceraikan aku. Aku masih sangat mencintai kamu. Anan aku mohon kembalilah. Aku mohon, Anan! Begitu maksud

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   39

    Kembali bersitegang dengan Zahra adalah sesuatu yang Banyu benci.“Tapi benar, ‘kan kalau itu kamu?”Yang membuat mood Banyu amblas ke dasar bumi. Tuduhan yang Zahra layangkan tidak mendasar sama sekali. Tidak ada bukti yang bisa ditunjukkan hanya bermodalkan ‘katanya’. Miris. Hidup menuruti katanya yang di sampaikan dari orang lain. Tidak ada hasil yang membaik selain menuju pada kehancuran.“Aku di rumah, jelas!?” Sudah ketiga kalinya jawaban Banyu sama dan memang itu yang terjadi. “Kamu lupa?” Wajah Banyu merah padam sementara Zahra tetap keras kepala dengan tuduhannya. “Aku demam dan kamu berada di apartemenku. Kamu yang membelikan obat penurun demam serta memasakkan aku bubur. Kamu gila menyimpulkan hal yang tidak aku lakukan?”“Setelahnya aku pulang. Bisa saja, ‘kan kamu pergi dengan wanita itu? Sania tidak mungkin salah lihat. Jelas-jelas itu kamu. Kamu lupa pernah punya janji apa ke aku? Kamu bilang tidak akan pernah menginjakkan kakimu ke kelab dan segala bentuk hiburan malam

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   127

    “Aduh lupa!”Teriakan Ara membuat Kinar yang sedang santai menikmati minuman dinginnya terpaksa harus menoleh. Ara si pemilik suara kecil agak cempreng dengan rambut berwarna merah gelap membuat Kinar geleng-geleng kepala. Bukan sekali, dua kali Ara menjadi heboh sendiri. Namun terlalu sering sehingga Kinar hafal betul dengan wanita yang lebih muda dua tahun di bawahnya itu.“Nggak kamu catat dulu?” tanya Kinar kalem.“Kamu kalem banget, sih, Nar?” Ara terkekeh dengan kepala bergoyang mirip bolo-bolo. “Padahal aku ini nggak ada kalemnya sama sekali tapi kamu sabar banget menghadapi aku yang super random ini.”“Aku juga random kok.” Kinar membela dirinya sendiri.Kinar sungkan saat ada orang lain yang menilai dirinya hanya dari covernya saja. Kinar selalu mendapat penilaian positif dan itu sedikit membuatnya sungkan. Yang sebenarnya terjadi adalah kebalikannya. Kinar juga punya momen-momen tertentu untuk meledak. Kinar juga bisa marah pada hal-hal kecil yang membuat orang sekitarnya te

  • Menjadi Istri Kedua CEO   126

    Prinsip hidup yang selama ini Anan pegang cukup sederhana. Dengan tidak mencampuri urusan orang lain, arti dari ketenangan yang sebenarnya sudah Anan dapatkan. Tapi namanya manusia memang suka lupa diri dan semena-mena.Di saat Anan bersikeras tidak mau mendengar apa pun masalah dan keluh kesah orang lain, justru Tuhan mempertemukan dengan manusia-manusia yang sifatnya meribetkan. Dan Anan harus menjadi pendengar yang baik sedangkan itu tidak pernah tersemat sedikit pun di dalam dirinya.“Kita terlalu keras, ya?” tanya Kinar sembari merapikan dasi dileher Anan. “Aku terdengar kejam.”“Itu demi kebaikan mereka. Lagi pula mereka datang kepada kita sudah bentuk kesalahan fatal. Kita hanyalah saudara jauh dan yang seharusnya mereka datangi adalah keluarganya.” Anan tetap tidak mau salah dan pendapatnya adalah yang paling benar.Kinar mengembuskan napasnya. Tangan kanannya mengusap jas Anan seolah ada debu yang menempel di sana.“Kalau itu terjadi pada anakmu ….” Kinar tak kuasa melanjutka

  • Menjadi Istri Kedua CEO   125

    Tentang hidup ….Kinar Dewi tidak mengharapkan apa-apa selain baik-baik saja. Maksud dari baik-baik saja di sini bukan sekadar adem ayem dengan segudang uang dan fasilitas yang telah terpenuhi. Namun jauh dari masalah walaupun itu mustahil. Namun setidaknya meminimalisir problem selalu Kinar usahakan.Seperti pagi ini contohnya. Tidak tahu dari mana datangnya. Kinar tidak mau menebak atau menyalahkan salah satu pihak. Bagi Kinar, masalah itu tercipta karena ada pihak-pihak tertentu yang terlibat. Mau dibalas penuh emosi bak kebakaran jenggot, masalah itu telah tercipta. Dan konyol kalau misalnya masalah itu muncul sendiri.“Jadi siapa yang mulai duluan?” tanya Kinar tegas dan jelas.Semua mata yang ada di ruang tamu rumahnya menatap Kinar dengan tatapan mata yang berbeda-beda. Anan yang santai sambil menarik napasnya dalam-dalam. Kinar tahu, semalaman Anan lembur karena ini awal bulan dan baru bisa memejamkan matanya subuh tadi. Sekarang pukul tujuh pagi yang artinya tidur Anan amatla

  • Menjadi Istri Kedua CEO   124

    “Emang orangnya kayak gitu?” tanya Anan sambil mendorong troli belanja. Kinar mengajak Anan berbelanja sayur, buah dan kebutuhan lainnya. Mumpung sekalian dekat dengan supermarket.Anan mendengar ucapan terakhir Rika yang menurutnya amatlah nyelekit. Sedangkan Kinar memberi respons yang santai dan biasa saja. Seakan-akan memang istrinya itu sudah biasa mendengar kalimat tersebut.“Mungkin,” jawab Kinar sekenanya sambil memasukkan buah-buahan ke dalam troli. “Aku ketemu dan kenal Rika di komunitas menulis beberapa tahun yang lalu. Dan kita nggak dekat-dekat banget buat bertukar nasib hidup.”“Kamu nggak kesinggung? Minimal kamu keluarin ekspresi marahlah biar dia sungkan dan jera.”“Buat apa?” Kinar membalikkan tubuhnya ke belakang di mana Anan berdiri. “Kalau aku marah, aku nggak ada bedanya sama dia dan aku punya level yang sama kayak dia sedangkan aku paling anti buat lakuin itu.”“Kenapa?” Anan penasaran dan terus mengejar jawaban dari Kinar. “Sesekali marah nggak akan bikin kamu r

  • Menjadi Istri Kedua CEO   123

    “Sebenarnya titik kehidupan masing-masing orang itu berbeda.” Kinar mengatakan sesuai pengalaman yang pernah dialaminya. “Aku berada di posisi ini karena aku pernah merasakan titik terendah dalam hidupku yang mana aku ingin mati. Tapi aku sadar, semengenaskan apa pun kehidupanku waktu itu, selalu ada takdir milik orang lain yang paling mengerikan. Dan untuk itu aku hanya bisa mensyukuri jalanku.”Rika hanya mengangguk. Rekan sesama penulis Kinar itu sedang mencurahkan isi hati dan pikirannya. Yang jika Kinar menilai itu adalah sebuah ujian yang tiap-tiap orang selalu merasakannya. Kinar enggan berkomentar panjang lebar. Toh masa-masa sulit yang pernah Kinar lalui telah lewat. Sekarang yang tersisa hanyalah secuil nasihat dan kenangan yang memang patut untuk dikenang.“Orang-orang kalau ngomong selalu enak.” Rika seruput es tehnya. “Tau kok soalnya cuma tinggal ngomong doang. Enak ya jadi kamu, seneng ya jadi kamu, nggak perlu effort berlebih hidup kamu udah kejamin. Andai mereka tau g

  • Menjadi Istri Kedua CEO   122

    “Kali ini tentang apa?”Kinar menyeruput cokelat dinginnya dengan santai dan hidupnya memang sesantai itu sekarang. Setelah menjadi Nyonya Pradipta, kegiatan Kinar selain menulis adalah berkumpul bersama para kalangan atas. Yang jika Kinar jabarkan bagaimana rasanya … itu membosankan. Jujur saja, Kinar lebih suka hidupnya yang sederhana dan biasa-biasa saja. Tidak banyak kegiatan selain menulis, rebahan, menonton sendirian di bioskop dan makan nasi padang. Bonusnya jalan-jalan sore di alun-alun dan belie s krim.Dalam benak Kinar terbersit kerinduan masa lalunya yang sangat sulit untuk dirinya ulang kembali. Bukannya tidak mau kembali ke masa itu. Kinar hanya harus bertindak penuh kehati-hatian. Karena siapa, sih, yang nggak kenal sama keluarga Pradipta?Media yang tersembunyi di dalam pelosok saja tahu mereka. Maka dari itu Kinar harus menyamar terlebih dulu jika ingin menikmati masa lalunya. Agar orang-orang tidak tahu identitasnya terlebih wajahnya yang sudah tersorot oleh penjuru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   121

    “Segala sesuatu di dunia ini ada harganya. Tidak ada nilai yang tidak bisa diubah menjadi uang. Orang yang berani mengatakan cinta adalah hal tidak ternilai itu seperti pencuri yang mencuri barang gratis. Jika kamu tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang, itu karena kamu tidak punya cukup uang.”Kinar Dewi hanya memandangi Ivana dengan sungguh-sungguh. Wanita elegan itu menyeruput kopi panasnya yang masih mengeluarkan asap dengan santai. Sore hari di Bandung dan kemacetan yang terjadi di mana-mana. Semilir angin dan gulungan awan hitam bisa Kinar lihat dari kaca jendela. Tempat duduknya memiliki spot tertuju ke mana saja dan pojokan adalah favorit Kinar sejak dulu.“Uang lagi dan cinta bukan sesuatu yang harus kita khawatirkan. Aku membeli Banyu bukan dengan hatiku meski ada kontrak di atas hitam putih tapi uangku lebih berkuasa. Itulah kenapa kita perlu menjadi kaya agar bisa membeli apa pun yang kita mau. Ini terdengar egois karena tidak semua orang terlahir dengan privilege. Ya

  • Menjadi Istri Kedua CEO   120

    Pada akhirnya ....Di dunia ini, ada tiga jenis manusia, yaitu, ada yang seperti makanan, selalu dibutuhkan orang lain, ada yang seperti obat, diperlukan oleh orang lain saat sakit, dan ada yang seperti penyakit, selalu dibenci oleh orang lain.Kinar membaca tulisannya sendiri dengan saksama lalu memberi penjelasan hanya dalam benaknya saja. Kinar malas untuk menjabarkan dengan mengetikkan di layar laptopnya. Selain terlalu panjang dan berbelit-belit, Kinar sedang melawan moodnya yang berantakan.Hari ini Kinar sedang mati kebosanan. Jalan satu-satunya adalah hengkang dari rumah dan berakhir di ruangan Anan. Ternyata pilihan untuk ke kantor Anan juga bukan sesuatu yang tepat. Suaminya itu sedang sibuk dan Kinar tidak punya objek untuk melampiaskan marahnya. Ugh, rasanya dongkol luar biasa.“Mau es krim, Bu?” tawar Kamila yang masuk setelah mengetuk pintu. Senyum wanita yang usianya sepantaran dengan Anan itu terukir. “Akan saya belikan.” Kamila sudah akan membawa kedua kakinya menuju

  • Menjadi Istri Kedua CEO   119

    “Jika sudah tidak bisa berjuang, baiknya jangan memberi harapan kosong.” Itu hanya sepenggal saran yang bisa Anan berikan kepada Teguh. “Dia juga manusia sama seperti kamu. Pastinya saat ada harapan yang telah dia lambungkan lalu tidak bisa digapainya, rasa sakit menyerangnya. Jadi putuskan saja ingin mengambil langkah yang bagaimana. Maju atau mundur, berhenti atau bertahan.”Teguh diam. Duduk dengan wajah penuh kebingungan dan sorot mata yang lelah. Teguh belum mendapatkan keputusan hendak membawa hubungan bersama Rani ke mana. Jika tujuannya adalah pelaminan, itu sudah dari awal Teguh angankan kala hubungan ini terbentuk. Namun restu yang tak kunjung datang membuat Teguh serba galau. Harus bagaimana?“Kamu ini pria. Sejatinya kamu akan memperjuangkan apa yang menurut kamu tepat dan nyaman di hatimu. Tidak lembek seperti kerupuk terguyur air,” cibir Anan. Meski kalimatnya tidak sadis, seharusnya itu mampu menembus harga diri Teguh untuk bisa bangkit dari keterpurukannya. “Jika di aw

DMCA.com Protection Status