Share

39

Kembali bersitegang dengan Zahra adalah sesuatu yang Banyu benci.

“Tapi benar, ‘kan kalau itu kamu?”

Yang membuat mood Banyu amblas ke dasar bumi. Tuduhan yang Zahra layangkan tidak mendasar sama sekali. Tidak ada bukti yang bisa ditunjukkan hanya bermodalkan ‘katanya’. Miris. Hidup menuruti katanya yang di sampaikan dari orang lain. Tidak ada hasil yang membaik selain menuju pada kehancuran.

“Aku di rumah, jelas!?” Sudah ketiga kalinya jawaban Banyu sama dan memang itu yang terjadi. “Kamu lupa?” Wajah Banyu merah padam sementara Zahra tetap keras kepala dengan tuduhannya. “Aku demam dan kamu berada di apartemenku. Kamu yang membelikan obat penurun demam serta memasakkan aku bubur. Kamu gila menyimpulkan hal yang tidak aku lakukan?”

“Setelahnya aku pulang. Bisa saja, ‘kan kamu pergi dengan wanita itu? Sania tidak mungkin salah lihat. Jelas-jelas itu kamu. Kamu lupa pernah punya janji apa ke aku? Kamu bilang tidak akan pernah menginjakkan kakimu ke kelab dan segala bentuk hiburan malam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status