Share

39

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-06 05:59:54

Kembali bersitegang dengan Zahra adalah sesuatu yang Banyu benci.

“Tapi benar, ‘kan kalau itu kamu?”

Yang membuat mood Banyu amblas ke dasar bumi. Tuduhan yang Zahra layangkan tidak mendasar sama sekali. Tidak ada bukti yang bisa ditunjukkan hanya bermodalkan ‘katanya’. Miris. Hidup menuruti katanya yang di sampaikan dari orang lain. Tidak ada hasil yang membaik selain menuju pada kehancuran.

“Aku di rumah, jelas!?” Sudah ketiga kalinya jawaban Banyu sama dan memang itu yang terjadi. “Kamu lupa?” Wajah Banyu merah padam sementara Zahra tetap keras kepala dengan tuduhannya. “Aku demam dan kamu berada di apartemenku. Kamu yang membelikan obat penurun demam serta memasakkan aku bubur. Kamu gila menyimpulkan hal yang tidak aku lakukan?”

“Setelahnya aku pulang. Bisa saja, ‘kan kamu pergi dengan wanita itu? Sania tidak mungkin salah lihat. Jelas-jelas itu kamu. Kamu lupa pernah punya janji apa ke aku? Kamu bilang tidak akan pernah menginjakkan kakimu ke kelab dan segala bentuk hiburan malam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua CEO   40

    Kusut adalah suatu kondisi di mana wajah tidak terlihat segar sama sekali meski sudah menggunakan rangkaian skincare. Itu yang Banyu Himawan alami. Pagi ini, moodnya belum membalik seperti sedia kala atau layaknya pagi-pagi yang biasa dilaluinya. Zahra Amira menjadi beban tambahan yang tidak bisa Banyu singkirkan semudah mengedipkan mata. Andai itu bisa, Banyu ingin memindahkan Zahra ke Segitiga Bermuda. Biarlah lenyap di telan bumi ketimbang harus menggerecoki hidup Banyu.Gila saja Banyu harus hidup susah dengan uang dari penghasilannya yang pas-pasan. Zahra tidak berpikir jika Banyu menjadi tulang punggung keluarganya selepas Ayahnya yang meninggal. Meski menghidupi Ibu dan Adiknya di kampong tidaklah berat, namun Banyu sadar untuk kesejahteraan dan masa depan Adiknya haruslah cerah. Banyu tidak mau Adiknya menjalani kehidupan seperti yang Banyu alami. Banyu tidak mau masa tua Ibunya terbuang sia-sia dengan sisa-sisa kelelahan demi menaikkan derajat kedua anaknya.Jangan harap Bany

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   41

    Apakah Zahra yakin? Apakah memang ini yang Zahra kehendaki: melepas Banyu dan mengakhiri hubungan keduanya?Sangat disayangkan bukan? Zahra pernah jatuh sejatuh-jatuhnya kepada sosok Banyu. Yang memberinya banyak cinta di saat kondisi Zahra benar-benar down. Hanya karena satu pengkhiantan, Zahra memilih menjadi gila sementara ada Banyu yang datang mengucurinya kasih sayang. Apa iya serius ingin berakhir begitu saja?Zahra mengembuskan napasnya. Memutar kursi kerjanya dan meninggalkan laptop dengan berlembar-lembar dokumen yang harus dipelajarinya. Zahra layangkan netra beningnya yang hampa ke luar. Bandung dalam suasana panas dan cerah. Gedung-gedung pencakar langit yang berdekatan dengan tempatnya bekerja cukup memberi hiburan bagi mata Zahra yang kosong.Ingatan Zahra melayang pada malam itu. Mungkin omongan Banyu memang benar. Zahra ingat, dirinya merawat Banyu yang demam meski tidak sampai pagi. Tapi setidaknya itu sudah menjadi bukti yang nyata jika Banyu memang berada di apartem

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   42

    Kinar Dewi memilih cokelat dingin sebagai minumannya di siang yang terik ini. Bandung dan cuacanya sesekali menjadi sahabat dekat namun bisa juga berlaku seperti musuh. Hanya saat hujan mengguyur bumi pasundan, Kinar akan membutuhkan cokelat panas sebagai temannya. Tapi kali ini, selain teriknya matahari yang menyengat kulit, Kinar juga ingin misuh-misuh. Anan Pradipta penyebabnya. Pria itu merusak mood Kinar yang setengah matu jungkir balik mengembalikannya.“Bapak mengajak saya bertemu hanya untuk menikmati cokelat dingin ini di restoran baru, begitu?” Kinar tersenyum sinis dengan wajah penuh kekesalan. “Bapak memang pengangguran, sekarang saya yakin.”“Sesibuk-sibuknya saya, ketika saya bisa menyisihkan waktu untuk menemui kamu, maka jawabannya harus ‘ya’. Kamu dilarang menolak ajakan saya bahkan perintah saya. Saya tidak menerima itu semua.”Kinar menggelengkan kepalanya penuh keheranan. Karena memang percuma mendebat seorang Anan Pradipta yang punya jawaban atas seribu tanya sela

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   43

    Banyu Himawan tidak ingin terkejut. Tapi tetap saja bertemu dengan Kinar Dewi setelah sekian tahun bukan suatu harapan yang Banyu panjatkan dalam doanya. Rasanya ini seperti karma. Saat batin sucinya membandingkan Kinar dengan Zahra, wanita yang pernah merajut cinta dengannya itu muncul di hadapannya. Dengan wajah yang bertambah cantik serta penampilan yang menarik. Banyak perubahan yang terjadi dalam diri Kinar dan Banyu tergiur akan rasa penasarannya.Banyu ingin tahu, apa yang saja yang telah Kinar alami setelah berpisah darinya? Meski terlihat baik-baik saja, kedalaman hati seseorang tidak ada yang bisa mengira. Bukan ingin sombong, tapi Banyulah orang yang selalu ada dan paling mengerti tentang Kinar. Banyu yang menjadi penyemangan untuk Kinar di saat mimpi-mimpi buruk itu selalu datang di setiap malamnya.“Baik. Halo juga mantan,” balas Banyu yang Kinar sambut dengan senyuman paling manis. Bahkan senyum yang Kinar lemparkan pun masih sama seperti dahulu. “Aku tidak menyangka aka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   44

    Banyu melihat dengan jelas cincin yang tersemat di jari Kinar. Serta ucapan Anan yang menyatakan jika mereka adalah pasangan kekasih yang sebentar lagi akan menikah cukup membuat Banyu berpikir keras. Memutar otaknya dengan cepat, Ivana memang gila dan benar-benar menjalankan rencana yang sudah lama wanita itu susun dengan rapi. Tapi Kinar yang masuk ke dalam perjalanan rumah tangga Anan dan Ivana tidak ada dalam bayangan Anan. Sekejap mata pun Anan tidak pernah membayangkan hal itu.“Ini pertama kalinya aku bertemu secara langsung sama Anan Pradipta. Selama ini yang selalu aku dengar hanya nama dan prestasinya saja. Wah …”Terang-terangan Zahra memuji dan menunjukkan rasa kagumnya pada seorang Anan Pradipta. Banyu tidak akan mangkir dari rasa cemburu yang menggerus dadanya. Meski tidak terlihat tulus menjalin hubungan dengan Zahra, lantaran wanita itu adalah tunangannya, Banyu tetap merasakan sakit hati. Mengingat status sosialnya yang tidak sepadan dengan Anan sementara Zahra terlih

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   45

    Akhir-akhir ini Ivana terlalu banyak berpikir. Perkataan Stefani sedikit mengganggunya dan menimbulkan rasa penasaran yang tak berkesudahan. Inginnya Ivana mencari tahu kebenarannya namun karena takut sakit hati, Ivana hanya diam dan menghela napasnya dalam-dalam. Pikirannya kacau maksimal dan Ivana tidak menyukai kondisi yang seperti ini.“Suatu hal yang aneh jika kamu bisa murung seperti ini.”Adalah suara milik Banyu Himawan yang datang ke rumah pribadi Ivana. Rumah yang bahkan Anan sendiri tidak tahu jika ini milik Ivana.“Aku dilarang sedih, begitu maksud kamu?”Wanita dan hatinya yang lembut suatu hal yang tidak bisa diganggu gugat. Banyu hanya mengatakan apa yang ada di dalam kepalanya. Sekadar basa-basi guna memecah keheningan saat dirinya memasuki rumah ini.“Rumah yang sepi dan kosong bukan gaya kamu sekali.” Banyu hampiri Ivana yang duduk di kursi barnya. “Walaupun hanya sendiri, kamu biasa memutar musik agar tidak merasakan suasana sepi.”“Bosan,” jawab Ivana asal sembari

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   46

    “Kadang saya iri melihat kehidupan orang-orang.”Kinar menoleh seraya menghentikan dorongan pada troli belanjaannya. Menatap sejenak wajah Yosi, seseorang yang Kinar panggil ‘Teteh’ lewat telepon beberapa menit yang lalu.“Teteh ada masalah?” Kinar hanya bisa mengajukan tanya seperti itu dulu sebelum memberi komentar panjang lebar. Tabu jika langsung merespons tanpa tahu apa permasalahannya lebih dulu.“Tidak juga.” Ada keraguan yang tersirat di balik jawabannya. Kaki Yosi melangkah ke depan dan Kinar mengikutinya. Menyusuri rak-rak makanan ringan seperti yang Kinar mau. “Tapi hidup jika tidak ada masalah bukan hidup namanya, ‘kan?”Siapa pun akan setuju mendengar ini bahkan Kinar sudah mengangguk sebagai pembenaran. Dan masalah hadir tanpa ada yang bisa menebak mau pun memprediksi. Masalah dalam hidup hadir bak kembang api yang menimbulkan euforia kehebohan sebelum berakhir dengan solusi. Tergantung apa jenis masalahnya maka si pemilik masalah itulah yang akan menentukan jalan keluar

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Menjadi Istri Kedua CEO   47

    Sekarang tinggal Kinar seorang diri. Setelah memberi banyak penjelasan panjang lebar kepada Yosu, wanita itu telah pulang dengan di jemput sang suami. Tersisa Kinar dengan banyak kantong belanjaan yang terpaksa membuatnya menghubungi Anan. Beruntungnya, pria itu dengan gesit mau menjemputnya meski Kinar tetap harus menunggu. Salahnya juga meminta tolong pada orang yang super sibuk.Namun alih-alih menikmati masa menunggu kedatangan Anan sebelum nantinya beradu mulut, Kinar malah mengizinkan otaknya berdebat dengan batinnya sendiri. Nasihat yang Yosi tinggalkan masih membekas di benak Kinar. Meski bukan menyalahkan keputusannya, Kinar tahu maksud baik Yosi. Toh tidak ada salahnya juga mendengarkan pendapat orang lain terlebih Yosi sudah menelan asam asinnya garam kehidupan.Masalahnya adalah Kinar Dewi sendiri. Merasa bimbang sekali lagi, Kinar meneguk minuman dinginnya meski di sore itu gemuruh mendung sudah melukis kota kembang tersebut. Kopi dingin yang tidak biasanya Kinar nikmati

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   127

    “Aduh lupa!”Teriakan Ara membuat Kinar yang sedang santai menikmati minuman dinginnya terpaksa harus menoleh. Ara si pemilik suara kecil agak cempreng dengan rambut berwarna merah gelap membuat Kinar geleng-geleng kepala. Bukan sekali, dua kali Ara menjadi heboh sendiri. Namun terlalu sering sehingga Kinar hafal betul dengan wanita yang lebih muda dua tahun di bawahnya itu.“Nggak kamu catat dulu?” tanya Kinar kalem.“Kamu kalem banget, sih, Nar?” Ara terkekeh dengan kepala bergoyang mirip bolo-bolo. “Padahal aku ini nggak ada kalemnya sama sekali tapi kamu sabar banget menghadapi aku yang super random ini.”“Aku juga random kok.” Kinar membela dirinya sendiri.Kinar sungkan saat ada orang lain yang menilai dirinya hanya dari covernya saja. Kinar selalu mendapat penilaian positif dan itu sedikit membuatnya sungkan. Yang sebenarnya terjadi adalah kebalikannya. Kinar juga punya momen-momen tertentu untuk meledak. Kinar juga bisa marah pada hal-hal kecil yang membuat orang sekitarnya te

  • Menjadi Istri Kedua CEO   126

    Prinsip hidup yang selama ini Anan pegang cukup sederhana. Dengan tidak mencampuri urusan orang lain, arti dari ketenangan yang sebenarnya sudah Anan dapatkan. Tapi namanya manusia memang suka lupa diri dan semena-mena.Di saat Anan bersikeras tidak mau mendengar apa pun masalah dan keluh kesah orang lain, justru Tuhan mempertemukan dengan manusia-manusia yang sifatnya meribetkan. Dan Anan harus menjadi pendengar yang baik sedangkan itu tidak pernah tersemat sedikit pun di dalam dirinya.“Kita terlalu keras, ya?” tanya Kinar sembari merapikan dasi dileher Anan. “Aku terdengar kejam.”“Itu demi kebaikan mereka. Lagi pula mereka datang kepada kita sudah bentuk kesalahan fatal. Kita hanyalah saudara jauh dan yang seharusnya mereka datangi adalah keluarganya.” Anan tetap tidak mau salah dan pendapatnya adalah yang paling benar.Kinar mengembuskan napasnya. Tangan kanannya mengusap jas Anan seolah ada debu yang menempel di sana.“Kalau itu terjadi pada anakmu ….” Kinar tak kuasa melanjutka

  • Menjadi Istri Kedua CEO   125

    Tentang hidup ….Kinar Dewi tidak mengharapkan apa-apa selain baik-baik saja. Maksud dari baik-baik saja di sini bukan sekadar adem ayem dengan segudang uang dan fasilitas yang telah terpenuhi. Namun jauh dari masalah walaupun itu mustahil. Namun setidaknya meminimalisir problem selalu Kinar usahakan.Seperti pagi ini contohnya. Tidak tahu dari mana datangnya. Kinar tidak mau menebak atau menyalahkan salah satu pihak. Bagi Kinar, masalah itu tercipta karena ada pihak-pihak tertentu yang terlibat. Mau dibalas penuh emosi bak kebakaran jenggot, masalah itu telah tercipta. Dan konyol kalau misalnya masalah itu muncul sendiri.“Jadi siapa yang mulai duluan?” tanya Kinar tegas dan jelas.Semua mata yang ada di ruang tamu rumahnya menatap Kinar dengan tatapan mata yang berbeda-beda. Anan yang santai sambil menarik napasnya dalam-dalam. Kinar tahu, semalaman Anan lembur karena ini awal bulan dan baru bisa memejamkan matanya subuh tadi. Sekarang pukul tujuh pagi yang artinya tidur Anan amatla

  • Menjadi Istri Kedua CEO   124

    “Emang orangnya kayak gitu?” tanya Anan sambil mendorong troli belanja. Kinar mengajak Anan berbelanja sayur, buah dan kebutuhan lainnya. Mumpung sekalian dekat dengan supermarket.Anan mendengar ucapan terakhir Rika yang menurutnya amatlah nyelekit. Sedangkan Kinar memberi respons yang santai dan biasa saja. Seakan-akan memang istrinya itu sudah biasa mendengar kalimat tersebut.“Mungkin,” jawab Kinar sekenanya sambil memasukkan buah-buahan ke dalam troli. “Aku ketemu dan kenal Rika di komunitas menulis beberapa tahun yang lalu. Dan kita nggak dekat-dekat banget buat bertukar nasib hidup.”“Kamu nggak kesinggung? Minimal kamu keluarin ekspresi marahlah biar dia sungkan dan jera.”“Buat apa?” Kinar membalikkan tubuhnya ke belakang di mana Anan berdiri. “Kalau aku marah, aku nggak ada bedanya sama dia dan aku punya level yang sama kayak dia sedangkan aku paling anti buat lakuin itu.”“Kenapa?” Anan penasaran dan terus mengejar jawaban dari Kinar. “Sesekali marah nggak akan bikin kamu r

  • Menjadi Istri Kedua CEO   123

    “Sebenarnya titik kehidupan masing-masing orang itu berbeda.” Kinar mengatakan sesuai pengalaman yang pernah dialaminya. “Aku berada di posisi ini karena aku pernah merasakan titik terendah dalam hidupku yang mana aku ingin mati. Tapi aku sadar, semengenaskan apa pun kehidupanku waktu itu, selalu ada takdir milik orang lain yang paling mengerikan. Dan untuk itu aku hanya bisa mensyukuri jalanku.”Rika hanya mengangguk. Rekan sesama penulis Kinar itu sedang mencurahkan isi hati dan pikirannya. Yang jika Kinar menilai itu adalah sebuah ujian yang tiap-tiap orang selalu merasakannya. Kinar enggan berkomentar panjang lebar. Toh masa-masa sulit yang pernah Kinar lalui telah lewat. Sekarang yang tersisa hanyalah secuil nasihat dan kenangan yang memang patut untuk dikenang.“Orang-orang kalau ngomong selalu enak.” Rika seruput es tehnya. “Tau kok soalnya cuma tinggal ngomong doang. Enak ya jadi kamu, seneng ya jadi kamu, nggak perlu effort berlebih hidup kamu udah kejamin. Andai mereka tau g

  • Menjadi Istri Kedua CEO   122

    “Kali ini tentang apa?”Kinar menyeruput cokelat dinginnya dengan santai dan hidupnya memang sesantai itu sekarang. Setelah menjadi Nyonya Pradipta, kegiatan Kinar selain menulis adalah berkumpul bersama para kalangan atas. Yang jika Kinar jabarkan bagaimana rasanya … itu membosankan. Jujur saja, Kinar lebih suka hidupnya yang sederhana dan biasa-biasa saja. Tidak banyak kegiatan selain menulis, rebahan, menonton sendirian di bioskop dan makan nasi padang. Bonusnya jalan-jalan sore di alun-alun dan belie s krim.Dalam benak Kinar terbersit kerinduan masa lalunya yang sangat sulit untuk dirinya ulang kembali. Bukannya tidak mau kembali ke masa itu. Kinar hanya harus bertindak penuh kehati-hatian. Karena siapa, sih, yang nggak kenal sama keluarga Pradipta?Media yang tersembunyi di dalam pelosok saja tahu mereka. Maka dari itu Kinar harus menyamar terlebih dulu jika ingin menikmati masa lalunya. Agar orang-orang tidak tahu identitasnya terlebih wajahnya yang sudah tersorot oleh penjuru

  • Menjadi Istri Kedua CEO   121

    “Segala sesuatu di dunia ini ada harganya. Tidak ada nilai yang tidak bisa diubah menjadi uang. Orang yang berani mengatakan cinta adalah hal tidak ternilai itu seperti pencuri yang mencuri barang gratis. Jika kamu tidak bisa membeli kebahagiaan dengan uang, itu karena kamu tidak punya cukup uang.”Kinar Dewi hanya memandangi Ivana dengan sungguh-sungguh. Wanita elegan itu menyeruput kopi panasnya yang masih mengeluarkan asap dengan santai. Sore hari di Bandung dan kemacetan yang terjadi di mana-mana. Semilir angin dan gulungan awan hitam bisa Kinar lihat dari kaca jendela. Tempat duduknya memiliki spot tertuju ke mana saja dan pojokan adalah favorit Kinar sejak dulu.“Uang lagi dan cinta bukan sesuatu yang harus kita khawatirkan. Aku membeli Banyu bukan dengan hatiku meski ada kontrak di atas hitam putih tapi uangku lebih berkuasa. Itulah kenapa kita perlu menjadi kaya agar bisa membeli apa pun yang kita mau. Ini terdengar egois karena tidak semua orang terlahir dengan privilege. Ya

  • Menjadi Istri Kedua CEO   120

    Pada akhirnya ....Di dunia ini, ada tiga jenis manusia, yaitu, ada yang seperti makanan, selalu dibutuhkan orang lain, ada yang seperti obat, diperlukan oleh orang lain saat sakit, dan ada yang seperti penyakit, selalu dibenci oleh orang lain.Kinar membaca tulisannya sendiri dengan saksama lalu memberi penjelasan hanya dalam benaknya saja. Kinar malas untuk menjabarkan dengan mengetikkan di layar laptopnya. Selain terlalu panjang dan berbelit-belit, Kinar sedang melawan moodnya yang berantakan.Hari ini Kinar sedang mati kebosanan. Jalan satu-satunya adalah hengkang dari rumah dan berakhir di ruangan Anan. Ternyata pilihan untuk ke kantor Anan juga bukan sesuatu yang tepat. Suaminya itu sedang sibuk dan Kinar tidak punya objek untuk melampiaskan marahnya. Ugh, rasanya dongkol luar biasa.“Mau es krim, Bu?” tawar Kamila yang masuk setelah mengetuk pintu. Senyum wanita yang usianya sepantaran dengan Anan itu terukir. “Akan saya belikan.” Kamila sudah akan membawa kedua kakinya menuju

  • Menjadi Istri Kedua CEO   119

    “Jika sudah tidak bisa berjuang, baiknya jangan memberi harapan kosong.” Itu hanya sepenggal saran yang bisa Anan berikan kepada Teguh. “Dia juga manusia sama seperti kamu. Pastinya saat ada harapan yang telah dia lambungkan lalu tidak bisa digapainya, rasa sakit menyerangnya. Jadi putuskan saja ingin mengambil langkah yang bagaimana. Maju atau mundur, berhenti atau bertahan.”Teguh diam. Duduk dengan wajah penuh kebingungan dan sorot mata yang lelah. Teguh belum mendapatkan keputusan hendak membawa hubungan bersama Rani ke mana. Jika tujuannya adalah pelaminan, itu sudah dari awal Teguh angankan kala hubungan ini terbentuk. Namun restu yang tak kunjung datang membuat Teguh serba galau. Harus bagaimana?“Kamu ini pria. Sejatinya kamu akan memperjuangkan apa yang menurut kamu tepat dan nyaman di hatimu. Tidak lembek seperti kerupuk terguyur air,” cibir Anan. Meski kalimatnya tidak sadis, seharusnya itu mampu menembus harga diri Teguh untuk bisa bangkit dari keterpurukannya. “Jika di aw

DMCA.com Protection Status