Hari berikutnya Adara merasa cukup kepikiran dengan barang-barang miliknya yang sedikit berharga masih tertinggal di kost.
Hingga setelah sarapan dia memutuskan untuk kembali ke kost dan tentunya sebelum itu dia harus mendapat izin terlebih dahulu dari calon mertuanya. Setelah mengganti pakaian dengan kaos putih dan juga celana jeans di sertai sepatu berwarna putih, Adara mengambil tas selempang miliknya dan keluar dari kamarnya. gadis itu menuruni tangga dan dapat dia lihat ketiga calon keluarga barunya tengah berada di ruang tengah. "Dara sayang, kamu mau kemana?" tanya Kelly. "Dara izin ya Ma, Pah. Dara mau ke kost sebentar ambil beberapa barang yang menurut Dara penting," "Sendiri?" tanya Antonio. Dengan mantap Dara pun mengangguk. "Alah paling juga mau ketemu pacarnya tuh Mah, Pah. kan dia idah dapet duitnya," sahut Jesslyn ya g seolah ingin memanaskan suasana. Adara hanya merotasikan bola matanya melihat tingkah Jesslyn yang sangat bocah sekali. "Hust, Jesslyn jaga bicara kamu, Dar itu kakak ipar kamu, jadi kamu harus hormati dia," ucap Kelly menegur putrinya. "Dih, ogah. Dia bukan tiang bendera yang harus Jesslyn kasih hormat," "Bukan begitu juga maksud mama kamu, Jesslyn!" "Iya iya iya, Mama sama Papa belain aja dia terus, belain!" Adara kembali menggelengkan kepala melihat tingkah adik iparnya itu. "Sudah Mah, Pah! Jesslyn kayaknya emang lagi red days makanya dia jadi sensitif begitu," ucapnya yang berhasil membuat Jesslyn justru melotot kearah ya. "Ya sudah, kalau begitu kamu pergi di antar Bim saja ya, Mama gak mau kamu pergi sendiri nanti kalau ada apa-apa di jalan gimana?" "Iya Ma!" pasrahnya. Akhirnya Adara pun pulang ke kost dengan di antar oleh Bim dengan menggunakan mobil. Selama di perjalanan suasana di dalam mobil itu sangat canggung. Mengingat Adara masih cukup kesal dengan Pria itu jadi dia hanya mendiamkannya saja. Bim pun merasa tidak harus membuka kata dengan calon Nona mudanya itu sehingga dia juga diam disaat Adara pun terdiam. Beberapa menit kemudian Adara sampai di tempat kostnya yang baru beberapa hari dia tempatin. "Eh Dara, dari mana aja kok baru pulang?" tanya salah satu penghuni kost saat melihat Dara yang hendak membuka pintu kostnya. Kost yang di tempati Adara memang masuk dalam kategori bebas, sehingga beberapa penghuni memang mereka yang sudah berumah tangga. "Gak kemana-mana kok mbak Ema, cuma nginep di rumah temen," jawabnya yang berusaha untuk tetap ramah. Namun wanita yang di panggil mbak Ema itu justru memicingkan mata curiga. Adara yang faham kemana arah pemikiran wanita bersuami itu hanya menghela nafas sabar dan berusaha mengabaikan. "Nginep ke rumah temen kok pulang-pulang di antar mobil mewah. Jangan jangan kamu aneh-aneh ya di luaran sana. ih sayang banget yang katanya berpendidikan tinggi tapi ujung-ujungnya malah jual diri," ucapnya lengkap dengan ekspresi julid layaknya ibu ibu komplek. Adara yang jengan pun langsung masuk kedalam kamar kost dan menutup pintu dengan keras. "E copot e copot ... hih dasar gak punya sopan santun!" geramnya. "Kenapa sih Mbak Ema kok marah marah sendiri?" tanya penghuni kost lain yang keluar saat mendengar suara pintu kamar Adara. "Itu loh Yuk, si Dara kan dari kemaren gak pulang, nah sekarang pulang pulang di anter sama mobil mewah, ya aku tanya lah jangan-jangan dia aneh-aneh di luar sana, eh anaknya malah marah," "Emang iya mbak?" tanya Ayu dengan jiwa kepo dan julid nya. "Iya, tuh lihat sendiri kalau gak percaya mobilnya masih nunggu di depan," kata mbak Ema. Adara sendiri masih mendengar percakapan Atu dan mbak Ema yang cukup terdengar dari dalam kamar kostnya. Gadis itu hanya bisa menghela nafas dengan mulut julid tetangga kostnya itu, berusaha abai dan terus membereskan barang-barangnya. Setelah beberapa saat Adara kembali keluat dengan membawa tas ransel yang berisi beberapa baju dan perlengkapan lainnya yang dia bawa saat masuk ke kost ini. saat keluar Adara bisa melihat beberapa wanita sudah berkumpul di depan kamar kostnya hanya untuk mengghibah. "Eh Dara, kamu beneran jual diri?" tanya salah satu dari mereka. "Apasih buk ibuk, kalau pun saya jual diri emangnya ngerugiin kalian? Enggak kan. Jadi mending diem dan urusin rumah tangga masing-masing dari pada ngurusin hidup orang lain. Hutang masih di sana sini juga sok sokan ngomentari hidup orang lain, cih" balas Adara yang sontak membungkam mulut mereka termasuk mbak Ema sang biang informasi hoax. "Eh Ra, kalau di kasih tau orang itu di dengerin," kata Ayu. "Ayu, gue tau kalau lo iri lihat gue dateng pakek mobil mewah, sok atuh kalau mau ikutan jual diri biar bisa naik mobil mewah juga," ledeknya di sertai kekehan kecil meremehkan. Adara memang tau betul sifat ayu meski baru beberapa hari tinggal di kost ini, karena sejak awal Adara datang membawa barang-barang dalam kategori lumayan mahal di mata Ayu, gasis itu sudah memperlihatkan rasa iri terhadap Adara dengan sering menyindirnya dan tentu tidak jauh jauh dari barang-barang yang di bawa Adara. "Nona Muda, apa sudah selesai?" tanya Bim yang tiba-tiba berada di sebelah Adara. Sosok Bim yang cukup gagah dan tampan membuat mata penghuni kost yang baru saja menghakimi Adara pun melotot termasuk Ayu yang bahkan sudah meneteskan air liurnya. "Ck, dasar anjinh!" ucapnya cukup keras hingga terdengar oleh mereka semua. "Dara jadi bener kamu jual diri?" tanya Ayu dengan Nada keras. Bim yang mendengar pernyataan itu pun mengerutkan keningnya. Sepertinya kini dirinya faham mengapa nona mudanya ini cukup lama keluarnya. "Jual diri?" tanya Bim dengan kening mengernyit. "Iya jual diri, dan Om kan yang makek Dara?" "Maaf Nona, atas dasar apa anda mengatai nona muda saya jual diri? Tanpa jual diri pun nona muda saya sudah kaya, dan berkecukupan. Dan lagi saya bukan om om yang seperti anda maksud itu, disini saya sebagai asisten serta bawahan nona muda jadi kerja saya ini HALAL," tegas Bim. Adara sampai tidak percaya jika Bim bisa berbicara panjang lebar kali tinggi seperti itu apalagi hanya untuk membelanya. "Tuh dengerin! Makanya kalau punya hati tuh isinya jangan iri dengki melulu, kalau salah sasaran kan malu jadinya. Oh ya dan juga lain kali kalau dapat berita di saring dulu, berita hoax di percaya emang dasar mulut netizen, cih!" "Maaf Dara," ucap beberapa dari mereka kecuali mbak Ema dan juga Ayu. "Mati Nona Muda!" Bim pun membawa ransel Adara dan berjalan di belakangnya layaknya bodyguard. Sebelum benar benar meninggalkan kost Adara memberikan kunci kost terlebih dahulu kepada penjaga kost dan mengatakan jika dia sudah tidak tinggal di sana lagi. Setelah urusan disana benar benar selesai mobil yang di tumpangi Adara pun melaju pesat meninggalkan mereka yang masih menatap kagum pada mobil mewah itu.“Apa!!! Jadi istri? Enggak saya gak mau!” tolaknya dengan tegas. “Maaf Nona, tapi memang itu yang mau saya tawarkan dengan ada,” “Pokoknya saya gak mau titik gak pakek koma apalagi tanda tanya,” Gadis itu menghela nafasnya kasar sembari menyugarkan rambutnya kebelakang. “Gila aja! Niat saya mau cari kerja bukan jadi istri orang. Mana orangnya lumpuh lagi, bilang aja kalau mau cari pengasuh gratis,” “Semua fasilitas ini bisa anda gunakan selama anda menjadi istri tuan saya, anda juga akan mendapat uang bulanan dengan jumlah yang tidak akan anda dapat jika anda bekerja di luar sana,” “Gak butuh! Saya gak cuma butuh uang tapi juga butuhnya kebebasan! Kalau jadi istri orang yang ada saya udah gak bisa bebas lagi,” “Tapi anda sudah tanda tangan kontrak jadi anda sudah tidak bisa membatalkannya, atau akan ada harga yang harus anda bayar, dan itu jauh lebih banyak dari yang anda bayangkan” Sial, tau gini gue gak akan ikut sama orang stress ini tadi. Ini termasuk penipuan gak
Hingga sekarang disinilah Adara berada. Di sebuah bangunan mewah yang bisa di bilang mansion.Namun anehnya bangunan itu terlihat sangat sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya, hanya terlihat satu dua pelayan yang terlihat membersihkan halaman.Padahal tanpa Adara tau saat ini banyak pasang mata yang tengah memperhatikannya dari tempat tersembunyi.Mereka adalah para penjaga yang memang di tugaskan untuk menjaga mansion dan memang sengaja tidak terlihat di permukaan, agar jika di lihat mansion ini seperti rumah-rumah pada umumnya, dan tidak terlalu mencolok karena ada penjagaan yang ketat.Setelah aksi perdebatan yang cukup panjang dengan pria yang di tolongnya tadi, akhirnya Adara mau tidak mau harus ikut dengan pria itu, karena untuk membayar dendanya pun Adara tidak memilki uang.“Mari ikut saya, Nona” ucap pria itu.Adara dengan langkah pelan mengikuti pria itu, namun matanya masih menatap kagum bangunan di depannya.“Bangunan ini cukup modern, halaman luas, ada air mancur,
Adara benar benar shock, dia tidak bisa bereaksi apapun saat ini selain terkejut.Astaga apalagi ini? Tadi katanya lumpuh sekarang malah koma. Jadi ini ceritanya gue bener bener di jadiin pengasuh, ya? Batinnya memelas.“Iya Dara, Dallen saat ini masih koma. Sudah terhitung 3 bulan dia belum sadar. Mama harap kamu bisa ya terima kondisi anak mama, sebenarnya mama merasa gak enak sama kamu, secara kamu sebenarnya terpaksa menerima semua ini,”Nah itu tau, kenapa masih maksa. Ucapnya yang tentu saja hanya dalam hati mana berani Adara mengatakan langsung saat melihat bagaimana sedihnya wajah Kelly saat ini.“Emmm … gimana ya, emang kalau Dara nolak masih bisa Ma?” tanya Adara penuh harap.“Gak bisa!!” jawab Antonio dan Kelly serempak.Adara menghela nafasnya kasar, jadi sekarang mau tidak mau Adara memang harus menerima nasibnya. Dia hanya berharap semoga hidupnya tidak di persulit saat menjadi istri dari Dallen yang saat ini tengah koma dan di vonis lumpuh.“Baiklah, Papa anggap kamu se
Adara yang terkejut reflek menarik kembali tangannya, gadis itu berdiri dan bisa dia lihat Jesslyn berjalan kearahnya dengan ekspresi marah dan nafas yang memburu.Plaakk ….Satu tamparan mendarat mulus di pipi Adara. Gadis itu sampai menoleh karena tamparan keras yang di layangkan Jesslyn padanya.“Dasar perempuan jal*ng, lo mau ambil kesempatan di saat abang gue gak sadar, iya?” geramnya.Adara menghela nafasnya, kemudian dia menatap Jesslyn tajam.“Kalau gitu, noh lo aja yang ngurusin abang lo!!” Adara melemparkan handuk basah yang ada di tangannya pada Jesslyn.“Gue cuma melakukan tugas gue, gue mau bersihin tubuh abang lo, gue juga cukup tau diri dan gak akan lihat aset abang lo,”“Alaaah ngeles aja lo! Kalau gue gak dateng lo pasti juga udah melakukan hal lebih sama abang gue,” ucapnya yang kembali melempar handuk basah itu pada Adara.Tak lama kemudian Antonio dan Kelly datang.“Ada apa ini?” tanya Antonio.“Lihat Pah, wanita jal*ng ini mau ambil kesempatan buat apa apain bang