Share

Bab 2. Dallen Kratos

Hingga sekarang disinilah Adara berada. Di sebuah bangunan mewah yang bisa di bilang mansion.

Namun anehnya bangunan itu terlihat sangat sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya, hanya terlihat satu dua pelayan yang terlihat membersihkan halaman.

Padahal tanpa Adara tau saat ini banyak pasang mata yang tengah memperhatikannya dari tempat tersembunyi.

Mereka adalah para penjaga yang memang di tugaskan untuk menjaga mansion dan memang sengaja tidak terlihat di permukaan, agar jika di lihat mansion ini seperti rumah-rumah pada umumnya, dan tidak terlalu mencolok karena ada penjagaan yang ketat.

Setelah aksi perdebatan yang cukup panjang dengan pria yang di tolongnya tadi, akhirnya Adara mau tidak mau harus ikut dengan pria itu, karena untuk membayar dendanya pun Adara tidak memilki uang.

“Mari ikut saya, Nona” ucap pria itu.

Adara dengan langkah pelan mengikuti pria itu, namun matanya masih menatap kagum bangunan di depannya.

“Bangunan ini cukup modern, halaman luas, ada air mancur, suasananya juga asri. Oh astaga kenapa persis seperti impian gue,” gumamnya yang terus memperhatikan sekelilingnya.

Tanpa sadar saat ini Adara sudah memasuki pintu utama mansion dan menuju ruang keluarga.

“Selamat sore Tuan besar, dan Nyonya besar!” sapa pria itu sembari membungkuk.

“Hm, sore Bim. Ada apa?” tanya pria paruh baya di depannya.

Pria paruh baya yang di panggil Bim itu terdiam sejenak mengatur nafasnya dan barulah dia berbicara.

“Begini, saya sudah menemukan calon istri untuk tuan Dallen,”

“Benarkah, kamu serius kan Bim?” tanya wanita paruh baya itu dengan antusias.

“Benar Nyonya, ini Nyonya bisa nilai sendiri,”

Wanita paruh baya itu menatap keberadaan Adara yang sejak tadi terdiam di belakang Bim. Langkahnya mendekat dengan menatap Adara secara intens dari ujung kaki sampai ujung kepala.

“Hm, boleh juga pilihan kamu, Bim. Dapat dari mana?”

Dapat dari mana? Di kira gue barang. Kesal Adara dalam hati.

Bim pun mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga wanita itu. Terlihat wanita itu mengangguk seraya menatap Adara yang masih terdiam.

Bim kembali mundur setelah selesai membisikkan sesuatu pada Nyonya besarnya itu.

“Baiklah, siapa nama kamu?” tanyanya.

“Adara, Nyonya” jawabnya.

“Kenapa kamu mau menjadi istri putra saya, sedangkan kamu juga sudah di beritahu bagaimana kondisinya?”

Adara menghela nafasnya. Gadis itu melemaskan bahunya seraya memasang wajah melas.

“Saya tuh sebenarnya mau cari kerja, Nyonya. Lalu pria itu nawarin saya kerjaan setelah saya menolongnya, tapi gak taunya ternyata dia nipu saya setelah saya tanda tangan kontrak,” jawab Adara kesal sembari menunjuk kearah Bim yang ada di sebelah sang Nyonya tersebut.

“Maaf Nona, tapi saya tidak menipu anda, di kontrak sudah tertulis jelas apa yang saya tawarkan.” sahut Bim membela diri.

“Enak aja, Bapak tadi langsung nyuruh saya buat tanda tangan dan gak ngebiarin saya baca dulu,”

"Itu salah anda sendiri, Nona. Kenapa anda terlalu percaya kepada saya," jawab Bim santai.

“Sudah sudah. Nah Adara, karena kamu sudah tanda tangan, jadi kamu harus menjadi istri anak saya. Sekarang perkenalkan, nama saya Kelly Kratos ibu mertua kamu, kamu bisa panggil saya mama. Dan itu suami saya namanya Antonio Kratos ayah mertua kamu,”

Adara meringis sembari menganggukkan kepalanya, dia rasa sudah tidak ada jalan untuk kabur lagi sekarang selain menerima kesialan yang datang.

“Selamat bergabung dengan keluarga Kratos, Adara. Saya harap kamu senang dan hidup bahagia,” ucap Antonio dengan senyuman lembut.

Sangat berbeda dengan yang di lihat Adara waktu awal dia masuk, terlihat datar dan menyeramkan.

Senang dan bahagia? Gimana ceritanya gue yang tiba tiba jadi istri orang lumpuh ini bisa hidup senang dan bahagia. Nasib sial, tau gini gue gak usah aja nyari kerja. Gue mau pulang. Rengeknya dalam hati.

Terhitung sudah beberapa jam Adara berada di mansion Kratos. Bahkan dia sudah melalui makan malam bersama dengan mertuanya. Yaa, bisa di bilang mertua kan, meski dirinya belum benar benar resmi menjadi menantu di keluarga Kratos.

Namun, ada satu hal yang mengganjal di pikirannya, sejak awal dia masuk dia hanya melihat pasangan paru baya yang akan menjadi mertuanya ini dan juga pria yang bernama Bim tadi, dia sama sekali tidak melihat siapapun lagi selain mereka dan beberapa pelayan.

Sebenarnya dia cukup penasaran dengan pria yang akan menjadi suaminya itu, hanya saja saat akan menanyakannya Adara cukup gengsi.

Apa karena dia lumpuh jadi dia gak ikut makan di meja makan? Tanyanya dalam hati.

“Adara, ayo!!”

“Eh, k-kemana M-Ma?” tanyanya.

“Menemui calon suami mu, kamu pasti sudah penasaran kan?” ucapnya dengan tersenyum manis.

Ya, satu hal yang di syukuri Adara saat ini yaitu dia masih beruntung karena di pertemukan dengan mertua yang baik dan lembut. Adara bisa menyimpulkan seperti itu karena sejak tadi Antonio dan Kelly selalu bersikap lembut padanya.

Entahlah, atau mungkin saja itu hanya taktik mereka untuk mencari perhatian Adara agar mau menerima anak mereka untuk menjadi suaminya.

Saat ini mereka ada di lantai 3 mansion, dan mereka naik menggunakan lift. Setelah keluar dari lift mereka sedikit berjalan kearah kiri dan terlihat pintu besar berwarna hitam di depan mereka.

Perlahan Antonio membuka pintu itu dan mempersilahkan Adara untuk masuk.

Terlihat dari ambang pintu seseorang tengah terbaring di tempat tidur dengan jarum infus yang masih menusuk di punggung tangan kanannya.

“Ayo!”

Adara mengangguk dan mengikuti Kelly yang menuntunnya dengan lembut.

Mata Adara membola sempurna saat melihat rupa pria yang saat ini tengah terbaring di tempat tidur dengan mata terpejam.

Entah ini harus Adara syukuri atau tidak, tapi pria itu terlihat sangat tampan. Struktur wajahnya yang tegas dengan bulu mata lentik di tambah hidungnya yang mancung dan bibir yang terlihat seksi.

Adara segera menggeleng untuk menyadarkan pikirannya.

Gila! Nih cowok ganteng banget, merem aja ganteng apalagi waktu melek. Tapi … kenapa harus lumpuh sih.

“Sayang, dia Dallen Kratos anak sulung Mama yang akan menjadi suami kamu,” ucap Kelly.

Adara tidak tau harus mengatakan apa saat ini, dia bingung dengan situasi yang dirinya alami.

Hingga akhirnya dia tidak ada niatan untuk membalas ucapan kelly dan hanya memandangi pria tampan di depannya.

“Emm, Mah! Kenapa dia tidur terus? Emangnya gak keganggu sama kehadiran kita?” tanya Adara.

“Dallen saat ini masih koma, Dara. Dia sempat melakukan percobaan bunuh diri setelah sadar dari koma sebelumnya dan mengetahui jika dia lumpuh,” jelas Antonio.

“WHAT!!! KOMA?”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status