Hingga sekarang disinilah Adara berada. Di sebuah bangunan mewah yang bisa di bilang mansion.
Namun anehnya bangunan itu terlihat sangat sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya, hanya terlihat satu dua pelayan yang terlihat membersihkan halaman. Padahal tanpa Adara tau saat ini banyak pasang mata yang tengah memperhatikannya dari tempat tersembunyi. Mereka adalah para penjaga yang memang di tugaskan untuk menjaga mansion dan memang sengaja tidak terlihat di permukaan, agar jika di lihat mansion ini seperti rumah-rumah pada umumnya, dan tidak terlalu mencolok karena ada penjagaan yang ketat. Setelah aksi perdebatan yang cukup panjang dengan pria yang di tolongnya tadi, akhirnya Adara mau tidak mau harus ikut dengan pria itu, karena untuk membayar dendanya pun Adara tidak memilki uang. “Mari ikut saya, Nona” ucap pria itu. Adara dengan langkah pelan mengikuti pria itu, namun matanya masih menatap kagum bangunan di depannya. “Bangunan ini cukup modern, halaman luas, ada air mancur, suasananya juga asri. Oh astaga kenapa persis seperti impian gue,” gumamnya yang terus memperhatikan sekelilingnya. Tanpa sadar saat ini Adara sudah memasuki pintu utama mansion dan menuju ruang keluarga. “Selamat sore Tuan besar, dan Nyonya besar!” sapa pria itu sembari membungkuk. “Hm, sore Bim. Ada apa?” tanya pria paruh baya di depannya. Pria paruh baya yang di panggil Bim itu terdiam sejenak mengatur nafasnya dan barulah dia berbicara. “Begini, saya sudah menemukan calon istri untuk tuan Dallen,” “Benarkah, kamu serius kan Bim?” tanya wanita paruh baya itu dengan antusias. “Benar Nyonya, ini Nyonya bisa nilai sendiri,” Wanita paruh baya itu menatap keberadaan Adara yang sejak tadi terdiam di belakang Bim. Langkahnya mendekat dengan menatap Adara secara intens dari ujung kaki sampai ujung kepala. “Hm, boleh juga pilihan kamu, Bim. Dapat dari mana?” Dapat dari mana? Di kira gue barang. Kesal Adara dalam hati. Bim pun mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga wanita itu. Terlihat wanita itu mengangguk seraya menatap Adara yang masih terdiam. Bim kembali mundur setelah selesai membisikkan sesuatu pada Nyonya besarnya itu. “Baiklah, siapa nama kamu?” tanyanya. “Adara, Nyonya” jawabnya. “Kenapa kamu mau menjadi istri putra saya, sedangkan kamu juga sudah di beritahu bagaimana kondisinya?” Adara menghela nafasnya. Gadis itu melemaskan bahunya seraya memasang wajah melas. “Saya tuh sebenarnya mau cari kerja, Nyonya. Lalu pria itu nawarin saya kerjaan setelah saya menolongnya, tapi gak taunya ternyata dia nipu saya setelah saya tanda tangan kontrak,” jawab Adara kesal sembari menunjuk kearah Bim yang ada di sebelah sang Nyonya tersebut. “Maaf Nona, tapi saya tidak menipu anda, di kontrak sudah tertulis jelas apa yang saya tawarkan.” sahut Bim membela diri. “Enak aja, Bapak tadi langsung nyuruh saya buat tanda tangan dan gak ngebiarin saya baca dulu,” "Itu salah anda sendiri, Nona. Kenapa anda terlalu percaya kepada saya," jawab Bim santai. “Sudah sudah. Nah Adara, karena kamu sudah tanda tangan, jadi kamu harus menjadi istri anak saya. Sekarang perkenalkan, nama saya Kelly Kratos ibu mertua kamu, kamu bisa panggil saya mama. Dan itu suami saya namanya Antonio Kratos ayah mertua kamu,” Adara meringis sembari menganggukkan kepalanya, dia rasa sudah tidak ada jalan untuk kabur lagi sekarang selain menerima kesialan yang datang. “Selamat bergabung dengan keluarga Kratos, Adara. Saya harap kamu senang dan hidup bahagia,” ucap Antonio dengan senyuman lembut. Sangat berbeda dengan yang di lihat Adara waktu awal dia masuk, terlihat datar dan menyeramkan. Senang dan bahagia? Gimana ceritanya gue yang tiba tiba jadi istri orang lumpuh ini bisa hidup senang dan bahagia. Nasib sial, tau gini gue gak usah aja nyari kerja. Gue mau pulang. Rengeknya dalam hati. Terhitung sudah beberapa jam Adara berada di mansion Kratos. Bahkan dia sudah melalui makan malam bersama dengan mertuanya. Yaa, bisa di bilang mertua kan, meski dirinya belum benar benar resmi menjadi menantu di keluarga Kratos. Namun, ada satu hal yang mengganjal di pikirannya, sejak awal dia masuk dia hanya melihat pasangan paru baya yang akan menjadi mertuanya ini dan juga pria yang bernama Bim tadi, dia sama sekali tidak melihat siapapun lagi selain mereka dan beberapa pelayan. Sebenarnya dia cukup penasaran dengan pria yang akan menjadi suaminya itu, hanya saja saat akan menanyakannya Adara cukup gengsi. Apa karena dia lumpuh jadi dia gak ikut makan di meja makan? Tanyanya dalam hati. “Adara, ayo!!” “Eh, k-kemana M-Ma?” tanyanya. “Menemui calon suami mu, kamu pasti sudah penasaran kan?” ucapnya dengan tersenyum manis. Ya, satu hal yang di syukuri Adara saat ini yaitu dia masih beruntung karena di pertemukan dengan mertua yang baik dan lembut. Adara bisa menyimpulkan seperti itu karena sejak tadi Antonio dan Kelly selalu bersikap lembut padanya. Entahlah, atau mungkin saja itu hanya taktik mereka untuk mencari perhatian Adara agar mau menerima anak mereka untuk menjadi suaminya. Saat ini mereka ada di lantai 3 mansion, dan mereka naik menggunakan lift. Setelah keluar dari lift mereka sedikit berjalan kearah kiri dan terlihat pintu besar berwarna hitam di depan mereka. Perlahan Antonio membuka pintu itu dan mempersilahkan Adara untuk masuk. Terlihat dari ambang pintu seseorang tengah terbaring di tempat tidur dengan jarum infus yang masih menusuk di punggung tangan kanannya. “Ayo!” Adara mengangguk dan mengikuti Kelly yang menuntunnya dengan lembut. Mata Adara membola sempurna saat melihat rupa pria yang saat ini tengah terbaring di tempat tidur dengan mata terpejam. Entah ini harus Adara syukuri atau tidak, tapi pria itu terlihat sangat tampan. Struktur wajahnya yang tegas dengan bulu mata lentik di tambah hidungnya yang mancung dan bibir yang terlihat seksi. Adara segera menggeleng untuk menyadarkan pikirannya. Gila! Nih cowok ganteng banget, merem aja ganteng apalagi waktu melek. Tapi … kenapa harus lumpuh sih. “Sayang, dia Dallen Kratos anak sulung Mama yang akan menjadi suami kamu,” ucap Kelly. Adara tidak tau harus mengatakan apa saat ini, dia bingung dengan situasi yang dirinya alami. Hingga akhirnya dia tidak ada niatan untuk membalas ucapan kelly dan hanya memandangi pria tampan di depannya. “Emm, Mah! Kenapa dia tidur terus? Emangnya gak keganggu sama kehadiran kita?” tanya Adara. “Dallen saat ini masih koma, Dara. Dia sempat melakukan percobaan bunuh diri setelah sadar dari koma sebelumnya dan mengetahui jika dia lumpuh,” jelas Antonio. “WHAT!!! KOMA?”Adara benar benar shock, dia tidak bisa bereaksi apapun saat ini selain terkejut.Astaga apalagi ini? Tadi katanya lumpuh sekarang malah koma. Jadi ini ceritanya gue bener bener di jadiin pengasuh, ya? Batinnya memelas.“Iya Dara, Dallen saat ini masih koma. Sudah terhitung 3 bulan dia belum sadar. Mama harap kamu bisa ya terima kondisi anak mama, sebenarnya mama merasa gak enak sama kamu, secara kamu sebenarnya terpaksa menerima semua ini,”Nah itu tau, kenapa masih maksa. Ucapnya yang tentu saja hanya dalam hati mana berani Adara mengatakan langsung saat melihat bagaimana sedihnya wajah Kelly saat ini.“Emmm … gimana ya, emang kalau Dara nolak masih bisa Ma?” tanya Adara penuh harap.“Gak bisa!!” jawab Antonio dan Kelly serempak.Adara menghela nafasnya kasar, jadi sekarang mau tidak mau Adara memang harus menerima nasibnya. Dia hanya berharap semoga hidupnya tidak di persulit saat menjadi istri dari Dallen yang saat ini tengah koma dan di vonis lumpuh.“Baiklah, Papa anggap kamu se
Adara yang terkejut reflek menarik kembali tangannya, gadis itu berdiri dan bisa dia lihat Jesslyn berjalan kearahnya dengan ekspresi marah dan nafas yang memburu.Plaakk ….Satu tamparan mendarat mulus di pipi Adara. Gadis itu sampai menoleh karena tamparan keras yang di layangkan Jesslyn padanya.“Dasar perempuan jal*ng, lo mau ambil kesempatan di saat abang gue gak sadar, iya?” geramnya.Adara menghela nafasnya, kemudian dia menatap Jesslyn tajam.“Kalau gitu, noh lo aja yang ngurusin abang lo!!” Adara melemparkan handuk basah yang ada di tangannya pada Jesslyn.“Gue cuma melakukan tugas gue, gue mau bersihin tubuh abang lo, gue juga cukup tau diri dan gak akan lihat aset abang lo,”“Alaaah ngeles aja lo! Kalau gue gak dateng lo pasti juga udah melakukan hal lebih sama abang gue,” ucapnya yang kembali melempar handuk basah itu pada Adara.Tak lama kemudian Antonio dan Kelly datang.“Ada apa ini?” tanya Antonio.“Lihat Pah, wanita jal*ng ini mau ambil kesempatan buat apa apain bang
Hari berikutnya Adara merasa cukup kepikiran dengan barang-barang miliknya yang sedikit berharga masih tertinggal di kost.Hingga setelah sarapan dia memutuskan untuk kembali ke kost dan tentunya sebelum itu dia harus mendapat izin terlebih dahulu dari calon mertuanya.Setelah mengganti pakaian dengan kaos putih dan juga celana jeans di sertai sepatu berwarna putih, Adara mengambil tas selempang miliknya dan keluar dari kamarnya.gadis itu menuruni tangga dan dapat dia lihat ketiga calon keluarga barunya tengah berada di ruang tengah."Dara sayang, kamu mau kemana?" tanya Kelly."Dara izin ya Ma, Pah. Dara mau ke kost sebentar ambil beberapa barang yang menurut Dara penting,""Sendiri?" tanya Antonio.Dengan mantap Dara pun mengangguk."Alah paling juga mau ketemu pacarnya tuh Mah, Pah. kan dia idah dapet duitnya," sahut Jesslyn ya g seolah ingin memanaskan suasana.Adara hanya merotasikan bola matanya melihat tingkah Jesslyn yang sangat bocah sekali."Hust, Jesslyn jaga bicara kamu,
Langkah ragu itu mulai memelan di pertengahan tangga saat mendengar suara tawa bahagia dari mereka yang ada di bawah sana.Adara menatap seorang gadis yang menjadi putri satu-satunya di keluarga ini tengah tersenyum bahagia begitu juga dengan orangtuanya. Hal itu membuat Adara merindukan keluarganya. Entah bagaimana keadaan mereka saat ini sebab Adara sama sekali tidak menghubungi mereka semenjak hidup sendiri.Tuan Antonio menyadari keberadaan Adara yang terdiam di tengah anak tangga lalu memanggilnya.“Dara, sini Nak!”Nyonya Kelly dan juga Jesslyn ikut mengalihkan perhatian mereka pada Adara, jika Nyonya Kelly tersenyum melihat keberadaan adara berbeda dengan Jesslyn yang justru langsung menatapnya dengan sinis.Dengan ragu Adara berjalan mendekati mereka dan duduk di single sofa sebelah Jesslyn.“Papa dengar kemaren waktu kamu datang ke kost ada kejadian tidak mengenakkan, iya?” tanya Tuan Antonio.“Papa pasti tau dari Bim, ya?”“Tentu saja, memangnya siapa yang ada disana selain
Ekheem ...Adara terpaku kala mendengar suara di belakangnya, matanya melebar dan jantungnya berdetak cepat. Apakah kali ini dia ketahuan tengah mengagumi wajah tampan pria lumpuh di depannya ini. “Nona Dara, mau sampai kapan anda diam saja di situ, saya jadi tidak bisa memeriksa tuan Dallen kalau begini,”Mendengar suara yang tidak asing Adara segera melihat kebelakang. Rupanya disana ada dokter satria yang menatapnya datar.Meski dokter tampan itu menatapnya datar tapi Adara bisa melihat sedikit ekspresi mengejek dari wajahnya.Dengan canggung akhirnya Adara pun berdiri dan memberi ruang untuk sang dokter.Selama pemeriksaan dokter satria sangat serius melakukannya, sedangkan Adara yang ada di belakang juga dengan tenang memperhatikan langkah demi langkah yang di kerjakan dokter satria dalam menangani pasiennya.Setelah beberapa menit dokter Satria berdiri dengan menghela nafasnya. Melihat itu Adara dengan cepat bertanya dengan raut wajah khawatir.“Dokter, ada apa? Apa terjadi ses
“Apa!!! Jadi istri? Enggak saya gak mau!” tolaknya dengan tegas. “Maaf Nona, tapi memang itu yang mau saya tawarkan dengan ada,” “Pokoknya saya gak mau titik gak pakek koma apalagi tanda tanya,” Gadis itu menghela nafasnya kasar sembari menyugarkan rambutnya kebelakang. “Gila aja! Niat saya mau cari kerja bukan jadi istri orang. Mana orangnya lumpuh lagi, bilang aja kalau mau cari pengasuh gratis,” “Semua fasilitas ini bisa anda gunakan selama anda menjadi istri tuan saya, anda juga akan mendapat uang bulanan dengan jumlah yang tidak akan anda dapat jika anda bekerja di luar sana,” “Gak butuh! Saya gak cuma butuh uang tapi juga butuhnya kebebasan! Kalau jadi istri orang yang ada saya udah gak bisa bebas lagi,” “Tapi anda sudah tanda tangan kontrak jadi anda sudah tidak bisa membatalkannya, atau akan ada harga yang harus anda bayar, dan itu jauh lebih banyak dari yang anda bayangkan” Sial, tau gini gue gak akan ikut sama orang stress ini tadi. Ini termasuk penipuan gak
Ekheem ...Adara terpaku kala mendengar suara di belakangnya, matanya melebar dan jantungnya berdetak cepat. Apakah kali ini dia ketahuan tengah mengagumi wajah tampan pria lumpuh di depannya ini. “Nona Dara, mau sampai kapan anda diam saja di situ, saya jadi tidak bisa memeriksa tuan Dallen kalau begini,”Mendengar suara yang tidak asing Adara segera melihat kebelakang. Rupanya disana ada dokter satria yang menatapnya datar.Meski dokter tampan itu menatapnya datar tapi Adara bisa melihat sedikit ekspresi mengejek dari wajahnya.Dengan canggung akhirnya Adara pun berdiri dan memberi ruang untuk sang dokter.Selama pemeriksaan dokter satria sangat serius melakukannya, sedangkan Adara yang ada di belakang juga dengan tenang memperhatikan langkah demi langkah yang di kerjakan dokter satria dalam menangani pasiennya.Setelah beberapa menit dokter Satria berdiri dengan menghela nafasnya. Melihat itu Adara dengan cepat bertanya dengan raut wajah khawatir.“Dokter, ada apa? Apa terjadi ses
Langkah ragu itu mulai memelan di pertengahan tangga saat mendengar suara tawa bahagia dari mereka yang ada di bawah sana.Adara menatap seorang gadis yang menjadi putri satu-satunya di keluarga ini tengah tersenyum bahagia begitu juga dengan orangtuanya. Hal itu membuat Adara merindukan keluarganya. Entah bagaimana keadaan mereka saat ini sebab Adara sama sekali tidak menghubungi mereka semenjak hidup sendiri.Tuan Antonio menyadari keberadaan Adara yang terdiam di tengah anak tangga lalu memanggilnya.“Dara, sini Nak!”Nyonya Kelly dan juga Jesslyn ikut mengalihkan perhatian mereka pada Adara, jika Nyonya Kelly tersenyum melihat keberadaan adara berbeda dengan Jesslyn yang justru langsung menatapnya dengan sinis.Dengan ragu Adara berjalan mendekati mereka dan duduk di single sofa sebelah Jesslyn.“Papa dengar kemaren waktu kamu datang ke kost ada kejadian tidak mengenakkan, iya?” tanya Tuan Antonio.“Papa pasti tau dari Bim, ya?”“Tentu saja, memangnya siapa yang ada disana selain
Hari berikutnya Adara merasa cukup kepikiran dengan barang-barang miliknya yang sedikit berharga masih tertinggal di kost.Hingga setelah sarapan dia memutuskan untuk kembali ke kost dan tentunya sebelum itu dia harus mendapat izin terlebih dahulu dari calon mertuanya.Setelah mengganti pakaian dengan kaos putih dan juga celana jeans di sertai sepatu berwarna putih, Adara mengambil tas selempang miliknya dan keluar dari kamarnya.gadis itu menuruni tangga dan dapat dia lihat ketiga calon keluarga barunya tengah berada di ruang tengah."Dara sayang, kamu mau kemana?" tanya Kelly."Dara izin ya Ma, Pah. Dara mau ke kost sebentar ambil beberapa barang yang menurut Dara penting,""Sendiri?" tanya Antonio.Dengan mantap Dara pun mengangguk."Alah paling juga mau ketemu pacarnya tuh Mah, Pah. kan dia idah dapet duitnya," sahut Jesslyn ya g seolah ingin memanaskan suasana.Adara hanya merotasikan bola matanya melihat tingkah Jesslyn yang sangat bocah sekali."Hust, Jesslyn jaga bicara kamu,
Adara yang terkejut reflek menarik kembali tangannya, gadis itu berdiri dan bisa dia lihat Jesslyn berjalan kearahnya dengan ekspresi marah dan nafas yang memburu.Plaakk ….Satu tamparan mendarat mulus di pipi Adara. Gadis itu sampai menoleh karena tamparan keras yang di layangkan Jesslyn padanya.“Dasar perempuan jal*ng, lo mau ambil kesempatan di saat abang gue gak sadar, iya?” geramnya.Adara menghela nafasnya, kemudian dia menatap Jesslyn tajam.“Kalau gitu, noh lo aja yang ngurusin abang lo!!” Adara melemparkan handuk basah yang ada di tangannya pada Jesslyn.“Gue cuma melakukan tugas gue, gue mau bersihin tubuh abang lo, gue juga cukup tau diri dan gak akan lihat aset abang lo,”“Alaaah ngeles aja lo! Kalau gue gak dateng lo pasti juga udah melakukan hal lebih sama abang gue,” ucapnya yang kembali melempar handuk basah itu pada Adara.Tak lama kemudian Antonio dan Kelly datang.“Ada apa ini?” tanya Antonio.“Lihat Pah, wanita jal*ng ini mau ambil kesempatan buat apa apain bang
Adara benar benar shock, dia tidak bisa bereaksi apapun saat ini selain terkejut.Astaga apalagi ini? Tadi katanya lumpuh sekarang malah koma. Jadi ini ceritanya gue bener bener di jadiin pengasuh, ya? Batinnya memelas.“Iya Dara, Dallen saat ini masih koma. Sudah terhitung 3 bulan dia belum sadar. Mama harap kamu bisa ya terima kondisi anak mama, sebenarnya mama merasa gak enak sama kamu, secara kamu sebenarnya terpaksa menerima semua ini,”Nah itu tau, kenapa masih maksa. Ucapnya yang tentu saja hanya dalam hati mana berani Adara mengatakan langsung saat melihat bagaimana sedihnya wajah Kelly saat ini.“Emmm … gimana ya, emang kalau Dara nolak masih bisa Ma?” tanya Adara penuh harap.“Gak bisa!!” jawab Antonio dan Kelly serempak.Adara menghela nafasnya kasar, jadi sekarang mau tidak mau Adara memang harus menerima nasibnya. Dia hanya berharap semoga hidupnya tidak di persulit saat menjadi istri dari Dallen yang saat ini tengah koma dan di vonis lumpuh.“Baiklah, Papa anggap kamu se
Hingga sekarang disinilah Adara berada. Di sebuah bangunan mewah yang bisa di bilang mansion.Namun anehnya bangunan itu terlihat sangat sepi seperti tidak ada kehidupan di dalamnya, hanya terlihat satu dua pelayan yang terlihat membersihkan halaman.Padahal tanpa Adara tau saat ini banyak pasang mata yang tengah memperhatikannya dari tempat tersembunyi.Mereka adalah para penjaga yang memang di tugaskan untuk menjaga mansion dan memang sengaja tidak terlihat di permukaan, agar jika di lihat mansion ini seperti rumah-rumah pada umumnya, dan tidak terlalu mencolok karena ada penjagaan yang ketat.Setelah aksi perdebatan yang cukup panjang dengan pria yang di tolongnya tadi, akhirnya Adara mau tidak mau harus ikut dengan pria itu, karena untuk membayar dendanya pun Adara tidak memilki uang.“Mari ikut saya, Nona” ucap pria itu.Adara dengan langkah pelan mengikuti pria itu, namun matanya masih menatap kagum bangunan di depannya.“Bangunan ini cukup modern, halaman luas, ada air mancur,
“Apa!!! Jadi istri? Enggak saya gak mau!” tolaknya dengan tegas. “Maaf Nona, tapi memang itu yang mau saya tawarkan dengan ada,” “Pokoknya saya gak mau titik gak pakek koma apalagi tanda tanya,” Gadis itu menghela nafasnya kasar sembari menyugarkan rambutnya kebelakang. “Gila aja! Niat saya mau cari kerja bukan jadi istri orang. Mana orangnya lumpuh lagi, bilang aja kalau mau cari pengasuh gratis,” “Semua fasilitas ini bisa anda gunakan selama anda menjadi istri tuan saya, anda juga akan mendapat uang bulanan dengan jumlah yang tidak akan anda dapat jika anda bekerja di luar sana,” “Gak butuh! Saya gak cuma butuh uang tapi juga butuhnya kebebasan! Kalau jadi istri orang yang ada saya udah gak bisa bebas lagi,” “Tapi anda sudah tanda tangan kontrak jadi anda sudah tidak bisa membatalkannya, atau akan ada harga yang harus anda bayar, dan itu jauh lebih banyak dari yang anda bayangkan” Sial, tau gini gue gak akan ikut sama orang stress ini tadi. Ini termasuk penipuan gak