Share

Part 98. Bertemu Aidil

Jam dinding sudah menunjukkan pukul setengah empat. Aku masih setia berbaring di atas tempat tidur kamar Farah sejak habis ashar tadi.

Beberapa kali Farah sempat mengajakku ke luar sejak siang tadi untuk sekedar makan, tapi kutolak. Perasaan yang kurang bersahabat membuatku malas untuk melakukan apa-apa.

Pun dengan sore ini. Jika bukan karena sudah janji, malas rasanya aku menemui Pak Aidil. Namun untuk membatalkannya rasanya sungkan. Mengingat siapa Pak Aidil.

Ponselku berdering. Nada pesan masuk. Aku menekan tombol on, lalu membuka pesan yang baru saja masuk ke aplikasi whatsapp di ponsel milikku.

"Aku sudah menunggu di senja cafe, Na." Pesan dari Pak Aidil.

Dengan malas aku bangkit berjalan kearah cermin besar pada pintu lemari pakaian Farah. Mengenakan kembali pashmina berwarna mocca yang tadi sempat kulepas dan kuletakkan di senderan sofa. Memoles tipis bedak padat serta menyapu lip tint berwarna natural pada bibirku supaya tak terlihat pucat. Setelah dirasa cukup, aku berja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status