Share

Part 101. Pilihan Sulit

Farah menginjak tuas rem perlahan saat jarak kami semakin dekat dengan lampu merah di pusat kota.

Jalanan terlihat merayap, meski tidak menimbulkan macet. Di kota kecil ini kemacetan lalu lintas sangat jarang terjadi.

"Sama Pak Aidil," jawabku singkat. Sengaja membuat Farah penasaran.

Farah menatap lekat ke arahku setelah mobilnya berhenti sempurna. Aku sendiri pura-pura tak melihat. Kupastikan Farah akan bertanya banyak setelah ini.

"Pak Aidil siapa, Na?" Alis Farah bertaut. Wajahnya tepat menghadapku dengan tangan masih memegang setir.

"Dosenku di kampus," jawabku seolah tidak terjadi apa-apa.

"Trus, tadi ketemuan cuma berdua?" Mata Farah melebar. Aku mengangguk.

"Ngomongin apaan, Na, kalo cuma berdua?" Rasa ingin tahu semakin kentara di wajah Farah. Semua pertanyaan Farah kujawab jujur. Namun dengan ekspresi datar.

"Ngomongin perasaan." Aku tertawa kecil.

"Ngaco kamu, Na?"

"Udah lampu hijau, Fa." Aku mengingatkan Farah, karena jika telat tancap gas maka dipastikan klakson
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status