Share

Part 103. Kumohon Bersabarlah

Send. Centang dua. Tak butuh waktu lama, pesan yang ia kirim pada aplikasi hijau itu sudah masuk ke ponsel Zana. Dengan hati berdesir ia menunggu balasan dari perempuan yang selalu membuat hatinya merasakan rindu.

Lima menit berlalu. Pesannya belum juga berbalas. Amar kembali mengecek ponselnya. Centang duanya masih belum berubah warna. Ia meletakkan kembali ponselnya di tempat semula.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar diketuk.

"Sepertinya Abang udah tidur, Ra."

"Tante tolong panggilin, ya. Dira cuma pengen jenguk Bang Atha," ucap Dira dengan tatapan memohon.

"Bang! Ini ada Dira, Bang!" seru Ibu Melia dari luar.

Amar urung bangkit setelah mendengar dengan samar suara Dira. Ia memilih pura-pura tidur dengan diam tanpa menjawab.

Berkali-kali sang Mama memanggil namanya. Namun Amar seolah tak mendengar. Bukan ia memilih abai pada panggilan dari perempuan yang paling ia hormati itu, melainkan berharap Dira akan menyerah untuk terus menemuinya dengan alasan menjenguk.

"Syukurlah pintu ud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status