Share

Part 109. Berharap Kembali Bersatu

"Baiklah. Maaf jika aku tak bisa membantumu lebih banyak," ucapku. Rania mengangguk pelan.

"Kau bahkan begitu banyak membantuku, Na. Jika bukan karena kau yang berbesar hati, mungkin Harry sudah lama berada di Panti Asuhan. Aku sangat-sangat berterima kasih padamu, Na. Aku benci baru menyadari semuanya sekarang."

"Sudahlah, Ran. Aku bahagia karena pernah membersamai Harry dalam tumbuh kembangnya."

"Terima kasih, Na. Aku hanya berharap, kedepannya kau bisa memendam hal buruk tentang ku untukmu sendiri."

Aku cukup mengerti maksud perkataannya barusan. "Iya, Ran," ucapku bersamaan dengan anggukan pelan.

Beberapa saat kemudian kami sama-sama memilih diam. Tinggallah lantunan doa penutup, yang terdengar dari sound system yang terpasang menghadap masjid, sebagai penanda berakhirnya acara.

*****

Sepanjang perjalanan pulang aku memilih diam. Berapa kali Ibu berbicara tentang isi ceramah tadi, aku hanya mengiyakan, sesekali mengangguk. Di samping embusan angin yang menjadi lebih kencang ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status