Share

Part 102. Semua karena Mama

Jarum jam di dinding kamar baru saja menunjukkan pukul setengah delapan malam sekitar dua menit lalu. Amar masih setia diatas sajadah setelah selesai munajat selepas shalat isya.

Merenung semua yang terjadi hari ini. Menerka perasaan Zana untuknya. Ada rasa bersalah di relung sana, karena telah bersikap dingin pada Zana beberapa puluh menit lalu.

Juga ada kecewa, karena beberapa kali menelpon sejak pagi tadi tidak sekalipun terangkat. Namun ia tidak ingin menyalahkan Zana. Dirinya cukup tahu, apa alasan Zana bersikap demikian.

Wajar saja rasanya jika Zana cemburu dengan keberadaan Dira. Lebih-lebih sikap Dira yang seolah ingin terlihat lebih peduli atas dirinya.

"Ini semua karena Mama," gumam Amar dalam hati. Lekas ia bangkit meski dengan tubuh yang masih agak lemas. Melipat sajadah, meletakkannya di atas lemari bersama perlengkapan shalat lainnya.

Amar berbalik, berjalan ke luar dengan langkah perlahan menuruni anak tangga dengan kaki masih sedikit gemetar. Meski mamanya sudah me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status