Share

Part 99. Ungkapan Perasaan

"I—iya, Pak. Maaf."

"Duduk, Na," ucapnya dengan senyuman yang terus menguar. Aku menurut. Menarik kursi yang berada tepat dihadapannya lalu duduk dengan memalingkan wajah keluar ruangan.

"Jam berapa dari rumah, Na?" tanya Pak Aidil seperti tengah berusaha mencairkan suasana.

Aku menatap sekilas lalu kembali menatap objek lain. "Dari rumah udah tadi pagi, Pak. Sekalian jenguk temen," jawabku jujur. Pak Aidil terlihat manggut-manggut.

Menjawab pertanyaan Pak Aidil membuatku mengingat kembali kejadian tadi pagi. Di saat posisiku menjadi penonton antara Bang Amar dan Dira.

Pak Aidil memanggil pelayan cafe, untuk memesan menu yang akan menemani kami selama di sini. Tanpa menunggumenunggu lama, seorang pelayan berjalan cepat menuju meja nomor lima, dimana kami berada.

"Pesan apa, Na?" tanya Pak Aidil, saat seorang pelayan laki-laki yang kutaksir lebih muda dari Pak Aidil sudah berdiri di sisi meja kami.

"Samaan aja, Pak," jawabku singkat. Aku memang tengah tak berselera. Pikiranku masi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status