Share

Part 121. Pertemuan Tak Terduga

"Iya, kehidupan yang dilalui Rania begitu berat. Namun dia masih bisa bangkit seperti sekarang. Aku bahkan tak yakin aku bisa, jika aku berada di posisi Rania." Embusan napas pelan keluar dari mulutku. "Sangat tak manusiawi rasanya jika aku tetap membencinya." Mataku menatap lurus ke depan. Membayangkan perasaan Rania sekarang membuat mataku berkaca-kaca.

"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan! Cukup syukuri saja dan jadikan ini sebagai pelajaran."

Tangan kiri Bang Amar menjulur, membuka laci dashboard. Mengeluarkan minuman kemasan dari dalamnya lalu menyodorkannya kearahku.

"Terima kasih untuk semuanya. Semoga Abang benar-benar mampu menerimaku apa adanya hingga nanti." Bibirku mengukir senyum Getir. Tetap saja kekhawatiran itu masih bersisa.

"Aku belum bisa membuktikannya lebih dalam lagi sebelum kau halal untukku."

*****

Jarum jam baru saja menunjukkan pukul 11 siang. Ketika Haikal baru saja melangkahkan kakinya memasuki ballroom hotel Mentari— tempat di mana perayaan resepsi pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status