Share

Part 127. Terasa Kian Manis

"Apakah Abang akan mengatakan hal serupa, saat memiliki rasa pada perempuan lain?" pancingku. Ada rasa tak rela bergelayut di relung sana.

"Menurutmu?" Kini tawa kecil kembali terdengar.

"Jangan menjawabku dengan teka-teki," sewotku.

"Sudahlah. Jangan membahas sesuatu yang bisa memicu rasa tak nyaman. Semua itu akan kita bicarakan nanti, saat aku sudah bisa tidur satu ranjang denganmu." Bang Amar terkekeh.

"Alasannya?"

"Tanyakan saja saat kau tengah menyandarkan kepalamu di dadaku kelak di peraduan. Dengan demikian, saat kau merajuk aku lebih leluasa menenangkanmu."

Ia seperti tak bisa menahan tawanya. Entah apa yang lucu baginya, hingga membuatku tersenyum manis. Namun ia tak bisa melihatnya.

Tawanya terdengar seperti irama syahdu di telingaku. Begitu menenangkan. Hingga tak ada kata bosan saat mendengarnya.

"Apa semua perempuan akan sesensitif ini saat hari pernikahannya semakin dekat?" ledek Bang Amar.

"Apa aku terlihat begitu?" Aku masih berpura-pura dingin.

"Sepertinya."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status