Share

Part 134. Ketika Ragu Kembali Datang

Tiga hari sudah aku resmi menjadi istri Bang Amar dan sejak kemarin, kami tinggal di rumah Bang Amar. Rumah yang ia beli dari jerih payahnya sendiri jauh sebelum kami menikah.

Rumah yang kami tinggali cukup besar. Rumah berlantai dua yang terletak tidak begitu jauh dari pusat Kota.

"Ayo sarapan, Sayang." Bang Amar berjalan masuk dan mendekat ke arahku berdiri. Di depan jendela kamar di lantai dua. Kamar yang Bang Amar tempati dulu, sekaligus kamar yang kami tempati untuk sementara sebelum kamar utama selesai dirapikan. Tangannya merangkul di pinggangku.

"Zana belum laper."

Kebiasaan waktu sarapanku memang sedikit berbeda. Aku terbiasa sarapan di jam sembilan pagi. Kebiasaan yang entah kapan datangnya, aku baru menyadarinya beberapa tahun terakhir.

Seingatku, saat masih duduk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, aku dibiasakan oleh Ibu untuk sarapan lebih awal, mengingat setengah delapan pagi waktunya masuk sekolah.

Mataku terpejam seraya menarik nafas panjang. Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status