Share

Part 124. Semua karena Peduli

Sayup-sayup kudengar Ibu berbicara dengan seseorang yang suaranya asing bagiku.

"Dia nggak papa, Bu. Hanya syok dan sedikit luka lecet pada siku dan kepalanya. Semoga pasien segera sadar."

"Alhamdulillah. Terima kasih Dokter." Suara Ibu terdengar khawatir.

Mataku terbuka. Menatap langit-langit dan sekeliling ruangan yang didominasi warna putih. Aku berusaha mencerna apa yang sudah terjadi padaku, membuatku berada di sini. Hanya dalam beberapa saat aku tahu di mana aku berada. Rumah sakit.

Ibu berjalan cepat menghambur ke arahku. Saat pandangannya mengarah padaku yang sudah siuman.

"Alhamdulillah, kau sudah sadar, Na." Ibu berucap dengan raut bahagia bercampur sedih melebur jadi satu.

Tergambar di kepalaku betapa hancur perasaan Ibu melihatku tergeletak di atas ranjang pesakitan meski pada kenyataannya kondisiku tidak terlalu buruk.

Tangan Ibu lembut mengusap pipiku. Aku masih belum pulih sepenuhnya. Kepalaku masih terasa pusing dengan kening dan siku yang terasa perih.

"Zana kena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status