Share

Part 125. Kekuatan Cinta

Cukup lama kami hanya terdiam. Hingga tarikan nafas pelan keluar dari bibir calon suamiku itu.

"Aku minta maaf," ucapku dengan mata yang kini berubah menatapku lembut. Jemari Bang Ammar meraih daguku. Mengangkat wajahku hingga tatapan kami bertemu.

"Jangan membuatku lebih khawatir lagi! Aku mohon! Tak mendapat restu Mama saja aku hampir kehilangan nyawaku. Bayangkan saja jika ... ah, sudahlah." Bang Amar menggantung kalimatnya. Wajah dingin itu kini berubah menjadi sendu.

Mendapati Bang Amar menghawatirkanku sedemikian rupa, membuat gumpalan di relung sana menghangat.

Bang Amar menggeleng pelan seolah keadaanku sangat parah. "Aku tak sanggup membayangkan jika kau yang berada di posisi perempuan itu." Mata itu kini berkaca-kaca.

Hening. Aku menata debaran jantung yang berpacu semakin cepat. Mengingat korban yang Ibu ceritakan tadi membuat persendian ku terasa lemas. Mungkin Bang Amar tengah memikirkan hal serupa.

Sesaat mata ini terpejam. Syukur tak henti kulantunkan dalam hati ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status