Home / CEO / Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO / 11. Kesamaan Louis dan Summer

Share

11. Kesamaan Louis dan Summer

Author: Pixie
last update Last Updated: 2024-09-05 15:14:56
"Lalu, apa lagi? Pilihlah beberapa," tutur Louis kaku. Ia merasa konyol karena berniat mencocokkan selera makannya dengan Summer.

"Kurasa itu akan sulit bagiku. Aku suka makanan. Aku bisa memakan semuanya dengan lahap, kecuali sayur kribo itu. Aku sebenarnya kurang suka brokoli, tapi Mama bilang dia punya banyak manfaat. Jadi, aku terpaksa memakannya."

Louis lagi-lagi mematung. Itu sama persis dengan apa yang dialaminya sewaktu masih kecil dulu.

"Tapi Paman Louis," suara Summer membuatnya mengerjap, "apakah semua makanan ini aman? Maksudku, tidak ada almond atau udang, kan?"

Mata Louis kini membulat maksimal. Ia tahu bahwa Sky alergi terhadap almond. Hal itu sangat mungkin menurun kepada Summer. Tetapi udang? Mengapa Summer takut pada udang?

"Ada apa dengan almond dan udang?" Louis berpura-pura tidak tahu.

"Mereka jahat, Paman. Mereka bisa membuatku gatal-gatal dan sesak napas."

Louis berusaha untuk tidak mengubah ekspresi. Akan tetapi, kepalanya terlalu berisik oleh pertanyaan-pertany
Pixie

Apa rencana Louis? Tunggu bab selanjutnya besok pagi. Terima kasih. Sehat-sehat terus, guys!

| 6
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Indah Carolina
ooooooo tidaaaakkkk louise jgn mcm mcm
goodnovel comment avatar
Pixie
Penyesalan emang datangnya belakangan. Kalau di awal namanya pembekalan. Wkwk
goodnovel comment avatar
Pixie
Halo, Kak. Terima kasih sudah membaca. Salam kenal. Saat ini, Pixie updatenya 2 bab dulu ya per hari. Pagi dan siang. Semoga nanti bisa meningkat. Sehat-sehat terus, Kak Kim Tan!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   12. Membuat Summer Mengerti

    "Kedua, kamu orang baik. Aku sering mendengar Mama memujimu begitu. Kata Mama, kamu suka membantu orang-orang. Kamu tidak pernah marah-marah. Kamu juga suka membuat orang-orang tertawa," terang Summer sebelum menangkup pipinya sendiri. Wajahnya jadi tampak lebih manis."Jadi, kamu suka orang yang baik, humoris, dan sabar?" Louis menyimpulkan."Ya!"Selagi Louis menulis, Summer menambahkan, "Aku suka orang yang ramah dan pandai menghibur. Dia tidak akan pernah membuat orang lain bosan."Louis mengangguk-angguk mengerti. "Lalu apa lagi?""Kudengar kamu juga suka bertualang. Itu poin penting untuk menjadi Papa karena aku dan Mama suka bertualang. Kalau kita menjadi keluarga, kita akan sering bepergian ke berbagai tempat."Dahi Louis mengernyit. Setelah menulis, ia menunjuk Summer dengan pulpen."Summer, maaf sekali. Aku tidak memenuhi kriteria ini. Aku sebetulnya tidak suka bertualang. Aku bahkan sudah bertahun-tahun tidak melakukannya.""Benarkah?" Mata Summer membulat. Itu seperti masal

    Last Updated : 2024-09-06
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   13. Impian Summer

    Summer berkedip-kedip melihat bangunan berdinding kaca di depan mobil mereka. Banyak rak tersusun rapi di dalam sana."Itukah toko buku yang akan kita kunjungi, Paman?" tanya Summer kepada pria yang duduk di jok sebelah.Louis mengangguk tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. "Benar.""Lalu kenapa kita belum turun?" Summer memiringkan kepala sedikit.Louis akhirnya melirik. Ekspresinya datar, sorot matanya terkesan tak acuh. Grace baru saja memblokir nomornya. Pikirannya masih tertuju ke situ."Area itu belum selesai disterilisasi. Jadi tunggulah sebentar," jawabnya jutek.Summer sebetulnya tidak mengerti apa itu disterilisasi. Ia hendak bertanya, tetapi Louis sudah kembali sibuk dengan ponselnya. Alhasil, ia kembali memanjangkan leher, mengamati apa yang terjadi di luar sana.Beberapa orang baru saja keluar dari pintu bangunan. Kebanyakan adalah anak-anak bersama orang tua mereka. Mereka berjalan bergandengan dengan langkah riang dan wajah gembira. Diam-diam, Summer merasa iri ke

    Last Updated : 2024-09-06
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   14. Jangan Lupakan Aku

    "Baikah, kuakui niatmu sangat mulia. Kau anak baik, Summer. Teruslah berbaktilah kepada ibumu. Omong-omong," Louis menggaruk hidung. Ia khawatir perasaannya terkuak."Apa hubungannya buku ini denganku? Kenapa kau mau membelikannya untukku? Kalau kau mau mendapat banyak royalti, bukankah kau seharusnya memintaku untuk membelinya?" Louis menyerahkan buku tersebut kepada Summer.Lagi-lagi, wajah Summer berubah sendu. Sambil menerima buku itu, kepalanya tertunduk."Seperti yang kubilang, aku tidak mau kau melupakan aku. Kalau kau menyimpan bukuku, kau pasti akan selalu ingat padaku. Sesekali, bacalah buku ini, Paman. Mungkin malam sebelum tidur. Dengan begitu, aku akan selalu ada dalam ingatanmu."Tiba-tiba, Summer kembali mendongak. Matanya bercahaya lagi sekarang."Paman Louis, bagaimana kalau malam ini kamu membacakan buku untukku? Kudengar, itu biasa dilakukan oleh seorang ayah kepada anaknya. Bukankah hari ini aku boleh menganggapmu papa?"Louis tertegun. Ia sebetulnya khawatir mengab

    Last Updated : 2024-09-07
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   15. Aku Tahu Kau Terpaksa

    Summer terkikik melihat penampilannya di cermin. Ia terlihat sangat keren dengan topi koboi, kemeja kotak-kotak biru, dan rompi kulit yang senada dengan sepatu boot cokelatnya. Apalagi, celana yang dikenakannya berumbai-rumbai dan ikat pinggang di depan perutnya berbentuk kepala sapi."Oh, ini adalah pakaian terbaik yang pernah kukenakan," ujarnya sambil merentangkan tangan.Melihat respons lucu tersebut, pegawai toko yang membantunya di ruang ganti ikut tersenyum. "Benar, kan? Toko kami memang yang terbaik di T City. Tapi, Nona Kecil, Anda belum selesai. Masih ada scarf merah yang harus Anda pakai di leher."Gadis muda itu membentangkan scarf yang telah dilipat dua membentuk segitiga. Dengan senang hati, Summer mengangkat dagunya."Tolong pasangkan itu untukku, Nona," pintanya sopan."Dengan senang hati, Nona Kecil."Begitu scarf melingkar di lehernya, Summer langsung tersenyum bangga. Ia cepat-cepat berlari keluar, berharap bisa menunjukkan penampilannya kepada Louis. Namun ternyata,

    Last Updated : 2024-09-07
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   16. Menghibur Summer

    Louis mematung dengan raut kaku. Napasnya tertahan oleh kata-kata Summer yang menusuk kalbu. "Apakah ... kau marah padaku?" tanyanya ragu. Summer menggeleng. "Aku hanya kecewa. Kau bilang aku boleh menganggapmu sebagai papa. Tapi kenyataannya, kau mengatakan itu hanya untuk menghiburku saja. Kau sama sekali tidak menganggapku anak." Sementara Summer menyiksa sosis yang tersisa di piringnya, Louis terkurung dalam perenungan. Ia tidak yakin apakah kekecewaan Summer adalah hal yang baik atau tidak. Di satu sisi, Louis merasa bahwa itu akan mempermudah perpisahan mereka. Namun, di sisi lain, ia khawatir kalau itu bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental Summer. Tidakkah sang balita masih terlalu kecil untuk menanggung kekecewaan yang begitu besar? Tiba-tiba, seorang pengawal mendekat. Ia membungkuk di sisi Louis, berbisik, "Lapor, Tuan. Nona Evans ternyata menyewa mata-mata untuk mengawasi Anda." Louis seketika terbelalak. Keraguan dan rasa ibanya terhadap Summer mendada

    Last Updated : 2024-09-08
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   17. Hilang

    Begitu turun dari mobil, Summer langsung berjalan dengan penuh semangat. Ia merasa sangat bangga. Walaupun pakaiannya dan Louis berbeda, setidaknya, gambar di wajah mereka sama. Ia sengaja memilih pola harimau tadi. Dengan begitu, ia bisa menjadi harimau kecil, sedangkan Louis sebagai harimau besar. Mereka jadi terlihat seperti ayah dan anak sungguhan! "Summer, kau lihat? Anak-anak lain kagum padamu. Mereka terus memperhatikan kita." Summer terkekeh mendengar ucapan Louis. Wajahnya jadi tampak semakin lucu dengan gigi-giginya yang kecil itu. "Kurasa mereka juga mau melukis wajah seperti kita. Kalau saja Nyonya Lewis menjual jasanya di sini, pasti orang-orang sudah berbaris di depan booth-nya. Dia akan mendapat banyak uang untuk ditabung ke dalam rekeningnya!" Sambil menggeleng-geleng, Louis tertawa kecil. Ia tidak bisa menyangkal bahwa Summer memang menggemaskan. "Hei, Manusia Mungil, lihatlah itu. Kau yakin berani naik ke atas sana?" Louis menunjuk puncak bianglala den

    Last Updated : 2024-09-08
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   18. Senyum Terbaik

    "Gawat!" pekik Louis dalam hati. Napasnya kini semakin bergemuruh. "Apa yang harus kukatakan kepada Sky? Haruskah aku mengaku bahwa aku telah lalai menjaga putrinya?" Sambil terus menatap ponsel, Louis menimbang-nimbang. Ibu jarinya naik turun mengimbangi keraguan. Bahkan hingga ponselnya berhenti bergetar, ia masih belum mengambil keputusan. Tubuhnya terus mematung hingga akhirnya, ia mengerjap. "Sejak kapan aku jadi pengecut begini?" Sambil menghela napas, Louis memecah kekakuan. "Aku adalah Louis Harper. Aku tidak pernah melalaikan tanggung jawab. Aku sudah berjanji kepada Sky untuk menjaga Summer. Itu artinya aku harus memastikan keamanan dan keselamatannya." Usai menyimpan ponsel ke dalam saku, Louis menegakkan badan. Ia mengatur napas, berusaha menjernihkan pikiran. "Bagaimana aku bisa menemukan Summer sekarang? Haruskah aku melapor dan membongkar identitasku? Kalau begitu, percuma aku repot-repot melukis wajah seperti ini." Tiba-tiba, Louis tersentak. Ia ingat w

    Last Updated : 2024-09-09
  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   19. Malam Terbaik yang Pernah Ada

    Malam itu, Louis betul-betul memfokuskan perhatiannya kepada Summer. Ia membantunya membuat gulali, menemaninya memilih es krim. Bersama-sama, mereka nikmati makanan manis tersebut. Summer tampak sangat gembira. Matanya terus bercahaya, tawanya sesekali mengudara. Hati Louis terasa ringan setiap kali ia mendengarnya. Setelah menghabiskan makanan, termasuk roti lapis yang mereka beli belakangan, Louis dan Summer kembali ke lokasi sebelumnya. Di sana, mereka mencoba beberapa permainan. Salah satunya adalah permainan menembak. Summer hanya berhasil mengenai satu target. Itu pun berkat bantuan Louis. Atas keberhasilannya, ia mendapat gantungan kunci berbentuk harimau yang sangat lucu. Sementara itu, Louis berhasil menjatuhkan semua target. Ia berhak mendapatkan hadiah apa pun yang ia mau. Ia sebetulnya berniat untuk memilih boneka Minion yang mirip dengan Summer. Akan tetapi, gadis kecil itu mendesaknya untuk mengambil boneka harimau. "Apakah kau tahu, Paman? Harimau betina adalah

    Last Updated : 2024-09-09

Latest chapter

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   180. Semua Orang Setara

    "Siapa nama Anda?" tanya Louis sembari memicingkan mata. Bibir Gloria bergetar saat menjawabnya, "Gloria Brown." Sambil tersenyum miring, Louis mengangguk-angguk. Tatapannya kemudian bergeser turun. "Dan kamu? Siapa namamu?" tanya Louis dengan sebelah alis naik mendesak dahi. "Georgina Brown. Semua orang biasanya memanggilku Gigi," jawab gadis kecil itu tanpa rasa takut. Ia terlalu bodoh untuk mengerti konsekuensi apa yang sedang menantinya. "Georgina Brown," gumam Louis seraya bergerak maju. Setibanya di hadapan anak itu, ia memiringkan kepala. "Siapa yang mengajarimu untuk berbicara seperti itu?" "Mama yang mengajariku. Mama bilang, semua orang punya status yang berbeda-beda. Aku hanya boleh berteman dengan anak-anak dari level atas." Summer terkesiap. Ia mendongak menatap Sky, berbisik, "Mama, bukankah itu ajaran yang salah?" Sky menempatkan telunjuk di depan mulut. "Sayang, mari kita serahkan hal ini kepada Papa. Saat ini, kita simak saja," bisiknya. "Oh, oke," angguk

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   179. Dia Sungguh Anak Louis?

    Gloria mendengus jijik. Sorot matanya penuh hinaan. "Apakah kau mengatakan bahwa status orang tuamu lebih tinggi dariku?" Summer menggeleng lugu. "Tidak. Aku tidak suka membanding-bandingkan. Aku hanya ingin mengatakan kalau kau tidak bisa meremehkan Papa begitu saja." Gloria tertawa kesal. Sambil melipat tangan di depan dada, ia menantang, "Memangnya siapa ayahmu?" "Orang-orang menyebutnya pria nomor satu di L City!" sahut Summer dengan mata berbinar. Semua orang tahu ia merasa bangga karena senyumnya sangat lebar.Sementara itu, mata Gloria menyipit. "Maksudmu, Louis Harper?"Summer mengangguk mantap. "Ya, itulah nama papaku. Apakah kau mengenalnya? Mungkin kalian berteman. Papaku dan suamimu sama-sama memimpin perusahaan besar."Bukannya takut, Gloria malah tertawa datar. "Louis Harper? Yang benar saja? Tuan kepala sekolah, Anda percaya dengan kebohongannya?""Nyonya, apakah Anda tidak mengikuti berita selama liburan? Tuan Louis Harper memang ayah dari Summer," tutur sang kepala

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   178. Tidak Bisa Diremehkan

    Summer duduk di kursi dengan kepala tertunduk. Kedua tangannya saling meremas di depan perut. Sekilas, ia tampak bersalah. Namun sebenarnya, ia sedang menahan kesal. Itu adalah hari kedua ia bersekolah. Ia berniat untuk belajar dengan sungguh-sungguh, membuat orang tuanya bangga. Namun ternyata, ia malah terlibat masalah. Saat ia sedang merenung itulah, tiba-tiba, suara berisik datang dari luar. "Di mana anak itu? Mana anak yang sudah berani mengganggu putriku?" Semua orang sontak menoleh ke arah pintu. Beberapa detik kemudian, Gloria Brown masuk dengan raut tak senang. Saat itu pula, tangisan Gigi kembali bergema. "Mama," ia berlari menuju Gloria. Belum sempat ia memeluk sang ibu, kedua lengannya ditahan. "Astaga, Sayang. Apa yang terjadi pada gaunmu?" tanya Gloria dengan mata terpelotot. Gigi meruncingkan telunjuk ke arah Summer. "Dia menumpahkan yogurt di gaunku. Guru-guru sudah berusaha untuk membersihkannya, tapi nodanya tidak mau hilang." Gloria sontak melirik Summer

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   177. Pertengkaran Summer dan Gigi

    Bibir Summer menguncup. Sorot matanya tampak bingung. "Kenapa kamu berpikir kalau aku miskin?" "Bajumu jelek. Tasmu juga sepertinya sudah tua. Kamu harus pulang dengan menumpang mobil River karena orang tuamu malu menampakkan diri," terang Gigi dengan nada meremehkan. Summer mendesah berat seperti orang dewasa. "Gigi, kita tidak boleh menilai seseorang dari luarnya saja. Itu bukan perbuatan baik. Selain itu, kita juga tidak boleh membeda-bedakan teman berdasarkan kekayaan. Mama bilang, yang harus kita lihat dari diri seseorang itu adalah kepribadiannya. Kita seharusnya mencari teman yang baik, bukan teman yang kaya." Gigi memasang raut angkuh. "Kamu berani menasihatiku? Apakah kamu tidak tahu siapa aku?" Summer mengangguk. "Aku tahu. Kamu Gigi. Georgina Brown." "Apakah kamu tahu siapa ayahku?" Gigi menaikkan sebelah alis. "Kalau itu, aku tidak tahu. Haruskah aku berkenalan dengannya?" jawab Summer santai. "Ayahku adalah pemimpin Brown Group! Dia salah satu pengusaha p

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   176. Kenapa Aku Harus Malu?

    Louis dan Sky bertukar pandang. Mereka sama-sama khawatir pada putri kecil mereka. "Apa saja yang anak bernama Gigi itu katakan padamu, Sayang?" selidik Sky dengan nada serius. Summer pun berkacak pinggang. Ia ulangi semua perkataan Gigi dengan nada suara dan mimik wajah yang sama. Yang lain dengan serius memperhatikan. "Lalu, apa lagi yang dia katakan selain itu?" tanya Louis setelah Summer berhenti. "Tidak ada, Papa. Dia hanya mengatakan itu saja," geleng Summer lugu. "Apakah dia melakukan sesuatu yang buruk padamu?" selidik Sky lagi. Bibir Summer menguncup. Kepalanya condong ke kiri sedikit. "Tidak ada, Mama. Dia hanya menegaskan itu saja. Dia mau aku berhenti datang ke sekolah." "Lalu, apa yang kamu katakan padanya?" River juga penasaran. Tiba-tiba, suara Summer terdengar garang, "Aku berkata dengan tegas kalau dia tidak berhak mengatur hidupku. Meskipun dia melarangku untuk belajar di Sekolah Savior, aku tetap akan datang. Karena itu sudah menjadi rencanaku. Aku mem

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   175. Laporan untuk Orang Tua

    Melihat bagaimana Summer lanjut makan dengan tenang, Gigi tercengang. Ia tidak terima Summer berani membantah peringatannya. Namun, saat ia hendak mengungkapkan kekesalan, River sudah telanjur datang. Alhasil, ia hanya bisa tertunduk, menelan kejengkelannya bulat-bulat. "Summer, apakah kamu sudah selesai makan?" tanya River sambil duduk di kursinya tadi. Melihat makanan yang tersisa di baki si gadis kecil, ia menepuk-nepuk pundaknya. "Tidak apa-apa, Summer. Tidak perlu tergesa-gesa. Kunyah makananmu dengan benar. Jangan sampai tersedak," tuturnya, seperti orang dewasa. "Dan setelah makan, jangan lupa membersihkan wajahmu." Summer mengangguk-angguk. Begitu ia selesai makan, ia mengelap mulut dengan teliti. River membantunya membersihkan noda di hidung dan pipi. Menyaksikan hal itu, kekesalan Gigi semakin membara. Saat Summer dan River pergi melancarkan rencana, ia hanya bisa menatap punggung mereka dengan mata berkaca-kaca yang dihiasi guratan merah. "Lihat saja nanti. Aku

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   174. Rencana Summer dan River

    Sementara anak-anak dari meja sebelah kembali ke tempat masing-masing, River berbisik, "Summer, apakah kamu mempelajari itu dari rekening bank-mu?" "Ya!" seru Summer dengan mata bulat. "Aku melihat bagaimana nilai tabunganku di buku bank berubah. Aku meminta Mama untuk menjelaskannya." River mendesah takjub. "Wah, kurasa kau benar. Belajar itu tidak harus di sekolah, tapi bisa di mana saja. Buktinya, kau bisa mempelajari banyak hal dari satu buku bank." Summer terkikik geli. Ia suka dipuji, dan ia senang pengetahuannya berguna untuk membantu teman-teman yang lain. Sementara itu, Gigi tertunduk dan mulai meremas jemarinya sendiri. Kekesalannya sudah tidak bisa diatasi. "Summer betul-betul jahat. Dia telah merebut guru-guru dan teman-temanku. Gara-gara dia, semua orang mengabaikan aku hari ini. Dia perlu diberi peringatan," pikirnya sebal. Karena itu, begitu jam istirahat tiba, ia membuntuti Summer dan River. "Ayo, Summer. Kita harus cepat. Waktu kita terbatas, sedangka

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   173. Bintang Kelas

    "Maaf, Mrs. Ross. Semua anak sudah menjawab pertanyaan, kecuali Summer. Kurasa dia belum mengerti," tutur Gigi dengan nada iba. Mendengar itu, semua orang kompak menatap Summer. River yang sejak tadi fokus dengan dirinya sendiri mendadak merasa bersalah. Padahal, ia sudah berjanji untuk membantu Summer kalau ia mengalami kesulitan di kelas. "Summer, apakah kamu belum mengerti?" tanya River, mendahului Mrs. Ross yang baru sempat membuka mulut. Summer berkedip lugu. Senyumnya manis. "Aku mengerti," angguknya. "Summer," panggil Mrs. Ross dengan penuh perhatian, "kalau kamu memang belum mengerti, tidak apa-apa. Ibu guru bisa menjelaskannya lagi padamu." "Tidak usah, Mrs. Ross. Anda tidak perlu menjelaskan ulang. Aku sungguh sudah mengerti," Summer mengangguk-angguk lebih cepat. "Kalau kau memang sudah mengerti, kenapa kau diam saja sejak tadi?" celetuk Gigi, nyinyir. Summer mengedikkan bahu ringan. "Aku tidak mau menghambat pembelajaran. Aku hanya murid sementara di kelas ini.

  • Menikahlah dengan Mama, Tuan CEO   172. Mendapat Pujian

    Mrs. Ross dan Miss Jasmine tersenyum mendengar perkenalan yang manis dari Summer. Saat mereka bertepuk tangan, murid-murid mengikuti dengan penuh semangat. Bahkan Summer ikut bertepuk tangan untuk dirinya sendiri. Ia bangga karena telah berhasil memberikan “penampilan” yang baik. Hanya Gigi yang bertepuk tangan dengan malas. Ia terpaksa melakukannya karena takut dipertanyakan oleh guru. Dan sebetulnya, ia memang selalu malas bertepuk tangan untuk orang lain. Ia hanya ingin dirinya yang menjadi pusat perhatian. Di samping itu, Gigi juga tidak pernah suka mendengar anak lain dipuji oleh guru, kecuali River. Ia menyukai bocah itu. Jika River sedang mempresentasikan sesuatu atau mendapat pujian, maka Gigi akan bertepuk tangan paling kencang. Ia ingin River tahu bahwa ia adalah pendukungnya yang nomor satu. Namun kini, posisinya terancam. River lebih sering tersenyum kepada anak lain. Ia bahkan tidak lagi meliriknya. Karena itu, ia berharap Summer cepat pergi dari kelas mereka. D

DMCA.com Protection Status