Mega Aurum perempuan angkuh yang harus menerima sebuah pernikahan dadakan dari dokter tampan bernama Elardo Gabriell. Awalnya benci tapi lama-lama benih-benih cinta mulai muncul di hatinya. Elardo menginginkan Mega menjadi istrinya, dengan perbedaan umur yang lumayan jauh darinya. Melalui tekad dan usaha, akhirnya dirinya bisa menikahi perempuan dambaannya. Naas, ternyata perempuan yang di cintainya tidak mencintai dirinya. Mega menganggap Elardo musibah untuk hidupnya.
Lihat lebih banyakMega Aurum berjalan angkuh di sebuah koridor rumah sakit. Mega bekerja di rumah sakit bukan sebagai dokter atau perawat. Mega bekerja di rumah sakit, di bagian administra. Sikapnya yang angkuh membuat semua orang tidak terlalu suka pada Mega. Mega tidak peduli, buat apa harus peduli dengan mereka yang tidak menyukai dirinya. Gak penting untuk Mega! terserah mereka mau gak suka atau suka dengan Mega. Mega tersenyum kecut ke arah gerombolan perawat yang sedang bergosip. Mereka bekerja dan di bayar dengan uang, kenapa malah bergosip unfaedah. Membicarakan seseorang yang tidak pernah mengganggu hidup mereka. Basi banget untuk Mega, Mega menatap tajam ke arah perawat perawat itu.
Sekilas tadi Mega mendengar suara gosipan dari mereka. Dirinya yang menjadi bahan gosipan mereka.
"Kalian bekerja untuk gaji buta. Saya bisa melaporkan ini semua ke atasan kalian. Biar kalian mendapatkan teguran tegas dari atasan kalian." Jelas padat yang Mega katakan ke perawat perawat yang tadi bergosip ria.
Perawat perawat itu langsung menundukkan wajahnya ke bawah. Merasa sangat takut, jika Mega akan memberitahu atasannya. Apa yang Mega katakan tidak pernah bohong, pernah Mega memberitahu atasan mereka saat tahun lalu. Dan iya, perawat yang mendapatkan teguran keras dari atasannya langsung di pecat. Mereka tidak mau nasibnya sama dengan rekan temannya terdahulu.
"Maaf nona, saya tidak akan bergosip lagi. Bukan saya saja, tapi kita semua yang ada di sini." Ucap salah satu perawat yang bernama Tabitha.
"Saya akan ingat ucapan kamu barusan. Saya akan kasih kesempatan untuk kamu kerja di sini, jika kami dan teman kami masih seperti ini. Saya akan buat kalian di pecat hati itu juga. Saya tidak akan pernah bermain-main dengan ucapan saya." Tegas Mega
"Baik nona saya dan yang lain janji tidak akan seperti ini lagi." Sahutnya
Mega mengangguk, tanpa pamit atau sekedar permisi. Mega langsung berjalan ke arah ruang kerjanya di lantai 2. Para perawat yang masih berdiri itu segera membuang nafasnya lega. Mereka sangat takut jika Mega sudah berbicara sambil membawa embel-embel atasan mereka.
Ting
Lift terbuka di lantai 2. Mega keluar dari lift, Mega berjalan angkuh ke arah ruangannya. Sebelum masuk ke ruangannya, Mega melambaikan tangannya ke arah Gavin teman kerjanya.
"Hay Gavin how are you?" tanya Mega basa basi.
"Hay Mega, I'm fine." Jawab Gavin.
"Aku tidak akan bertanya balik ke kamu, karena aku sudah tahu jawabannya. Buktinya kamu baik-baik saja di depan aku, ayok masuk ke ruangan kerja kita." Jelas Gavin
Gavin sahabat terbaik Mega, sahabat yang selalu ada di saat suka duka Mega. Mega begitu senang bersahabat dengan Gavin. Dirinya dan Gavin bersahabat dari jaman TK. Mereka sudah tahu satu sama lain, begitu dekatnya mereka di anggap kekasih oleh banyak orang.
Mereka berjalan ke dalam ruangan kerja mereka. Duduk manis di kursi mereka, acara ghibah mulai terdengar oleh mereka. Puji syukur teman kerja Mega dan Gavin sangat baik pada mereka. Tidak pernah membicarakan hal negatif tentang mereka. Mereka begitu dekat, mempunyai solidaritas yang tinggi.
"Aku dengar besok ada dokter baru di rumah sakit ini. Dokter hot yang mereka katakan tadi pagi. Anak pemilik rumah sakit yang pasti." Ucap Denada teman Mega dan Gavin yang terkenal agresif.
"Boy or girl?" tanya Gavin.
"Boy, katanya sangat tampan. Melebihi Manurios, aku tidak sabar menantikan dokter tampan itu." Jawab Denada
"Dena ingat kamu sudah bertunangan. Jangan membuat tunangan kamu marah lagi, kamu harus mengingat kejadian 3 bulan lalu. Saat tunangan kamu datang ke rumah sakit dengan aura menyeramkan. Gara-gara kamu menggoda satpam yang wajahnya seperti Lee Min Ho." Ujar Elsa si cantik dengan penjiwaan yang dewasa.
Ah momen memalukan itu, Elsa masih saja mengingat dengan baik. Momen langka yang terjadi di rumah sakit. Sampai pasien yang sedang sakit penasaran ingin melihat apa yang sedang terjadi di lantai 2, bagian administrasi. Sangat heboh untuk semua karyawan rumah sakit. Bahwa tukang gosip langsung membuat gosip hangat tentang Denada yang mempunyai skandal dengan satpam yang mirip dengan Lee Min Ho.
Mega yang saat itu maju untuk melindungi sahabatnya dari amukan tunangan sahabatnya. Tunangannya murka seperti orang kesetanan. Mega bertindak, dengan sengaja menyuntikkan obat bius ke tangan kanan tunangan Denada. Tunangan Denada langsung pingsan, semuanya selesai. Gavin segera membubarkan para penggosip dan penonton drama dadakan yang di buat tunangan Denada.
Mega langsung mendapatkan sorakan baik dari semua orang. Sorakan takjub saat menghadapi laki-laki yang sedang mengamuk hebat.
"Kamu tahan dengan Bird, Denada." Ucap Gavin
Denada juga tidak tahu dengan dirinya. Kenapa dirinya bisa bertahan dengan laki-laki seperti Bird. Laki-laki kasar dan seenaknya sendiri.
"Padahal lo gak cinta kan sama Bird. Kenapa lo harus mau jadi tunangan Bird, jangan katakan cinta kalau lo gak cinta sama Bird. Kasih alasan yang pasti Denada! apakah Bird mengancam kamu atau melakukan tindakan yang membuat kamu akhirnya bertahan dengan Bird." Tepat sasaran, apa yang di ucapkan Roby sangat benar.
Roby laki-laki mempunyai pesona yang membuat para kaum Hawa klepek-klepek tidak karuan.
"Jawaban yang sangat baik jika kamu jujur Denada. Jika itu benar, kita smua akan membantu kamu lepas dari Bird. Kamu berhak mendapatkan laki-laki yang baik Denada, bukan seperti Bird." Ungkap Mega, kita semua selalu mendukung satu sama lain. Karena kita semua sahabat di saat suka dan duka.
"Apa yang Roby katakan memang benar. Bird mengancam aku, jika aku tidak bertunangan dengan dia...dia akan mengambil paksa mahkota yang selama ini aku jaga. Aku bingung harus melakukan apa lagi, kecuali harus menerima Bird menjadi tunangan aku." Jujur Denada
Mereka menggeram kesal dengan perlakuan Bird yang keterlaluan ke Denada. Mainnya ke ancaman, membuat Denada harus jatuh ke dalam jurang kegelapan.
"Kita semua akan bantu kamu lepas dari Bird, kita semua selalu ada buat kamu Denada." Ucap Mega tega, Denada meneteskan air matanya. Denada terharu mendapatkan pertolongan dari mereka semua. "Makasih, aku sangat berterima kasih jika aku sudah terbebas dari Bird." Sahut Denada
"Kamu tidak perlu khawatir Denada." Kata mereka serempak
Skip
Kantin Rumah Sakit
"Dia cuman karyawan administrasi, gayanya sudah seperti bos." Sindir salah satu dokter perempuan ke Mega. Mega mendongak ke arah dokter yang menyindir dirinya.
Mega menghampiri dokter itu sambil membawa sebotol air putih di tangannya. "Saya pikir anda perempuan berpendidikan nona. Jaga ucapan anda, menyindir saya atau tidak. Saya tahu itu! anda salah berhadapan dengan saya nona. Bermain dengan saya nona, saya akan buat anda malu di depan semua orang di kantin." Dokter perempuan yang bernama Intan itu langsung diam. Bingung harus berkata apa, dirinya tidak mau bermain dengan Mega. Wanita yang terkenal suka membuat semua orang takut, termasuk dirinya juga yang aslinya takut ke Mega.
"Takut," kekeh Mega.
"Makanya jangan suka membuat gara-gara dengan saya nona." Sambung Mega, Mega tidak mau membuat dirinya jadi pusat perhatian semua orang. Mega meninggalkan Intan dan rekannya di situ, Mega berjalan ke tempatnya yang tadi bersama rekannya.
Tbc
"Ini yang aku mau dari kamu 'BITCH' berani sekali kamu membuat adik saya terluka. Untung ada kedua sepupu saya datang ke rumah. Jika tidak, entah bagaimana nasib adik saya di tangan kamu." Ucap MaximeTangan kanan Maxime menggaet kepala Selvia lalu menenggelamkan kepala Selvia ke dasaran kolam beberapa kali. Lihat saat ini Selvia terbatuk-batuk bahkan nafasnya mulai tercekat. Maxime tidak kasihan jika Selvia kehilangan nyawa di sini. Sementara Mia hanya menonton sambil bermain handphone. Ini kesenangannya melihat sang musuh tersakiti. Ini masih permulaan, masih ada hari-hari menanti untuk menyiksa Selvia. Kesempatan emas untuk Maxime maupun Mia."Apa perlu saya membuat kamu hamil." Selvia menggelengTubuh Selvia di gendong Maxime. Maxime membawa tubuh Selvia ke rumputan di taman belakang rumah. Begitu mengenaskan tubuhnya yang basah dan wajahnya begitu pucat."Jangan mati duluan sebelum kita puas menyakiti kamu." Ujar Maxime memperingati Selvia. Melihat sekilas Selvia memejamkan matan
"Aku pulang duluan kamu baik-baik di sini. Kalau mau ketemu ya kamu kabarin aku. Aku akan mengunjungi kamu bersama mereka." Pamit Mia ke adiknya. Elardo membawa pulang istrinya dari ruang orang tuanya. Dirinya tidak mau kecolongan seperti kemarin lagi. "Kak, simpan laptop aku ya di kamar kamu." Mia mengangguk"Kamu harus fokus kesembuhan kaki kamu. Jangan memikirkan tentang Selvia. Selvia urusan aku sama Maxime. Ingat jika ada yang menyakiti kamu akan aku balas termasuk orang terdekat kamu. Ya udah kamu baik-baik ya." Lalu Mia pamit ke yang lainnya mau pulang duluan. Ada hal yang harus iya selesaikan. Mau memberantas kuman seperti Selvia. Selvia akan iya basmi sekarang juga. Sudah berani menyakiti sang adik yang sakit bahkan tidak merasa bersalah atau sekedar meminta maaf. Tidak punya rasa bersalah! sudah licik tidak mau disalahkan. Nanti kalau Selvia tidak mau mengakui kesalahannya iya akan siksa Selvia seperti biasanya. Kalau perlu siksa fisiknya sampai terluka. Semua orang sudah t
BrukMega terjatuh ke lantai karena dorongan dari Selvia. Kurang ajar sekali Selvia berani mendorongnya terjerembab ke lantai seperti ini. Dirumah memang hanya mereka berdua saja. Suaminya berangkat bekerja lalu orang tuanya sedang ada di luar ada sesuatu harus mereka kerjakan. Kedua Kakaknya juga sibuk dengan urusan mereka. Mega meringis ketika kakinya tertimpa alat bantunya. Tadinya iya berusaha latihan berjalan sendirian eh tiba-tiba Selvia datang lalu mendorongnya. Kalau dirinya tidak lumpuh Mega sudah menyerang Selvia."Aduh sakitnya jatuh ya Mega. Lihat keadaan kamu sekarang...jangan nangis ya harus tegar dan ikhlas. Selamanya jadi orang cacat biar aku sakiti kamu terus. Oh iya aku berniat merebut suaminya kamu loh. Mumpung kamu cacat terus gak bisa melayani suami dengan baik ya udah aku inisiatif menjadi orang tiga di hubungan kamu dan suami kamu." Ucap Selvia begitu gamblang."Berani melakukan itu aku akan bunuh kamu. Kamu pikir aku takut sama kamu hah, kamu hanya benalu di ke
"Hai cantik gimana nih kabarnya.""Ya ampun Mega udah lama ya kita gak ketemu. Hu kangen tahu pengin ketemu kamu tapi aku sibuk eh kita ketemu sekarang." Cerocos Elsa"Kamu itu sibuknya gak ketulungan. Denada sibuk tapi masih bisa menyempatkan ketemu aku. Tapi, makasih ya udah mau ke sini. Elsa lihat aku sekarang...gak bisa jalan sedih banget." Elsa mengelus lemgannya lembut. "Harus semangat buat sembuh cantik. Aku mau kok bantu menyembuhkan kamu, nanti aku ke dukun ya biar bisa menyembuhkan kamu lewat mantra." Ini yang Mega kangenin dari Elsa, membuat lelucon ketika iya sedih. Semua sahabatnya Sadang berkunjung untuk menjenguknya. Mereka membawa beberapa parsel buah, paket jajanan favoritnya juga. Merwka memang sahabat yang mengerti Mega. Walaupun sakit masih membutuhkan asupan jajan hehe."Aku janji deh kamu sembuh aku ajak kemping ke Bromo sama yang lain juga. Kamu bebas mau ajak suami atau gak." Aduh itu plan aku bersama mereka sebulan yang lalu. Plan mau kemping ke Bromo tapi
Mega tidak mau melihat ke arah suami atau keluarganya. Iya malu saat ini, keadaannya sedang tidak baik-baik saja. Kakinya lumpuh tidak bisa di gerakkan sama sekali. Mau menangis juga percuma. Mungkin ini karma untuknya. Tuhan maha adil, menyesal atau bagaimana. Ikhlas itu yang harus iya lakukan tapi bukan sekarang. Begitu menyakitkan untuknya tidak bisa berjalan seperti biasanya lagi. "Makan ya kamu belum makan loh dari kemarin." "Untuk apa kamu baik sama aku." Air matanya kembali mengalir. Elardo mengusap air matanya berulang kali sejak tadi. "Kamu bakal sembuh sayang. Kemoterapi rutin akan membantu kesembuhan kamu." Mega tertawa "Percuma kemoterapi rutin tapi ujung-ujungnya tidak bisa jalan. Kenapa Tuhan tidak mengambil nyawa aku saja. Skait rasanya saat aku cacat seperti ini. Makin banyak yang menghujat aku sekarang terutama dia." Matanya mengarah ke Selvia sedari tadi menahan tawanya melihat penderitaan Mega saat ini. "Jangan fitnah kak, aku sama sekali tidak akan menghujat ka
"Kakak lihat jari-jari kak Mega bergerak." Seru Ester ke Kakaknya. Elardo bangkit lalu mengecek kondisi sang istri begitu cepat. Senyum terbit di bibirnya melihat tubuh istrinya sudah mulai stabil lagi bahkan dirinya melihat istrinya mulai membuka matanya di tengah malah seperti ini.Mega membuka kedua matanya perlahan lalu melihat ke sekitar ruangan bercat putih. Mega menoleh ke salah satu dari mereka lalu mencoba mengangkat tangannya. "Jangan ya. Kamu jangan dulu bergerak ya." Mega diam saja lalu matanya mengarah ke suaminya. "Jalan itu...jalan yang merenggut nyawa aku." Ucapnya terbata-bataMega ingat jika dirinya menjadi korban kecelakaan beruntun. Dirinya terlibat dari kecelakaan itu bahkan dirinya menjadi korban utama kecelakaan itu terjadi. Mega merasakan pusing di kepalanya lalu memegang kepalanya. Elardo mengusap kepala yang istri yang diperban."Papah...Mamah... Mega mau ketemu kalian." Denada langsung menghubungi kedua orang tua Mega agar datang ke rumah sakit. Memberi
3 jam menunggu akhirnya operasi Mega sudah selesai. Elardo keluar dari ruang operasi untuk menemui keluarganya serta keluarga sang istri. Hancur hatinya saat ini untung istrinya masih tertolong.Melita menghampiri anaknya yang baru saja keluar dari ruang operasi. " Nak, bagaimana keadaan menantu Mami?" tanya Kami Melita.Elardo mengembuskan nafasnya. "Jauh di katakan baik Mi. Alhamdulillah Mega tertolong karena penanganan medis begitu cepat. Membutuhkan waktu yang cukup lama menyembuhkan fisik dan mentalnya. Aku yakin Mega terguncang dengan kecelakaan yang terjadi dalam dirinya. Aku sudah berusaha menyelamatkan Mega dari maut. Pembuluh darahnya pecah bahkan kedua kakinya tidak berfungsi dengan baik." Jelasnya membuat semua orang terkejut.Raisa terduduk di lantai lalu Oland membantu istrinya berdiri. Mia memeluk Mamahnya yang terguncang hebat. "Kenapa swmua terjadi sama anak kita Mas." Tangis Raisa pecah saat tahu anaknya mengalami kecelakaan hebat sampai parah."Mamah, maaf aku tid
Mega mengendarai mobilnya dengan kecepatan cepat. Bangun kesiangan alhasil dirinya telat berangkat kerja. Untung saja dirinya sudah menghubungi bosnya. Dirinya berangkat terlambat tanpa mengatakan kalau dirinya bangun kesiangan. Biarkan dirinya dan Tuhan saja yang tahu. TringSuara handphonenya berbunyi lalu Mega mengambil handphonenya dan langsung mengangkat panggilan dari Gavin."Kamu bilang mau cerai sama Elardo." "Iya. Aku udah bilang sama kamu. Aku mau cerai sama Elardo. Hubungan aku dan dia tidak bisa dipertahankan lagi, Vin." Gavin menghela nafasnya. "Kamu pikirkan lagi lah jangan kaya anak kecil." Pasti Gavin tidak setuju dieinya sudah menduga. "Aku tetap akan bercerai dengan Elardo. Ini smeua menyangkut kehidupan aku. Jujur aku tetsiskda selama menjadi istri dia. Hidup aku banyak tuntutan karena dia. Dia tidak pernah mengerti perasaan aku. Dia egois, Vin." Jelasnya membuat si Gavin percaya dengannya. Di sana Gavin terkekeh. "Bukannya selama ini yang egois itu kamu buka
"INGAT BAIK-BAIK SELVIA! SELAMA INI GUE TIDAK PERNAH MENERIMA KEBERADAAN KAMU DI RUMAH INI." Teriak Mega lalu membanting tubuh Selvia sampai terdengar bunyi tulang retak. Selvia sontak meringis lalu memegang pinggangnya yang sakit luar biasa. Mega tertawa senang melihat penderitaan Selvia."Kenapa harus ada lo di dunia ini. Kenapa lo harus singgah di kehidupan keluarga gue. Lo tahu, kehadiran lo di keluarga gue tidak di terima dengan baik. Hanya orang tua gue saja yang peduli sama lo. Sedangkan yang lain minus, mereka tidak pernah menerima kehadiran lo. Lo hanya benalu! mendingan lo mati sekalian. Orang kek lo harus musnah dari dunia ini." Teriak MegaMega kembali menarik rambut panjang Selvia. Mega menampar kedua pioinya lagi dan lagi sampai Selvia pingsan. Mega bangkit lalu melihat ke arah Tara. Tara menyunggingkan senyumnya lalu menepuk bahunya. Mereka bertos bersama lalu keluar dari kamar Selvia. Membiarkan Selvia terkapar di lantai dengan keadaan mengenaskan. Mereka berdoa semog
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen