Sudah tiga hari Bella diberi cuti untuk beristirahat, Bella yang merasa jenuh hanya berdiam diri di kamar saja akhirnya bisa beraktifitas kembali. Seperti biasa, pagi hari sekali Bella sudah sampai di kantor. Ia berencana untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya yang terbengkalai dan bahkan ada beberapa yang sudah mendekati deadline.“Apanya yang istirahat! Ini sama saja dengan merapel pekerjaan selama beberapa hari! Sean! Pria itu benar-benar tak berperikemanusiaan! Apa ia tak mengindahkan ucapan dokter beberapa hari lalu?!” umpat Bella, “kalau begini ceritanya, aku yang seorang sekretaris pun membutuhkan sekretaris!”Bella membuka berkas-berkas yang menumpuk di atas meja kerjanya, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal sembari berdesis, “Ini namanya kerja rodi versi korporat! Ternyata ia disebut CEO Tiran bukan tanpa alasan!”Bella menarik nafasnya dalam dan membuangnya lewat mulut. Dengan tergesa Bella mengerjakannya, namun saat sedang fokus tanpa sadar Sean sudah duduk di depan me
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, hari pernikahan bertepatan dua minggu lagi. Namun Sean dan Bella masih saja bekerja seperti biasanya. Bahkan hari ini Sean harus pergi untuk pertemuan penting di Singapura.Bella telah mempersiapkan segala kebutuhan pekerjaan untuk pertemuan nanti. Sean pergi didampingi oleh Ronald, sementara Bella diberi tugas untuk tetap bekerja di perusahaan.Jam makan siang pun datang, akhirnya Bella bisa menikmati makan siang di cafetaria seperti karyawan lain setelah satu bulan lebih bekerja. Biasanya Bella akan menikmati makan siang dengan layanan pesan antar di sore hari, karena pekerjaannya tak membiarkannya memiliki waktu luang. Atau bahkan ia tak makan sama sekali, dan baru mengganjal perut saat sudah sampai di apartemen.“Ah, akhirnya aku bisa menikmati makan siangku dengan waktu normal! Entah mengapa mereka berdua pergi aku merasa terbebas dari penjara!” gumam Bella. “Sepertinya aku tahu alasan mengapa banyak sekretaris sebelumnya yang tak tahan be
Axel mengetuk pintu salah satu kamar kontrakan di pinggiran kota. Terlihat sosok wanita menutupi kepalanya dengan kain membuka pintu, wanita itu meminta Axel masuk ke dalam dengan tergesa sambil menengok ke kanan dan kiri.“Cepat masuk!” ucap wanita itu, “kamu sendirian ‘kan? Tidak ada orang yang tahu bahwa aku disini?”“Tidak! Tenang saja Irena.” Axel menarik penutup kepala wanita itu yang ternyata adalah Irena. Kemudian ia memeluknya dan berusaha menciumnya, namun Irena mendorong tubuh Axel hingga ia terhempas ke dinding.“Enyahlah! Jangan menyentuhku!” sentak Irena, “aku memintamu kemari bukan untuk bersenang-senang, bodoh!”Axel merapikan pakaiannya yang sedikit kusut, kemudian ia berjalan mendekati Irena, “Hey, jangan keterlaluan padaku, kamu tak ingat apa yang sudah kita lakukan berdua?”“Aku tak peduli!” balas Irena, ia mendudukan dirinya di atas kursi, kemudian Irena melemparkan sebuah map berwarna coklat ke arah Axel, “baca itu! Maka perusahaanmu akan selamat! Namun kamu haru
“Bagaimana keadaannya?” tanya Rudy. Tampak sosok dokter disampingnya sedang memeriksa Sean. “Syukurlah, beliau tidak mengalami luka parah. Hanya saja Tuan Sean harus beristirahat selama beberapa hari untuk menyembuhkan luka dikepalanya,” balas Dokter tersebut yang tak lain adalah dokter pribadi keluarga Wiratama.Rudy menghembuskan nafasnya pelan, ia lega mendengar pernyataan Dokter Malik. “Lalu, keadaan Nona Bella? Apa dia baik-baik saja?”Dokter Malik membalikkan tubuhnya, ia mengalungkan stetoskop pada lehernya. “Untuk fisik, dia baik-baik saja. Memang ada beberapa luka memar di tangan dan kakinya, namun yang saya khawatirkan adalah kondisi psikisnya, mengingat kejadian tersebut termasuk pada rencana pembunuhan. Semoga saja dia bisa pulih secepatnya,” balas Dokter Malik, “Bukankah pernikahan mereka sebentar lagi? Sayang sekali keduanya mengalami musibah seperti ini saat mendekati hari pernikahan. Saya turut prihatin mendengarnya.”“Betul, kuharap keduanya bisa segera pulih,” jawa
Malam ini Bella sedang terbaring di atas kasur sembari menikmati pijatan pada tubuhnya. Besok merupakan hari bersejarah baginya, karena setelaha fajar terbit nanti tak lama ia akan menyandang status baru, yaitu Nyonya Sean Wiratama.Bella tak henti melontarkan senyuman mengingat hari yang mendebarkan sudah di depan mata. Semenjak kejadian beberapa saat lalu terlihat perubahan drastis perlakuan Thomas dan Sean padanya.Thomas berubah menjadi sangat perhatian bahkan cenderung posesif. Ia tidak membiarkan Sean dan Bella untuk bepergian ke luar kediaman utama. Bahkan, ia memanggil orang-orang ahli dibidangnya untuk mempersiapkan pernikahan tersebut.Seperti saat ini, Bella sedang dimanjakan perawatan-perawatan untuk menunjang penampilannya besok. Paket pijat pengantin extra dengan treatment-treatment terbaik membuat Bella sesaat terlena akan datangnya hari esok.Di sisi lain Sean pun diperlakukan sama, ia diberi pelayanan ekstra agar esok bisa tampil prima. Walaupun sebenarnya pernikahan
Hari bersejarah itu pun akhirnya tiba. Terlihat banyak orang lalu lalang di dalam gedung tersebut. Baik sebagai pihak dekorasi ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Pernikahan tertutup ini tetap dihias semewah dan sebagus mungkin, agar berkesan bagi kedua mempelai.Tamu undangan hari ini hanya terdiri dari orang-orang terdekat saja, beberapa ada yang memiliki ikatan kerabat dan ada pula rekan bisnis yang sudah lama saling mengenal. Walaupun kapasitas gedung ini mampu menampung jumlah orang hingga seribu, namun undangan Bella dan Sean hanya mencakup seratus orang saja.Terlihat Bella sedang berada di dalam ruang rias. Ia didandani oleh make up artist terkenal dengan flawless, nuansa coral yang Bella inginkan dalam riasannya membuatnya tampak fresh. Sembari wajahnya dirias, seorang hairstylist pun menata rambut Bella.Tampak model rambut low bun dengan sedikit messy di depannya. Beberapa helai rambut sengaja terurai dan hair stylist itu mengkeritingkannya. Kemudian beberapa aksesor
Setelah menyelesaikan rangkaian acara pernikahan, akhirnya Bella dan Sean dapat beristirahat juga. Keduanya telah tiba di kediaman utama Wiratama dan hendak merebahkan tubuh. Thomas sengaja memerintahkan Bella dan Sean untuk menghabiskan malam pertama di sana.Thomas ingin memantau bahwa hubungan cucunya berjalan lancar, lalu ia juga ingin menebus kesalahannya pada Sean selama ini yang sudah acuh dan tak mempedulikannya. Maka dari itu sejak beberapa minggu sebelum pesta pernikahan, Thomas merenovasi kamar utamanya agar nyaman digunakan oleh pasangan suami istri baru tersebut.Saat ini Bella sedang bersiap di kamar, para pelayan membantunya untuk berganti pakaian, membersihkan badan dan menghapus make up. Setelah para pelayan pergi, ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur.“Ah, akhirnya punggungku bisa terbaring juga,” ucap Bella, “seluruh tubuhku rasanya remuk setelah berdiri selama beberapa jam, padahal tamu undangan hanya sedikit namun rangkaian acara yang dibuat sangat padat sekal
Pagi ini Bella dan Sean melakukan sarapan bersama dengan Thomas. Tadi pagi Sean masuk ke kamar dan bersiap serta berganti pakaian, diketahui tadi malam ia tak tidur dan memilih untuk begadang di sofa luar.“Kudengar tadi malam kamu tak tidur di kamar bersama Bella, apa ada masalah?” tanya Thomas. Sean sudah menduga kakeknya pasti akan menginterogasinya.Bella hanya terdiam, ia tak mau menanggapi pasalnya takut apa yang ia bicarakan akan memperburuk suasana.“Betul. Tadi malam saya harus begadang karena memikirkan project Wiratama Otomotif yang akan berlangsung pekan depan,” balas Sean, “lagipula aku tak tega melihat Bella yang terlihat sangat kelelahan, lebih baik aku membiarkannya beristirahat.”Thomas melirik ke arah Bella, memastikan kebenaran ucapan cucunya itu, “Apa benar begitu, Bella?”“Benar, Kakek. Semalam saya ketiduran, hingga saya tak sadar kalau Sean masuk ke dalam kamar. Sepertinya ia tidak tega membangunkan saya yang sudah terlelap,” balas Bella. Ia melirik ke arah Sean