“Bagaimana keadaannya?” tanya Rudy. Tampak sosok dokter disampingnya sedang memeriksa Sean. “Syukurlah, beliau tidak mengalami luka parah. Hanya saja Tuan Sean harus beristirahat selama beberapa hari untuk menyembuhkan luka dikepalanya,” balas Dokter tersebut yang tak lain adalah dokter pribadi keluarga Wiratama.Rudy menghembuskan nafasnya pelan, ia lega mendengar pernyataan Dokter Malik. “Lalu, keadaan Nona Bella? Apa dia baik-baik saja?”Dokter Malik membalikkan tubuhnya, ia mengalungkan stetoskop pada lehernya. “Untuk fisik, dia baik-baik saja. Memang ada beberapa luka memar di tangan dan kakinya, namun yang saya khawatirkan adalah kondisi psikisnya, mengingat kejadian tersebut termasuk pada rencana pembunuhan. Semoga saja dia bisa pulih secepatnya,” balas Dokter Malik, “Bukankah pernikahan mereka sebentar lagi? Sayang sekali keduanya mengalami musibah seperti ini saat mendekati hari pernikahan. Saya turut prihatin mendengarnya.”“Betul, kuharap keduanya bisa segera pulih,” jawa
Malam ini Bella sedang terbaring di atas kasur sembari menikmati pijatan pada tubuhnya. Besok merupakan hari bersejarah baginya, karena setelaha fajar terbit nanti tak lama ia akan menyandang status baru, yaitu Nyonya Sean Wiratama.Bella tak henti melontarkan senyuman mengingat hari yang mendebarkan sudah di depan mata. Semenjak kejadian beberapa saat lalu terlihat perubahan drastis perlakuan Thomas dan Sean padanya.Thomas berubah menjadi sangat perhatian bahkan cenderung posesif. Ia tidak membiarkan Sean dan Bella untuk bepergian ke luar kediaman utama. Bahkan, ia memanggil orang-orang ahli dibidangnya untuk mempersiapkan pernikahan tersebut.Seperti saat ini, Bella sedang dimanjakan perawatan-perawatan untuk menunjang penampilannya besok. Paket pijat pengantin extra dengan treatment-treatment terbaik membuat Bella sesaat terlena akan datangnya hari esok.Di sisi lain Sean pun diperlakukan sama, ia diberi pelayanan ekstra agar esok bisa tampil prima. Walaupun sebenarnya pernikahan
Hari bersejarah itu pun akhirnya tiba. Terlihat banyak orang lalu lalang di dalam gedung tersebut. Baik sebagai pihak dekorasi ataupun pihak yang berkepentingan lainnya. Pernikahan tertutup ini tetap dihias semewah dan sebagus mungkin, agar berkesan bagi kedua mempelai.Tamu undangan hari ini hanya terdiri dari orang-orang terdekat saja, beberapa ada yang memiliki ikatan kerabat dan ada pula rekan bisnis yang sudah lama saling mengenal. Walaupun kapasitas gedung ini mampu menampung jumlah orang hingga seribu, namun undangan Bella dan Sean hanya mencakup seratus orang saja.Terlihat Bella sedang berada di dalam ruang rias. Ia didandani oleh make up artist terkenal dengan flawless, nuansa coral yang Bella inginkan dalam riasannya membuatnya tampak fresh. Sembari wajahnya dirias, seorang hairstylist pun menata rambut Bella.Tampak model rambut low bun dengan sedikit messy di depannya. Beberapa helai rambut sengaja terurai dan hair stylist itu mengkeritingkannya. Kemudian beberapa aksesor
Setelah menyelesaikan rangkaian acara pernikahan, akhirnya Bella dan Sean dapat beristirahat juga. Keduanya telah tiba di kediaman utama Wiratama dan hendak merebahkan tubuh. Thomas sengaja memerintahkan Bella dan Sean untuk menghabiskan malam pertama di sana.Thomas ingin memantau bahwa hubungan cucunya berjalan lancar, lalu ia juga ingin menebus kesalahannya pada Sean selama ini yang sudah acuh dan tak mempedulikannya. Maka dari itu sejak beberapa minggu sebelum pesta pernikahan, Thomas merenovasi kamar utamanya agar nyaman digunakan oleh pasangan suami istri baru tersebut.Saat ini Bella sedang bersiap di kamar, para pelayan membantunya untuk berganti pakaian, membersihkan badan dan menghapus make up. Setelah para pelayan pergi, ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur.“Ah, akhirnya punggungku bisa terbaring juga,” ucap Bella, “seluruh tubuhku rasanya remuk setelah berdiri selama beberapa jam, padahal tamu undangan hanya sedikit namun rangkaian acara yang dibuat sangat padat sekal
Pagi ini Bella dan Sean melakukan sarapan bersama dengan Thomas. Tadi pagi Sean masuk ke kamar dan bersiap serta berganti pakaian, diketahui tadi malam ia tak tidur dan memilih untuk begadang di sofa luar.“Kudengar tadi malam kamu tak tidur di kamar bersama Bella, apa ada masalah?” tanya Thomas. Sean sudah menduga kakeknya pasti akan menginterogasinya.Bella hanya terdiam, ia tak mau menanggapi pasalnya takut apa yang ia bicarakan akan memperburuk suasana.“Betul. Tadi malam saya harus begadang karena memikirkan project Wiratama Otomotif yang akan berlangsung pekan depan,” balas Sean, “lagipula aku tak tega melihat Bella yang terlihat sangat kelelahan, lebih baik aku membiarkannya beristirahat.”Thomas melirik ke arah Bella, memastikan kebenaran ucapan cucunya itu, “Apa benar begitu, Bella?”“Benar, Kakek. Semalam saya ketiduran, hingga saya tak sadar kalau Sean masuk ke dalam kamar. Sepertinya ia tidak tega membangunkan saya yang sudah terlelap,” balas Bella. Ia melirik ke arah Sean
Di sore hari, setelah keduanya sudah puas beristirahat. Sean dan Bella berencana pergi ke tepi pantai. Mereka telah bersepakat bahwa selama berbulan madu, keduanya akan melakukan ‘hal-hal’ yang tidak mereka dapatkan semasa mereka kecil. Intinya, Bella memberikan ide bahwa bulan madu mereka adalah ajang memenuhi inner child mereka yang tak tersampaikan.Bella memberikan ide untuk menulis wish list masing-masing yang belum pernah direalisasikan, agar satu sama lain dapat mengabulkannya. Salah satu contoh wish list pertama, Bella sangat ingin sekali pergi ke pantai dan melihat matahari terbenam. Karena sejak kecil keluarganya tak pernah menuruti keinginannya dengan dalih cuaca pantai tak cocok untuk kesehatan Irena. Demi mewujudkan hal itu, akhirnya keduanya sekarang berencana pergi ke tepi pantai.Sean mereservasi tempat duduk di sebuah restoran dengan jaminan pemandangan sunset yang menawan sesuai rekomendasi dari beberapa artikel yang ia cari di google. Ia sengaja memesan tempat yang
Bella terperanjat, sesaat ia memundurkan kakinya beberapa langkah. Mencoba menelaah apa yang terjadi. Di sisi lain Sean masih mematung sembari mengingat-ingat wajah wanita yang sedang memeluknya erat.Dari balik rengkuhannya, wanita itu tampak menyeringai, puas dengan apa yang sudah dilakukannya. Tiba-tiba wanita yang tak diketahui itu melepaskan rengkuhan dan pingsan. Sontak hal itu membuat Sean terkejut, tanpa aba-aba Sean membopong wanita bersurai agak kemerahan itu menuju ke arah tempat mobil terparkir.Bella yang sebelumnya terdiam dan menelaah situasi yang terjadi pun merasa buntu, akhirnya ia mengekori Sean dari belakang dan mengambil langkah lebih cepat.“Sean, siapa dia?” pekik Bella dari balik arah belakang. Sean yang menyadari kehadiran Bella hanya menggelengkan kepalanya, “Entahlah! Aku tidak mengenalnya namun ia mengenaliku!”“Bella, tolong bukakan pintu mobil. Aku akan membawanya ke rumah sakit terdekat.” Sean memberikan perintah, tanpa banyak bertanya Bella pun dengan
Bella terbangun dari tidurnya, terlihat tak ada sosok Sean di samping tempat tidurnya. Saat Bella bangkit dari ranjang, terlihat secarik kertas di atas nakas bertuliskan Sean pulang ke ibu kota terlebih dahulu karena ada urusan penting. Sementara Bella dipersilakan untuk menghabiskan waktu di sana sesuai dengan jadwal tiket pulang.Bella menghembuskan nafasnya dalam, “Sean, kamu keterlaluan … tapi aku pun tak punya hak untuk melarangmu.”Di sisi kertas tersebut terdapat sebuah kartu kredit yang Sean sengaja simpan untuk Bella. Terdapat tulisan di dalam secarik kertas itu, bahwa ia boleh menggunakan kartu tersebut sepuasnya sebagai ganti wish list yang belum Sean penuhi beserta pinnya.Tak mau ambil pusing, Bella mengambil kartu tersebut. “Ya, tidak buruk juga. Setidaknya Sean meninggalkan ini, jadi aku tak terlalu kesal!”Bella menyimpan kartu tersebut ke dalam tas, lalu ia bergegas menuju kamar mandi dan bersiap. Ia berencana menghabiskan waktu untuk makan, menikmati wish list yang b