Beranda / Rumah Tangga / Menikahi Ayah Angkat / BAB 1 : Pernyataan Cinta

Share

Menikahi Ayah Angkat
Menikahi Ayah Angkat
Penulis: Namaku Malaja

BAB 1 : Pernyataan Cinta

Penulis: Namaku Malaja
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-11 08:31:38

“Shanna! Semangat, ya!”

Suara teriakan Viona terdengar keras meski Shanna sudah berlari cukup jauh dari sahabat-sahabatnya. Dia melambaikan tangan tanpa berhenti ataupun sekadar menoleh. Langkahnya semakin cepat menuju gerbang kampus, di mana Damar sudah menunggunya di dalam mobil.

“Maaf lama, Ba,” ucap Shanna ketika berada di dalam mobil. “Baba sudah dari tadi?”

“Tidak apa-apa. Baba juga baru saja sampai, kok.”

Damar mengemudikan mobil meninggalkan area kampus. Ia mengendarai mobil menuju sebuah restoran bintang lima. Pagi tadi, dirinya sudah berjanji akan mengajak Shanna makan siang bersama.

“Kenapa harus pesan private room sih, Ba? Bukannya di luar sama aja?” protes Shanna setelah pelayan pergi meninggalkan mereka.

Bukannya Shanna tidak suka, dia hanya merasa ayahnya itu berlebihan dengan memesan private room untuk sekadar makan siang.

Damar tersenyum kecil.

“Ya beda dong, Sayang. Kalau di luar ramai dengan pengunjung yang lain. Tapi kalau di sini kan tenang dan tidak ada yang mengganggu. Apalagi hari ini kan hari ulang tahunmu, baba khusus memesannya tadi pagi hanya untukmu. Lagi pula sudah lama kita tidak makan berdua di restoran bintang lima seperti ini. Kalau baba tidak salah ingat, itu sekitar enam bulan yang lalu.”

Shanna memutar mata malas, menganggap ucapan Damar berlebihan. Namun, apa yang dikatakan Damar memang benar. Mereka jarang sekali makan di restoran bintang lima. Bukan karena mereka tidak punya uang, tetapi karena memang Shanna yang tidak terlalu suka makan di restoran mewah. Baginya, makan di restoran mana pun sama saja.

Shanna menatap lekat-lekat wajah Damar. Kedua tangannya yang berada di atas meja saling bertaut. Keringat perlahan membasahi telapak tangannya. Jantungnya pun mulai berdetak lebih cepat.

"Baba, ada yang ingin kukatakan sama baba."

Damar menatap Shanna yang menatapnya serius. Raut penasaran tergambar jelas pada sorot mata pria itu. "Mau mengatakan apa?"

Shanna mengambil napas, menenangkan debaran jantungnya yang semakin menggila. Kakinya sedikit bergetar. "Baba, aku mencintaimu," ucapnya cepat dan tegas.

Damar tersenyum lebar. "Baba tahu. Baba juga sangat mencintai dan menyayangimu."

Shanna menggeleng pelan. "Aku serius, Baba. Aku mencintaimu seperti wanita mencintai laki-laki, bukan sebagai ayah dan anak."

Mata Damar melebar. Ekspresi terkejut tergambar jelas di wajahnya yang terdapat luka bakar. Akan tetapi, hal itu tidak berlangsung lama. Damar segera mengubah ekspresinya kembali seperti semula. Dia membuka mulut untuk memberikan jawaban, tetapi tiga orang pelayan masuk membawa pesanan mereka, membuat pria itu kembali mengatupkan mulutnya.

"Lebih baik kita makan dulu," ajak Damar mengubah topik pembicaraan.

Shanna kecewa karena tidak bisa mendengarkan jawaban Damar. Namun, dia juga lega, sebab dia sendiri sebenarnya belum siap mendengar jawaban pria itu. Meski dia sudah menguatkan mentalnya, tetapi sedikit banyaknya Shanna takut akan penolakan Damar.

Shanna menatap hidangan yang tersaji begitu banyak di hadapannya. “Perasaan tadi kita nggak pesan sebanyak ini deh, Ba,” ucapnya setelah pelayan meningalkan mereka.

“Memang. Sebenarnya ... baba sudah melakukan pemesanan tadi pagi. Baba sengaja tidak memberitahumu karena baba tahu kamu pasti akan menolaknya kalau baba memberitahumu.” Damar menjawab tanpa menatap Shanna. “Lebih baik sekarang kita makan saja. Baba sudah sangat lapar sekali.”

Mereka pun menyantap hidangan dengan ditemani sepi. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tidak ada yang ingin membuka suara.

"Ulang tahunmu kali ini, kamu ingin mengajak teman-temanmu ke mana?" tanya Damar di sela-sela makannya, memecah keheningan yang terjadi.

Shanna tersentak, ditatapnya pria di hadapannya. “Aku belum memikirkannya, Ba. Mungkin aku akan mengajak mereka makan, nonton, dan belanja aja.”

Shanna tidak memiliki rencana untuk membawa sahabat-sahabatnya bepergian. Lagi pula sahabat-sahabatnya sendiri pun tidak ada yang membahas hal itu. Sehingga Shanna sendiri tidak tahu harus mengajak mereka pergi ke mana.

“Tahun kemarin kamu juga mengajak mereka makan, nonton dan belanja, ‘kan? Memangnya kamu tidak mau mengajak mereka jalan-jalan? Misal liburan atau ke mana gitu?”

“Aku nggak tahu mau mengajak mereka ke mana, Ba. Nggak ada rekomendasi. Lagian mereka juga nggak akan protes meski kuajak jalan-jalan ke mall buat belanja. Asal ditraktir, mereka senang-senang aja.”

Shanna tipe wanita yang tidak terlalu suka berbelanja atau jalan-jalan untuk bersenang-senang, kecuali kalau diajak secara paksa oleh sahabat dan ayahnya.

Damar menggeleng pelan. “Cobalah sesekali kamu pergi rekreasi bersama teman-temanmu. Ke puncak atau ke mana gitu. Masa setiap ulang tahun selalu mengajak mereka makan, nonton dan belanja saja.”

Damar menatap Shanna. “Baba tidak memaksamu mengajak mereka jalan atau berbelanja, tetapi cobalah untuk menyenangkan dirimu sendiri. Asal kamu tahu, baba bekerja mencari uang itu untuk kamu. Kamu tidak perlu takut baba kehabisan uang. Baba justru senang kalau kamu bisa menyenangkan dirimu dengan pergi berlibur atau berbelanja bersama teman-temanmu.”

Shanna menghela napas pelan. “Hm, nanti aku cari rekomendasi dulu di internet.”

“Bagaimana kalau kita pergi berkemah saja di puncak akhir pekan besok?” usul Damar yang tahu kalau Shanna pasti tidak akan melakukannya.

“Ya. Besok aku akan memberi tahu mereka.”

Selama makan siang, mereka terus mengobrol. Namun, tidak ada sedikit pun tanda-tanda Damar akan membahas atau menjawab penyataan cinta Shanna. Bahkan sampai mereka keluar dari restoran, mengantar Shanna pulang sebelum pria itu kembali ke perusahaan, Damar masih tetap tidak memberikan jawaban apa pun.

“Baba, apa yang aku katakan pada baba di restoran tadi siang itu, aku benar-benar serius, Ba. Aku benar-benar mencintai baba dan ingin menikah dengan baba,” ucap Shanna, nadanya serius.

Saat ini mereka sedang bersantai di ruang tengah setelah makan malam.

Shanna tidak bisa bersabar lebih lama lagi. Sudah enam tahun dirinya memendam rasa kepada ayahnya. Shanna pun sudah memikirkan dengan matang konsekuensi dari apa yang dia lakukan. Apa pun keputusan ayahnya, Shanna sudah siap menerima. Bahkan kalau Damar akan membencinya serta menganggapnya tidak tahu diri dan terima kasih kepada pria itu.

“Dengar, Shanna.” Damar berkata dengan nada tegas dan serius. Nada yang tidak pernah dia gunakan ketika berbicara kepada Shanna selama ini. Ditatapnya lekat-lekat mata Shanna. “Baba memang sangat menyayangi dan mencintaimu melebihi apa pun di dunia ini. Tetapi bukan berarti baba mau menikah denganmu.”

Rasa sakit seketika menjalari hati Shanna. Dirinya telah ditolak oleh ayahnya.

“Kasih sayang yang baba berikan padamu itu adalah kasih sayang murni antara ayah dan anak,” Damar terus berkata tegas. “Jadi baba harap kamu berhenti dan buang jauh-jauh pemikiran untuk menikah dengan baba. Sampai kapanpun baba tidak akan mungkin bisa menikahimu. Karena bagi baba, sampai kapanpun kamu adalah putri baba. Anak kesayangan baba satu-satunya.”

Mata Shanna berkaca-kaca. “Tapi, Ba, bukankah kita tidak memiliki hubungan darah?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar, mencoba mencari secercah harapan.

“Baba tahu kita tidak memiliki hubungan darah. Walaupun begitu, bagi baba, kamu tetap anak baba, putri baba satu-satunya. Dan tidak pantas bagi kita untuk memiliki hubungan seperti itu.”

“Tapi, Ba, aku—"

“Cukup, Shanna!” Damar menghentikan ucapan Shanna. “Lebih baik sekarang kamu istirahat. Tenangkan dirimu. Baba juga akan beristirahat, besok ada banyak pekerjaan yang harus baba kerjakan.”

Damar bangkit dari duduknya. Tidak lupa dia mencium kening Shanna dan mengucapkan selamat malam seperti biasanya sebelum meninggalkan ruang tengah.

Shanna menatap kepergian Damar dengan mata berkaca-kaca. Sekuat tenaga dia menahan air mata agar tidak jatuh membasahi wajahnya. Dia tidak menyangka hatinya akan sesakit ini mendapatkan penolakan langsung dari orang yang dicintainya.

Apakah dia salah dan berdosa karena telah mencintai ayah angkatnya sendiri?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 2 : Berkemah

    Shanna yang baru saja keluar dari taksi, dikejutkan oleh Viona yang tiba-tiba memeluknya dengan sangat erat. Dirinya hampir terjatuh, tetapi Viona dengan cepat menahannya.Viona hanya tertawa pelan melihat Shanna yang kesal akibat ulahnya.“Bagaimana? Apa kamu benar-benar memberitahu babamu?”“Hm!”“Kamu serius?” pekik Viona tidak percaya.“Menurutmu?” bukannya menjawab, Shanna justru bertanya balik.Sebelumnya Shanna memang memberi tahu sahabat-sahabatnya bahwa dia akan mengungkapkan perasaannya kepada Damar di hari ulang tahunnya. Awalnya mereka menyarankan Shanna untuk memikirkannya matang-matang. Akan tetapi, tekad Shanna sudah bulat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Damar. Dia juga sudah menguatkan hatinya untuk menerima apa pun jawaban yang diberikan Damar nanti. Dia akan menerima semua konsekuensi dari apa yang dilakukannya.“Lalu bagaimana jawaban babamu?” tanya Viona penasaran.“Baba menolakku.”Viona mengambil langkah lebar dan berdiri di hadapan Shanna, membuat langkah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 3 : Menjauh

    Viona dan Shanna meninggalkan gedung bioskop dan menuju kafe yang ada di seberang. Mereka hanya berdua karena Neila sedang kencan dengan kekasihnya. Sedangkan Deva mengantar saudaranya ke bandara.“Kapan babamu pulang?”“Aku nggak tahu. Setiap kali kutanya kapan pulang, Baba nggak memberikan jawaban pasti kapan akan pulang. Dia selalu bilang kalau pekerjaannya nggak bisa ditinggalkan.”Dua hari setelah pulang dari berkemah, Damar berpamitan pergi ke Surabaya. Ada masalah pada perusahaan cabang di sana. Sedikit banyaknya Shanna bersyukur karena dirinya berpisah dengan sang ayah. Sebab dia masih canggung dengan apa yang terjadi saat di puncak dua minggu yang lalu.“Shanna, entah kenapa aku merasa kalau Om Damar seperti menghindarimu,” celetuk Viona.“Nggak mungkin. Kalau Baba memang ingin menghindariku karena pengakuan cintaku, seharusnya Baba melakukannya setelah aku mengatakan perasaanku.”“Ya ... mungkin aja babamu nggak mau membuatmu kecewa, makanya dia menghindarimu dengan alasan pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 4 : Menolak Untuk Kembali

    Damar berdiri di samping mobilnya yang terparkir di dekat gerbang kampus. Kepalanya celingukan seolah mencari seseorang di keramaian. Shanna yang baru turun dari angkutan umum dan melihatnya, bergegas bersembunyi di balik mobil yang terparkir di tepi jalan.Shanna sudah memprediksi bahwa Damar akan mencari dirinya setelah membaca suratnya. Namun, dia tidak menyangka Damar tetap bersikeras mencari dirinya meski sudah satu minggu berlalu.“Shanna, apa yang kamu lakukan di sini?” suara Viona sukses membuat Shanna tersentak.“Viona! Kamu membuatku kaget aja,” gerutu Shanna. Tangannya memegangi dadanya yang berdebar kencang.Kening Viona berkerut dalam. “Apa yang kamu lakukan di sini?” Viona mengulangi pertanyaannya. “Kenapa kamu nggak langsung masuk? Dan ke mana aja kamu selama seminggu ini? Kenapa ka—”“Bisakah kita masuk sekarang?” potong Shanna cepat. “Aku akan menjelaskan semuanya padamu nanti saat di kelas.”“Ya sudah, ayo!”Tanpa basa-basi, Shanna segera masuk ke mobil Viona yang lan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 5 : Bertemu Kembali

    Shanna tidak tahu apakah harus senang atau tidak saat dia tidak mendapati mobil Damar di gerbang kampus seperti biasnya pada keesokan harinya. Dan itu berlangsung hingga satu minggu. Damar benar-benar tidak pernah menemuinya lagi.Seharusnya Shanna senang karena Damar tidak mengganggunya lagi, dengan begitu dia bisa menghilangkan perasaannya kepada Damar. Namun, entah kenapa perasaan kecewa justru lebih mendominasi dirinya kala tidak bisa melihat sosok pria itu. Bahkan hal itu membuat Shanna menjadi sedikit lebih pendiam.Shanna benar-benar sangat merindukan pria itu.“Kenapa kamu nggak ikut Om Damar aja kalau kamu nggak bisa melupakannya?” celetuk Viona sedikit kesal dengan perubahan sikap Shanna. “Seenggaknya kamu bisa melihat dan tinggal bersamanya walaupun cintamu nggak terbalas. Daripada seperti ini, sama aja kamu menyiksa dirimu sendiri. Kalau aku, sih, lebih baik tinggal bersama walau hatiku terluka. Daripada aku semakin terluka dan nggak bisa bersama orang yang kucintai.”“Apa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 6 : Keras Kepala

    Tidak ingin Damar mengikuti dan mengetahui tempat tinggalnya, Shanna mempersiapkan perlengkapan untuk dirinya menyamar. Sayangnya sudah empat hari berlalu, Damar tidak pernah menemuinya lagi.Kecewa?Tentu saja! Namun, sebisa mungkin dia menekan perasaannya. Mungkin ini yang terbaik untuk mereka. Bukankah memang ini yang dia inginkan?Sayangnya, semakin Shanna mencoba mengabaikannya, perasaan rindunya kepada pria itu semakin menyiksa dirinya. Belum lagi rasa bersalahnya karena telah meninggalkan Damar begitu saja empat hari yang lalu.Shanna menghela napas pelan.“Shanna, Bu Widia memintamu datang ke ruangannya,” ucap seorang pengurus panti asuhan ketika melihatnya sudah pulang.“Untuk apa Ibu memanggilku malam-malam begini?” kening Shanna berkerut penuh tanda tanya.“Aku tidak tahu. Lebih baik kamu langsung ke ruangan beliau saja.”“Terima kasih, Kak.”Shanna bergegas menuju ke ruangan Widia. Betapa terkejutnya Shanna ketika mendapati Damar juga berada di sana.Widia menatap Shanna de

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 7 : Pulang

    Dua puluh satu tahun hidup bersama Damar, tidak pernah sekali pun pria itu marah atau membentaknya. Namun, tidak pernah terpikirkan oleh Shanna kalau ayahnya itu tetap sabar dan tidak marah atau membenci dengan apa yang sudah dia lakukan. Terbukti dengan Damar yang tetap menemui Shanna dan menunggunya pulang bekerja, serta mengantarnya pulang ke panti asuhan. Dan hal itu berlangsung selama hampir dua minggu.“Baba tidak memaksamu. Tetapi selama kamu tidak kembali, baba tidak akan pernah berhenti datang ke tempat kerjamu,” ucap Damar santai, tidak ada nada kesal sedikit pun. “Kalau kamu ingin baba berhenti datang ke tempat kerjamu, maka kamu harus ikut baba pulang ke rumah.”Shanna hanya diam dengan tangan terlipat di depan dada. Dia tidak tahu harus mengatakan apa lagi supaya Damar berhenti menemuinya lagi.Damar tersenyum kecil seraya melirik Shanna. Suasana di dalam mobil kembali hening hingga mobil berhenti di depan panti asuhan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Shanna keluar dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 8 : Tinggal Bersama

    Damar benar-benar menepati janjinya untuk menghabiskan akhir pekannya bersama Shanna. Melupakan bahwa mereka pernah bertengkar. Namun, berbeda dengan Shanna yang masih merasa canggung dan bersalah atas sikapnya kepada pria itu selama dua bulan terakhir.“Baba, ayo kita pulang!” Shanna menatap arloji di tangan kirinya yang menunjukkan pukul tiga sore.“Sekarang masih jam tiga. Kenapa buru-buru pulang?”“Aku harus bekerja. Aku nggak mau telat.”“Kerja?” Damar menatap Shanna dengan alis terangkat tinggi. “Kenapa kamu masih kerja? Lebih baik kamu berhenti kerja. Baba tidak mengizinkan kamu untuk bekerja.”“Baba, aku sudah mengikuti keinginan baba untuk tinggal bersama. Tapi aku nggak janji untuk berhenti kerja. Terserah baba mengizinkan atau nggak, aku tetap akan bekerja.”“Kamu boleh bekerja, tetapi tidak di mini market. Apalagi jam kerjamu di malam hari yang membuatmu harus pulang malam. Baba tidak mau kamu kelelahan. Baba ingin kamu fokus dengan kuliahmu. Lagi pula apa uang saku yang ba

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 9 : Cemburu

    Shanna dan Damar secara bersamaan menatap ke belakang. Damar tersenyum lebar pada wanita yang menghampiri mereka.“Kebetulan sekali kita bertemu di sini.” Wanita itu berhenti tepat di hadapan mereka berdua. Senyum lebar menghiasi wajahnya yang cantik.“Aliya,” nada Damar terlihat senang. “Ya, kebetulan sekali. Kamu sendirian saja?”“Ya, aku sendirian saja.”Damar memperkenalkan Shanna dengan Aliya, lalu bersama-sama mereka memasuki restoran. Rencana makan siang berdua, kini menjadi bertiga.Damar menceritakan kepada Shanna bahwa Aliya adalah teman masa SMA-nya dan Galang. Lebih tepatnya, mereka berteman sejak kelas 1 SMA. Mereka masih berhubungan baik meski jarang bertemu, sebab Aliya yang menikah setelah lulus kuliah dan ikut suaminya tinggal di Surabaya.Sekarang Aliya kembali ke Jakarta karena sudah bercerai dengan suaminya. Mereka tidak memiliki anak karena sang suami dinyatakan mandul.Damar tampak sangat bahagia dan menikmati ketika berbicara dengan Aliya. Hal itu entah kenapa me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21

Bab terbaru

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 84 : Bertemu dengan Helia

    Shanna mengikuti Viona yang menunjuk ke arah luar. Matanya membulat sempurna ketika melihat Helia berdiri di parkiran, di dekat sebuah mobil sedan berwarna biru. Tidak menyangka Helia begitu gigih untuk bisa bertemu dengan Nadia.Kedua sudut bibir Shanna terangkat sedikit, sangat samar hingga tidak ada yang bisa melihat senyumnya.Kening Viona berkerut. “Untuk apa dia di sini?”“Entahlah, aku nggak tahu, Vi,” jawab Shanna berbohong.Shanna sangat yakin kehadiran Helia pasti ada hubungannya dengan Nadia. Namun, Shanna tidak menemukan sosok wanita itu saat mengedarkan pandangan ke segala arah.‘Di mana wanita itu?’ pikir Shanna penasaran dengan keberadaan Nadia.“Ada apa, Shan?” tanya Devara yang membuat Shanna terkejut dan refleks menatap Devara dengan senyum kecil.“Nggak ada apa-apa, Tante.” Shanna menjawab cepat. “Cuma sedikit heran aja, kenapa restoran ini sepi sekali. Padahal sekarang sudah waktunya makan siang.”“Mungkin mereka banyak yang memilih makan di lantai atas,” ucap Kayra

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 83 : Kecurigaan Damar

    Shanna dan Viona pun pergi ke lantai atas, di mana lantai atas merupakan pusat jajanan serba ada.“Kalau aku melihatnya lagi, aku benar-benar nggak akan melepaskan Helia,” ucap Viona masih dengan kekesalan yang kentara karena tidak berhasil bertatap muka dengan Helia.“Kamu sudah tahu identitas wanita itu?” tanya Shanna berpura-pura tidak tahu. Dia ingin tahu sejauh mana Viona mengetahui identitas Helia.“Oh, aku lupa memberi tahumu. Kemarin orang yang kupinta untuk mencari tahu mengenai gadis itu memberikan informasinya padaku. Gadis itu namanya Helia Danastri. Dia yatim piatu. Dibesarkan di panti asuhan di pinggiran kota.”Viona pun dengan semangat membara memberi tahu Shanna mengenai Helia. Shanna bersyukur informasi yang didapatkan Viona hanyalah informasi umum. Dia tidak tahu apa yang akan ketiga temannya lakukan kalau mengetahui identitas Helia yang sebenarnya.“Apa aku harus memenuinya langsung ke rumahnya, ya?” celetuk Viona tiba-tiba.“Nggak perlu, Vi.” Shanna menjawab cepat.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 82 : Bersenang-Senang

    Shanna dan Kayra adalah orang yang paling pendiam di acara makan siang itu. Shanna hanya membuka suara saat ada yang bertanya. Berbeda dengan Devara yang berbaur bersama teman-temannya. Senyum dan tawa renyahnya tidak pernah berhenti.Shanna merasa waktu berjalan begitu lambat. Acara berakhir saat Shanna berada di ujung rasa bosannya.Shanna menghela napas lega begitu mereka berada di dalam mobil.“Maaf kalau membuatmu tidak nyaman.” Devara menggenggam tangan Shanna. Penyesalan dan rasa bersalah terdengar jelas pada nada bicaranya.Shanna tersenyum kecil. “Nggak apa-apa, Tante. Mungkin memang aku aja yang masih belum bisa beradaptasi. Jadi tante nggak perlu mengkhawatirkanku.”“Kalau misalnya tante mengajakmu untuk berkumpul dengan mereka lagi, kamu mau ikut lagi, ‘kan?”Tubuh Shanna sedikit tegang. Ekspresinya pune berubah.“Tante hanya bercanda.” Devara tertawa pelan. “Tante tahu kamu tidak nyaman bersama mereka. Jadi tidak mungkin tante mengajakmu untuk bertemu mereka lagi.”Seketik

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 81 : Kehangatan Keluarga Hattala

    Pukul enam sore, Shanna dan Ardo meninggalkan rumah menuju kediaman Hattala. Tadi sore Devara meneleponnya, mengundangnya untuk makan malam bersama di kediaman Hattala.Sudah lama Shanna tidak berkujung ke kediaman Hattala, sehingga saat dirinya tiba, Shanna langsung disambut dengan antusias oleh keluarga Hattala, terutama oleh anak-anak Galang dan Devara. Sama seperti Galang yang menganggap Shanna seperti anaknya, Shanna pun menganggap kedua anak Galang seperti keponakannya sendiri.“Kenapa kamu tidak bilang kalau Damar ke luar kota?” Devara menatap Shanna dengan ekspresi kesal. “Seharusnya kamu bilang. Atau kalau tidak, kamu bisa bermain ke sini.”“Benar.” Galang ikut menyahuti. “Kalau tadi aku tidak menelepon Damar untuk mengundangnya makan malam, aku tidak akan tahu kalau dia ke luar kota. Apalagi Damar sudah hampir tiga minggu di luar kota.”Shanna tersenyum canggung. “Aku nggak mau membuat Tante dan om khawatir. Lagian ada Kak Ardo yang menemaniku di rumah.”Galang menghela napas

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 80 : Traktiran Deva

    Beberapa hari berlalu, Helia rutin datang ke rumah Nadia. Sayangnya wanita itu tidak pernah bisa menemui Nadia.Tidak hanya Ardo yang memberi laporan seperti itu kepada Shanna. Ketiga sahabatnya pun mengatakan hal yang sama mengenai Helia yang selalu mendatangi rumah Nadia belakangan ini.“Aku benar-benar penasaran dengan tujuan wanita itu mendatangi rumah Nadia.” Viona meletakkan gelas minumnya. Rasa penasaran kentara pada nada bicaranya.“Sepertinya kita harus menyelidiki wanita itu juga,” usul Neila. “Aku yakin pasti ada sesuatu. Nggak mungkin wanita itu akan menemui Nadia tanpa memiliki maksud tertentu.”“Ya, kamu benar, Nei.” Viona setuju dengan usulan Neila. “Nanti aku akan meminta orang untuk menyelidikinya juga.”“Tapi aku benar-benar salut pada wanita ular itu,” ucap Neila kesal. “Sudah lama kita mengawasinya, tapi kita masih belum bisa menemukan kelemahannya.”“Kamu benar. Apa mungkin orang yang kita sewa itu nggak kompeten?” Viona berkata dengan sedikit ragu.“Nggak mungkin.

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 79 : Helia Beraksi

    Pagi-pagi sekali Shannna sudah bersiap. Dia berdiri di depan cermin, memandangi penampilannya. Dadanya berdebar kencang. Hari ini adalah sidang skripsinya. Shanna yakin dia bisa menyelesaikan ujian dengan baik, tetapi tidak dapat dipungkiri kalau dia gugup menghadapi sidang.“Halo, Ba?” Shanna menerima panggilan telepon dari Damar dengan antusias.“Halo, Sayang. Kamu sudah sarapan?”“Sudah, Ba. Ini, sekarang aku sudah siap-siap untuk berangkat ke kampus. Baba sudah sarapan?” jawab sekaligus tanya Shanna.Dua hari yang lalu, Damar mendadak izin pergi ke luar kota. Ada masalah pada perusahaan cabang yang mengharuskan Damar untuk datang langsung. Shanna tidak tahu kapan Damar akan kembali. Pria itu tidak mengatakan apa-apa. Hanya mengingatkannya untuk behati-hati dan menjaga diri dengan baik selama di rumah.“Belum. Sebentar lagi aku akan sarapan. Hati-hati di jalan, Sayang. Dan semoga sukses.”“Iya, Ba. Baba jaga kesehatan. Nanti aku telepon lagi kalau sudah selesai sidang.”“Ya.”Setela

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 78 : Kekesalan Para Sahabat

    Shanna benar-benar bahagia. Akhirnya dia memiliki senjata mematikan untuk membalas Nadia. Dia benar-benar tidak menyangka Nadia memiliki rahasia kelam. Rahasia yang tidak diketahui oleh satu orang pun. Termasuk orang tuanya.Shanna tidak bisa menahan senyum lebarnya saat membayangkan bagaimana reaksi publik saat mengetahuinya. Shanna tidak sabar ingin melihat bagaimana reaksi Nadia kalau semua rahasia kelamnya terekspos. Dia yakin Nadia tidak akan berani menampakkan diri untuk selamanya. Membayangkannya saja Shanna sudah sangat bahagia dan tidak sabar menanti semua itu terjadi.“Baba!” seru Shanna saat mengingat sesuatu, bergegas dia meninggalkan kamar dan menuju dapur.“Oh, kamu datang. Aku baru saja mau memanggilmu untuk sarapan,” ucap Damar seraya meletakkan masakan terakhirnya di meja makan.“Hm!”Shanna menuju meja makan. tatapannya tidak lepas dari wajah Damar.“Ada apa?” tanya Damar karena Shanna yang terus menatapnya.“Ba, apa baba sudah membaca berkas itu?”“Ya, tentu.” Damar

  • Menikahi Ayah Angkat   BAB 77 : Mendapatkan Informasi Nadia

    Damar membuka mulutnya, tetapi kemudian tersenyum kecil ketika mendengar perut Shanna berbunyi. Lumayan keras hingga semua orang di sana dapat mendengarnya.Shanna menunduk malu sembari merutuk dalam hati. Bisa-bisanya perutnya berbunyi begitu keras di hadapan banyak orang. Namun, dia juga tidak bisa mengendalikan perutnya yang memang lapar akibat aktivitas mereka tadi siang.“Lebih baik kita makan dulu, setelah itu kamu bisa membaca itu nanti,” ucap Damar agar semua perhatian orang beralih dari Shanna.Shanna menurut meski penasaran dengan isi amplop itu.“Ba, apa baba yang menghapus semua videoku yang beredar di internet?” tanya Shanna di sela-sela makannya.“Ya. Aku tidak mungkin tidak melakukan apa-apa saat ada skandal mengenai dirimu.” Damar menatap Shanna. “Tidak perlu membahasnya lagi. Lebih baik sekarang makan yang banyak.” Damar mendekatkan diri kepada Shanna dan berbisik. “Supaya kamu memiliki tenaga untuk kita bermain lagi nanti malam.”Shanna refleks menginjang kaki Damar.

  • Menikahi Ayah Angkat   Bab 76 : Nasihat dari Devara

    Kedatangan kedua sahabatnya membuat Shanna melupakan skandalnya.Sesuai janjinya, Deva datang ke rumah Shanna tepat pukul sepuluh pagi. Pria itu pun langsung menanyakan pertanyaan yang sama seperti yang Viona dan Neila ajukan kepada Shanna. Dan Shanna pun kembali menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.“Wanita itu memang harus dibuat jera, biar nggak membuat onar seenak jidatnya aja,” komentar Deva. Pemuda itu menatap Shanna lekat-lekat. “Lebih baik untuk sekarang kamu jangan bermain internet dan media sosial.”Shanna mengangguk. “Ya.”Deva tinggal selama beberpa lama sebelum akhirnya pamit pulang. Itu karena banyak pekerjaan yang masih harus dikerjakannya. Begitu pula dengan Viona dan Neila. Mereka berdua pun pulang setelah makan siang bersama.Tepat setelah Viona dan Neila meninggalkan rumah, Devara menelepon Shanna dan menanyakan kondisi Shanna saat ini.“Aku baik-baik aja, Tante. Tante nggak perlu khawatir.” Shanna berusaha menenangkan Devara yang terdengar khawatir.Terdengar De

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status