Share

31. Mawar Untuk Kaivan

Kaivan membasahi bibir bawah sebelum menyimpan kembali buku menu ke tempat semula. Bisa dilihat oleh mata kepalanya, Arawinda yang kini nampak tidak nyaman dan salah tingkah.

"Udah lama banget kita enggak ketemu."

"Aku malah ngira kamu udah mati."

Tawa sumbang menyebalkan terdengar.

"Tapi syukur deh kalau kamu masih hidup, aku seneng banget. Setahun terakhir loh kita enggak hangout."

"Sumpah, bener banget, boleh gabung gak?"

Kaivan mendengus, ia tak mengerti kenapa Arawinda tak sama sekali menjawab atau setidaknya membantah dua orang gila yang sudah memanfaatkan hidupnya. Sampai kini, mereka duduk di kursi kosong yang tersedia di bangku mereka.

Dua parasit yang tidak tahu diri.

Karena kesal, Kaivan pun berkata dengan dingin, "Kamu nemu dari mana satwa-satwa tidak tahu diri seperti mereka, Arawinda?"

Dan lalu meja pun hening.

"Kamu itu manusia, Arawinda. Manusia. Tidak pantas untuk berada di lingkup satwa yang tidak tahu malu, yang tidak berattitude dan tukang minta-minta traktiran beg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status