Share

Bab 122

"Gimana pertemuan kalian dengan Reyhan tadi?" tanya Mama saat aku dan Mas Raffi baru saja menghenyakkan bokong di sofa ruang tamu.

Kebetulan, Mama dan Rayyan sedang bermain di sana.

"Lancar, Mah. Tadi, sih kita ngobrol santai aja sambil dikit-dikit bahas tentang restoran. Kalau langsung menjelaskan dengan sangat serius pada Raya, kasihan. Pelan-pelan saja, biar nggak berat di pikirannya." Mas Raffi menjawab dengan bijak pertanyaan Mama.

Aku membalas senyum suamiku yang tersungging seraya menoleh. Bismillah, ini akan menjadi awal yang baik untukku ke depannya.

Jika tidak bisa membanggakan keluarga Mas Raffi, setidaknya aku tidak menjadi benalu yang hanya numpang hidup di sini.

Ngurus anak kadang-kadang, tapi makan tiap hari. Kan aku merasa gak enak hati meskipun sebenarnya itu wajar, karena aku memang tanggungan Mas Raffi.

"Benar. Pelan-pelan saja, nanti pun akan bisa dan paham kalau sudah berjalan. Terus, apa ada rencana buat tambah menu baru?" Mama kembali bertanya.

"Nah, kala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
carsun18106
itulah makanya klo udh nikah hrs misah dr orangtua mau gimana pun keadaannya, orangtua jgn egois, klo melarang pisah sama aja ngga mendidik, salah2 rumah tangga anak bisa hancur, apalago modelan mamanya raffi, hadeeeh
goodnovel comment avatar
Nur dewi fitroni
ya kan semua memang butuh rencana , kalo dah setuju ya baru nyari nyari info lain , lah kalo belum setuju sedangkan info dah di dapat ternyata si mama nolak , kan gak enak jg sama A yusuf nya , hadeuh , ya gtu kalo numpang , serba salah , yg bener aja bisa salah di mata mertua
goodnovel comment avatar
Nur dewi fitroni
kan ada mimi , mimi dah nikah belum ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status