Share

21. Wolf Kau Bilang?!

Author: Vhiaraya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ikosagon membeku mendengar suara lenguhan yang melengking indah di telinganya. Dengan susah payah, ia mereguk salivanya dengan kasar.

Tiba-tiba, Theona bergerak memeluk Ikosagon sambil bergumam, "Dingin, dingin sekali."

Merasakan tubuh panas Theona melekat pada tubuhnya membuat Ikosagon tidak bisa mengendalikan diri. Akan tetapi, tidak ada yang bisa ia lakukan selain mengumpat dalam hati. Dan, mau tidak mau ia membalas pelukan wanita itu.

"Apa sudah hangat?" tanya Ikosagon lembut.

"Mmm," sahut Theona mengangguk lemah.

"Bisakah aku mengambil kompresan sebentar?" izin Ikosagon.

Tubuh Theona terasa sangat panas dan ia harus mengompresnya agar demamnya cepat turun. Namun, posisinya saat ini benar-benar sulit untuk mengambil alat kompres di nakas.

"Tidak, Wolf, aku sangat kedinginan," tolak Theona.

"Wolf, kau bilang?!" geram Ikosagon.

Theona cukup tersentak dan membuka mata. Ia melihat manik mata suaminya yang tajam bagai elang.

"O-osa?" terkejut Theona dengan manik mata terbelalak.

"Ya, i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   22. Perisai Agar Aku Tidak Terluka

    Pria itu lekas memeriksa ponsel Theona dan mendapati nama Cassiopeia di sana. Ia mengerutkan keningnya merasa pernah mendengar nama itu, tetapi entah di mana. Tentu saja di surat kabar atau media massa lainnya karena wanita itu merupakan wanita sukses yang menggeluti dunia bisnis."Siapa itu Cassie?" tanya Ikosagon dingin"Dia sahabat aku," sahut Theona ketus."Sahabat? Laki-laki atau perempuan?" tanya pria itu menyelidik."Laki-laki," sahut Theona singkat dan ketus.Siapa suruh main rebut ponselnya di saat sedang berbicara di telepon. Jadi, ia sengaja mengerjai Ikosagon. Sekalian saja ia ingin memastikan, apakah pria itu akan marah jika ia berbicara dengan laki-laki lain."Apa kau bilang?" geram Ikosagon dengan rahang yang mengeras. Beraninya wanita itu bertelepon dengan pria lain di depannya? Benar-benar tidak memiliki rasa takut sedikitpun.Melihat raut menakutkan Ikosagon membuat Theona mengurungkan niatnya untuk mengerjai pria itu. "Tidak, aku bohong. Cassie itu perempuan dan kau

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   23. Menatapku atau Aku Memelukmu

    Melihat pemandangan yang sangat indah di depan matanya membuat Ikosagon berjalan tergopoh-gopoh ke atas tempat tidur. Ia langsung membaringkan tubuhnya menghadap Theona. Manik matanya berbinar seperti sepasang manik mata tokoh kartun. "Kau kenapa, Osa?" tanya Theona sambil menggoyangkan tangannya tepat di depan wajah suaminya. Awalnya, ia berencana untuk tidur setelah Ikosagon pergi ke kamar mandi. Namun karena ia sudah tidur beberapa jam sejak sore tadi, jadi ia tidak merasa mengantuk sama sekali. Justru bola matanya terasa sangat terang bagai burung hantu di malam hari. Ketika mendengar suara pintu terbuka, Theona menatap ke arah pintu kamar mandi. Tidak disangka, ia melihat pemandangan indah beberapa roti sobek. Manik mata yang semula segar, kini menjadi sepuluh kali lipat lebih segar. Namun yang membuatnya heran, pria itu terlihat sangat senang dan semakin bersemangat untuk datang menghampirinya. "Astaga, Osa! Apa yang kau lakukan?" ucap Theona frustasi. Bagaimana tidak,

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   24. Tidur Dalam Keadaan Berpelukan

    "A-apa?!" Theona benar-benar terkejut dengan manik mata yang membola, "Ti-tidak. Tu-tubuhku masih terasa sakit dan kepalaku masih terasa sangat pusing," imbuh Theona panik."Benarkah? Bahkan suaramu saja sudah terdengar lebih bersemangat." Ikosagon tidak berencana untuk menuruti perkataan istrinya.Ia lebih senang mengerjai Theona daripada menuruti permintaannya. Syukur-syukur, ia bisa melakukannya saat itu juga. Kalau tidak, ya sudah. Paling-paling ia terpaksa harus menahannya sampai istrinya sembuh. Meskipun demikian, ia tidak akan menyewa wanita mana pun karena sudah berjanji untuk berhenti. Berjanji pada dirinya sendiri, pada wanita yang ia nodai, dan janji pada ayahnya."Ah! Uhuk-uhuk! Selain tubuhku dan kapalaku yang terasa sakit, aku juga batuk. Leherku benar-benar sakit dan aku butuh air. Jadi, aku harus ke dapur sekarang untuk mengambil air." Wanita itu tidak kehabisan akal demi bisa lepas dari cengkeraman Ikosagon. "Kau tenang saja. Air sisa tadi masih ada dan aku akan meng

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   25. Pemanasan Sebelum Bertempur

    "Tidak mau. Bukankah syarat untuk tidak melakukan itu malam ini hanya kecup, kecup, kecup, dan kecup. Jadi, aku hanya akan melakukan itu," tolak Theona tegas.Wanita itu membalikkan tubuhnya dan merangkum wajah Ikosagon. Kemudian, ia mulai mengecup kening, pipi kiri dan kanan, lalu yang terakhir bibirnya."Syarat pertama sudah dan ini syarat kedua," kata Theona sambil memeluk Ikosagon."Masih kurang. Aku mau kau mengecup tengkuk," rengek Ikosagon."Sudah jangan berisik. Untuk syarat ketiga, nanti kalau aku sudah benar-benar sembuh," protes Theona berbisik."Baiklah," balas Ikosagon lesu.Malam ini memang ia tidak mendapat jatah, tetapi ia bisa merasakan kehangatan. Mendapat banyak kecupan dan pelukan sepanjang malam sudah membuatnya lebih dari cukup.Pria itu mengusap-usap punggung Theona. Setelah memastikan istrinya tertidur, Ikosagon menjauhkan tubuhnya dan beranjak bangun. Ia membuka laci dan mengambil salep khusus. Jangan sampai di keesokan harinya Theona mengamuk karena melihat j

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   26. Apa Kau Malu?

    "Bagaimana? Tidak terasa sakit, 'kan?" tanya Ikosagon sambil membelai rambut Theona."Tidak," balas Theona menggeleng pelan."Jadi, apa enak?" tanya pria itu penasaran. Pasalnya, sejak tadi Theona terus mencengkeram rambutnya.Mendengar pertanyaan itu membuat Theona menyembunyikan wajahnya. Ia benar-benar malu dan tidak tahu harus menjawab apa. "Aku tanya, tapi kenapa kau malah menyembunyikan wajahmu, hum? Apa kau malu?" Ikosagon menyentuh tangan Theona dan menjauhkan dari wajahnya. Kemudian, ia menyentuh dagu istrinya dan mengarahkan agar mau menatapnya, "Kenapa malu? Bukankah kita sudah sering melakukannya?" tanya Ikosagon gemas."Tidak, aku sama sekali tidak malu. Aku hanya sudah tidak tahan ingin mandi," sangkal Theona dengan wajah yang memerah.Sekeras apa pun ia menyangkal, sekeras apa pun ia berusaha untuk membunyikannya, Ikosagon tetap bisa melihatnya. Sikapnya yang malu-malu dan wajah yang selalu memerah membuat pria itu langsung bisa menebaknya."Ah, yang benar?" kata Ikosa

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   27. Jangan Melampaui Batasmu, Theo!

    Mendengar ucapan dan raut kecewa Theona membuat Ikosagon sakit hati. Debaran khawatir di jantungnya takut bahwa wanita itu akan salah paham."Apa yang kau katakan, Theo? Aku memberikanmu kartu itu karena memang kau istriku. Aku memberikanmu kartu itu karena memang sudah menjadi kewajibanku untuk menafkahimu. Jadi, berhenti berpikir negatif seperti itu." Ikosagon langsung merengkuh tubuh istrinya dan memeluknya erat. Entah mengapa, pria itu merasa sangat bersalah. Padahal bukan tipe seorang Ikosagon untuk merasakan hal seperti itu. Namun, tidak aneh karena jantung yang bersemayam di tubuhnya bukan miliknya secara utuh. Ia hanya memberikan tempat bagi jantung itu untuk berteduh."Benarkah? Kau sungguh-sungguh berpikir seperti itu 'kan, Osa?" tanya Theona penuh harap.Ia menengadahkan kepalanya menatap sendu suaminya. Meski rasanya sangat nyaman berada di dekapan yang begitu hangat. Namun, hatinya tidak bisa tenang jika belum memastikannya sendiri."Tentu saja. Aku ini suamimu dan aku m

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   28. Melahirkan Anak Untukku

    "Osa, tunggu!" teriak Theona. Ia menatap punggung suaminya yang kian menjauh dengan khawatir."Aku akan menghubungimu lagi nanti." Setelah mengucapkan kata-kata itu, Theona langsung mengakhiri panggilan.Bertepatan dengan hal itu, Theona mendengar suara gebrakan pintu yang sangat keras. Ia tahu itu pasti Ikosagon. Jadi sebelum pria itu benar-benar salah paham, ia harus cepat-cepat menjelaskan. Jangan sampai hubungan yang sedang mulai membaik kembali renggang.Wanita itu melangkah cepat menuju ruang kerja. Ia mengetuk pintu perlahan dan memanggil suaminya. Namun sayangnya, ia sama sekali tidak mendapatkan jawaban dari dalam. Lalu, ia berinisiatif untuk membuka pintu, tetapi terkunci. Sepertinya Ikosagon memang ada di dalam dan sengaja mengunci pintu agar ia tidak bisa masuk."Buka pintunya, Osa. Aku dan Wolf tidak ada hubungan apa-apa. Jika ada, kami hanya berteman. Jadi, aku mohon jangan salah paham," ucap Theona.Ia yakin Ikosagon bisa mendengarnya meskipun tidak menunjukkan reaksi a

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   29. Cerai?

    Semula, Theona memang tidak sengaja tertidur. Ketika Ikosagon membalikkan tubuhnya dengan kasar, ia terbangun karena terkejut. Namun, ia tidak berencana untuk membuka mata karena penasaran dengan apa yang akan suaminya lakukan. Tidak disangka, ia justru mendengar kata-kata menyakitkan terlontar dari bibir pria itu.Dengan tangan yang terkepal kuat, Theona membatin, "Kita lihat saja, di antara kita siapa yang akan menang! Aku bersumpah, aku akan melahirkan anak untukmu. Aku ... Aku akan membuatmu menyesal, Osa!""Ya sudahlah. Aku akan memberikan obat pada Theo nanti saja kalau sudah bangun," lirih Ikosagon.Pria itu beranjak berdiri dan kembali keluar. Ia harus kembali ke ruang kerja untuk menyelesaikan pekerjaannya karena ia tidak pergi ke kantor. Beberapa saat setelah Ikosagon keluar, Theona membuka matanya sedikit sekedar untuk memastikan. Kemudian, ia membuka matanya sempurna dan menghela nafas berat."Apa yang harus aku lakukan sekarang? Apa aku perlu menjelaskan kejadian kemarin

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   69. Akhir Kisah

    Satu bulan kemudian, Theona merasa ada yang aneh pada tubuhnya. Berat badannya tiba-tiba naik dan nafsu makannya kian bertambah. Terkadang, ia sampai lupa berapa kali sehari ia makan karena terlalu sering."Sepertinya aku harus diet," celetuk Theona."Untuk apa? Aku suka kau yang lebih berisi seperti ini." Ikosagon semakin mengeratkan pelukannya."Tapi aku tidak suka. Aku terlihat seperti ibu-ibu yang sedang menyusui. Astaga! Apa aku hamil?" Theona terkejut teringat bagaimana kondisi tubuhnya ketika sedang mengandung putra pertamanya."Apa benar kau hamil?" tanya Ikosagon berbinar.Tidak bisa dibayangkan betapa bahagianya Ikosagon saat ini. Kabar baik itu memang belum pasti, tetapi kebahagiaannya langsung membuncah begitu saja."Aku tidak tahu, tapi dulu ketika hamil Alpha nafsu makanku meningkat dan berat badanku pun semakin bertambah," jelas Theona."Ini, sih, sudah jelas kalau kau hamil. Bukankah kita sudah bekerja keras selama ini? Jadi, kita hanya perlu memetik hasilnya," kata Ik

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   68. Serahkan Suamimu Padaku!

    "Tidak-tidak. Kalau Alpha tiba-tiba ke sini mencari kita bagaimana?" tolak Theona khawatir."Itu mudah. Aku akan menelepon Mbak Santi untuk tidak datang ke sini. Bagaimana?" balas Ikosagon membujuk.Theona terlihat sedang berpikir. Raut wajahnya terlihat sangat ragu dan tidak setuju dengan ide suaminya. Bagaimana kalau ayah, ibu tiri, atau Sherly yang masuk ke dalam. Bisa saja pintu dikunci, tapi akan sangat tidak enak rasanya kalau ada yang mengetuk pintu dan memanggilnya."Apa kita perlu menginap satu malam agar kita bisa main-main di kamar ini?" tawar Ikosagon tidak menyerah."Ya sudah sekarang saja, tapi kalau ada yang datang ke sini bagaimana?" kata Theona memutuskan, tetapi masih khawatir."Abaikan saja. Jadi, bisakah kita memulainya sekarang?" tanya Ikosagon yang kemudian diangguki oleh Theona.Sebelum benar-benar melakukannya, Ikosagon melompat turun dan mengunci pintu. Kemudian, ia kembali dan mulai melancarkan aksi membuat kenangan di kamar itu. Melucuti pakaian istrinya hin

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   67. Dasar Mesum!

    Saat ini, Ikosagon sudah berada di rumah ayah mertuanya bersama Theona dan Alphagon. Mereka baru saja sampai dan duduk di sofa. Berhubung Ikosagon ingin membuat kejutan, jadi ia meminta pengasuh yang baru ia sewa untuk mengajak putranya bermain."Apa kau ingin aku membalaskan perbuatan mereka pada Petraeus?" tanya Ikosagon dengan sudut bibir yang dinaikkan sebelah. Tangan kanannya senantiasa bergerak memainkan rambut istrinya yang tergerai cantik."Kenapa kau diam saja? Kau ingin aku melakukan apa pada mereka?" tanya Ikosagon lagi karena tak mendengar jawaban apa pun.Ikosagon sengaja bertanya pada sang istri dengan suara yang cukup keras. Tatapan matanya fokus menatap ayah mertuanya dan Merry bergantian. Mendengar pertanyaan yang Ikosagon lontarkan membuat sepasang suami istri itu menegang. Tidak lama kemudian, tubuh mereka berdua bergetar ketakutan."Kau tidak perlu khawatir karena aku memiliki bukti konkrit. Jadi hanya dengan menyerahkan bukti itu ke polisi, mereka akan langsung m

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   66. Jantung Ini Milik Mendiang Kekasihmu

    Setelah melakukan ritual malam pertama setelah enam tahun berlalu, kini Theona dan Ikosagon bermalas-malasan di atas tempat tidur tanpa berencana untuk membersihkan diri."Sebenarnya, ini luka bekas apa?" tanya Theona sambil mengusap bekas luka di bagian dada kiri Ikosagon.Sejak dulu, Theona begitu penasaran dan sempat bertanya. Namun sayangnya, Ikosagon tidak mau menjawab. Dan pada kesempatan kali ini, di saat hubungannya sudah benar-benar membaik, ia berharap Ikosagon mau mengatakannya."Sebenarnya, ini luka bekas operasi tranplantasi jantung," sahut Ikosagon. Tiba-tiba raut wajahnya berubah tidak enak."Memangnya ada apa dengan jantungmu?" tanya Theona penasaran."Sejak lahir, aku mengalami kelainan jantung dan tiga bulan sebelum kita menikah, aku melakukan tranplantasi," jelas Ikosagon sambil menatap kosong langit-langit kamar."Tapi, sekarang kau sudah baik-baik saja, 'kan?" tanya Theona khawatir."Tentu saja aku baik-baik saja. Apalagi ada kau di sisiku. Hanya saja ..." Ikosag

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   65. Ayo Kita Buat Adik Kembar!

    "Sayang, bangun. Ayo kita pindah ke kamar!" Ikosagon merengek sambil mengecupi telinga istrinya. Berkali-kali ia berusaha membangunkan, tetapi sang istri tak kunjung bangun dan justru terlihat sangat pulas."Yang? Sayang?" rengek Ikosagon.Sambil menguap dan merentangkan kedua tangannya, perlahan Theona membuka mata. "Alpha sudah tidur?" tanyanya pada sang suami."Sudah. Ayo kita ke kamar!" balas Ikosagon bersemangat."Alpha bagaimana?" tanya Theona tidak tega meninggalkan putranya sendirian."Nanti kalau sudah selesai, kita balik lagi ke sini," sahut Ikosagon bersemangat.Theona mengangguk berencana untuk bangun dan turun. Akan tetapi, Ikosagon tidak membiarkannya begitu saja. Pria itu langsung bergerak cepat dengan mengangkat tubuh rampingnya ala pengantin. Kemudian, ia lekas membawa Theona keluar dan menuju kamarnya."Apa kau sudah benar-benar sembuh?" tanya Theona khawatir. Pasalnya, ia merasakan suhu tubuh suaminya yang masih lumayan panas."Iya. Aku hanya butuh waktu berdua deng

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   64. Bermain-main di Bawah Selimut

    Theona menatap Ikosagon sendu. Mengingat kisah yang ibu mertuanya ceritakan membuatnya sedikit tidak percaya. Bagaimana bisa pria seperti Ikosagon bisa menjadi hancur hanya karena kehilangannya?"Kenapa? Apa kau tidak mau memberiku kesempatan?" Ikosagon mengangkat kepalanya menatap Theona serius."Tidak. Aku akan memberimu satu kesempatan lagi untuk memperbaiki segalanya. Jadi, seandainya sikapmu masih seperti yang dulu. Maaf, aku tidak bisa terus-menerus berada di sampingmu dan terpaksa harus pergi seperti sebelumnya," balas Theona menggebu."Apa kau serius?" tanya Ikosagon tidak percaya."Ya, sangat-sangat serius," sahut Theona mantap.Mendengar jawaban yang Theona lontarkan membuat Ikosagon berlari dan mendekap tubuh istrinya erat. Ia merasa, kebahagiaannya kali ini terasa lebih lengkap."Terimakasih banyak, Sayang, terimakasih. Aku janji tidak akan pernah menyakitimu lagi. Aku janji akan selalu membahagiakanmu," ujar Ikosagon tersenyum bahagia sekaligus lega."Hentikan, Osa! Aku b

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   63. Kenapa Daddy Baru Muncul?

    "Alpha mana?" tanya Hexagon."Alpha di rumah, Mi, sama Osa. Theo sengaja datang sendirian karena ingin menanyakan sesuatu," balas Theona sambil memeluk ibu mertuanya.Setelah sarapan, ia langsung menitipkan putranya pada Ikosagon dan berkata ingin keluar sebentar. Seperti rencananya semalam, ia ingin menanyakan perihal kehidupan Ikosagon selama enam tahun ia pergi."Duduk dulu, yuk!" Hexagon membimbing menantunya agar duduk di sofa, "Memangnya kau ingin tanya apa?" tanya wanita itu penasaran."Theo mau tanya tentang kehidupan Osa selama Theo pergi," sahut Theona."Apa kau serius? Bukankah selama ini kau melarang mami untuk menceritakan hal itu?" tanya Hexagon heran.Sejak pertemuan pertama mereka setelah Theona menghilang, beberapa kali Hexagon berusaha menceritakan. Namun sayangnya, Theona selalu mencegah hingga pada akhirnya ia urung untuk menceritakannya."Iya, Mi. Theo merasa sudah waktunya Theo tahu segalanya dan berhenti menghindar," sahut Theona mengangguk mantap."Baiklah. Apa

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   62. Kau Kembali, Theo!

    Mendengar jawaban putranya membuat Theona terdiam. Ia tidak tahu apakah harus menuruti ucapan pria mungilnya atau tidak."Sini biar aku makan sendiri saja," celetuk Ikosagon dengan nada lemah.Theona menoleh ke arah pria itu. Dengan sinis, ia membalas, "Tidak perlu." Kemudian, ia mulai memegang sendok dan mengisinya dengan nasi. Lalu, menyuapkannya pada Ikosagon.Meski Theona terlihat sangat kesal, tetapi Ikosagon merasa sangat senang. Apalagi bisa disuapi dan bisa berkumpul lagi. Rasa-rasanya, sakitnya kali ini justru membuahkan kebahagiaan. Dan, hal itu terjadi karena keberadaan putranya di sana."Terimakasih dan maaf, Sayang. Terimakasih karenamu Theo mau keluar dan maaf karena dulu daddy tidak menginginkan kehadiranmu," batin Ikosagon menatap putranya sendu.Penyesalan memang selalu datang belakangan. Akan tetapi, Ikosagon merasa sangat bersyukur karena ia bisa menemukan istri dan anaknya. Dengan begitu, ia bisa memperbaiki kesalahannya di masa lalu."Alpha mau paman suapi?" tawar

  • Mengejar Cinta Istri yang Kusia-siakan   61. Aku Butuh Waktu

    Ikosagon menghentikan kalimatnya sejenak dan menatap Theona sendu. Ia ingin tahu bagaimana reaksi istrinya. Akankah sang istri mulai mengingat kejadian itu atau ..."Sayangnya setelah aku bangun, wanita itu sudah tidak ada. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk menemukan wanita itu dan bertanggungjawab. Aku juga sudah memutuskan untuk mencintainya apa pun yang terjadi. Jadi, itulah alasan kenapa aku berusaha membohongi perasaanku dengan berkata tidak mencintaimu.""Selama kita menikah, aku sibuk mencari wanita itu. Sampai di mana kau pergi, aku menemukan fakta bahwa wanita yang aku nodai di hotel waktu itu adalah kau, Theo."Ikosagon kembali mengangkat kepalanya. Ia melihat wajah Theona yang sudah bersimbah air mata, "Kau tahu betapa hancurnya aku? Aku pikir, kenapa aku tidak menemukan fakta itu sejak dulu sehingga aku tidak terlalu banyak melukai hati dan fisikmu? Aku ... Hidupku benar-benar menderita setelah kau pergi, Theo. Banyak sekali penyesalan atas sikap kejamku padamu. Aku s

DMCA.com Protection Status