Share

18. Maaf, Wolf

Mendengar suara Theona yang sangat lirih membuat Wolf mengangkat pandangan dan menatap wanita itu. Meskipun terdengar sangat pelan, tetapi ia masih bisa mendengarnya dengan sangat jelas.

"Aku tidak mendengar. Bisakah kau ulangi sekali lagi?" pinta Wolf takut pendengarannya salah.

"Beberapa hari yang lalu, aku menikah, Wolf," jelas Theona menunduk.

Ia yakin, Wolf akan sangat marah padanya. Selain tidak tahu apa-apa, pria itu juga tidak diundang. Ia baru diberitahu setelah pernikahan berlalu. Jika posisinya ditukar, Wolf yang ada di posisinya, mungkin ia akan sangat marah.

"Apa kau bilang? Menikah?" Wolf tersenyum tidak percaya, "Candaanmu sangat-sangat tidak lucu, Theo," imbuhnya.

"Aku tidak bercanda, Wolf. Aku serius kalau aku sudah menikah," balas Theona dengan nada suara yang cukup tegas.

Wolf meneguk salivanya tiba-tiba hingga tersedak. Ia terbatuk hingga bola matanya memerah dan berair.

"Minum dulu, Wolf," kata Theona sambil menyodorkan gelas blue ocean.

Sontak, wolf langsung mera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status