Share

13. Tentang Hati

Author: pramudining
last update Last Updated: 2024-10-15 19:45:51

Happy Reading

*****

"Untuk apa kami harus memberitahu. Kamu bukan bagian dari keluarga ini lagi," sahut Arsyad.

"Pak, tolong. Jangan melepaskan alat itu lagi," pinta Arvin. Dia kembali ingin memasangkan alat pernapasan pada mertuanya.

"Tunggu, Vin. Bapak belum selesai bicara. Sebelum anak itu pergi, Bapak nggak akan menggunakan alat ini lagi."

"Om, masih saja keras kepala bahkan berani menikahkan Zoya dengan orang lain. Nyata-nyata dirinya sudah aku rusak."

Plak ....

Lelaki pemilik nama Noval itu mendapat tamparan keras dari Arvin.

"Jaga mulutmu, Val. Sebaiknya kamu pergi sekarang sebelum aku benar-benar menghajarmu," ancam Arvin.

Zoya menatap benci pada lelaki yang berstatus sebagai sepupunya itu. "Apa belum cukup kamu menyakitiku, Val? Sekarang, kamu ingin menghancurkan pernikahanku?"

Noval mendengkus. "Kalau bukan karena iming-iming harta yang dijanjikan Om Arsyad. Mana mungkin Arvin mau menikahimu, Ay."

"Jaga ucapanmu, Mas Noval. Keluarga saya memang miskin, nggak bisa dibandi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   14. Panggilan Sayang

    Happy Reading*****Zoya kembali menundukkan padangan. Tak sanggup menatap mata Arvin yang menuntut jawabannya. Arvin sendiri begitu gemas dengan reaksi sang istri. "Kalau aku memang nggak pernah ada di hatimu, maka aku akan berjuang sangat keras supaya hanya aku yang merajai hatimu." Arvin mengangkat tangan sang istri, lalu mengecupnya hingga menimbulkan bunyi yang membuat Zoya membulatkan mata. "Vin," panggil perempuan itu. Rona pipinya bersemu merah. "Kenapa? Malu?" tanya Arvin yang dibalas anggukan oleh Zoya. "Kita sudah sah sebagai pasangan, jadi hal-hal seperti ini harus dibiasakan.""Vin, apa kamu nggak menyesal?""Menyesal gimana? Kalau aku nggak menikah denganmu, selamanya aku nggak akan menikah."Zoya langsung membekap mulut suami. "Jangan katakan hal-hal buruk," ucapnya, "aku cuma nggak mau kamu menyesal dengan keputusanmu ini. Bukankah ada Adeeva yang jauh lebih baik dan dia terlihat sangat mencintaimu."Arvin tersenyum miring. "Jangan katakan kalau kamu cemburu dengan

    Last Updated : 2024-10-16
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   15. Adegan-adegan Absurd

    Happy Reading*****"Apa, Sayang?" tanya Arvin. Dia bahkan mengedipkan salah satu matanya. Lalu, membuka kancing kemeja yang melekat di tubuhnya satu per satu. "Vin, kok malah buka baju?" Zoya menutup mata dengan kedua tangannya. "Kok, manggil nama lagi?" Kedua indera Arvin, melotot sempurna. "Kayaknya pengen adegan mesra sama aku, deh.""Nggak!" Zoya menyingkirkan telapak tangannya dari wajah. "Mas Arvin yang ganteng," ucapnya, "tapi nyebelin," lanjut Zoya dalam hati."Apa, istriku yang cantik?" balas Arvin cengar-cengir."Jangan buka baju di sini, ya. Kamu mandi duluan aja. Biar aku tunggu di luar." Sedikit gemetar, Zoya menangkupkan kedua tangannya di pipi sang suami. "Kalau mau mandi bareng, kapan-kapan aja, ya, suamiku yang ganteng.""Hmm," jawab Arvin. Suaranya bergetar sedikit serak. Lalu, dia membuang muka, tak sanggup menatap Zoya dengan segala godaan serta kata-katanya. Bersorak, Zoya merasa menang kali ini. "Memangnya, kamu aja yang bisa godain aku," ucapnya dalam hati.

    Last Updated : 2024-10-16
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   16. Meragu

    Happy Reading*****Arvin dengan cepat mengelak supaya tidak terjatuh seperti sebelumnya. "Eits, nggak kena," ejek Arvin pada sang istri. Zoya mendengkus. Lalu, meninggalkan sang suami. "Aku tunggu di depan. Hasbi dari tadi chat. Ada banyak berkas keuangan yang harus aku periksa.""Nggak mau sarapan dulu, Sayang?""Nanti, aja di pabrik.""Mas sudah beliin bubur. Kamu bawa saja, kita sarapan di pabrik nanti."Arvin segera mengganti pakaiannya. Dia sendiri harus segera ke pabrik untuk memimpin meeting bersama para sahabat lainnya termasuk Kahyang. Mereka semua pasti sudah menunggu. Lima menit kemudian, Arvin sudah keluar dengan pakaian rapi. Zoya dibuat takjub dengan tampilan sederhana, tetapi terlihat menawan. Tidak seperti kebanyakan lelaki yang berangkat bekerja dengan memakai kemeja dan dasi. Arvin kali ini mengenakan baju koko modern."Emang agak lain, tapi kok tetap cocok dilihat." Zoya terus menatap suaminya hingga lelaki itu masuk dan menjalankan kendaraan."Suamimu ini meman

    Last Updated : 2024-10-17
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   17. Kabar Duka

    Happy Reading*****Di bawah meja, Arvin dengan cepat memegang tangan sang istri. Kepalanya menggeleng pelan ketika Zoya terlihat begitu marah. Zoya meremas jemari sng suami, menyalurkan semua kemarahannya yang tak diperkenankan meluap. Setelah menuruti perkataan Arvin, dia mencoba untuk tersenyum."Saya mungkin belum pernah terjun langsung di bidang pertanian dan minuman kemasan seperti usaha yang sedang kita geluti saat ini. Tapi, sejak saya terlahir ke dunia ini, bidang tersebut nggak asing. Saya akan berusaha sebaik mungkin dalam pemaparan kerja sama kita dan implikasi kontrak kita nantinya. Jadi, Pak Wijayanto nggak perlu khawatir dan ragu. Saya cukup kompatibel menjalani pekerjaan ini," ucap Zoya tegas. Dia sudah mulai bisa menguasai dirinya. "Pak, saya bisa menjamin kalau beliau ini bisa menjadi pemimpin yang sukses," tambah Arvin."Oke, saya kasih kesempatan. Tolong jangan mengecewakan," ucap Wiyanto pada akhirnya. Zoya bernapas lega. Lalu, dia mulai memaparkan semua isi ya

    Last Updated : 2024-10-17
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   18. Konspirasi

    Happy Reading*****Suasana kediaman Arsyad kembali hening ketika semua orang kembali ke rumah masing-masing. Kini, tinggal keluarga inti yang ada di ruang tamu. Arvin merangkul istrinya yang masih terisak. Tak jauh darinya ada Hasbi. Maryam dan Ashari juga masih ada di ruangan itu dengan wajah sedih."Mau balik rumah atau nginep di sini, Yang?" bisik Arvin."Nginep di sini saja, ya, Mas. Sampai tujuh hariannya Ayah.""Boleh. Mas ke atas dulu, bersihin kamar." Arvin sudah akan berdiri, tetapi pergelangan tangannya dicekal oleh Maryam."Biar Ibu saja yang bersihin, Le. Temani Mbak Zoya saja.""Ibu ke kamar dulu," sela Sekar. Dia juga mengajak Adeeva untuk meninggalkan ruangan tersebut. Arvin dan Zoya cuma menganggukkan kepala. Namun, suami Zoya itu terus menatap gerak-gerik Sekar. Masih teringat dengan kata-kata Arsyad untuk mengawasinya. "Semoga semua kecurigaan Bapak nggak terbukti. Jadi, aku nggak perlu mengumpulkan bukti-bukti seperti permintaan almarhum," gumam Arvin dalam hati.

    Last Updated : 2024-10-17
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   19. Genting

    Happy Reading*****"Mas, kita harus ke pabrik sekarang," ucap Zoya panik. Saat mereka baru pulang dari berbelanja kebutuhan sehari-hari. Tepat dua minggu setelah Arsyad meninggal."Kenapa, Sayang?" Arvin tetap tenang, meski sang istri terlihat panik. "Lihat ini, Mas."Sebuah foto yang dikirimkan Hasbi terlihat oleh Arvin. Beberapa orang berkerumun di depan pintu masuk pabrik mereka. "Mas, pamit sama Ibu dulu," kata Arvin dan langsung mencari Maryam di dapur.Beberapa menit kemudian, Arvin dan Zoya sampai di pabrik. Sempat terhalang oleh banyaknya orang yang meminta pertanggung jawaban atas produk minuman kemasan produksi mereka. Keduanya lantas naik ke ruang meeting. Para karyawan sudah dikumpulkan untuk membahas permasalahan mereka. Dari semua kepanikan sang istri, entah mengapa Arvin masih bisa tenang. "Mas, kenapa minuman kemasan yang kita produksi bisa meracuni anak-anak yang meminumnya? Bukankah sebelum diluncurkan, kita sudah menguji keselurahan kandungan. Semua baik-baik s

    Last Updated : 2024-10-17
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   20. Gebrakan Arvin

    Happy Reading*****Melihat kepanikan sang istri, Arvin pamit keluar. "Mas," panggil Zoya, berbisik. "Tenang, Sayang. Mas cuma mau manggil Abi, kok."Zoya pun mengangguk walau jantungnya kini semakin berdetak keras. Sumber kekuatan dan keberaniannya keluar tentu perempuan itu bertambah panik. "Ay, kamu nggak dengar kata para pemilik modal?" kata Sekar. Seakan tersadar dari lamunan panjang. Zoya menetap orang-orang yang masuk ke ruang meeting tersebut. Dari sepuluh orang yang menanam modal pada usaha Arsyad di luar modal milik keluarga. Empat orang sudah hadir di sana. "Oleh karena sebagian pemilik modal hadir di sini, saya meminta karyawan keluar terlebih dulu. Tolong selidiki lagi apa-apa yang menyebabkan masalah ini timbul. Kalau perlu, kalian bongkar saja produk jadi, siap edar yang ada di gudang. Bawa ke lab untuk pemeriksaan kandungan di dalamnya," titah Zoya. Dia mulai bisa menguasai diri. Teringat nasihat sang suami selama perjalanan. Tetap tenang apa pun yang terjadi aga

    Last Updated : 2024-10-18
  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   21. Menggabungkan Kekuatan

    Happy Reading*****Zoya mengangguk patuh. Tak ada lagi tenaga untuk bertanya atau lainnya. Dia begitu pasrah dengan keadaan sekarang. Di antara keterkejutan semua orang yang hadir. Hasbi malah menyunggingkan senyuman. Rasa bersalah yang menghinggapi hatinya karena berkhianat pada saudara sendiri. Kini, perlahan menguap. Walau tak tahu apa isi berkas yang ada di tangan mereka, dia yakin Arvin tidak akan diam melihat penindasan Zoya. "Jadi, apakah kalian semua masih ingin meminta Zoya mundur jika saham serta modal yang dimilikinya lebih dari setengah?" tanya Arvin. Tatapannya tajam menatap semua orang yang hadir di sana tak terkecuali Adeeva. "Bu, semua yang diragukan dari Arvin kini malah menyerang kita. Harusnya, jika Ibu nggak menghalangiku untuk dekat dan menikah dengannya. Semua milik Zoya sekarang adalah punyaku," bisik Adeeva. "Ibu nggak nyangka, Arvin punya uang segitu banyak. Padahal dia cuma bekerja di bawah ayahmu. Apa mungkin selama ini dia korupsi?" Percakapan ibu ana

    Last Updated : 2024-10-18

Latest chapter

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   42. Kebahagiaan Sebenarnya

    Happy Reading*****Zoya berbalik akan segera berlari menjauhi sang suami. Namun, Arvin sudah memegang pergelangan tangannya terlebih dan mendekapnya sehingga Zoya cuma bisa tertawa."Puas, ya, ngerjain Mas kayak gini?" Menciumi seluruh wajah dan kepala sang istri. Zoya tertawa lepas. Setelah banyaknya kejadian tidak mengenakkan yang terjadi akhir-akhir ini, sekarang dia mendapatkan kebahagiaan. Pernikahan yang awalnya membuat ragu kini akan berubah menjadi keluarga kecil yang Insya Allah membahagiakan. "Mas, sih. Mukanya tegang gitu padahal yang over thinking sebelumnya adalah aku. Kenapa berubah nggak yakin setelah melihatku tadi?" Kedua tangan Zoya menangkup pipi Arvin membuat bibir lelaki itu monyong. Arvin berusaha tersenyum, tetapi kesulitan karena kedua tangan Zoya. Akhirnya, lelaki itu hanya memandang sang istri lekat sambil membayangkan ketika dulu Zoya sering sinis dan marah-marah tidak jelas padanya. Walau lelaki itu sudah berusaha menjelaskan dan bertanya kenapa sikap

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   41. Overthinking

    Happy Reading*****Zoya beranjak meninggalkan Arvin. Kakinya menghentak keras karena kesal. "Katanya cinta, cuma diminta tolong gitu saja nggak mau," gerutunya sepanjang perjalanan menuju kamar. Sebagai lelaki yang cukup peka dengan sikap istrinya, Arvin menyusul wanita yang sudah dia cintai sejak dulu itu. Sebelum sampai di kamar dan membuka pintu, pergelangan Zoya dipegang. "Jangan marah dulu, dong, Sayang. Bukannya Mas nggak mau beliin mangga muda, tapi Mas penasaran sama sikapmu sekarang. Kamu nggak pengen periksa ke dokter?""Aku nggak sakit, ya. Ngapain periksa?" Zoya menyilangkan tangannya. Bibirnya mengerucut dan tatapan matanya semakin jengkel pada sang suami. Menghela napas sambil mengelus dada, Arvin meletakkan tangannya ke pundak sang istri. "Ke dokter bukan cuma sakit saja, kan? Kamu nggak kepikiran aneh padahal sudah hampir dua bulan nggak datang bulan. Minimal, kamu tes mandiri deh, Sayang." Saat itulah kening Zoya berkerut. Entah mengapa beberapa bulan ini, dia tid

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   40. Merajuk

    Happy Reading*****"Ibu," teriak Hasbi. Lelaki itu segera merangkul perempuan yang telah melahirkannya dan berteriak untuk memanggil Ambulance.Sementara Arvin, mencengkeram kuat leher Noval. Dia juga melayangkan bogem dengan sekuat tenaga. Polisi langsung mengamankan lelaki yang telah melukai ibunya Hasbi tersebut. Namun, lelaki itu terus memberontak hingga satu pukulan kembali melayang padanya. "Dasar manusia jahat. Masih saja ingin melawan. Kamu mau membusuk di penjara seumur hidup?" bentak Arvin."Aku bersumpah nggak akan mati sebelum menghabisi kalian semua. Nggak usah mimpi, Vin," umpat Noval. "Menyerahlah sebelum kami melakukan tindakan lebih buruk dari ini." Polisi memukul kaki Noval, mengurangi pergerakannya.Sementara itu, Zoya terpaku melihat tantenya bersimbah darah di pelukan Hasbi. Air matanya tak henti-hentinya mengalir. "Bi, gimana kalau tante ....""Sstt. Berdoa yang baik-baik saja." Hasbi langsung menggendong ibunya kelur dari ruang meeting. Di luar, ambulance s

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   39. Korban

    Happy Reading*****"Om, jangan bertindak gegabah. Njenengan itu sudah menjadi buronan polisi saat ini. Kalau sampai Mbak Zoya terluka, hukuman yang didapat nggak main-main. Kemungkinan besar, Om Sano akan membusuk di penjara," peringat Hasbi. Dia bergerak pelan untuk menyelamatkan saudaranya."Diam, Bi. Jangan ikut campur. Kalau kamu bergerak lagi. Aku benar-benar akan menghabisinya," ancam Sano. Pisau yang dia acungkan ke leher Zoya menempel erat di kulit. Di belakang lelaki paruh baya itu sudah ada Noval dan lelaki yang paling dibenci Hasbi. Suami ibunya itu membawa serta perempuan yang telah melahirkan Hasbi. "Jangan ikut campur kalau nggak mau nyawa ibumu melayang," peringat Noval. Lalu, dia menatap semua orang yang ada di ruangan itu. "Sebaiknya, kalian juga diam. Jangan ada yang berani bergerak untuk menghubungi polisi kalau nggak mau nyawa melayang."Noval melemparkan map berwarna hitam ke meja meeting. "Silakan kalian tanda tangani berkas itu. Setelahnya, kalian bisa pergi

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   38. Tertangkap

    Happy Reading*****"Jika laporan rugi laba ini benar, kenapa pihak-pihak yang bekerja sama dengan kita masih komplain? Para karyawan juga banyak yang mengeluh jika Zoya membiarkan masalah itu terus berlanjut," tanya Sekar. "Benar. Ketika saya mengadakan sidak beberapa waktu lalu, salah satu karyawan sempat mengatakan bahwa kamu nggak mengambil tindakan apa pun. Cuma menyortir bahan amentah yang ada di frezer gudang. Selebihnya, kamu nggak amengambil tindakan apa pun," kata salah satu pemilik modal."Pasti yang bapak tanyai adalah karyawan dengan posisi pekerja biasa atau pelaksana. Coba njenengan tanya pada semua jajaran presidium yang ada di pabrik ini. Bagaimana Mbak Zoya dan saya berusaha mengatasi masalah yang ada tanpa bantuan siapa pun. Kami malah mendapat intimidasi dari beberapa orang tak dikenal," terang Hasbi. Zoya berdiri, menetap semua orang yang hadir penuh selidik. "Saya tahu, ada seseorang dari njenengan-njenengan ini yang nggak mau saya berada di posisi sekarang. Se

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   37. Masuk Perangkap

    Happy Reading*****Arvin menatap semua anggota keluarganya bergantian. "Kalau kita nggak menyembunyikannya. Aku takut, apa yang mereka rencanakan akan jauh lebih besar lagi. Bukan nggak mungkin kalau nyawamu juga menjadi incaran mereka," ucapnya pada sang istri. Diam, semua orang yang ada di ruang perawatan itu mencoba berpikir dan menimbang ide yang dikemukakan Arvin."Mereka itu orang yang berpikiran sempit. Kita nggak bisa menjamin jika mereka nggak merencanakan semua itu apalagi selama ini rencana-rencana yang disusun selalu gagal. Bu, Pak, aku nggak bisa mengambil resiko jika sampai mereka benar-benar menargetkan kematian Zoya.""Sepertinya, apa yang dikatakan Mas Arvin benar. Ada baiknya kita mengikuti permainan mereka. Mungkin dengan jalan ini, kita bisa mengetahui keberadaan Om Sano dan Noval. Jika orang yang dianggap penghalang sudah nggak ada, bisa dipastikan keduanya akan muncul," tambah Hasbi yang merasa ide sang ipar bisa dijalankan.Terdengar tarikan napas Zoya, dia m

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   36. Gagal Total

    Happy Reading*****"Mbak, ada apa sama Mas Arvin?" tanya Hasbi ikut panik seperti Zoya. "Nggak tahu, Bi. Antar Mbak ke rumah sakit. Mbak takut nggak fokus nyetir kalau ke sana sendiri." Membereskan berkas yang ada di hadapannya. Zoya berdiri, lalu melempar kunci mobil tanpa menunggu jawaban Hasbi."Istighfar, Mbak," pinta Hasbi. "Kita nggak punya waktu banyak, Bi. Suara Bapak di telpon seperti orang yang ketakutan.""Ayo, cepat ke rumah sakit." Setengah berlari keduanya menuju parkiran. Tak sedikit orang yang berpapasan dengan keduanya bertanya, tetapi tidak dijawab. Hasbi melakukan kendaraan dengan cepat menuju rumah sakit. Walau beberapa pengendara lain sempat memperingatkannya dengan mengklakson bahkan kadang ada yang mengumpat langsung karena cara berkendaranya yang ugal-ugalan. Namun, Hasbi tak mengindahkannya hingga lima menit kemudian mereka sampai di gerbang rumah sakit."Mbak turun dulu. Biar aku nyari tempat parkir." Mobil yang mereka kendarai sudah ada di depan loket

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   35. Runyam

    Happy Reading*****Pulang dari rumah tua, Sekar dan Adeeva mampir ke tempat orang yang sudah disebutkan Noval. Mereka akan meminta bantuan pada lelaki tersebut. Bintang keberuntungan berpihak pada keduanya. Lelaki yang dicari tengah duduk di teras rumah."Untungnya kamu ada di rumah, Rim," ucap Sekar menyapa lelaki berbadan dempak dengan jambang lebat."Tumben. Ada keperluan apa mencariku?" Lelaki yang tak lain adalah suami kedua ibunya Hasbi itu menatap dua perempuan di depannya dengan tatapan menyelidik."Ada hal yang perlu kita bicarakan," jawab Sekar."Kayaknya hidup Om Karim sangat santai dan tenang. Sore gini sudah duduk di teras rumah menikamati senja," tambah Adeeva.Lelaki itu terkekeh. "Nggak semua yang kamu lihat adalah kebenarannya. Terkadang, orang yang terlihat paling santai adalah orang yang paling ruwet pemikirannya," jawabnya. Lalu, lelaki itu menatap Sekar. "Bagaimana kabar Sano?""Buruk. Dia dalam pengawasan polisi. Oleh karena itulah aku datang menemuimu. Dia memi

  • Mendadak jadi Istri Sainganku yang Tampan   34. Rencana Busuk Sekar

    Happy Reading*****"Jangan salah paham, Mas. Kami bermaksud baik," sahut Ashari."Benar, Mas Hasbi. Coba njenengan lihat keadaan Mbak Zoya sekarang. Apakah tega terus-terusn melihatnya seperti itu?" tambah Maryam, "Ibu sama Bapak cuma ingin yang terbaik.Hasbi memandang Zoya, lalu menatap kedua orang tua Arvin. Kemarahan yang semula mulai hadir kini perlahan mereda. Lelaki itu mencoba menempatkan dirinya pada posisi orang-orang tersebut. "Gini, lho, Bu, Pak. Coba njenengan pikirkan lagi, apa yang akan Mas Arvin rasakan jika dia terbangun nanti. Dia sudah menunggu Mbak Zoya lama sekali, lho. Mbak Zoya sendiri pastinya nggak akan mau meninggalkan suaminya dalam keadaan seperti ini," jelas Hasbi."Tapi, Mas. Coba njenengan bayangkan, sudah sebulan lebih nggak ada perkembangan pada Arvin. Ibu sama Bapak nggak tega melihat Mbak Zoya terus-terusan seperti ini." Maryam mulai menitikkan air mata."Biarlah, jika dia bangun nanti kami yang akan menjelaskan," tambah Ashari.Hasbi menggelengka

DMCA.com Protection Status