"Siap ya Mba, kalau saya sudah memberi aba-aba Mba langsung ambil nafas dan mulai mengejan, ya ambil nafas Mba sekarang dorong sekuat tenaga, ya dorong Mba, ya bagus sedikit lagi dorong Mba, ya bagus... sudah Mba sudah selesai!"
"Ea ea ea." suara tangis bayi pun terdengar, peluh menetes di setiap bagian tubuhnya. Rasa lelah dan sakit semua telah sirna. Sesosok bayi mungil kini tak jauh darinya sedang mendengarkan lantunan adzan dari seorang laki-laki paruh baya yang rambutnya telah beruban seluruhnya."Non Yasmine, non baik-baik saja kan, non butuh apa?""Ngga Bi Sumi, gue cuma pengen istirahat aja.""Ya sudah bibi mau lihat dede bayi dulu ya, non istirahat saja disini.""Iya bi." Yasmine hanya terdiam melihat bayi di sampingnya yang mulai menangis, terbersit keinginan untuk menyentuhnya namun rasa sakit dan keengganan dalam hati kembali muncul.Sejak kelahirannya sampai hari ini tepat satu minggu usianya, Yasmine sama sekali tidak pernah memberinya ASI dan menyentuhnya sama sekali."Loe tahu ga? Kehadiran loe itu udah ngancurin masa depan gue, harusnya hari ini gue masih bisa bersenang-senang sama temen-temen gue, harusnya hari ini gue masih bisa kuliah, tapi gara-gara loe masa depan gue hancur!" kata Yasmine sambil berteriak-teriak."Yasmine hentikan, cukup Yasmine bayi itu tidak bersalah, semua terjadi akibat kebodohan dan kecerobohan yang kamu lakukan!!!"Adrian lalu masuk di dalam kamar dan mengambil bayi di samping Yasmine. "Ingat Yas jangan pernah lagi bersikap buruk pada bayi ini atau kamu akan Opa usir dari rumah ini tanpa mendapatkan sepeserpun warisan Opa!"Suara Tuan Wijaya mengagetkan Yasmine yang masih menangis dengan tersedu-sedu. "Tapi Yasmine ingin punya masa depan Opa!" jawabnya."Baik Opa akan kabulkan permintaan kamu, kamu bisa melanjutkan kuliahmu yang dulu tapi ingat jangan pernah sakiti anakmu, kamu harus menyayanginya dengan tulus jika tidak Opa tidak akan memberikan apapun padamu!!!"Yasmine masih terus menangis di dalam kamar. Adrian lalu menghampirinya "Yasmine bagaimanapun juga dia adalah anak kandungmu, kamu harus bisa menerima dia dalam hidupmu, lupakan semua masa lalumu, Niko sudah mendapatkan pelajaran dari apa yang telah dia lakukan, sekarang bukalah lembaran baru dan terima kehadirannya dengan lapang dada."Yasmine hanya terdiam lalu memeluk laki-laki yang ada di sampingnya. Adrian merasa hatinya semakin bergetar dan jantungnya semakin berdegup kencang, namun dia berusaha untuk mengendalikan perasaannya. 'Yasmine adalah adikku, aku harus menyayanginya sebagai keluarga.' gumamnya dalam hati.Langkah Yasmine terasa begitu ringan saat melangkah masuk ke dalam sebuah gedung. Rasanya dia begitu merindukan gedung ini, gedung yang telah dia tinggalkan selama satu semester, dia menutup mata lalu mengambil nafas panjang dan menghembuskannya."Ngapain loe, kayak orang gila aja?" sebuah suara mengejutkan membuat Yasmine perlahan membuka matanya. Betapa terkejutnya dia saat melihat sosok yang sangat dia dambakan berdiri di depannya."Ri..Rio." "Kemana aja loe, ngilang satu semester tanpa kabar?""Enak aja ngilang tanpa kabar, semua orang juga tahu gue pergi ke Australi, loe aja yang ketinggalan jaman." kata Yasmine berdusta.Memang selama menyembunyikan kehamilan, Yasmine berpura-pura pergi ke Australia. Foto-foto lamannya saat berada di Negeri Kanguru itu seringkali dia unggah di akun sosial media miliknya sehingga teman-temannya percaya dia sedang pergi ke Australia untuk urusan bisnis dengan Opanya."Ih ga penting banget gue harus tahu kegiatan loe, kaya ga ada kerjaan aja." jawab Rio.Yasmine hanya memonyongkan bibir sambil menunggu lift di depannya terbuka. "Sombong amat loe, siapa juga yang butuh diperhatiin sama loe!"Saat pintu lift terbuka, Yasmine dan Rio lalu masuk ke dalam lift, baru satu lantai mereka lalui tiba-tiba lift terhenti."Ih ada apa nih kok tiba-tiba berenti sendiri, tolong tolong gue, tolong gue terjebak di dalam lift, tolong heloooo!""Ga usah bar-bar deh ga bakalan ada yang dengerin teriakan loe, mending loe hubungi petugas keamanan aja deh.""Eh kok gue, loe aja dong!""Dasar cewek manja." gerutu Rio sambil mengambil ponsel di dalam saku celananya."Sial ga ada sinyal lagi.""Trus gimana dong?""Ya tunggu aja, pasti ada yang nolongin kok.""Berapa lama?""Ya ga tau lah emang gue dewa penolong, udah berdoa aja semoga cepat ada yang nolongin."Yasmine lalu duduk di dalam lift, tubuhnya terasa begitu lemas membayangkan apa yang terjadi dengan dirinya jika pertolongan tidak datang, tanpa sadar air mata membasahi pipinya."Udah jangan nangis, cengeng banget sih cuma kaya gini doang pake acara nangis.""Gue takut ga bisa ketemu Opa lagi." jawab Yasmine sambil menangis tersedu.Rio akhirnya merasa iba, dia lalu menyandarkan Yasmine yang tengah menangis di pundaknya. Perasaan Yasmine begitu campur aduk antara sedih dan takut tapi juga begitu bahagia karena akhirnya dia bisa sedekat ini dengan Rio, bahkan bersandar di atas bahunya.Setengah jam berlalu tapi pertolongan tak kunjung datang. Yasmine yang kian panik wajahnya kini berubah menjadi sangat pucat. Rio yang merasa khawatir berusaha menenangkannya."Yasmine...Yasmine dengerin gue, kita akan selamat, kita akan baik-baik saja, loe harus kuat, loe harus bertahan." kata Rio sambil memegang wajah Yasmine.Wajah cantik milik Yasmine akhirnya membuat Rio goyah, posisi mereka yang begitu dekat hingga suasana dalam lift yang begitu sunyi membuat keduanya tenggelam dalam suasana yang tiba-tiba berubah menjadi romantis.Getaran di dalam hati yang terasa begitu kencang serta tangisan Yasmine membuat Rio mendekap tubuhnya begitu erat, saat pandangan mereka beradu wajah keduanya pun semakin mendekat. Tanpa sadar bibir keduanya kini telah bersentuhan.Ciuman hangat dan lembut membuat keduanya benar-benar terbuai akan kenikmatan. Tiba-tiba sebuah suara keras memecah keheningan dan membuat ciuman mereka terhenti."Maaf." kata Rio. Yasmine hanya mengangguk dan tersenyum tipis.Akhinya pintu lift pun berhasil dibuka. Jesica dan Keysia lalu menghambur ke arah Yasmine saat dia keluar dari dalam lift."Yas loe gapapa kan, kita udah cemas banget mikirin loe.""Gue gapapa kok, cuma ya sempet syok sedikit tadi."Lalu Rio berjalan melewati Yasmine dan teman-temannya. "Jadi loe berduaan sama dia di dalem, eh jangan-jangan loe malah enak-enakan pacaran lagi sama Rio.""Enak aja, gue rasanya udah mau mati malah kalian nuduh gue macem-macem." "Iya deh, maaf ke kelas yuk." kata Jesica.Mereka bertiga lalu pergi ke dalam kelas, di pojok ruangan tampak Rio sudah duduk seperti biasa sambil memainkan ponsel miliknya. Yasmine lalu memandang ke arahnya, dan tersenyum lalu sebuah senyuman balasan dari Rio tersungging di bibirnya.'Dia balas senyum gue.' gumam Yasmine dalam hati.Yasmine masuk ke dalam ruangan kuliah, Rio terlihat sedang asyik memainkan ponsel ketika Yasmine duduk di depannya. Yasmine pikir, sikap Rio akan berubah menjadi lebih hangat padanya setelah kejadian yang mereka alami. Namun Rio tetaplah menjadi lelaki yang dingin, sama seperti biasanya. Yasmine pun mencoba menegurnya saat jam kuliah berakhir. "Sampai bertemu besok Rio." Tak ada sepatah katapun yang Rio ucapkan, hanya sebuah anggukan sebagai jawaban. Selanjutnya dia pergi dari hadapan Yasmine. Yasmine yang tampak begitu kesal pergi dari kampus tanpa mengindahkan teman-temannya yang memanggilnya. Tiba-tiba Diana sudah menyamai langkahnya di sampingnya. "Yas, loe kenapa sih? Kok tiba-tiba jadi bete gini? Jangan-jangan lor kesambet setan lift lagi." "Enak aja, gue cape mau pulang." "Ih ga asyik loe Yas, kita ngemall dulu yuk?" "Ogah, ah ntar Adrian marah-marah lagi." "Ajak Adrian sekalian dong Yas, kita kan pengen se
Hello readers.. Terimakasih yang sudah mampir ke cerita ini, selamat membaca dan menikmati kisah penuh intrik yang akan membuat kalian ikut hanyut dan terbawa dalam setiap babnya. Maaf jika di dalam cerita ini masih terdapat percakapan yang sekiranya kurang pantas, ataupun kehidupan yang begitu bebas, saya hanya ingin membuat pembaca merasa jika inilah sebuah fenomena kehidupan yang terjadi di sekitar kita. Sehingga semua tampak begitu mengalir seperti nyata. Karena pada setiap novel saya, saya mengedepan tentang realita kehidupan. Cerita ini hanyalah fiktif dan imajinasi penulis yang sudah disesuaikan dengan realita hidup disekitar kita. Semoga kalian suka. Terimakasih Keep stay tuned 💞❤️
Yasmine akhirnya membuka mata, dia tampak begitu malu karena ternyata Rio tidak melakukan suatu hal yang tidak seperti dia bayangkan. Sepanjang perjalanan, hanya keheningan yang tercipta antara keduanya. Setengah jam kemudian, mereka telah sampai di depan kediaman Tuan Wijaya. "Terimakasih Rio, sudah mengantarku. Aku masuk dulu, sampai besok." Namun saat Yasmine akan membuka pintu mobil, Rio memegang tangannya. "Tunggu Yasmine." "Ada apa?" "Ada yang ingin kukatakan padamu." "Kamu mau bilang apa Rio?" "Yasmine, sebenarnya sudah lama aku memendam perasaan padamu." Yasmine begitu terkejut mendengar pengakuan Rio, dia benar-benar tak menyangka jika Rio akan berkata seperti itu. Yang Yasmine tahu, Rio adalah laki-laki yang begitu cuek padanya. Namun kenapa dia tiba-tiba menyatakan perasaannya. "Jangan bercanda Rio, aku tak bisa kau bohongi." "Aku serius, aku tak berbohong padamu Yasmine?" "Maaf, aku tak bisa
Baru beberapa langkah kaki Yasmine masuk ke dalam kampus, dia dikejutkan oleh sebuah suara."Yas.""Rio!!!""Ayo ikut aku Yas!""Kemana Rio?"Namun Rio tak menjawab, tangannya lalu menggenggam tangan Yasmine dan membawanya ke arah parkiran mobil."Rio kita mau kemana?""Udah ikut aja!"Mereka lalu masuk ke dalam mobil. Kemudian Rio mengendarai mobilnya masuk ke dalam jalan tol, dan mengarahkan mobilnya ke luar kota."Rio kita mau kemana?""Kamu ga usah khawatir Yas, aku ga akan culik kamu kok.""Iya tapi kita mau kemana?""Yas, aku cuma ingin menghabiskan hari ini sama kamu Yas, kamu tahu sendiri selama ini kita belum pernah bisa bersama. Aku mau mencari tempat yang aman sehingga kita ga ketahuan para bodyguardmu."Yasmine lalu mengangguk. Ternyata Rio membawanya pergi ke Pantai Anyer."Surprise... Kamu suka pantai kan Yas?""Kok kamu tahu sih.""Apa yang
Semalaman Yasmine tidak tidur memikirkan Adrian, kini dia semakin bimbang dengan perasaannya. 'Siapa yang sebenarnya aku cintai? Adrian atau Rio?' gumam Yasmine dalam hati. "Adrian kamu dimana? Maafkan sikapku Adrian. Yasmine seharusnya kamu sadar, Rio hanyalah pelarian, kamu hanya mengaguminya Yasmine tidak lebih, sedangkan hatimu hanya milik Adrian. Oh Tuhan kenapa semuanya terasa begitu rumit?" kata Yasmine pada dirinya sendiri. Tanpa sadar, Yasmine melangkahkan kakinya ke dalam kamar Adrian. Kamar yang begitu rapi dan harum, tidak seperti kamar laki-laki pada umumnya karena Adrian merupakan laki-laki yang disiplin dan rapi. Yasmine lalu melangkahkan kakinya ke meja kecil di salah satu sudut kamar. Tampak di salah satu bagian meja tumpukan album yang berisi foto masa kecilnya masih tersimpan rapi. "Adrian sudah begitu lama aku tak masuk ke kamar ini, dan semua masih sama seperti dulu saat kita masih kecil. Maafkan aku Adrian, karena rasa dengkiku tel
Setelah satu setengah jam perjalanan menggunakan pesawat terbang, akhirnya Melati sampai juga di Bandara Soekarno Hatta.Meski sebenarnya Melati sangat bingung, namun dia berusaha untuk tidak terlihat kampungan. Setelah keluar dari Bandara, dia lalu naik ke dalam taksi yang ada di sekitar Bandara tersebut. Sesuai perintah Yasmine, dia menyebutkan alamat yang sudah dikirimkan melalui chat.Hiruk pikuk kota Jakarta, dan tingginya gedung-gedung, serta beberapa ruas jalan fly over membuat Melati begitu terkagum-kagum, namun dia hanya memendamnya dalam hati. Dia takut jika sopir taksi tersebut tahu dia berasal dari kampung, Melati akan di bohongi dengan berkeliling-keliling dahulu dan akan membuat ongkos taksi semakin membengkak, seperti yang pernah Melati baca di koran-koran.Satu jam kemudian, mereka telah sampai di sebuah rumah yang menurut Melati luar biasa besar. Setelah membayar ongkos taksi, dia kemudia turun. "Wahhhh ini rumah kok gede banget ya, jauh l
Melati memandang wajah Sean yang kini terlelap di sampingnya. "Kasihan kamu sayang, doakan tante agar bisa membebaskan mamamu ya." kata Melati.Melati lalu bangun dari tempat tidur dan beranjak mengelilingi kamar Yasmine. Dia tertarik untuk berjalan ke meja rias dekat tempat tidur, tampak beraneka macam jenis make up dan minyak wangi yang masih tertata begitu rapi, lalu dia membuka salah satu lacinya. Kemudian mengambil sebuah album foto, dan membukanya, tampak foto Yasmine saat masih kecil bersama seorang anak laki-laki yang tampan. 'Ini pasti Adrian.' gumam Yasmine.Melati sebenarnya sangat terkejut karena wajah Yasmine kecil begitu mirip dengannya. Lalu dia membuka album jauh lebih dalam, tampak dua orang bayi kembar yang baru saja lahir, saat mereka duduk bersama, dan saat mereka merayakan ulang tahunnya yang pertama dan kedua, bersama orang tua mereka dan Tuan Wijaya. Lalu saat Yasmine ulang tahun di usianya yang ketiga, anak yang begitu mirip dengan
Adrian masuk ke dalam kamarnya, dadanya kian sesak melihat Yasmine kembali ke rumah ini. Masih teringat begitu jelas saat-saat terakhir Yasmine di rumah ini. Saat itu adalah masa-masa yang paling membahagiakan dalam hidupnya. Bahkan mereka pernah melewatkan sebuah malam yang tak pernah Adrian lupakan sepanjang hidupnya. Saat Yasmine mengungkapkan perasaan cinta padanya, dan mereka melewati malam bersama layaknya sepasang suami istri. Semuanya terasa begitu mengalir dan begitu sulit untuk dicegah. Saat Yasmine mulai mencium bibirnya, nalurinya sebagai seorang laki-laki begitu bergejolak mendapat sentuhan dari orang yang amat dicintainya. "Maafkan aku Yasmine, aku sudah membuatmu melakukan semua ini denganku." "Tak ada yang perlu disesali Adrian, aku mencintaimu dan begitu menginginkanmu. Aku yang sudah begitu bodoh menuruti ego ku sehingga sempat tertarik pada Rio, namun saat bersamanya hatiku hampa, tidak sama saat aku bersamamu." "Lalu bagaimana hubunganmu d