Yasmine dan Melati adalah kembaran yang terpisah karena sebuah tragedi masa lalu. Dua puluh tahun kemudian mereka bertemu karena sebuah ketidak sengajaan. Yasmin lalu menyuruh Melati untuk pergi ke rumah kakeknya dan meminta bantuan untuk menyelamatkan dirinya dari suaminya. Saat Melati pergi ke rumah kakek Yasmine, kakeknya tidak pernah percaya jika dia adalah Melati. Saat semua dilanda kebingungan, tiba-tiba ada sosok anak kecil yang berlari menghampirinya dan memanggil Melati dengan sebutan "Mama". Melati pun semakin bingung dengan kehidupan masa lalu Yasmine. Adrian seorang anak buah kepercayaan kakek Yasmine satu-satunya orang yang percaya jika Melati bukanlah Yasmine, karena pada suatu malam secara tidak sengaja mereka menghabiskan malam bersama dan membuat Melati kehilangan kehormatannya, saat itulah dia percaya Melati bukanlah Yasmine. Lalu mereka berdua pun mulai melakukan misi mereka untuk menyelamatkan Yasmine, apakah mereka berhasil? Apa saja teka-teki yang terjadi pada keluarga mereka? Lalu pada siapa hati Adrian akan berlabuh? Yasmine yang menjadi cinta pertamanya atau Melati yang telah dia rampas kehormatannya? Keep stay tuned ya gaes ️
Lihat lebih banyakJanur kuning telah melengkung di depan sebuah gedung megah yang telah berhiaskan dekorasi mewah nan cantik dipenuhi berbagai bunga warna-warni. Dendang lagu-lagu khas pernikahan pun berkumandang. Yasmine tampak masuk ke sebuah ruangan dengan begitu terburu-buru."Mba, udah selesai belum? Sebentar lagi udah mau ijab qabul nih." kata Yasmine pada seorang MUA."Udah Mba Yasmine, tenang saja. Mba Mel udah cantik banget nih bagai bidadari."Yasmine lalu menghampiri Melati yang masih duduk sambil sesekali terlihat membetulkan kebaya yang dikenakannya. "Mba ini bagian perut bisa ga dilonggarin dikit."kata Melati."Yah Mel, kamu sih udah tau mau nikah malah ga bisa kontrol makanan, jadi begah kan? Udah cakep gitu masih aja ngurusin perut." gerutu Yasmine"Hahahaha kok jadi kamu yang sewot Yas." kata Melati.'Yas, perutku seperti ini bukan karena makanan, tapi karena ada janin dalam kandunganku.' kata Melati dalam hati.
"Sayang, sejak kapan kamu ada di dapur? Aku pikir kamu masih ada di kantor." kata Yasmine saat Adrian mendekat pada mereka."Ya, aku sengaja pulang lebih awal Yas, karena aku tahu Melati akan pulang dengan calon suaminya. Aku juga ingin berkenalan dengan calon suami Melati." kata Adrian sambil melirik Melati. Melihat lirikan Bram, Melati lalu mengalihkan pandangannya pada Bram.Bram lalu ikut memandang ke arah Melati, dan Melati pun mengangguk."Adrian, kenalkan Bram, calon suami Melati."Bram lalu mengulurkan tangannya, Adrian lalu membalas jabat tangan dari Bram. Adrian mencengkeram telapak tangan Bram dengan begitu keras, sedangkan Bram menatap Adrian dengan tatapan yang tajam."Heiiii, kenapa kalian berjabat tangan begitu lama?" kata Yasmine."Maaf, rasanya saya seperti sudah pernah melihat anda Tuan Bram." kata Adrian berbasa-basi."Mungkinkah sebelumnya kita pernah bertemu Adrian?""Ah, mun
"Mel, kamu kenapa?"Namun Melati hanya terdiam. "Nak Bram, apa sebaiknya kita bawa Melati ke rumah sakit saja?""Iya Bu, kita bawa Melati ke rumah sakit saja."Mereka bertiga lalu membawa Melati ke rumah sakit terdekat. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya dokter yang menangani Melati pun keluar dari ruangan. Dia lalu berbincang-bincamg dengan Bram. Setelah selesai berbicara dengan dokter, Bram lalu mendekati orang tua Melati."Nak Bram, apa yang dokter tadi katakan?""Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Pak, Bu, Melati hanya kelelahan dan sedikit stres, nanti jika sudah siuman, Melati bisa langsung diperbolehkan pulang.""Alhamdulilah.""Lebih baik Bapak dan Ibu pulang saja dulu dan siapkan makan malam untuk Melati, kita harus membahagiakan Melati agar tidak stres. Saya sudah pesankan taxi untuk Bapak dan Ibu.""Baik Nak Bram, terimakasih."Bram lalu mengantar Bapak dan Ibu Melati
Adrian menunggu Yasmine dengan penuh kebimbangan. 'Melati, semudah itukah kau melupakan aku?' gumam Adrian."Adrian." Sebuah tepukan dari Yasmine membuyarkan lamunannya. "Kamu kenapa sayang? Kok tiba-tiba diem gitu?""Gapapa cuma cape.""Kamu memang tadi terlalu bersemangat Adrian." kata Yasmine sambil tersenyum."Yas, gimana tadi Melati.""Oh Melati, dia mau nikah sama siapa ya aku lupa namanya, Oh iya Bram, namanya Bram.""Kok mendadak banget sih Yas, emang mereka udah saling mengenal?""Kata Opa sih Melati bilang mereka sudah pacaran sejak di Jakarta, tapi baru ngomong ke Opa tadi pagi, ya kamu tau sendiri kan kalau Melati itu pemalu.""Terus kenapa bisa secepat ini Yas?""Si Bram katanya di desak sama orang tuanya buat buru-buru nikah, soalnya mereka kan kuliah bareng takut sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.""Oh." jawab Adrian singkat, berbagai macam pikiran m
"Apa Mas?""Menikahlah denganku Mel!""Menikah?""Ya, anggap saja ini sebuah kompromi Mel, bukan pernikahan.""Sungguh aku tak mengerti Mas.""Mel, bukankah kau membutuhkan suami untuk menjadi Ayah dari anakmu?"Melati hanya terdiam mendengar kata-kata Bram. "Mel, aku juga membutuhkan istri Mel, keluargaku begitu menuntutku untuk kembali menikah.""Kembali menikah? Jadi Mas Bram sudah pernah menikah?""Ya Mel, aku dan mantan istriku, Reina bertemu saat kuliah dan kami berpacaran. Lalu kami memutuskan untuk menikah, namun sebuah kecelakaan pesawat telah membunuh istriku, Reina saat di dalam perjalanan pulang ke Indonesia. Aku begitu terpukul dan hidupku jatuh pada titik terendah selama dua tahun terkahir ini Mel. Aku selalu dituntut Mami untuk membuka lembaran baru dalam hidupku, namun semua terasa begitu sulit karena aku sangat mencintai Reina. Itulah sebabnya aku kembali ke sini.""Ma
Bram llau mengangkat panggilan dari orang tuanya dengan malas.[Iya Mam.][Gimana Bram?][Mami, Bram kan baru saja sampai di sini kemarin, jangan tanyakan itu dulu deh Mam.][Bram, kamu juga harus ngertiin Mami dong.][Iya, iya, udah dulu ya. Bram mau kuliah dulu.][Bram, Mami kan belum selesai ngomong, Bram.]Bram lalu mematikan teleponnya dan masuk ke dalam kampus.Jam menunjukkan pukul 12.30 waktu Moulbourne, Melati tampak keluar dari ruang kuliah dengan sedikit lemas. Tiba-tiba kepalanya terasa sedikit pusing, dia lalu menyandarkan tubuhnya pada tembok."Mel.""Eh, Mas Bram.""Kamu kenapa Mel?""Gapapa Mas, cuma sedikit pusing.""Kamu lapar ya?"Melati hanya diam, lalu mengangguk dengan malu-malu. "Hahahaha, orang hamil itu memang mudah lapar Mel, aku tahu itu karena kakak perempuanku hampir satu jam sekali makan sa
Melati menginjakkan kakinya di kota Moulbourne, dia lalu menghirup nafas dalam-dalam. 'Selamat datang kehidupan baru.' batin Melati. Dia dan kedua orang tuanya lalu pergi ke apartemen milik Tuan Wijaya yang tidak begitu jauh dari Monash University, tempat dia akan menimba ilmu."Mel." kata Bu Marini."Ya Bu.""Kamu baik-baik saja kan?""Jauh lebih baik dibandingkan saat harus tinggal bersama mereka Bu.""Mel, kami akan selalu ada di sampingmu Nak.""Iya Pak.""Bapak dan Ibu lebih baik istirahat dulu saja, tadi kan penerbangan pertama Bapak sama Ibu, pasti melelahkan.""Iya Mel, sebenarnya Ibu memang sedikit pusing, apalagi suhu udara di sini dingin, ga kaya di Indonesia.""Iya Bu, bapak juga rasanya seperti meriang.""Iya Pak, ga nyangka ya kita sekarang hidup di luar negeri, padahal dulu kita buat makan aja susah." kata Bu Marini sambil tersipu malu.
"Adrian aku mencintaimu Adrian." kata Melati diiringi desahan dan erangan yang menggema di salah satu kamar hotel berbintang."Aku juga mencintaimu Mel." balas Adrian sambil mengulum buah dada milik Melati yang membuat desahan Melati semakin begitu keras.Melati lalu bangkit dan menaiki tubuh Adrian, kini Melati duduk di atas tubuh Adrian, pinggulnya pun semakin lincah bergerak diikuti desahan nafas yang kian menggebu. Kemudian Melati mencondongkan tubuhnya dan melumat bibir Adrian dengan begitu ganas. Adrian tampak begitu menikmati permainan Melati. "Kamu luar biasa Melati." kata Adrian.Melati hanya tersenyum mendengar kata-kata Adrian. Entah untuk berapa kali meraka melakukan ini dibelakang Yasmine. Sedangkan Yasmine pun tak pernah curiga saat Melati dan Adrian pulang terlambat karena dia menyadari jika Melati lah pengganti Opa nya saat ini. Tubuh Tuan Wijaya yang kian menua semakin membuat dirinya sakit-sakitan sehingga mengurangi semua akt
Suara adzan subuh berkumandang. "Mel, bangun kita harus pulang pagi ini." kata Adrian."Oh, iya Mas." kata Melati sambil melepaskan pelukannya pada tubuh Adrian."Mas, jadi kita tidur berpelukan sepanjang malam?"Adrian lalu tersenyum."Hanya itu saja kan? Tidak lebih." kata Adrian sambil mengusap kepala Melati. "Adrian, kamu memang benar-benar setia pada Yasmine."Adrian hanya tersenyum kecut mendengar kata-kata Melati. "Sebesar apa cintamu padanya Adrian?""Mel, aku sudah mencintai Yasmine sajak kami masih kecil. Dia adalah cinta pertamaku, Yasmine dulu begitu rapuh saat ditinggal oleh saudara dan kedua orang tuanya, saat itu aku sudah menyayangi Yasmine dan berjanji untuk selalu melindunginya.""Kamu luar biasa Adrian, semua tentu akan lebih sempurna jika aku tak pernah merusak hidupmu di malam itu.""Sudahlah Melati, semua sudah berlalu. Bersiaplah sebentar lagi kita akan pulang."
Seorang gadis berusia tujuh belas tahun tampak mengendap-endap keluar dari sebuah rumah mewah, dengan hati-hati dia berjalan di halaman rumah dan melewati pos penjagaan. Terlihat dua orang petugas keamanan tertidur begitu lelap. 'Yes rencana gue berhasil, selamat tidur.' Satu jam yang lalu dua cangkir kopi yang Bi Sumi antarkan untuk mereka telah Yasmine campurkan dengan obat tidur, sekarang mereka tampak tertidur begitu pulas. Seorang laki-laki dengan tubuh penuh tato menghembuskan kepulan asap rokok ke udara, sejenak dia memandang ke sebuah rumah mewah. Senyum pun menghiasi bibirnya takkala seorang wanita cantik memakai dress merah diatas lutut dengan belahan dada rendah mulai mendekat padanya. "Yuk cabut Nik, keburu ketahuan Opa bisa berabe." "Siap Tuan Putri, let's go!" Setengah jam kemudian, mereka sudah sampai di sebuah kelab malam di pinggiran kota Jakarta. Tampak beberapa orang duduk di sofa dengan memegang botol minuman di tan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen