Share

Menantu Terhina Ternyata Pewaris Yang Hilang
Menantu Terhina Ternyata Pewaris Yang Hilang
Author: Eka Sa'diyah

Bab 1

Arnold Thompson tengah bersiap menghadiri pesta ulang tahun Kakek istrinya di sebuah gedung mewah. Tidak ada baju mahal yang dia miliki karena selama ini dirinya hanyalah pengangguran bahkan bahkan keluarganya sendiri menyebutnya pria tidak berguna. Baju yang dikenakan hanyalah baju tiruan yang dia dapatkan dari penjual baru bekas.

“Claire, apakah kamu sudah siap?” Arnold bertanya pada Claire yang sedang bercermin. Wanita cantik anak seorang cucu dari pemilik perusahaan terlihat begitu cantik. Memakai gaun dengan warna biru muda ditambah aksesoris di bagian dada membuatnya semakin menawan. Alasan tertentu yang menyebabkan mendiang Nenek Claire menikahkan Claire dengan Arnold. Arnold dan mendiang Nenek Claire berhubungan baik hingga memutuskan menikahkan Claire dengan Arnold.

“Arnold. Aku ragu jika kita kesana, pasti kau akan mendapat cacian lagi!” Claire menggigit bibir bawahnya, kedua alisnya bertautan. Di wajahnya, tersirat keraguan. Apalagi Kakeknya selama ini tidak pernah menganggap sosok suaminya seperti keluarga yang lain. Dalam keluarga besar, Sang Kakek menempatkan Arnold di antara pembantu rumah tangga. Arnold tidak lebih dari seorang pembantu di rumahnya.

“Tenanglah, Sayang! Kita akan kesana menghadiri pesta ulang tahun Kakek! Aku bahagia sekali untuk pertama kalinya Kakek mengundang kita semua, termasuk aku!” Ucap Arnold meyakinkan keraguan Claire. Sebuah undangan dari keluarga Klein untuk seluruh anggota keluarga termasuk cucu menantu diumumkan tiga hari yang lalu. Arnold merasa Kakek Klein mulai menganggapnya sebagai cucu menantu sehingga sejak siang tadi dirinya sudah bersiap.

“Hadiah apa yang bisa kita berikan untuk Kakek, Arnold?” Tanya Claire. Claire menatap suaminya yang sedari tadi begitu santai dan bahagia.

“Oh. Aku sudah buatkan kue berbahan dasar teh hijau berkualitas yang tersimpan banyak di dapur. Kakek pasti suka!” Ucap Arnold seraya menunjuk ke meja yang tidak jauh darinya. Claire melihat sebuah kue terbungkus rapi dalam sebuah kotak kue. Penampilannya sangat menarik, namun hati Claire tetap ragu. Arnold merasa jika istrinya tetap merasa ragu.

“Tidak perlu ragu begitu. Kita akan berangkat bersama-sama!” Ucap Arnold seraya menenangkan Claire dengan menggenggam erat tangan Claire dan di tangan kirinya membawa sebuah kue untuk Kakek Klein.

Pernikahan keduanya karena perjodohan dari mendiang Neneknya Claire ketika keduanya saling mengenal. Hanya saja, setelah Neneknya Claire meninggal, tidak ada lagi anggota keluarga yang menghargai Arnold. Semua menganggap Arnold tidak lebih dari seonggok sampah tidak berguna.

Sebelum pesta dimulai, Kakek Klein memerintahkan semua tim keamanan melakukan penjagaan dengan super ketat. Bagaimana tidak, acara ulang tahunnya dihadiri tamu penting. Terlebih lagi tamu yang diundang termasuk tamu yang sangat berpengaruh.

“Jika dia datang, maka usirlah dia!” Perintah Kakek Klein kepada seluruh tim keamanan gedung San Diego Hills. Gedung terkenal dengan fasilitas mewah serta penjagaan yang super ketat.

Semua tim keamanan mulai berjaga di berbagai titik dan memperhatikan sosok lelaki yang dilarang masuk ke dalam gedung.

Claire dan Arnold datang ke lokasi acara pesta ulang tahun Kakek Klein menggunakan mobil hitam milik Claire. Mobil dari hasil kerja kerasnya di bawah perusahaan Shining Grup, Perusahaan milik Kakek Klein. Claire begitu anggun dengan gaun indahnya membuat beberapa tamu undangan yang akan memasuki gedung dibuatnya terpana. Termasuk para pewaris yang juga turut hadir.

“Nona Claire, silahkan masuk!” Ucap seorang pelayan kepada Claire seraya membungkukkan badan sebagai salam hormat.

Kaki Claire dan Arnold hendak melangkah bersama memasuki pintu ruangan yang dijaga ketat. Akan tetapi, dada Arnold tiba-tiba didorong seorang dari tim keamanan hingga membuatnya mundur beberapa langkah.

“Kecuali anda, Tuan!” Ucap pria tersebut. Tatapan tajam dari salah satu tim keamanan diarahkan kepada Arnold. Arnold mundur beberapa langkah memberikan celah untuk Claire mengisi daftar hadir melalui buku digital. Claire tidak percaya dengan sikap arogan tim keamanan yang melarang suaminya masuk.

“Tidakkah kau tahu jika dia adalah suamiku? Cucu menantu keluarga ini?” Ujar Claire yang tidak terima suaminya diperlakukan berbeda. Meski belum ada rasa cinta sepenuhnya, akan tetapi Claire tidak rela jika suaminya diperlakukan tidak adil.

“Hanya Nona Claire yang diperbolehkan masuk!” Jawab Tim keamanan dengan tegas.

“Baiklah, aku juga tidak akan masuk karena suamiku tidak diperbolehkan masuk menghadiri pesta ulang tahun Kakek!” Pekik Claire dengan kedua mata melotot ke arah tim keamanan yang berjaga.

Salah satu tim keamanan terlihat mundur beberapa langkah ke belakang dan menghubungi seseorang. Setelah selesai menghubungi seseorang, salah satu tim keamanan kembali menghampiri mereka berdua.

“Baiklah. Kalian berdua boleh Masuk!” Akhirnya Tim keamanan membiarkan sepasang suami istri ini masuk ke ruangan. Tanpa curiga sedikitpun, Arnold menggandeng tangan Claire memasuki ruang yang cukup meriah dengan dekorasi mewah. Keduanya masuk ke ruang pesta dengan penuh percaya diri.

“Halo cucu dan cucu menantuku! Akhirnya kalian datang juga!” Kakek Klein menyambut kedatangan Arnold dan Claire. Banyak pemuda yang mulai tertarik pada istri Arnold. Meski sudah menikah namun masih terlihat masih gadis.

“Kakek, hadiah untukmu!” Ucap kevin saat memberikan sebuah hadiah untuk Kakek Klein. Sebuah diamond berdiameter lima centi menjadi hadiah yang diberikan oleh Kevin. Cucu dari anak keduanya.

“Ini sangat indah sekali. Terima kasih, Kevin!” Kakek Klein menerima serta memuji pemberian hadiah dari Kevin.

Kevin berlagak sok kaya dengan menatap Arnold yang sedang membawa sebuah kotak berisi kue.

“Kakek, ini hadiah untuk Kakek. Aku membuatnya dari pagi supaya hasilnya maksimal!” Arnold memberikan sebuah kue kepada Kakek Klein seperti yang dilakukan Kevin. Senyum Kakek Klein seketika berubah muram.

Kakek Klein sengaja melempar kue pemberian Arnold di depan tamu undangan. Claire terkejut bahkan sampai menutup mulutnya saat melihat sikap Kakeknya yang ternyata belum berubah.

“Lihatlah! Perkenalkan, dia cucu menantuku, dan dia juga seorang pengangguran!” Pekik Kakek Klein dengan tatapan kebencian kepada Arnold. Semua mata tamu undangan tertuju pada Arnold yang tetap diam berdiri tegak menatap seseorang yang sedang menghinanya.

“Dia! Pria miskin yang bermimpi menjadi bagian dari keluargaku!” Suara Kakek Klein terdengar lebih keras. Jari telunjuk Kakek Klein bahkan mengarah ke wajah Arnold.

Claire memberi isyarat untuk segera pergi namun Arnold tidak menghiraukannya.

“Jika kalian punya cucu atau anggota keluarga tidak berguna. Apa yang akan kalian lakukan?” Kakek Klein bertanya pada tamu undangan, berniat mempermalukan Arnold. Kakek Klein benar-benar belum puas menghina Arnold. Kevin merasa senang ketika suami dari saingan terberatnya dihina.

Claire tergolong wanita pekerja keras sehingga posisinya terancam karena Claire. Kevin seringkali menghina Arnold dengan tujuan membuat Claire emosi dan memanfaatkan keadaan.

“Tuan Klein. Jika aku punya anggota keluarga seperti dia, aku akan menendangnya dan mencoret namanya dari daftar keluarga!” Gerald, salah satu anak pewaris perusahaan Light Grup ikut memberikan ulasan tentang Arnold. Cukup menyakitkan juga ucapannya.

Sosok Arnold kini menjadi bahan hinaan dalam acara penting ini. Seseorang menatap lekat sosok Arnold seolah sangat mengenalnya. Lelaki itu melihat tanda lahir di tangannya berupa tanda bintang yang dimiliki salah satu pewaris saat masih bayi.

“Pergilah, pria tidak berguna!” Ucap Kakek Klein dengan tawa mewarnai hinaan dan cacian untuk Arnold.

“Ayo kita pergi. Percuma kita disini!” Ucap Claire seraya menggenggam tangan Arnold. Claire geram dengan sikap sang Kakek yang tidak berubah.

“Claire! Aku perintahkan kamu untuk tetap di acara ini! Jika tidak, maka aku akan mengeluarkan nama ayah dan Ibumu dari daftar pewaris!” Suara Kakek Klein membuat Claire tertegun. Langkahnya terhenti seketika karena sebuah ancaman yang ditujukan padanya. Claire tentu saja tercengang akan ucapan Kakeknya sehingga terpaksa dia mengurungkan pergi.

“Claire. Kau tetaplah disini! Kau adalah cucu yang sangat diandalkan oleh Kakek Klein. Tidak baik jika kamu pergi ikut denganku. Aku tunggu di halte depan!” Ucap Arnold supaya Claire tidak ikut keluar bersamanya. Claire mengangguk meski hati begitu berat. Terpaksa Claire menuruti ucapan suaminya tetap di ruang pesta bersama orang-orang yang cukup berpengaruh di negeri ini.

“Hei, pecundang! Bawalah kue jamuan acara ini, kami akan terlihat jahat membuatmu kelaparan saat keluar dari gedung ini!” Suara Kevin terdengar begitu keras ketika kembali menghinanya. Kevin melempar sebuah kue di kaki Arnold. Kevin benar-benar tidak mencerminkan seorang cucu pengusaha kaya.

Arnold berjalan cepat keluar dari gedung hingga dirinya kini berada di sebuah halte yang cukup sepi. Arnold duduk sambil melihat lalu lalangnya kendaraan di depannya.

“Apakah anda Arnold Thompson?” Sosok Pria tiba-tiba bertanya padanya. Arnold terkejut melihat pria berusia lima puluh tahunan berdiri di sampingnya. Salah satu tamu undangan Kakek Klein di acara pesta ulang tahunnya.

“Iya, Saya Arnold Thomson. Bukankah anda Tuan Jack? Pemilik Perusahaan Emrand Grup yang terbesar di negeri ini?” ucap Arnold yang terkejut mendapati seorang pemilik perusahaan terbesar di negeri ini. Bahkan seratus kali lebih besar daripada perusahaan milik Kakek Klein.

“Tanda lahir itu, Saya sangat mengenalnya!” Ucap Jack seraya memperhatikan bentuk tanda lahir yang Arnold miliki. Arnold merasa tidak nyaman dengan tatapan Jack sehingga berusaha menutupi tanda lahir di pergelangan tangannya dengan lengan jas yang dikenakan.

“Maaf, Tuan Jack. Ini hanya tanda lahir biasa dan siapapun bisa memilikinya,” Sahut Arnold yang berhasil memanjangkan lengan jas hitamnya guna menutupi tanda lahir yang diketahui orang besar.

“Ternyata saya menemukan anda, Tuan muda!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status