Share

Bab 7.

Vania terdiam kemudian tertawa seolah Arnold hanya sedang membuat lelucon. Vania menganggap Arnold tengah berhalusinasi ingin menjadi orang kaya. Hal yang mustahil bagi Vania.

"Jangan pernah bermimpi menjadi orang kaya. Itu hanya mimpi yang tidak akan terjadi!" Ucap Vania seraya mengibas-kibaskan tangannya. Arnold kembali melakukan pekerjaannya, Meski pekerjaan sudah dikerjakan oleh Arnold, Vania tidak hentinya mengoceh serta menghina menantunya.

“Harusnya kau pergi dengan perasaan malu, Arnold. Kau hanyalah pria pengangguran!” Pekik Vania seraya menatap nyalang kepada Arnold lalu pergi meninggalkan area belakang.

Usai mencuci kaos kaki milik Ibu mertuanya, kini Arnold harus kembali membantu Sebastian menyiapkan sarapan untuk semua keluarga Klein.

“Harusnya kau mencari pekerjaan lain yang lebih baik, Tuan. Aku kasihan padamu, setiap hari harus berkutat di dapur dan setelah itu kau harus pergi bekerja sebagai tukang sapu!” Ucap Sebastian seraya memperhatikan salah satu menantu yang pekerjaannya sama dengannya.

“Tidak masalah, Sebastian. Setidaknya aku masih bisa bersama istriku setiap hari!” ucap Arnold seraya menuangkan air ke dalam gelas.

Sebastian, sosok asisten rumah tangga keluarga Klein yang bertugas menyiapkan makanan. Sebastian ditolong oleh Arnold hingga mendapat pekerjaan sebagai koki di kediaman keluarga Klein.

“Tuan, sebaiknya fokus mengembangkan diri dan pergi dari sini untuk membuktikan jika kau akan sukses di luar sana!” ucap Sebastian seraya berharap Arnold mau menurutinya.

“Tidak, Sebastian. Aku akan tetap disini menemani istriku!” Ucap Arnold seraya meyakinkan Sebastian dengan jawaban yang sama.

“Tuan. Aku ada sedikit berita dari Tuan Kevin!” Ucap Sebastian seraya membisikkan sesuatu ke telinga Arnold.

Arnold diam sejenak, dalam hatinya cukup terkejut mendengar berita cukup mencengangkan. Hanya saja Arnold tetap bersikap biasa meski ada sesuatu yang datang menghantamnya.

Arnold menyempatkan waktu mengirim pesan pada Jack untuk mengawasi gerak gerik Antoni.

“Tuan. Aku harap kau mengerti yang aku inginkan!” Ujar Sebastian seraya menatap Arnold. Arnold hanya mengangguk pelan kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya.

Acara sarapan dimulai, Arnold juga turut sarapan bersama di ruang makan bersama keluarga Klein tanpa terkecuali.

“Arnold. Berdiri dan makanlah di dapur. Ruang makan ini akan terlihat menjijikkan jika ada kau disini!” Ucap Kakek Klein seraya menatap Arnold dengan tatapan tidak suka.

“Aku juga malu sekali memiliki menantu sepertimu. Sungguh, kau sangatlah menjijikkan!” Pekik Vania dengan nada marah. Vania bahkan tidak pernah sudi memiliki menantu seperti Arnold.

“Ya. Kau hanyalah pria tidak berguna di keluarga ini dan sebaiknya kau harus enyah dari rumah ini!” Ucap Kevin menambah rasa marah Arnold akan tetapi tetap ditahan.

Arnold berdiri seraya membawa piring miliknya. Saat kaki melangkah menjauhi ruang makan, kaki kevin digunakan untuk membuat Arnold terjatuh.

Rencana Kevin ternyata berhasil. Arnold terjatuh dengan makanan terurai di lantai. Tawa Kakek Klein pecah melihat Arnold terjatuh dengan makanan terurai di lantai. Bukan saja Kakek Klein yang tertawa, Vania pun tidak lepas menertawakannya.

“Lihatlah dirimu, Arnold. Kau tidak lebih dari sampah yang berhamburan!” Ucap Vania seraya tertawa di atas penderitaan Arnold.

Sebastian menggeleng pelan, dia sangat menyayangkan sikap orang tersohor itu pada Arnold. Keluarga Shining grup sangat dihormati dan pada kenyataannya sikapnya begitu buruk jika harus menghormati orang lain.

“Pengemis! Kau pantas sekali seperti ini!” Ucap Kevin seraya tertawa penuh kemenangan.

Arnold meraih piringnya yang terjatuh. Tiba-tiba Sebastian datang dengan membawa sapu untuk membersihkan tumpahan makanan di lantai. Kedua mata Sebastian menatap sikap aneh yang dimiliki keluarga terhormat. Semua berlagak seolah tidak terjadi apa-apa, kecuali Claire. Wajah Claire terlihat sangat muram. Claire hendak berdiri dan berhenti sarapan bersama mereka, akan tetapi suara Kakek Klein membuat Claire ragu.

“Habiskan makananmu, Claire! Atau kau akan bernasib sama dengan suamimu yang tidak berguna itu!” Ucap Kakek Klein seraya memberi ancaman pada Claire.

Bukan sampai disitu saja Kevin mengganggu Arnold. Bahkan setelah sarapan, diam-diam Kevin ke dapur dan menghamburkan beberapa rempah ke lantai. Hal ini tentu saja membuat Sebastian sangat kesal. Dapur yang semula sudah rapi dan bersih, kini kembali berantakan karena rempah-rempah yang dihamburkan Kevin.

“Sebastian! Jangan pernah membersihkan kotoran yang aku buat. Biarkan pria tidak berguna itu yang membersihkannya. Anggap saja dia magang disini!” Ucap Kevin seraya tertawa keras di dapur.

Arnold hanya diam memperhatikan sikap Kevin. Diraihnya ponsel miliknya dan menghubungi Jack. Arnold ingin memberi hukuman kecil kepada perusahaan Kakek Klein atas sikap yang dilakukan padanya.

“Jack, aku harap kau menolak semua permohonan kerjasama yang diajukan Kevin! Dia bukanlah orang yang tepat!” Ucap Arnold seraya memberi penekanan pada Jack di seberang sana.

Kevin dengan langkah yang begitu ringan segera memasuki gedung megah Emrand grup. Gedung milik perusahaan raksasa yang belum ada tandingannya.

Dia menagih janji pada Antoni untuk melancarkan usaha keduanya. Perjanjian timbal balik menjadi sebuah rencana demi keberhasilan mereka berdua. Rencana disusun berdasarkan sebuah imbal baik yang seharusnya tidak dilakukan.

“Sebentar lagi kau akan menjadi saudaraku, Antoni!” Gumam Kevin seraya melangkahkan kaki ke dalam gedung besar dan megah ini. Langkah Kevin menuju ke ruang Antoni, seperti rencana awal sebelum bertemu dengan Jack.

Kevin mengetuk pintu ruangan Antoni dan masuk setelah mendengar suara Antoni mempersilakan dia masuk. Kevin merasa aneh ketika mendapati wajah Antoni begitu muram bahkan terlihat putus asa.

“Ada apa denganmu, Antoni?” Kevin bertanya pada Antoni seraya duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

“Aku dipecat, Kevin. Rencanaku hancur karena Direktur baru itu! Entah darimana mereka tahu rencana kita!” Ucap Antoni seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Hatinya begitu kecewa usai mendapat sebuah kabar buruk ketika baru masuk ke ruang kerja. Di depannya kini sudah terdapat sebuah box sebagai tempat beberapa barang pribadinya.

“A-apa? Tahu darimana mereka?” Kevin terkejut mendengarnya. Kepalanya berkunang-kunang karena tanpa Antoni, permohonan kerjasama bisa batal. Hanya Antoni yang dijadikan Kevin sebagai jembatan untuk membantu Kakek Klein meraih kerjasama dengan Emrand grup.

Benar saja, setelah Kevin mencoba untuk bertemu Jack, namun penolakan pada permohonan mereka pun terjadi.

“Pergilah! Kami tidak butuh partner busuk sepertimu!” Ucap anak buah Jack seraya mendorong Kevin hingga mundur beberapa langkah ke belakang.

“Tuan Jack. Saya harus jelaskan sebentar atas kesalahpahaman yang terjadi!” ucap Kevin seraya berdiri dan hendak menghampiri Jack yang berdiri di depannya.

“Pergi atau kau akan habis disini!” Jack membentak Kevin yang terlihat mulai ketakutan.

Kevin menyerah dan memilih pergi dari Emrand grup. Kevin kini duduk merenung di kursi yang berada di tepi kolam. Pikirannya berantakan, karena membayangkan kemarahan Kakek Klein jika dirinya gagal.

“Bagaimana aku bisa menjelaskan pada Kakek? Ditambah lagi Antoni sudah dipecat, dan permohonan ini juga ditolak!” Gumam Kevin seraya melempar batu-batu kecil di sekitar kolam. Kepalanya terasa berat karena semua gagal. Bahkan bertemu Jack saja kehadirannya sudah ditolak.

Ponsel bergetar, pertanda sebuah panggilan. Kedua matanya melotot ketika mendapati nomor Kakeknya tengah menghubunginya.

“Kakek, bagaimana jika dia marah?” Gumam Kevin seraya menatap ponselnya yang terus saja berdering.

“Ha-halo, Kakek!” Ucap Kevin seraya memberanikan diri bersikap santai ketika mendapat panggilan dari Kakek Klein.

“Dasar, manusia tidak berguna! Begini saja gagal!!” Suara Kakek Klein menggema di telinga Kevin.

“Lalu, apa yang harus aku lakukan, Kakek? Antoni yang menjadi tombak kelancaran rencana kita ternyata sudah dipecat. Bahkan aku berusaha bertemu Jack saja ditolak!” Ucap Kevin.

“Kamu memang hanya besar bicara! Seharusnya aku meminta Claire saja yang datang ke Emrand grup!” Ucap Kakek Klein.

Perasaan Kevin mendadak hancur ketika dirinya harus digantikan oleh Claire. Sepupu bahkan menjadi saingan terberatnya bisa menjadi ancaman jika saja Claire berhasil mendapatkan kerjasama.

“Tidak bisa! Claire tidak boleh mendapat posisi terbaik di Shining grup!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status