Share

Bab 8.

Kevin bergumam sendiri akan sikap waspada jika sampai Claire berhasil mendapatkan kontrak dan menjadi anak kesayangan Kakek Klein.

Acara makan malam, semua keluarga berkumpul kecuali Arnold. Seperti biasa, Arnold berkutat dengan pekerjaan di dapur namun bisa mendengarkan perbincangan keluarga di meja makan.

“Claire. Kakek memberikan kesempatan kepadamu untuk mengajukan kerjasama dan mendapatkan dana sebesar tiga puluh milyar dollar di Emrand grup! Jika kau berhasil dapat, maka kau akan aku jadikan CEO di Shining grup.” Ucap Kakek Klein ketika makan malam hampir selesai.

Kevin diam seraya melirik sinis ke arah Claire. Jabatan yang sangat diinginkannya di Shining grup terancam tidak bisa dimiliki. Kekhawatiran Kevin mulai terlihat karena sejak tadi tangannya tidak bisa berhenti bergerak.

Claire merasa ada angin segar ketika sang kakek meminta bantuannya kali ini. Sebelum-sebelumnya, Claire hanya dianggap sebagai cucu yang bekerja di bagian paling rendah di Shining grup. Bahkan jarang sekali Kakek Klein memberikan pujian kepada Claire atas kinerjanya selama ini.

"Apakah ini serius, Kakek? Apakah tidak ada apapun di balik rencana Kakek?" Tanya Claire memastikan tidak ada niat buruk atas penawaran yang diberikannya.

"Tidak ada!" Sahut Kakek Klein seraya menyesap teh hangat usai menyantap hidangan makan malam.

"Ayolah, Claire. Ibu mendukungmu, jadi terima saja!" Ucap Vania dengan senyum kebanggannya. Pikiran bisa mempengaruhi Claire sebentar lagi akan terlaksana.

"Kakek serahkan dan mempercayakan pengajuan kerjasama padamu. Semoga usahamu membuahkan hasil, apalagi kau adalah wanita pekerja keras!" Ucap Kakek Klein tanpa menyinggung Arnold. Kakek Klein sengaja tidak menyinggung nama Arnold, khawatir jika Claire akan menolak perintahnya.

"Kakek yakin, jika kau adalah wanita hebat yang akan membawa nasib baik Shining grup!" Ucap Kakek Klein lagi.

“Ini adalah hal baru untukku, Kakek. Claire akan berusaha yang terbaik untuk Shining grup!” Ucap Claire disertai senyuman yang cukup manis. Kevin semakin kesal karena Kakek Klein terlihat cukup yakin akan usaha Claire.

Arnold tersenyum mendengar sang istri akan diberikan jabatan tertinggi di Shining Grup, jika berhasil mendapatkan kerjasama dengan Emrand grup. Itu artinya sebentar lagi sang istri akan menjadi wanita paling hebat.

“Kakek, aku akan membantu Claire mengajukan permohonan ini!” Ucap Kevin seraya menawarkan diri untuk membantu Claire.

Arnold mendadak diam dan menghentikan pekerjaannya ketika Kevin menawarkan bantuan pada Claire. Arnold tersenyum kemudian melanjutkan lagi pekerjaannya.

“Tidak perlu, Kevin! Aku pasti bisa!” Ucap Claire penuh percaya diri.

“Claire, seharusnya kamu menghargai bantuan dari saudaramu. Kevin pasti tahu caranya untuk mengajukan permohonan kerjasama!” Vivian, akhirnya angkat bicara ketika Claire menolak keras tawaran Kevin.

Vania, yang saat itu berada di ruang makan pun ikut kesal dengan ucapan Vivian. Saudara ipar yang selalu ingin ikut campur dengan semua pekerjaan Claire.

“Vivian. Biarkan anakku dulu meraih kesempatannya. Aku yakin, Claire pasti mendapatkan kontrak kerjasama itu!” Ucap Vania seraya kembali melanjutkan makan malamnya.

Vivian merasa jika Vania dan Claire adalah batu sandungan menuju kejayaan. Keinginannya sangat kuat untuk menguasai Shining grup.

Arnold pun menangkap gerak gerik Vivian yang mencurigakan. Bagaimana tidak, Arnold sanggup membaca karakter Vivian yang ternyata cukup buruk.

Usai makan malam bersama, Claire segera ke kamar. Langkahnya begitu cepat seolah ingin segera sampai.

“Arnold!” ucap Claire seraya membuka pintu dan memanggil suaminya. Bibirnya mengerucut ketika kamar terlihat kosong dan tidak ada Arnold disana.

Claire memutuskan membuka jendela dan menikmati udara malam masuk ke dalam. Suasana hatinya benar-benar sedang baik karena kesempatan yang diberikan Kakek Klein kepadanya.

Tidak berapa lama, Claire dikejutkan dengan terbukanya pintu. Ya, Arnold masuk ke kamar membawakan secangkir kopi susu untuk Claire.

“Claire. Angin malam tidak baik untukmu, ayo tutup jendelanya!” Ucap Arnold seraya menutup jendela yang cukup besar di kamarnya.

Claire mundur beberapa langkah dan memperhatikan Arnold menutup jendela. Claire mendekati Arnold dan kini keduanya saling berhadapan.

“Arnold. Apa kau tahu berita baik hari ini?” Ucap Claire dengan senyum mengembang membuat Arnold semakin jatuh hati. Senyuman Claire selalu menjadi candu baginya.

"Sepertinya kau bahagia sekali, Istriku. Ada berita apa hari ini? Aku tidak sabar mendengarnya!" Ucap Arnold seraya duduk di atas sofa putih yang terletak di samping ranjang besar tempat tidur Claire.

“Arnold. Aku mendapat kesempatan dari Kakek!” Ucap Claire seraya memeluk Arnold secara tiba-tiba. Degup jantung Arnold berdetak begitu cepat.

Padahal selama ini keduanya hampir tidak pernah berpelukan karena merasa malu. Pernikahan karena perjodohan belum membuat mereka saling terbuka akan cinta yang mereka miliki. Kedua mata bertatapan, dan rasa malu muncul dari keduanya sehingga Claire melepaskan pelukannya.

"Maaf, Arnold. A-aku--!" Ucap Claire yang salah tingkah di depan Arnold. Melihat Claire salah tingkah menjadi hal yang lucu bagi Arnold. Claire terlihat imut dan lucu jika sedang seperti ini.

“Benarkah?” ucap Arnold seraya kedua tangannya memegang kedua bahu Claire. Claire mengangguk cepat kemudian kembali tersenyum.

Arnold pura-pura terkejut ketika Claire memberikan kabar baik ini dan tidak membahas pelukan Claire. Arnold paham, jika Claire akan merasa malu jika Arnold membahasnya.

“Ya, Arnold. Kau dipihakku dan harus mendukungku. Dengan begini, aku tidak akan lagi dipandang sebelah mata oleh keluarga Klein!” Ucap Claire seraya mencubit hidung Arnold. Sungguh menyakitkan, selalu bekerja keras namun tidak pernah mendapat pujian atau penghargaan apapun dari Kakek Klein.

“Ya. Aku akan selalu mendukungmu, Claire. Sama seperti kamu yang selalu mendukungku meskipun aku bukanlah orang berpengaruh!” Ucap Arnold.

Senyum Claire malam ini membuatnya hampir tidak bisa tidur. Dia merubah posisinya berkali-kali membayangkan akan selalu mendapat senyuman dari Claire setiap waktu. Arnold duduk di sofa, tempat yang selama ini digunakan untuk tidur. Bibirnya tersenyum melihat Claire cantik tengah tertidur di ranjang. Ingin sekali tangannya menyibak rambut Claire yang menutupi kecantikannya saat tidur.

“Claire. Kau wanita pertama yang paling aku cintai! Hatimu begitu bersih. Bersyukurnya aku memiliki istri sepertimu!” Gumam Arnold seraya berdiri dan berjalan menghampiri Claire yang tidur di ranjang.

Diraihnya ponsel miliknya untuk menghubungi Jack. Arnold memilih keluar dari kamar menuju balkon menikmati dinginnya udara malam disertai turunnya salju.

Kedua mata Arnold menangkap sesuatu yang mencurigakan. Dari kejauhan terlihat Vivian tengah bersama seorang lelaki bertubuh kekar. Arnold mengambil gambar dengan kamera ponselnya yang lain. Ponsel keluaran terbaru memiliki tembakan kamera yang cukup bagus. Arnold mengendap-endap menuruni lantai dua hingga sampai di lokasi yang tidak jauh dari Vivian berada. Cukup mencurigakan, karena Vivian terlihat waspada, supaya tidak ada yang memergokinya di belakang rumah tengah malam. Sayangnya, Arnold tengah mengetahui semua yang diucapkan Vivian dan berhasil merekamnya.

"Hancurkan mobil Claire saat dia pergi bekerja!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status