Share

Bab 3

Arnold duduk di sebuah kursi di sudut ruangan menunggu ekspresi Kevin dan Gerald keluar dari ruangan wakil direktur. Wajahnya seolah menunggu sebuah peristiwa yang cukup membuatnya penasaran. Perkiraan Arnold salah, mengira mereka akan lama berada di dalam ruangan wakil direktur, ternyata hanya beberapa detik saja mereka keluar dengan wajah yang pucat.

“Hukuman untuk orang licik seperti kalian!” Arnold tertawa sambil menikmati coffee latte buatan salah satu Office Boy.

Terlihat Gerald dan Kevin tengah bicara serius. Sepertinya membicarakan kerjasama yang telah dibatalkan. Gerald terlihat tidak bersemangat ditambah emosi yang meluap.

“Bagaimana bisa, kerja sama diputus sepihak!” Gerald geram sekali setelah rencana yang selama ini direncanakan secara maksimal ternyata berakhir di tengah jalan. Niat hari ini memperpanjang kontrak ternyata gagal.

“Bagaimana bisa secepat ini?” Kevin pun merasa ada yang janggal. Kevin duduk termenung di samping temannya yang frustasi.

“Aku bisa dibunuh ayahku jika tahu berakhir seperti ini!” Gumam Gerald yang sudah membayangkan kemarahan ayahnya. Yang ditakutkan Gerald adalah ayahnya yang sudah mempercayakan perusahaan kepadanya. Jika perusahaan mengalami kegagalan, itu karena dirinya.

Keduanya memasuki lift yang akan membawa mereka turun ke lantai dasar. Sedangkan Arnold, turun menggunakan lift khusus.

Ting

Arnold keluar dari lift khusus dan melenggang dengan santai. Dua pasang mata bahkan terkejut melihat Arnold keluar dari lift khusus keluarga pemilik Emrand grup.

“Kenapa pecundang memakai lift keluarga Emrand?” Gerald menghentikan langkahnya sejenak usai melihat Arnold menggunakan lift khusus.

“Mungkin dia sedang bersihkan lift khusus. Jadi wajar saja, Gerald!” Kevin tetap menganggap Arnold tukang sapu. Padahal semua perusahaan di negeri ini dalam kendalinya.

Drrt

Tangan Gerald bergetar hebat mana kala sang ayah menghubunginya. Pasti akan kena marah besar.

“Hallo, ayah,” Sahut Gerald dengan sangat takut.

“Apa yang kau lakukan pada salah satu pewaris Emrand grup?” Teriak Ayah Gerald. Wajah Gerald seketika pucat mendengar suara keras dari sang ayah.

“Ma-maksud ayah apa?” Gerald sendiri bingung dengan yang dibicarakan sang ayah. Diedarkannya pandangan ke penjuru ruangan, namun hanya ada Arnold yang sedang berjalan keluar dari lift.

“Tidak mungkin jika yang dipikirkan ayah adalah pecundang itu. Dia hanyalah seonggok manusia tidak berguna!” Gumam Gerald dalam hati saat melihat sosok Arnold.

“Gerald! Cepat pulang dan selesaikan semua!” Terdengar sekali suara bentakan dari sang ayah melalui ponselnya hingga Gerald mengusap telinga karena teriakan dari ayahnya.

Gerald terlihat pucat dengan wajah tegang usai sang ayah menghubunginya. Tentu saja soal pembatalan kontrak dengan Emrand grup akan menjadi masalah besar di perusahaan Light Grup.

“Kevin, kamu temanku. Bisakah kamu membantuku?” Gerald meminta bantuan pada Kevin. Kevin menautkan kedua alisnya terkejut dengan permintaan bantuan dari Gerald.

“Perusahaanmu lebih besar dari milik Kakek Klein. Mana bisa aku membantumu? Yang ada nyaliku sudah menciut usai melihatmu dibentak dan mendapat hadiah pembatalan kontrak!” Jawab Kevin yang tidak bisa membantu banyak pada sahabatnya ini. Lebih tepatnya sahabat luarnya saja namun lain di hati. Keluarga kaya tidak akan percaya pada rekannya meski posisinya sama dengannya.

“Apakah kita bertemu orang lain selain pecundang itu, Kevin? Seingatku aku hanya bertemu pecundang itu!” Gerald menautkan alisnya, mengingat pertemuannya pagi ini. Hari ini mereka hanya bertemu dengan Arnold dan rekan kerja lainnya namun yang dia singgung hanya Arnold bukan yang lain.

“Entahlah. Anggap saja ini cobaan perusahaanmu!” Begitu mudahnya Kevin mengucapkan hal itu pada Gerald.

Keduanya pun berpisah dan kembali pada mobil milik mereka masing-masing. Gerald menatap Arnold yang tengah asik bicara dengan satpam.

“Tentu saja bukan dia direkturnya!” Gerald memastikan sosok Arnold tidak lebih dari tukang sapu meski hatinya mengatakan jika Arnold adalah pewaris Emrand grup.

Hari ini adalah kehancuran bagi perusahaan keluarga Light Grup. Dalam setengah hari, setengah dari kekayaannya menurun drastis dan tetap berlanjut karena banyak investor yang menarik kerjasamanya karena putus kontrak dengan Emrand Grup.

Dalam sekejap saja, Light group jatuh miskin. Hutang menumpuk di bank dan belum bisa terbayar. Tim kepolisian bahkan menggeledah semua berkas Light group termasuk menahan pemilik Light group. Gerald hanya menatap sang ayah dibawa menggunakan mobil polisi. Sirine meraung-raung memecah keramaian jalanan kota.

Kevin tidak terkejut setelah melihat siaran televisi di kamarnya saat ayah dari sahabatnya mendapat musibah yang cukup besar.

Drrt

Tangan Kevin bergetar ketika Kakek Klein menghubunginya. Harusnya dia kembali ke Shining grup akan tetapi malah bersantai di rumah setelah dari Emrand grup.

“Bisa mati aku jika Kakek tahu aku sedang di rumah!” Kevin mulai ketakutan karena pasti akan mendapat kemarahan dari Kakek Klein. Diraihnya ponsel miliknya dan menerima panggilan dari Kakek Klein.

“Halo, Kakek!” Sahut Kevin dengan ragu-ragu.

“Dasar Brengsek! Dimana kau sekarang! Cepat ke ruang kerja atau jika tidak, akan aku tembak kepalamu!” Suara Kakek Klein terdengar sangat keras memekakkan telinga.

Kevin gegas melajukan mobilnya menuju ke Shinning grup. Pikirannya mulai kacau karena harus bersiap menerima kemarahan Kakek Klein.

“Pengajuan kerjasama gagal dan sekarang, aku harus menerima hukuman. Aku tidak boleh gagal!” Gumam Kevin saat akan memasuki ruangan Kakek Klein.

Pintu terbuka dari dalam, tatapan Kakek Klein terlihat muram saat berhadapan dengan salah satu cucunya.

“Masuklah!” Ucap Kakek Klein. Kevin masuk dan duduk tepat berhadapan dengan Kakek Klein.

“Bagaimana pengajuannya?” Mendengar pertanyaan dari Kakek Klein membuat mulut Kevin begitu berat untuk berucap.

“Maafkan saya, Kakek. Aku gagal! Pengajuan kita ditolak!” Kevin menjawab singkat sambil menunduk. Kemarahan Kakek Klein seketika meledak dan menendang kursi Kevin hingga terjatuh. Kevin beranjak bangun namun sebuah pukulan mendarat di rahangnya.

“Dasar bodoh! Begini saja tidak bisa! Gunakan otakmu untuk merayu mereka!” Perintah Kakek Klein pada Kevin. Kakek Klein benar-benar marah sehingga dengan tega menghajar Kevin hingga babak belur. Luka memar memenuhi wajah Kevin.

“Kakek tidak mau tahu! Besok datanglah kembali ke Emrand grup. Rayu pemiliknya supaya mau bekerja sama dengan Shinning grup! Emrand grup akan membawa keberhasilan untuk Shining grup jika pengajuan kerjasama diterima!” Suara Kakek Klein begitu keras di ruang kerja. Bahkan memekakkan telinga Arnold.

“Bagaimana jika kita gunakan Claire untuk membantuku merayu pemiliknya, Kakek? Claire dijodohkan dengan Arnold, pasti Claire tidak menyukainya. Kita manfaatkan saja Claire untuk merayu dan menjadi simpanan pemilik Emrand grup!” Sebuah rencana licik diucapkan Kevin termasuk memanfaatkan Claire demi berjalannya kerjasama.

Kakek Klein diam sejenak, mencerna rencana Kevin yang baru saja didengar. Kakek Klein menautkan kedua alisnya seraya mengusap jambang di dagunya.

“Sepertinya itu ide yang bagus. Panggilkan Claire sekarang juga! Kakek akan memberikannya tugas baru!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status