Share

Chapter 162

Annisa buru-buru berjalan cepat ke bahu jalan. Menghindari mobil yang melaju kencang ke arahnya. Mobil pun berlalu saat Annisa sudah berdiri dengan kaki gemetar di atas trotoar.

“Astaghfirullah, hampir saja.”

Jantung Annisa berdegup dua kali lipat ia hampir saja tertabrak mobil.

“Lain kali hati-hati, Mbak. Jangan main hape kalau di tengah jalan,” tegur orang yang tadi meneriaki Annisa.

“Iya, terima kasih.”

Annisa masih syok. Ia memegangi dadanya yang bergemuruh. Tuhan masih mengizinkan Annisa hidup. Ia pun berjalan ke restoran yang sedang ia tuju. Ia menyakui ponsel dan belum membalas pesan dari suaminya. Tidak baik kalau fokusnya terpecah hanya karena ponsel.

Annisa berjalan memesan makanan, kemudian duduk menunggu di meja dekat jendela yang langsung mengarah pada jalanan yang ramai. Ia kembali mengeluarkan ponselnya.

[Kia, mas hari ini pulang malam, ya]

Begitu isi pesan yang suaminya kirimkan.

Annisa langsung menelepon suaminya untuk menanyakan hal yang le
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status