Amir hanya mengamati Luna dipukul oleh bawahannya tanpa menunjukkan ekspresi apa pun, juga tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Bu Luna, ayo kita pergi! Amir, kamu pasti akan membayar mahal atas tamparan yang diterima Bu Luna!"Nikita buru-buru menarik Luna pergi meninggalkan tempat itu. Sebelum pergi, dia melontarkan beberapa patah kata itu dengan nada marah.Dia bukan hanya sekadar memberi ancaman.Dia tahu latar belakang Luna sangat hebat, bahkan sama sekali tidak bisa diprediksi. Lihat saja Keluarga Septio Provinsi Aste yang sedemikian hebat itu juga hanya bertugas membantu Luna.Sementara itu, Amir tidak lebih hanya anjing Keluarga Mahasura, sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan Luna."Aku tunggu pembalasan kalian. Oh ya, sebaiknya suami pecundangnya itu yang datang secara pribadi."Amir tertawa terbahak-bahak, lalu menarik Agnes dan menepuk-nepuk bokong wanita itu. "Agnes, kerja bagus. Kamu sudah melakukan hal yang ingin kulakukan.""Pak Amir, memangnya siapa Luna itu? Me
"Amir ingin meminta bantuan Pak Farlin untuk mempromosikan beberapa rumah sakit nggak beres milik Keluarga Mahasura. Kalau sampai hal itu terjadi, hanya akan merusak reputasi Pak Farlin. Kita nggak bisa membiarkan hal itu terjadi begitu saja.""Sayang, aku tunggu saja di sini dengan tenang. Aku akan membawa Pak Farlin kembali."Setelah mendengar Ardika berbicara demikian, Luna juga tidak menghentikannya lagi."Nikita, tolong belikan makanan untuknya."Setelah melontarkan satu kalimat itu pada Nikita, Ardika langsung pergi meninggalkan Grup Hatari.Tak lama kemudian, dia sudah mendapatkan lokasi syuting iklan Farlin dari Jesika."Apa? Lokasi syuting iklan kita di sini?"Di sisi lain, Farlin baru turun dari sebuah mobil Mercedes hitam mengkilap. Begitu dia mendongak dan melihat plakat di depan rumah sakit tersebut, ekspresi aneh langsung terpampang jelas di wajahnya.Tentu saja dia tahu reputasi rumah sakit seperti ini buruk, sehingga tidak berkesan baik pada rumah sakit seperti ini.Kar
"Apa? Aku menandatangani kontrak dengan Perusahaan Investasi Mahasura?"Farlin benar-benar kebingungan.Bukankah Ardika memintanya untuk menandatangani kontrak dengan Grup Hatari dan menjadi Duta Promosi Vila Bistani?Mengapa tiba-tiba berubah menjadi Perusahaan Investasi Mahasura?"Ya, benar, Pak Farlin. Sekarang kamu sudah menandatangani kontrak eksklusif dengan Perusahaan Investasi Mahasura. Jadi, sudah sewajarnya kamu mempromosikan rumah sakit di bawah naungan perusahaan kami."Agnes memberi penjelasan dengan sabar.Dia tahu pria tua itu adalah sumber penghasilan Amir, bosnya. Jadi, dia harus melayani pria tua itu dengan baik, tidak bisa membiarkan pria tua itu tidak puas.Farlin bertanya, "Apa Ardika yang membuka Perusahaan Investasi Mahasura?"Dalam lubuk hatinya, dia berpikir. 'Kalau Ardika yang membuka perusahaan itu, seharusnya rumah sakit ini adalah rumah sakit yang legal. Aku bisa membantunya mempromosikan rumah sakit ini.'Ini adalah bentuk kepercayaannya terhadap Ardika."
"Ardika!"Begitu mendengar suara yang familier di telinganya itu, Farlin langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara dengan senang. Saat itulah, dia melihat Ardika berjalan keluar dari kerumunan."Ternyata kamu, suami pecundang Luna itu! Berani-beraninya kamu muncul di sini dan mengacaukan segalanya!"Agnes memelototi Ardika dengan marah."Orang yang memukul istriku adalah kamu, 'kan?"Sambil berjalan menghampirinya, Ardika menatap wanita itu dengan dingin.Agnes tertawa dingin, lalu mengangkat dagunya dengan arogan dan berkata, "Benar, aku yang memukulnya, satu tamparan di kedua sisi wajahnya. Kamu nggak lihat bagaimana ekspresi sedihnya saat pergi tadi, sungguh menyedihkan ....""Plak!"Tanpa menunggu wanita sialan itu selesai berbicara, Ardika langsung melayangkan tamparan ke wajahnya."Ah!"Sambil menutupi wajahnya yang terasa seperti terbakar, Agnes yang rambutnya sudah tampak acak-acakan itu berteriak dengan suara melengking, "Berani-beraninya pecundang sepertimu memukulku!
Hanya dalam kurun waktu singkat, suara teriakan kesakitan sudah menggema di tempat itu seperti paduan suara.Tanpa butuh waktu lama, satpam-satpam itu langsung tergeletak di lantai. Sambil berguling-guling di lantai, mereka berteriak dengan menyedihkan.Suasana di tempat itu langsung hening seketika.Melihat Ardika yang berdiri di tengah-tengah tempat itu dalam kondisi baik-baik saja tanpa cedera sedikit pun, semua orang tercengang kecuali Farlin.Eh .... Apa ... apa dia adalah manusia?Dia lebih cocok disebut binatang buas yang ganas!"Eh ...."Monos juga tercengang. Biasanya, saat menghadapi orang-orang yang datang untuk membuat keributan, para anak buahnya itu sangat ganas. Bahkan hanya dengan ekspresi wajah saja, mereka sudah bisa membuat orang-orang yang datang membuat onar ketakutan.Namun, sekarang, saat berhadapan dengan Ardika, mereka malah terlihat sangat lemah seperti bocah berusia tiga tahun."Plak!"Tiba-tiba, sebuah tamparan keras bagaikan palu mendarat tepat di wajahnya.
Tepat pada saat ini, Farlin berkata, "Luna, kita nggak perlu membicarakan hal lain lagi. Grup Hatari langsung membuat sebuah kontrak saja, lalu akan kutandatangani, nggak perlu melewati pihak ketiga lagi."Kejadian penandatanganan kontrak dengan Perusahaan Investasi Mahasura tanpa sepengetahuannya telah membuatnya menjadi lebih waspada. Satu hal yang sudah dipahaminya dengan sangat jelas, yaitu dia bahkan tidak bisa memercayai muridnya sendiri.Namun, berbeda halnya dengan Ardika. Mereka pernah mengalami hidup dan mati bersama, dia telah menaruh kepercayaan absolut pada Ardika."Oke. Nikita, kamu pergi buat kontrak, nanti kita segera mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan hal ini."Luna juga tidak basa-basi lagi, dia segera menginstruksikan Nikita untuk membuat kontrak.Kalau masalah ini dibiarkan terus berkelanjutan, kerugian yang dialami oleh Grup Hatari akan makin besar.Tepat pada saat Farlin menandatangani kontrak dengan Grup Hatari, di Perusahaan Investasi Mahasura, Amir juga
"Tuan Julman, sekarang Bu Luna sedang ada urusan. Kalau Tuan ingin menemui Bu Luna, harap tunggu dulu."Karyawan yang bertugas di resepsionis lantai bawah memberi jawaban seperti itu pada Julman.Julman berkata dengan marah, "Berani-beraninya dia berlagak hebat di hadapanku! Apa kalian nggak memberitahunya aku adalah Julman, murid Pak Farlin! Kalau Grup Hatari ingin bekerja sama dengan Pak Farlin, harus melewatiku terlebih dahulu!"Resepsionis menyunggingkan seulas senyum profesional dan berkata, "Tuan Julman, Pak Farlin juga sudah mengatakan bahwa dia nggak punya murid sepertimu.""Omong kosong!"Julman sama sekali tidak percaya Farlin akan mengucapkan kata-kata seperti itu.Dia masih bersikeras beranggapan bahwa Farlin sudah dikelabui oleh Ardika sekeluarga. Dia langsung memukul meja resepsionis, lalu berteriak dengan marah, "Beri tahu Luna untuk serahkan guruku sekarang juga! Kalau nggak, aku akan melaporkan Grup Hatari atas tuduhan penculikan terhadap guruku. Apa kalian tahu apa ko
Julman tidak terima laporannya ditanggapi seperti ini.Tanpa butuh waktu lama, dia teringat akan kasus lainnya yang juga bisa dilaporkan ke pihak kepolisian."Kalau begitu, aku mau melaporkan Ardika, suami Luna, presdir Grup Hatari telah melakukan pemukulan, sampai-sampai Agnes, asisten direktur eksekutif Perusahaan Investasi Mahasura masuk ke rumah sakit!""Oke, kami akan memastikan sebentar. Kalau kasus ini benar-benar ada, kami akan segera menanganinya."Setelah panggilan telepon terputus, Julman menunggu pihak kepolisian untuk mengirimkan anggotanya datang mencari Ardika. Saat itu tiba, dia bisa menjemput gurunya dan membawa gurunya pulang untuk menandatangani kontrak.Namun, tak lama kemudian, dia malah menerima panggilan telepon dari Amir."Dasar pecundang! Siapa yang menyuruhmu lapor polisi? Apa kamu takut nggak ada orang yang tahu Ardika telah membawa pergi Pak Farlin dariku? Apa kamu merasa hal ini nggak cukup memalukan?""Selain itu, apa kamu nggak tahu? Ardika si pecundang i