"Tuan Julman, sekarang Bu Luna sedang ada urusan. Kalau Tuan ingin menemui Bu Luna, harap tunggu dulu."Karyawan yang bertugas di resepsionis lantai bawah memberi jawaban seperti itu pada Julman.Julman berkata dengan marah, "Berani-beraninya dia berlagak hebat di hadapanku! Apa kalian nggak memberitahunya aku adalah Julman, murid Pak Farlin! Kalau Grup Hatari ingin bekerja sama dengan Pak Farlin, harus melewatiku terlebih dahulu!"Resepsionis menyunggingkan seulas senyum profesional dan berkata, "Tuan Julman, Pak Farlin juga sudah mengatakan bahwa dia nggak punya murid sepertimu.""Omong kosong!"Julman sama sekali tidak percaya Farlin akan mengucapkan kata-kata seperti itu.Dia masih bersikeras beranggapan bahwa Farlin sudah dikelabui oleh Ardika sekeluarga. Dia langsung memukul meja resepsionis, lalu berteriak dengan marah, "Beri tahu Luna untuk serahkan guruku sekarang juga! Kalau nggak, aku akan melaporkan Grup Hatari atas tuduhan penculikan terhadap guruku. Apa kalian tahu apa ko
Julman tidak terima laporannya ditanggapi seperti ini.Tanpa butuh waktu lama, dia teringat akan kasus lainnya yang juga bisa dilaporkan ke pihak kepolisian."Kalau begitu, aku mau melaporkan Ardika, suami Luna, presdir Grup Hatari telah melakukan pemukulan, sampai-sampai Agnes, asisten direktur eksekutif Perusahaan Investasi Mahasura masuk ke rumah sakit!""Oke, kami akan memastikan sebentar. Kalau kasus ini benar-benar ada, kami akan segera menanganinya."Setelah panggilan telepon terputus, Julman menunggu pihak kepolisian untuk mengirimkan anggotanya datang mencari Ardika. Saat itu tiba, dia bisa menjemput gurunya dan membawa gurunya pulang untuk menandatangani kontrak.Namun, tak lama kemudian, dia malah menerima panggilan telepon dari Amir."Dasar pecundang! Siapa yang menyuruhmu lapor polisi? Apa kamu takut nggak ada orang yang tahu Ardika telah membawa pergi Pak Farlin dariku? Apa kamu merasa hal ini nggak cukup memalukan?""Selain itu, apa kamu nggak tahu? Ardika si pecundang i
Suasana di depan pintu gedung Grup Hatari sangat padat.Wartawan dari ratusan perusahaan media besar maupun kecil mengerumuni tempat tersebut.Para satpam Grup Hatari yang merupakan prajurit yang sudah pensiun dari medan perang itu buru-buru membentuk sebuah barisan untuk berjaga di depan pintu. Kalau tidak, para wartawan itu bisa saja langsung menerobos masuk ke dalam gedung."Kami persilakan Luna, presdir Grup Hatari untuk menerima wawancara dari kami!""Suami Bu Luna telah memukul Teodor yang merupakan seorang selebritis internet, sampai-sampai Teodor masuk ke rumah sakit. Apa benar ada kejadian seperti ini?""Apa Vila Bistani benar-benar membantu para tamu vila untuk menghubungi wanita-wanita penghibur ...."Satu per satu dari karyawan Grup Hatari yang keluar untuk menjaga ketertiban dibombardir dengan pertanyaan.Para karyawan memilih untuk tetap diam."Mengapa kalian nggak berani menjawab pertanyaan kami? Apa para petinggi Grup Hatari telah memerintahkan kalian untuk tutup mulut?
Begitu mendengar laporan dari karyawan tersebut, suasana di dalam ruangan yang tadinya penuh dengan sorakan gembira langsung berubah menjadi hening seketika.Luna buru-buru berjalan ke arah jendela dan membuka jendela. Seperti membuka keran air, begitu jendela dibuka, suara teriakan para awak media di lantai bawah bahkan bisa terdengar hingga lantai setinggi ini."Tiba-tiba saja wartawan dari ratusan perusahaan media datang pada saat bersamaan, ini adalah hal yang nggak wajar, pasti ada dalang di balik semua ini!""Julman benar-benar berbicara omong kosong! Jelas-jelas Pak Farlin sendiri yang bersedia datang ke sini, mengapa dia malah mengatakan Pak Farlin diculik dan ditahan di dalam gedung perusahaan? Jelas-jelas dia sedang menuduh kita yang nggak benar!""Ada orang yang ingin menghancurkan Grup Hatari!"Ekspresi marah sekaligus panik tampak jelas di wajah Nikita dan para petinggi perusahaan lainnya.Baik dalang di balik semua ini maupun Julman jelas-jelas berniat untuk mendorong Gru
"Orang itu adalah Pak Farlin!""Pak Farlin sudah muncul!"Begitu mendengar suara lantang lansia itu, orang-orang yang berkerumun di tempat itu kembali gempar.Saking bersemangatnya, para wartawan bergegas menghampiri Farlin.Julman yang tadinya masih menjadi sorotan semua orang, kini sudah didorong, bahkan sampai-sampai sudah tidak kelihatan lagi di antara kerumunan orang itu."Pak Farlin, murid Bapak mengatakan Bapak diculik oleh Grup Hatari, apakah itu benar?"Farlin memelototi wartawan yang mengajukan pertanyaan itu padanya, lalu berkata, "Kalau aku benar-benar diculik, apa aku masih bisa berdiri di sini menerima wawancara kalian? Apa indra penglihatanmu kurang baik? Bagaimana kalau aku menghubungi beberapa teman lamaku untuk mengobati matamu?!""Lalu, kalian semua, tolong jangan selalu berpikiran untuk mendapatkan berita yang menggemparkan dan mengabaikan hati nurani kalian!"Dengan sorot mata penuh amarah, lansia itu langsung memarahi para wartawan tersebut.Sama seperti Ardika, d
Suara teriakan penuh amarah Amir terdengar dari ujung telepon.Dia juga punya teman di dunia media, jadi dia langsung menerima informasi mengenai apa yang telah terjadi di depan pintu Grup Hatari.Dia tidak menyangka Farlin tidak hanya bekerja sama dengan Grup Hatari, melainkan juga mengungkapkan tindakan buruk antara Perusahaan Investasi Mahasura dengan Julman di hadapan awak media.Amir bisa membayangkan nanti Perusahaan Investasi Mahasura yang akan menjadi target makian publik.Jadi, dia segera menghubungi Julman untuk memperingatinya menanggung semua tanggung jawab itu tanpa melibatkan Perusahaan Investasi Mahasura!Selain menyetujui permintaan Amir, Julman juga tidak punya pilihan lain lagi.Hatinya diselimuti penyesalan dan kebencian yang mendalam.Sebelumnya kalau dia langsung menandatangani kontrak dengan Grup Hatari, dia juga tidak akan berakhir menjadi seperti ini!Namun, penyesalan tidak ada gunanya.Saat ini, sudah tidak ada seorang pun lagi yang memperhatikan Julman. Semua
Bisa membalikkan keadaan Grup Hatari, Luna juga sangat senang.Merasakan tangan Ardika yang meraba-raba tubuhnya, dia hanya bisa memutar matanya dengan wajah memerah."Ardika, terima kasih, ya. Kali ini berkat solusi yang kamu berikan, yaitu dengan mengundang Pak Farlin menjadi Duta Promosi, masalah ini baru bisa terselesaikan. Kalau nggak, aku benar-benar nggak tahu bagaimana caranya untuk melewati krisis ini.""Apa gunanya hanya mengucapkan terima kasih saja? Sini, cium aku."Sambil tersenyum, Ardika menyodorkan bibirnya ke bibir istrinya.Dengan wajah memerah, Luna memukul Ardika dengan pelan dan berkata, "Pergi sana, aku masih harus bekerja. Eh, lepaskan aku. Hmmphhh ...."Ada pihak yang berbahagia, tentu saja ada pihak yang tidak senang.Di Rumah Sakit Kota Banyuli.Suasana di dalam bangsal Teodor sangat tegang.TV yang tertempel di dinding bangsal sedang menayangkan liputan wawancara Farlin di Grup Hatari.Selain suara laporan berita tersebut, beberapa orang di dalam bangsal hamp
Tanpa ragu, Teodor dan Ratna bergegas menuju ke Grup Hatari.Saat ini, masih ada banyak awak media yang menunggu di depan pintu tanpa meninggalkan lokasi.Walaupun Farlin sudah pergi, tetapi mereka masih ingin mewawancarai anggota Grup Hatari.Terutama Luna, presdir Grup Hatari dan Ardika, suaminya.Mengapa demikian? Karena kedua orang itu memiliki potensi untuk memberi mereka bahan pemberitaan yang menggemparkan.Yang satunya adalah seorang presdir cantik yang terkenal, sedangkan yang satunya lagi adalah menantu benalu yang pernah menyebut-nyebut dirinya sebagai Dewa Perang dan menjadi topik hangat perbincangan netizen.Para wartawan ingin mengorek lebih dalam lagi, bahkan kalau bisa mereka menginginkan wawancara eksklusif dari kedua orang itu.Namun, sayangnya, Luna dan Ardika sama sekali tidak memedulikan mereka.Tepat pada saat ini, Teodor dan Ratna tiba di lokasi.Begitu melihat kedatangan mereka, para wartawan tertegun sejenak, lalu segera mengerumuni mereka."Kak Teodor, sebelum
Hari itu juga, Yutar langsung terbang ke Yedo, Negara Jepara, bertemu dengan penanggung jawab Grup Mitsun.Tanpa banyak berbasa-basi lagi, pihak Grup Mitsun langsung setuju untuk bertukar aset dengan Keluarga Dougli....Kediaman Wali Kota Banyuli.Setelah melepaskan jabatannya sebagai wali kota, Ardika baru pertama kali datang berkunjung.Namun, kali ini dia datang bukan untuk bekerja.Dia datang untuk membawa pulang barang-barang pribadinya yang diletakkan di sini.Sebelumnya, Ratu Ular memberinya Pedang Ular Gelap, Ardika juga meletakkannya di sini.Walaupun pedang tersebut hanyalah replika, tetapi merupakan bukti identitas seorang ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa. Kalau sampai barang ini beredar ke luar, pasti akan menimbulkan banyak masalah."Apa kandidat wali kota baru sudah ditetapkan?"Ardika mengajukan pertanyaan itu pada Hamdi dan Lukmi yang berada di belakangnya dan membantunya membawakan barang-barangnya.Hamdi berkata, "Belum, karena Kota Banyuli akan naik level, deng
Bagi pihak pemerintahan Galea, uang sebanyak itu tak seberapa.Namun, setelah melalui proses operasional dari beberapa organisasi besar Galea, lima ratusan orang itu baru berhasil menyelinap masuk ke Negara Nusantara.Kali ini, semuanya sudah hancur hingga ke akar-akarnya, boleh dibilang adalah kerugian yang sangat besar.Terlebih lagi, kalau sampai hal ini terekspos, pihak pemerintahan Galea yang akan malu.Sekarang, para petinggi pihak pemerintahan Galea sedang marah besar.Secara otomatis, sebagai penyebab semua ini terjadi, Keluarga Dougli menjadi target pelampiasan amarah.Bahkan, kemungkinan besar pihak pemerintahan Galea akan melemparkan masalah ini kepada Keluarga Dougli, lalu mereka akan dicampakkan dan dihabisi.Setelah memikirkan hal tersebut, Tihon langsung gemetaran."Paman Yutar benar, hal ini menyangkut hidup dan mati Keluarga Dougli Galea, kita wajib memikirkan cara untuk menyelamatkan keluarga kita!"Tihon membungkukkan badannya di hadapan Yutar dan berkata, "Paman Yut
Tiga hari kemudian.Kejadian yang menggemparkan seluruh Provinsi Denpapan ini, perlahan-lahan sudah tenang kembali.Adapun mengenai apa yang sebenarnya telah terjadi di Vila Pelarum hari itu, orang-orang yang mengetahui rahasia di balik kejadian itu, tidak ada yang berani buka suara.Bagi yang tidak tahu, seharusnya tidak akan mengetahui kebenaran itu lagi selamanya.Namun, semua orang bisa melihat hasilnya dengan sangat jelas.Ardika tetap hidup dan dalam kondisi sehat tanpa kekurangan satu apa pun.Walaupun dia sudah tidak menjabat sebagai Wali Kota Banyuli, tetapi Grup Bintang Darma dan Grup Hatari tetap beroperasi seperti biasa, sama sekali tidak terpengaruh.Di sisi lain, pihak Keluarga Dougli sangat menyedihkan.Tridon seakan-akan menghilang dari muka bumi ini begitu saja. Hanya ada rumor yang beredar, mengatakan Tridon dimasukkan ke dalam peti mati hidup-hidup. Setelah dia mati, dia dibawa kembali ke Keluarga Dougli Galea.Adapun mengenai benar tidaknya rumor ini, tidak ada yang
"Bagaimanapun juga, kamu adalah seorang kepala instruktur tim militer asing Galea, tapi seperti ini karaktermu?"Ardika menendang Tridon dengan jijik, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Chiko dan berkata, "Chiko, 'kan? Pamanmu sudah berlutut memohon padaku.""Bagaimana denganmu?""Apakah kamu juga ingin berlutut dan memohon kepadaku, atau kamu ingin hancur bersamaku?"Seulas senyum mengejek menghiasi wajah Ardika.Kalimat "atau kamu ingin hancur bersamaku" yang diucapkannya itu hanyalah lelucon belaka.Bagaimana mungkin ratusan orang Tentara Bayaran Lane itu adalah tandingannya? Bukan hancur bersama, melainkan jelas-jelas dia yang akan menghancurkan musuh."Aku ... aku ...."Bulir-bulir keringat dingin bercucuran di kening Chiko, dia kesulitan untuk berbicara.Ardika memberinya tekanan yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Biarpun sebelumnya dia pernah berhadapan dengan orang paling hebat di tim tempur Galea, dia juga tidak merasa segugup ini.Dia bahkan sampai terdorong untuk
Sebelumnya, Tridon masih enggan tunduk pada Dewa Perang. Dia ingin melatih beberapa orang bawahan yang bisa diandalkan, lalu mencari kesempatan untuk melawan Dewa Perang lagi.Contohnya Musa, itu adalah orang berbakat yang telah dilatihnya dengan mengerahkan seluruh kemampuannya.Namun sekarang, Tridon baru mendapati saat dirinya benar-benar berhadapan dengan sosok Dewa Perang itu, dia bahkan tidak memiliki keberanian untuk merangkak bangkit.Kejadian hari ini membuatnya tidak berani memikirkan niat-niat lain lagi.Tanpa perlu Ardika turun tangan sendiri, Draco, bawahan Ardika sudah menghancurkan tubuh Musa hanya dengan satu tinju saja."Tridon, apa kamu mengira kamu masih bisa bertahan hidup?"Ardika menatap Tridon dengan sorot mata acuh tak acuh, lalu berkata dengan dingin, "Sebagai keturunan Negara Nusantara, kamu nggak mencintai negara ini dan memilih untuk pergi ke negara lain. Aku nggak menyalahkanmu.""Kamu nggak mencintai tanah airmu, tapi juga tolong jangan merusaknya.""Tapi,
Dengan ekspresi sedikit kebingungan dan sedikit tidak rela, orang tersebut terjatuh ke tanah tanpa adanya tanda-tanda kehidupan lagi.Tidak ada yang menyangka Draco tiba-tiba memainkan senjata api.Menghadapi tindakan tegas dan sadis sang Komandan, semua orang ketakutan setengah mati."Kamu!"Ekspresi Chiko langsung berubah menjadi pucat pasi. Dia mendongak, menatap orang di hadapannya itu dengan tatapan terkejut sekaligus marah.Draco menyimpan kembali senjata apinya, lalu berkata dengan dingin, "Bukankah kamu bilang tim tempur Galea ingin mendeklarasikan perang? Sekarang sudah ada sebuah alasan yang sesuai terpampang nyata di hadapanmu.""Aku beri kamu kesempatan untuk menghubungi tim tempur Galea, kamu tanyakan saja pada mereka.""Tanyakan pada Galea, apakah Galea berani mendeklarasikan perang pada Dewa Perang?!"Selesai berbicara, dia langsung melemparkan sebuah ponsel ke dalam pelukan Chiko.Chiko menerima ponsel itu dengan panik. Bagaikan menggenggam sebuah ubi rebus yang panas,
Mencari cara untuk memperoleh keuntungan maksimal, ini adalah tujuan awal orang-orang seperti mereka dalam melakukan segala sesuatu.Selain itu, setelah Tridon menyatakan dengan jelas, kelak mereka bisa bekerja sama dan memperoleh keuntungan bersama, Ardika masih ada alasan apa lagi untuk menyerang mereka.Menyerang mereka tidak akan membawa keuntungan apa pun untuk Ardika."Kalau begitu, Tuan Ardika, apakah sekarang kami sudah boleh pergi?"Chiko kembali mengajukan pertanyaan sambil tersenyum.Ardika melontarkan dua kata tanpa ekspresi. "Nggak boleh.""Tuan Ardika, apa maksudmu?!"Senyuman di wajah Chiko langsung membeku, dia menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Ada apa ini?Dia sudah "menjelaskan" dengan sedemikian jelasnya, Ardika masih tidak bersedia membiarkan mereka pergi?Ardika tidak menanggapi Chiko. Dengan kedua tangan di punggungnya, dia berkata tanpa menoleh ke belakang, "Draco, kamu beri tahu dia.""Beri tahu dia, apakah aku, Ardika, berhak mewakili tim tempur Negara Nu
Karena Ardika berani melontarkan kata-kata seperti itu, itu artinya dia benar-benar sudah melakukan persiapan untuk menghabisi Tentara Bayaran Lane.Kalau tidak, Ardika tidak mungkin tampak begitu tenang, seolah-olah kemenangan sudah ada di tangannya."Ardika, kamu nggak bisa melakukan ini!"Saat ini, Olin selaku Kodam, juga berteriak dengan keras, "Mereka memasuki Negara Nusantara melalui jalur resmi.""Di antara mereka, ada yang bekerja untuk perusahaan keamanan, ada pula yang merupakan karyawan perusahaan asing, serta ada pula yang merupakan perwakilan dari berbagai organisasi yang ditempatkan di Negara Nusantara.""Kalau kamu berani menyentuh mereka, apa kamu nggak takut akan terjadi konflik luar negeri, memicu protes?!"Olin benar.Ada ratusan orang asing yang tinggal di Negara Nusantara dalam jangka panjang, mereka tidak mungkin tidak memiliki identitas legal untuk menyembunyikan identitas asli mereka. Kalau tidak, terlepas dari seberapa keras upaya mereka untuk menyembunyikan id
Aturan yang berlaku dalam internal Tentara Bayaran Lane adalah aturan tentara militer asing.Mereka hanya akan mendengar perintah dari atasan mereka.Biarpun dia adalah kepala instruktur Tentara Bayaran Lane, orang-orang ini hanya akan melaksanakan perintah dari Chiko, tidak akan mendengarkan sepatah kata pun darinya.Karena itulah, begitu Tridon melihat Chiko, dia segera mengajukan penawaran yang paling besar, mencoba untuk memikat keponakannya itu dengan keuntungan.Hanya dengan cara seperti inilah, kemungkinan besar keponakannya itu akan menyelamatkan nyawanya.Melihat Tridon yang saat ini melihatnya seperti sosok penyelamat, Chiko merasa sedikit kecewa.Pamannya yang satu ini sudah ketakutan setengah mati.Bukan lagi sosok kepala instruktur tentara militer asing yang luar biasa seperti dulu.Namun, tidak peduli Tridon berubah menjadi seperti apa, Chiko juga akan menyelamatkannya.Alasannya sederhana, Tridon bisa membantunya menguasai Keluarga Dougli dan menyerahkan relasi kemiliter