"Ardika!"Begitu mendengar suara yang familier di telinganya itu, Farlin langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara dengan senang. Saat itulah, dia melihat Ardika berjalan keluar dari kerumunan."Ternyata kamu, suami pecundang Luna itu! Berani-beraninya kamu muncul di sini dan mengacaukan segalanya!"Agnes memelototi Ardika dengan marah."Orang yang memukul istriku adalah kamu, 'kan?"Sambil berjalan menghampirinya, Ardika menatap wanita itu dengan dingin.Agnes tertawa dingin, lalu mengangkat dagunya dengan arogan dan berkata, "Benar, aku yang memukulnya, satu tamparan di kedua sisi wajahnya. Kamu nggak lihat bagaimana ekspresi sedihnya saat pergi tadi, sungguh menyedihkan ....""Plak!"Tanpa menunggu wanita sialan itu selesai berbicara, Ardika langsung melayangkan tamparan ke wajahnya."Ah!"Sambil menutupi wajahnya yang terasa seperti terbakar, Agnes yang rambutnya sudah tampak acak-acakan itu berteriak dengan suara melengking, "Berani-beraninya pecundang sepertimu memukulku!
Hanya dalam kurun waktu singkat, suara teriakan kesakitan sudah menggema di tempat itu seperti paduan suara.Tanpa butuh waktu lama, satpam-satpam itu langsung tergeletak di lantai. Sambil berguling-guling di lantai, mereka berteriak dengan menyedihkan.Suasana di tempat itu langsung hening seketika.Melihat Ardika yang berdiri di tengah-tengah tempat itu dalam kondisi baik-baik saja tanpa cedera sedikit pun, semua orang tercengang kecuali Farlin.Eh .... Apa ... apa dia adalah manusia?Dia lebih cocok disebut binatang buas yang ganas!"Eh ...."Monos juga tercengang. Biasanya, saat menghadapi orang-orang yang datang untuk membuat keributan, para anak buahnya itu sangat ganas. Bahkan hanya dengan ekspresi wajah saja, mereka sudah bisa membuat orang-orang yang datang membuat onar ketakutan.Namun, sekarang, saat berhadapan dengan Ardika, mereka malah terlihat sangat lemah seperti bocah berusia tiga tahun."Plak!"Tiba-tiba, sebuah tamparan keras bagaikan palu mendarat tepat di wajahnya.
Tepat pada saat ini, Farlin berkata, "Luna, kita nggak perlu membicarakan hal lain lagi. Grup Hatari langsung membuat sebuah kontrak saja, lalu akan kutandatangani, nggak perlu melewati pihak ketiga lagi."Kejadian penandatanganan kontrak dengan Perusahaan Investasi Mahasura tanpa sepengetahuannya telah membuatnya menjadi lebih waspada. Satu hal yang sudah dipahaminya dengan sangat jelas, yaitu dia bahkan tidak bisa memercayai muridnya sendiri.Namun, berbeda halnya dengan Ardika. Mereka pernah mengalami hidup dan mati bersama, dia telah menaruh kepercayaan absolut pada Ardika."Oke. Nikita, kamu pergi buat kontrak, nanti kita segera mencari waktu yang tepat untuk mengumumkan hal ini."Luna juga tidak basa-basi lagi, dia segera menginstruksikan Nikita untuk membuat kontrak.Kalau masalah ini dibiarkan terus berkelanjutan, kerugian yang dialami oleh Grup Hatari akan makin besar.Tepat pada saat Farlin menandatangani kontrak dengan Grup Hatari, di Perusahaan Investasi Mahasura, Amir juga
"Tuan Julman, sekarang Bu Luna sedang ada urusan. Kalau Tuan ingin menemui Bu Luna, harap tunggu dulu."Karyawan yang bertugas di resepsionis lantai bawah memberi jawaban seperti itu pada Julman.Julman berkata dengan marah, "Berani-beraninya dia berlagak hebat di hadapanku! Apa kalian nggak memberitahunya aku adalah Julman, murid Pak Farlin! Kalau Grup Hatari ingin bekerja sama dengan Pak Farlin, harus melewatiku terlebih dahulu!"Resepsionis menyunggingkan seulas senyum profesional dan berkata, "Tuan Julman, Pak Farlin juga sudah mengatakan bahwa dia nggak punya murid sepertimu.""Omong kosong!"Julman sama sekali tidak percaya Farlin akan mengucapkan kata-kata seperti itu.Dia masih bersikeras beranggapan bahwa Farlin sudah dikelabui oleh Ardika sekeluarga. Dia langsung memukul meja resepsionis, lalu berteriak dengan marah, "Beri tahu Luna untuk serahkan guruku sekarang juga! Kalau nggak, aku akan melaporkan Grup Hatari atas tuduhan penculikan terhadap guruku. Apa kalian tahu apa ko
Julman tidak terima laporannya ditanggapi seperti ini.Tanpa butuh waktu lama, dia teringat akan kasus lainnya yang juga bisa dilaporkan ke pihak kepolisian."Kalau begitu, aku mau melaporkan Ardika, suami Luna, presdir Grup Hatari telah melakukan pemukulan, sampai-sampai Agnes, asisten direktur eksekutif Perusahaan Investasi Mahasura masuk ke rumah sakit!""Oke, kami akan memastikan sebentar. Kalau kasus ini benar-benar ada, kami akan segera menanganinya."Setelah panggilan telepon terputus, Julman menunggu pihak kepolisian untuk mengirimkan anggotanya datang mencari Ardika. Saat itu tiba, dia bisa menjemput gurunya dan membawa gurunya pulang untuk menandatangani kontrak.Namun, tak lama kemudian, dia malah menerima panggilan telepon dari Amir."Dasar pecundang! Siapa yang menyuruhmu lapor polisi? Apa kamu takut nggak ada orang yang tahu Ardika telah membawa pergi Pak Farlin dariku? Apa kamu merasa hal ini nggak cukup memalukan?""Selain itu, apa kamu nggak tahu? Ardika si pecundang i
Suasana di depan pintu gedung Grup Hatari sangat padat.Wartawan dari ratusan perusahaan media besar maupun kecil mengerumuni tempat tersebut.Para satpam Grup Hatari yang merupakan prajurit yang sudah pensiun dari medan perang itu buru-buru membentuk sebuah barisan untuk berjaga di depan pintu. Kalau tidak, para wartawan itu bisa saja langsung menerobos masuk ke dalam gedung."Kami persilakan Luna, presdir Grup Hatari untuk menerima wawancara dari kami!""Suami Bu Luna telah memukul Teodor yang merupakan seorang selebritis internet, sampai-sampai Teodor masuk ke rumah sakit. Apa benar ada kejadian seperti ini?""Apa Vila Bistani benar-benar membantu para tamu vila untuk menghubungi wanita-wanita penghibur ...."Satu per satu dari karyawan Grup Hatari yang keluar untuk menjaga ketertiban dibombardir dengan pertanyaan.Para karyawan memilih untuk tetap diam."Mengapa kalian nggak berani menjawab pertanyaan kami? Apa para petinggi Grup Hatari telah memerintahkan kalian untuk tutup mulut?
Begitu mendengar laporan dari karyawan tersebut, suasana di dalam ruangan yang tadinya penuh dengan sorakan gembira langsung berubah menjadi hening seketika.Luna buru-buru berjalan ke arah jendela dan membuka jendela. Seperti membuka keran air, begitu jendela dibuka, suara teriakan para awak media di lantai bawah bahkan bisa terdengar hingga lantai setinggi ini."Tiba-tiba saja wartawan dari ratusan perusahaan media datang pada saat bersamaan, ini adalah hal yang nggak wajar, pasti ada dalang di balik semua ini!""Julman benar-benar berbicara omong kosong! Jelas-jelas Pak Farlin sendiri yang bersedia datang ke sini, mengapa dia malah mengatakan Pak Farlin diculik dan ditahan di dalam gedung perusahaan? Jelas-jelas dia sedang menuduh kita yang nggak benar!""Ada orang yang ingin menghancurkan Grup Hatari!"Ekspresi marah sekaligus panik tampak jelas di wajah Nikita dan para petinggi perusahaan lainnya.Baik dalang di balik semua ini maupun Julman jelas-jelas berniat untuk mendorong Gru
"Orang itu adalah Pak Farlin!""Pak Farlin sudah muncul!"Begitu mendengar suara lantang lansia itu, orang-orang yang berkerumun di tempat itu kembali gempar.Saking bersemangatnya, para wartawan bergegas menghampiri Farlin.Julman yang tadinya masih menjadi sorotan semua orang, kini sudah didorong, bahkan sampai-sampai sudah tidak kelihatan lagi di antara kerumunan orang itu."Pak Farlin, murid Bapak mengatakan Bapak diculik oleh Grup Hatari, apakah itu benar?"Farlin memelototi wartawan yang mengajukan pertanyaan itu padanya, lalu berkata, "Kalau aku benar-benar diculik, apa aku masih bisa berdiri di sini menerima wawancara kalian? Apa indra penglihatanmu kurang baik? Bagaimana kalau aku menghubungi beberapa teman lamaku untuk mengobati matamu?!""Lalu, kalian semua, tolong jangan selalu berpikiran untuk mendapatkan berita yang menggemparkan dan mengabaikan hati nurani kalian!"Dengan sorot mata penuh amarah, lansia itu langsung memarahi para wartawan tersebut.Sama seperti Ardika, d
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika
Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he
"Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b